Go Die!

A Guy Who Doesn't Have Name (INDO FANFICT)

"Dor!"

Suara peluru yang keluar menuju badan sang korban kini terdengar disegala sisi dari jalan sepi tersebut. Senyuman kemenangan kini terhias di wajah tampan namja tersebut. Namja yang tidak mempunyai nama.

Kini tangannya dengan lincah mengetik sesuatu dan segera mengangkat ponselnya ke dekat telinganya. "Tugasku sudah selesai. Kuharap anda sebagai tuan yang memiliki 'image' yang baik tidak tercoreng karena omonganmu yang tidak sesuai dengan perjanjian kita." Namja itu dengan lancar mematikan ponselnya setelah mengatakan sepatah kata tersebut.

Langkah kakinya sekarang sedang menuju ke club favoritnya dan bersiap-siap mendengar alunan musik yang menenangkan hatinya. Matanya kini mencari tempat yang nyaman untuk dirinya. Yeoja-yeoja yang 'kehausan' di sana sudah mendapatkan target baru sambil senyum menggoda menatap namja yang tidak memiliki nama yang rupawan.

 Tetapi, setelah melihat yang datang adalah namja yang tidak akan memberikan kepuasan kepada mereka, beberapa dari mereka hanya menatap pasrah sambil bermain ponselnya dengan santai. Namun tidak pada salah satu yeoja yang tidak kelihatan 'murahan'nya.

Yeoja itu kini dengan rasa kepercayaan dirinya menuju dimana namja tersebut berada. Beberapa dari mereka menatap yeoja tersebut dengan tatapan -aku-sudah-dapat-menebak-apa-yang-akan-terjadi-selanjutnya-jika-tidak-menangis-maka-aku-akan-membayar-dengan-tubuhku-yang-seksi-ini-. Namja tersebut kini menatap yeoja tersebut dengan tatapan –kau-benar-benar-murahan- walaupun dalam hatinya tidak sesuai dengan tatapan tersebut.

Yeoja itu kini datang ke sisi namja tersebut dan mengatakan,”Butuh belaian,hmm? Bocah tak tahu tempat” disertai dengan tatapan sinisnya kepada orang yang salah. Orang-orang yang disekitar sana terbelalak kaget dengan kata-kata yeoja tersebut.

Namja tersebut membalas lagi,”yeoja murahan, tolong tarik kata-katamu atau aku yang menarik nyawamu agar sampai di tanganku, hmm?”

“Bocah sepertimu tidak mungkin berani mencabut nyawaku.” Yeoja itu-ByunBaekHee- menjawab tanpa ada keraguan sedikitpun. Orang-orang disekitarnya berbisik dan tanpa Baek Hee sadari, namja tersebut kini mengeluarkan senjata handalannya dan bersiap-siap mengeluarkan peluru dari senjata tersebut.

Sontak, orang yang berbisik disekitarnya berteriak ketakutan, bahkan Baekhee sendiri terkejut dan dengan terburu-buru dia segera keluar dari club tersebut. Namja tersebut kini mengeluarkan smirk yang membuat orang yang tidak mengenalnya akan memuja ketampanan tersebut.

Keesokkan harinya, namja tersebut kembali dengan aktivitasnya sehari-hari. Namja tersebut bangun saat subuh hari dan menuju ke rumah sederhana yang tidak jauh dari rumahnya yang terbilang errr sangat berantakan.

“Hei, Se Hoon, tumben hari ini kau kelihatan sedikit lesuh? Biasanya kau bakal semangat sampai disini tepatnya saat melihat bebek-bebekku yang imut ini, hahaha” Kata Kim Jong Dae si pemilik rumah sederhana ini sekaligus berprofesi sebagai peternak sapi dan bebek.

“Gapapa kok, hyeong. Hanya saja kemarin terlalu banyak tugas yang menuntutku begadang.” Kata namja tersebut dengan lesu.

Jong Dae kini hanya membulatkan mulutnya yang menandakan bahwa dia mengerti. Namja tersebut, meninggalkan rumah tersebut dan membawa susu-susu sapi yang siap untuk dikirim ke setiap rumah.

Setelah dia selesai mengirim susu-susu tersebut, Se Hoon pergi ke sekolah dengan wajahnya yang dingin. Seperti biasa, yeoja-yeoja yang memuja Se Hoon menunggunya di kantin yang notebanenya menjadi jalan pintas untuk menuju ke ruang kelasnya.

Sesampai di ruang kelasnya, di mejanya terdapat banyak makanan, surat-surat yang berasal dari fans-fansnya. Namun, ada yang janggal di antara surat tersebut.

Surat tersebut memiliki warna coklat muda yang lembut dan didalam tersebut berisikan:

To: Bad Boy
From: H
Temukan aku di tempat XXX pada jam XXX hari ini juga. Tidak ada kata terlambat. Jika terlambat, aku akan mengirimkanmu ke tempat yang seharusnya kau pergi.

Se Hoon yang membacanya hanya berekspresi datar. Tiba-tiba terlintas dalam batinnya,‘Tumben ada yang berani mengancamku, atau mungkin dia..’

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet