1. (SeLu)

Sehun drabble/ficlet Collection
Please log in to read the full chapter

Title: Golden Snow
Pairing: SeLu
Genre: Fantasy, Romance, Slight!Angst
Length: Ficlet/One shot? (1,244 words)
Warning(s): Minor characters death 

A/N: Ini juga diikutsertakan di ❅❄❆Kontes menulis GOLDEN SNOW❆❄❅ (prompt no.3 Cerita fantasi tentang Golden Snow)

 

 

 

 

Sehun melepas kaca mata bacanya dan menyeruput kopi luwak panasnya perlahan. Wajahnya datar seperti biasa, namun tangannya yang memijat ujung hidungnya memperlihatkan kelelahannya. Dan tumpukan berkas-berkas dihadapannya tidak membantu sama sekali.

Ia rasakan tepukan pelan di bahunya dan menengokan kepalanya pada suara yang memanggilnya, "Sehun, kau harus pulang sekarang." Ucap Chanyeol dengan wajah yang sangat kontras dengannya, tersenyum cerah.

Sehun hanya menaikan sebelah alis matanya, memberikan pertanyaan pada pemilik cafee yang sedang ia kunjungi menggunakan bahasa tubuh. Chanyeol yang sering berhadapan dengan si-bisu-Sehun --bukan karena dia benar bisu, tapi karena Sehun jarang sekali berbicara, dan berhasil memperoleh predikat itu semenjak sekolah dasar-- langsung menjawabnya seolah membaca pikirannya.

"Salju turun sangat lebat, kau akan terjebak disini jika tidak cepat pulang," ibu jarinya yang besar menunjuk kebelakang, kearah kosongnya cafee, "Kita juga akan segera tutup."

Saat ucapan salju terucap dari mulutnya, Sehun segera mengahlihkan pandangannya pada jendela. Senyuman pahit melintas hanya sekejap dibibirnya yang bahkan tidak bisa tertangkap mata Chanyeol.

Sehun tidak menjawabnya, melainkan membereskan tumpukan pekerjaannya, memberi petunjuk pada Chanyeol bahwa dia akan segera pulang. Chanyeol tersenyum dan menepuk pelan ujung kepala Sehun.

"Hati- hati dijalan!"

 

---

 

Sehun berayun, menembus dinginnya malam bersalju. Butir-butir salju menerpa wajahnya yang langsung meleleh karena sisa-sisa hangat tubuhnya. Di cuaca -5 Celcius ini Sehun masih memakai wajah datarnya. Mukanya yang memucat, dan bibirnya yang membiru saja yang menandakan bahwa pria itu hampir beku kedinginan. 

Tidak ada ekspresi diwajahnya. Tapi hatinya menangis hebat, mengenang masa lalu.

Masa lalu yang bersalju.

Masa lalu yang diawali senyuman hingga diakhiri tangisan.

Sangat ingin melupakannya, sungguh. Tapi kakinya dengan otomatis berjalan ke tempat bermain ini setiap kali salju turun. Dengan otomatis dia duduk di ayunan ini. Ayunan berwarna merah yang sudah berkarat, disisi paling ujung deretan ayunan-ayunan yang ada.

Dan dengan otomatis pula hatinya bererupsi tangisan dari kenangan-kenangan lalu.

Ia ingat sekali saat dua sosok dewasa yang sangat ia kagumi membawanya kemari, ia akan bersahut gembira dan berlari menuju ayunan ini. Wajah Ayahnya yang terkekeh sembari bergumam "Kau sudah dewasa, Sehun," tapi tetap berjalan kebelakangnya dan mendorong ayunan itu dengan senang hati. Ibunya yang menggendong adiknya berjalan ke kotak pasir. Dan membantunya membuat istana pasir. Sesekali juga dia menoleh kepadanya, memastikan anak tertuanya juga menikmati waktunya.

Saat ayunan itu sudah mulai tinggi berayun, Tuan Oh berjalan meng

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BlueHeartStarlight
#1
Chapter 1: It's a meaningful story.
Short but also a good one.
Good luck for the contests! :D
Update soon~ ♡