"Hyung, neo eodiya?" Kukelilingi setiap sudut apartemennya.

'Hah,kemana simba satu itu'

Sambil menunggunya aku beberes apartemen karena lumayan berantakan setelah kami tinggal, ya kami, aku dan dia hidup disini, diapartemen ini, ssst ini rahasia tau.

"Kyu" aku mendengar suaranya pulang dari kamar mandi

"Ya hyung, aku habis mandi, hyung darimana? Laundry sudah menumpuk, bilanglah ke bibi untuk mengambilnya"

"Ya kyu, jangan terlalu cerewet kau tak mau kumakan sekarang bukan, dan kenapa kau mandi ditengah udara sedingin ini?"

"Aku berkeringat membersihkan apartemen ini, melelahkan, dan kau tak pulang-pulang" tanpa sadar kupoutkan bibirku

Dia menciumku sekilas lalu berkata,"kan sudah kubilang tak usah repot jika itu hanya akan membuatmu sakit, dan aku dari kedai kopi depan menyesap sedikit americano tadi hehe sampai lupa waktu mianhae kyu" dia menyentil hidungku

Tak lama kamipun menyantap makan malah khas natal yang dia siapkan untukku, kalian tau bukan aku bisa menghancurkan dapurnya jika aku yang turun tangan, dan berujung aku kebagian mengurus piring-piring kotor ini.

"Natal ini kau mau kemana hyung?"

"Tak ada, hyungdeul mau kemana?"

"Entah kulihat dari kkt tak ada acara special, tak tau kalau nanti ada acara dadakan buatan fishy hyung"

Akhirnya selesai juga.. Mencuci piringnya

"Sini"

Kuselipkan tubuhku diantara kungkungan tubuhnya.

"Kyu"

"Hmm"

"Apa yang kau inginkah didunia ini kyu?"

"Tidak ada"jawabku cuek sambil kkt dengan hyungdeul

"Benarkah tidak ada?

"Heem"

Kemudian hening mendera, kami menikmati kehangatan tubuh yang menguar karena kami berpelukan,dan lagi kami ngobrol dengan hyungdeul tentang pesta natal yang ternyata memang mendadak ini.

"Kau tak ingin bertanya apapun padaku kyu?"

Aku seketika terdiam dan menoleh padanya dan bangkit dari dudukku untuk mengambil hot choco yang tadi dibuatnya untukku.

"Kenapa hyung tidak pernah lagi memanggilku baby?"

Aku tau dia shock mendengar pertanyaanku, buktinya dia menjatuhkan apple 5snya ke pangkuannya.

Aku duduk dihadapannya menunggu jawabannya.

"Mian" hanya satu kata yangg terucap dari bibirnya

"Aku tau hyung dan jangan teruskan lagi apapun alasannya" aku menghela nafas dan melanjutkan "lalu hadiah apa yang hyung berikan padaku tahun ini"

Kulihat dia menunduk dan berkata "maaf"

"Hahaha, hyung bohong pasti ada kan, kenapa selalu seperti ini hyung, hyung bosan denganku?" Tanpa sadar wajahku dan dia mengeras.

"Tidak"

"Haha, tidak pernah jujur maksud hyung"

Dia menciumku mungkin untuk membuatku diam dan tak melanjutkan tawa garingku

"Kau selalu begitu Kyu" ucapnya

Aku beranjak ke kamar mengambil hadiah untuknya.

Sebuah kotak merah.

"Apa isinya kyu?

"Bukalah"

Sebuah syal hitam panjang, kupikir terlihat cocok untuknya dimusim dingin yang jahat -jahat untukku juga- ini.

Dia menciumku dan sedikit menyesap bibirku, cukup lama, dan tak pernah kulupa manisnya ciumannya sehambar apapun sikapnya terhadapku.

"Jika waktu kecelakaan itu aku tak selamat mungkin aku akan bahagia hyung" kulanjutkan pertanyaanku selesai ciuman panas 3 menit kami.

Dia terkejut "kenapa kau berkata demikian kyu?"

"Karena ujung dari perasaanku ini pasti akan menyakitkan, kendala dari kita dan kita tak perlu menjawabnya hyung"

Jawabku sambil keluar pintu

"Ayo hyung kita ditunggu hyungdeul"

Tak ada obrolan lainnya sampai kami mengadakan chrismast party dengan hyungdeul. Sampai hari natal yang khidmat ini berakhir.

-Kebosanan ini yang membuatmu tak bergerak maju. Aku mau maju bersamamu. Menghadapi semuanya bersamamu. Tapi jika kau tak pernah siap bangun dari segala kebosananmu. Jangan sesali jika suatu hari nanti aku yang beranjak pergi dari kebosanan ini-