The Things She Doesn't Know

THE THINGS SHE DOESN’T KNOW

Hana pikir ia tahu segalanya tentang Taehyung. Tapi ternyata.. ia tidak

Pagi itu Taehyung berteriak-teriak seperti orang gila di depan rumah Hana. Bahkan suaranya mampu membangunkan anak anjing tetangga sebelah. “Hanaaaaa. Jung Hanaaa ayo berangkat sekolah! Cepatlaaaaaah! Hari ini ada ulangan fisika jam pertama. Kau harus mengajariku sebelum masuuuuk!”  Dengan roti bakar yang masih digigitnya, Hana keluar rumah dan melempari  Taehyung dengan tempat pensilnya. Untung saja tempat pensil Hana terbuat dari kain. Kalau dari kayu entah bagaimana nasib Taehyung.

“Bisa kah kau diam! Kau mengganggu orang sekitar, bodoh!”  balas Hana dengan suara yang dipelankan. Dengan tergesa-gesa ia memakai sepatunya dan menghampiri Taehyung di depan pagar. “Ibu aku berangkaaaat,” pamitnya. Tanpa berpikir panjang ia langsung menarik tangan Taehyung untuk menjauh dari rumahnya.

Hana dan Taehyung sudah kenal dekat dari mereka masih di bangku taman kanak-kanak. Sudah tidak heran lagi jika mereka berlaku seenaknya satu sama lain. Bahkan tak jarang mereka bertengkar hanya karena masalah kecil. Tapi tidak lebih dari tiga jam mereka akan baikan. Cepat sekali bukan?

Kini mereka sedang berkutat dengan soal fisika yang bisa dikatakan lumayan mudah menurut Hana. Tapi bagaimana menurut Taehyung? Laki-laki tersebut sekarang sedang mengacak-acak rambutnya frustasi karena tidak satu soal pun yang bisa ia kerjakan.  

Saat mereka sampai sekolah, bel berbunyi. Sehingga Taehyung tidak sempat diajarkan materi yang akan diujikan. Karena itu, Taehyung mengalami kesulitan dalam menjawab soal. Sebenarnya itu adalah salahnya karena ia keasyikan menonton drama semalam dan lupa belajar. Tapi masalah utamanya adalah karena ia sangat bodoh dalam pelajaran fisika.

“Apa? Menertawaiku? Jahat sekali kau tidak memberi contekan padaku. Kau kan berjanji membantuku.” Hana terkekeh mendengar ucapan Taehyung. “Aku kan tidak bilang akan memberi contekan padamu. Aku hanya bilang akan membantumu.” Taehyung memutar bangkunya ke samping menghadap Hana yang duduk disebelah kirinya.

“Kalau aku remedial, kau harus mentraktirku di kantin seminggu penuh!” Hana melongo mendengarnya dan langsung memukul kepala Taehyung. “Enak saja katamu! Itu salah mu sendiri tidak belajar. Aku kan sudah mengingatkanmu semalam!” Hana bangkit dari kursinya dan meninggalkan Taehyung yang masih mengusap-usap kepalanya. “Seenaknya sekali dia memukul kepalaku. Dia pikir kepalaku samsak.”

                                                                                                     ***

Seminggu sudah berlalu dan hasil ulangan kemarin belum dibagikan. Tiba-tiba guru fisika mereka mengatakan bahwa besok akan diadakan ulangan lagi. “Apa?? Ulangan lagi? Hasil ulangan kemarin saja belum dibagikan dan sekarang dia bilang besok akan diadakan ulangan lagi?” teriak Taehyung seperti orang yang sedang terkena bencana hebat. Dan itu membuat teman-teman sekelasnya menatapnya dengan tatapan please Taehyung kau berlebihan.

Seisi kelas ini sudah tahu tingkah Taehyung yang memang tingkat keanehannya sudah melewati batas. Jadi mereka tidak menganggap pusing teriakan Taehyung barusan.

“Kau berlebihan sekali, Taehyung,” komentar Jimin, teman dekatnya.“Apa kau tidak mendengarnya? Dia berkata bahwa besok akan diadakan ulangan bab terbaru! Kenapa dia hobi sekali sih mengadakan ulangan. Guru yang lain saja jarang mengadakan ulangan. Haaah Aku harus bagaimana Jimiiiiin?!!” Taehyung menatap Jimin dengan wajah yang minta dikasihani.

Jimin membalas tatapannya dengan malas. “Kau tinggal pelajari bab ini dan selesai,” ujar Jimin sambil menunjuk bab yang akan diujikan.

Hana yang melihat adegan tersebut tertawa keras.  Beruntung sekali saat itu sedang istirahat. Entah bagaimana jadinya jika dia tertawa sekeras itu ketika jam pelajaran berlangsung. “Ternyata kau bukan hanya malas ya Taehyung. Kau juga bodoh,” ucapnya di sela-sela tawanya.

“Hei Jung Hana! Aku ini pintar, hanya sedikit malas. Ya sedikit malas. Kalau aku belajar dengan sungguh-sungguh, aku bisa saja mengalahkan Hoseok. Asal tidak untuk pelajaran Fisika saja.” Hoseok adalah orang yang menjabat peringkat satu di kelas mereka dan termasuk ke dalam jejeran siswa favorit semua guru.

“Ya ya ya terserah kau saja. Tapi ingat jangan meminta bantuanku untuk mengajarimu fisika.” Hana memasang wajah sombongnya. Ia menantang Taehyung. “O..Oke. Kalau aku bisa mengalahkan Hoseok di ulangan fisika besok, kau harus menuruti permintaanku.” “Tidak masalah. Tapi kalau nilaimu di bawah Hoseok, kau harus membelikanku album terbaru Kim Seokjin. Deal?” Dengan tingkat kesombongan setinggi langit itu Taehyung menerima tantangan Hana. “Deal.”

                                                                                                ***

Malam ini Taehyung tidur  larut malam karena belajar fisika untuk ulangan besok. Dia benar-benar bertekad untuk mengalahkan Hoseok.

Sebenarnya tidak masalah jika ia harus membelikan Hana album itu. Tapi ini soal harga dirinya. Dia tidak mau terlihat bodoh lagi di depan gadis yang disukainya. Ia ingin terlihat pintar kali ini. Tapi.. tunggu.. gadis yang disukainya? Ya, Taehyung sebenarnya sudah menyukai Hana sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Hanya saja dia tidak mau mengakuinya.

Sementara itu Hana sedang melamun. Menatap langit-langit kamarnya dengan mata berbinar. Entah apa yang dipikirkannya hingga ia seperti itu. “Hahaha aku tidak perlu mengeluarkan tabunganku untuk membeli albummu, Kim Seokjin.” Ah ternyata ia sedang memikirkan album terbaru Kim Seokjin. Jika Taehyung mendengarnya, ia pasti kecewa.

                                                                                                     ***

Ulangan akhirnya selesai. Semua murid langsung keluar kelas dan menyerbu kantin. Kecuali Taehyung yang saat ini masih duduk di bangkunya dengan wajah ditekuk. “Kenapa fisika itu menyebalkan sekali sih? Kenapa kau susah sekali, hah? Aku sudah mempelajarimu semalaman tapi tetap saja aku tidak bisa. Aku benci padamu,” kata Taehyung kepada buku fisikanya, lalu dengan kesal ia lempar buku itu ke atas meja. Jika ada orang yang melihat Taehyung seperti ini dia pasti akan berpikir kalau Taehyung gila.

Masih asyik dengan kegiatan melamunnya. Tiba-tiba Hana menepuk pundaknya keras. “Hahaha ku rasa aku akan mendapat album terbaru Kim Seokjin dengan cuma-cuma.” Taehyung melirik Hana malas. “Hasilnya kan belum keluar. Darimana kau tahu kalau nilaiku di bawah nilai Hoseok?” Taehyung kesal juga mendengar perkataan Hana yang seolah-olah kalau nilainya  tidak bisa mengalahkan nilai Hoseok. “Hei Kim Taehyung. Satu sekolah ini pun tahu kalau kau tidak pandai fisika.” Hana tertawa puas sekali sampai-sampai Taehyung  melongo dibuatnya.

                                                                                                ***

Lagi. Ulangannya lagi-lagi tidak ada yang tuntas. Taehyung menatap dua kertas ulangannya secara bergantian. Di kertas ulangannya yang pertama tidak ada nilai sama sekali. Hanya dipenuhi dengan tanda silang dan gambar wajah sedang tersenyum. “Sial. Dia meledekku?” gumamnya sambil menatap sinis guru fisikanya yang sedang membagikan hasil ulangan yang lain. Sementara di kertas ulangannya yang kedua. Tertera angka lima dengan ukuran yang cukup besar. Dengan kesal ia memasukkan kertas ulangan itu ke map miliknya.

 “Bagaimana Taehyung? Jadi, kau akan membelikanku album itu kan? Omongan laki-laki harus dipegang loh!” kata Hana sambil mengedipkan sebelah matanya ke Taehyung. Kalau boleh jujur Taehyung menyukai itu. “Iya iya. Tanpa kau ingatkan juga aku akan membelikannya untukmu.” “Baguslah kalau begitu. Yeaaay! Aku menyayangimu Kim Taehyung!”

Taehyung terdiam. Ia terlalu terkejut mendengar ucapan Hana barusan. Dia tidak salah dengar, kan? Hana bilang kalau ia menyayangi Taehyung. Oh sungguh beruntungnya kau Kim Taehyung.

                                                                                                ***

Hana sudah tahu kalau Taehyung akan remedial lagi di ulangan ini. Bahkan ia sangat yakin. Hana tahu segalanya tentang Taehyung. Sampai hal-hal kecil seperti Taehyung yang bodoh dalam pelajaran fisika. Ya itu menurutnya. Sampai akhirnya dia menyadari kalau dia belum mengetahui tentang Taehyung sepenuhnya.

Sore itu di perjalanan pulang, Taehyung memberikan album yang dijanjikannya pada Hana. “Ini album yang kau minta.” Mata Hana langsung melebar melihatnya. Dengan cekatan ia mengambilnya dari Taehyung. “Terima kasih Kim Taehyung. Ah kau memang yang terbaik!” Muncul semburat merah di kedua pipi Taehyung, tapi dengan sok kerennya ia hanya mengangguk dan mengeluarkan senyum manisnya. Namun sayang tidak dilihat oleh Hana karena gadis itu sudah sibuk dengan benda pemberiannya.

“Kenapa harus dibungkus sih? Seperti hadiah ulang tahun saja,” ucapnya dengan tangan yang siap untuk merobek bungkusnya. “Jangan! Jangan dibuka disini! Kau buka saja di rumah.” Tidak bisa dibayangkan betapa gugupnya Taehyung sekarang. “Memang ada apa?” “Ada kejutan di dalamnya. Jadi, bukanya di rumah saja.” Hana menatapnya heran tapi tetap menuruti perkataan Taehyung.

Hana tidak menyangka kalau Taehyung bisa menjadi pemalu. Di dalam bungkus album itu ternyata ada kertas kecil yang berisikan hex code. Beruntung Hana cukup pintar untuk mengetahuinya. Setelah menemukan kertas itu, ia langsung mencari arti dari hex code itu di internet.

Hana sungguh tidak sabar untuk ke sekolah besok. Lebih tepatnya ia sudah tidak sabar untuk bertemu Taehyung.

                                                                                                ***

Taehyung sengaja berangkat lebih pagi dan tidak bersama Hana. Ia belum siap untuk bertemu Hana. Oh ternyata Kim Taehyung yang terkenal kegilaan dan kebodohannya itu masih punya malu juga.

Tidak disangka-sangka ternyata Hana sampai terlebih dulu. Kondisi kelas masih sepi. Hanya ada Taehyung dan Hana di sana. Dengan menahan rasa gugupnya, Taehyung berjalan menuju bangkunya yang bersebelahan dengan Hana.

“Aku mau,” ujar Hana tiba-tiba. Taehyung terkejut mendengarnya. Ia menolehkan wajahnya menghadap Hana memasang tampang polosnya. “Iya, aku mau.” Taehyung masih terdiam, entah karena tidak mengerti maksud Hana atau ia begitu terkejut mendengarnya.

“Aku juga menyukaimu Taehyung. Aku mau berpacaran denganmu.” Hana memberikan senyum terbaiknya ke Taehyung. “Kau serius?” Gadis itu mengangguk, senyum belum hilang dari wajahnya. Taehyung tersenyum sangat lebar sampai ia harus menutup bibirnya dengan telapak tangannya.

“Hana-ya, aku berjanji diulangan-ulangan yang akan datang aku akan mengalahkan Hoseok! Pegang janjiku!” Hana terkekeh mendengarnya. “Berlaku untuk fisika juga ya?”  Taehyung mengangguk. “Asal kau ajari aku ya!”

Hana pikir Taehyung adalah orang yang selamanya akan bertingkah bodoh, yang tidak tahu malu, yang tidak pernah serius, dan yang tidak mengerti cinta. Tapi nyatanya …  ia salah.

 

 

4A756E672048616E6120616B75206D656E79756B61696D75

4D6175206B6168206B6175206265727061636172616E2064656E67616E6B753F

 

Jung Hana aku menyukaimu

Mau kah kau berpacaran denganku?

 

-END-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet