Oh, itu yang dia lakuin.
Omelan tentang Semua Hal Payah di Ceritamu'Show dont tell.'
Kalo kalian pernah denger kata-kata di atas, mungkin kalian bakal tau apa yang mau kubicarain nanti. Nggak? yah, biar aku jelasin menurut sudut pandangku.
menurutku, kamu bakal mbaca cerita kalo kamu ngrasa ke-connect sama ceritanya. mungkin sama kayak yang kubahas di mary and gary sue. dan menurutku, readers bakal lebih suka kalo dia bisa nebak-nebak apa isi cerita dan tau ide apa yang bakal author keluarin di chapter selanjutnya, tau tentang kemungkinan-kemungkinan apa yang bakal terjadi di chapter 2 itu. ato nebak gimana ceritanya bakal berakhir.
ah, mungkin ini bakal agak melenceng dari topik. tapi aku yakin kalian pernah denger kata-kata orang ngomong- 'dont judge me'
dont judge? to be brutally honest, aku pikir semua orang nge-judge. jadi apa? kamu mau mberhentiin orang-orang buat nge-judge kamu sementara orang itu dari dalam udah ngejudge sendiri secara unsconcious? (kecuali kamu penyihir yang bisa ngutuk seseorang buat nggak ngeluarin opini, ato nggak nge-judge sama sekali. jangan tho, kalo kutukanmu kena aku rant ini gak bakal bisa terus berlanjut)
oke, back to the topic, jadi kupikir, setiap orang bakal nge-judge. readers bakal nge-judge Tittle dari ceritamu, dan Forewordmu, mutusin kayak gimana ceritanya, sesuai kesukaannya ato nggak, lalu nge-judge juga, ato memperkirain sesuatu tentang isi dari ceritamu.
contoh, liat judul ini : 'Black Bullets'
sekarang? apa yang kalian pikir bakal terjadi di cerita berjudul ini? geng pake senjata pistol yang bakal nembakin black bullet? genre? action? kalo ita judgmentku sama judgment mu sama. /tos. ato kalo hampir sama kayak itu ya udah.
tapi kalo kamu nge-expect cerita ini ber-genre action, tapi ternyata cerita black bullet ini genrenya romcom. tentang cowok yang jual peluru-peluru buat ngasih kado valentine ke ceweknya. (haha, tanggal berapa sekarang? e u e ) lalu apa reaksi kalian? personally, aku bakal agak kecewa kalo ternyata ceritanya gak sesuai sama yang aku perkirakan. dan bakal back away. kecuali kalo author ini gaya nulisnya bagus banget, okesip no back away then.
-
dan inilah akhirnya point dari nge-judge ini. (aku mbulet tapi bear with me juseyo orz) orang-orang bakal lebih suka memprediksi daripada diberitau langsung. kamu percaya sama penilaianku. kamu punya pendapatmu sendiri.
dan ini nge-apply ke teknik 'show dont tell'
'telling' ini yang disebut mberitau langsung, tanpa mbiarin reader nge-judge dulu dan memprediksi jalan ceritanya, si author ini langsung nulis beberapa kalimat pendek karena males. plis. kita semua males tapi apa susahnya mbuat usaha biar ceritamu di enjoy banyak orang?
contoh dari telling : 'Ka-im adalah anak yang ceroboh.'
si author ini langsung bilang kalo karakternya ini ceroboh. uhm. oke. apa menurutmu kamu bakal langsung yakin? tanpa bukti gitu aja? iya. yakin sih yakin. karna ini eirta authornya, tapi lebih nge-enjoy? mungkin contoh dia atas bakal kamu temuin di buku anak kecil. tapi ayolah! apa aff ini situs buat anak kecil? huh? huh?
contoh dari showing: 'Pandangan Ka-im selalu tidak fokus. Sementara pikirannya memikirkan hal-hal lain, tentang kemungkinan adanya unicorn di gua atas yang ada jauh 15 km dari gubuk kecilnya, atau rencana untuk mengerjai Sehun lagi dengan memberinya cacing ke dalam dompetnya (yang secara tidak sengaja tertinggal di rumah gadis ini dan sekarang ada di sebelah gadis ini sekarang) dan harusnya, harusnya, Kaim fokus pada saat-saat seperti ini karna demi apa, dia sedang berjalan. Membawa piring kaca sementara pikirannya entah dimana.
Tumitnya tersandung oleh ubin (yang bahkan, aku bersumpah, tidak ada apa-apa di ubin itu.) atau, ia salah melangkah sehingga realita menampar di mukanya begitu juga dengan lantai keras yang menampar tubuhnya saat ia jatuh ke depan dan bunyi 'jedug' keras dari dagunya.
Suara pecahan terdengar dan itu, tentu saja dari piring kaca yang sudah lepas dari pegangannya dan sekarang tidak tersatu lagi, pecaha-pecahannya berserakan dengan berbahaya di depannya. Menggigit bibir, Ka-Im berharap Yixing masih tertidur di kamar atas.'
Aku nggak tau bener gimana anak ceroboh mikir. Tapi seenggaknya gitulah contohnya, kamu mungkin bakal nge-judge kalo Ka-im bukan karakter yang sering berhati-hati. Dan itu, jauh lebih baik dibaca daripada contoh pertama orz.
Jadi seenggaknya gitulah intinya, daripada mberitau langsung ke reader kalo karaktermu seperti ini dan evennya kayak gini. Tunjukkin ke reader gimana karakter cerobohmu itu berlaku, buat beberapa masalah di cerita yang disebabkan oleh dia. dan buat reader figure out sendiri apa sifat dari karaktermu.
Tapi di beberapa momen, ada momen dimana kamu butuh make teknik 'telling' daripada 'showing' di semua bagian di cerita. pake teknik 'telling' di bagian yang gak terlalu penting ato mbosenin di cerita. Detailnya? kita tunggu di chapter selanjutnya--
=====================================
orz. aku kembali lagi. dan aku harap ini nggak terlalu mbulet karna-- entahlah. aku harusnya belajar buat sertifikasi sekarang tapi asdffghjjkl. dan funny fact, Ka-Im pertamanya kutulis 'Kai' tapi aku kasihan sama beberapa fans dari Kai nanti lol. maafkan aku. dan oh, quick rant, aku liat dari fic di facebook, dimana ada author nya nulis kalo karakternya mbentak si antagonis dengan lembut. like wtf. gimana cara kamu mbentak dengan lembut? aku udah nyoba gimana caranya dan percaya aku, suaranya kedengeran centil-centil gak jelas dan aku merinding sendiri.
asdfghjkl temen-temen, pilihlah kata-katamu dengan tepat kalo nulis fic.
see you setelah beberapa abad kemudian, mungkin.
Comments