Kutatap lekat-lekat benda berwarna silver yang melingkar di jari telunjukku. Cincin polos yang terbuat dari perak. Saat kubalikkan tanganku, cincin itu tidak sepenuhnya polos. Melainkan terdapat relief timbul yang terdiri dari dua buah alfabet dan satu tanda penghubung. T & N.

Aku tersenyum miris.

Taemin dan Naeun, adalah kepanjangan inisial dari kedua huruf timbul tersebut. Kepanjangan dari nama kekasihku dan namaku sendiri,

Angin sepoy-sepoy sore hari yang menerpa pipi dan menerbangkan beberapa helai rambutku menyadarkanku atas keindahan matahari sore yang memantul di permukaan Sungai Han. Aku berdiri tepat di pinggir sungai yang dibatasi oleh sebuah pagar besi yang terlihat baru. Aku mendaratkan tanganku pada pagar tersebut dan mengeratkannya peganganku perlahan.

Tiba-tiba saja aku menangis.

Aku tidak kuat menahan kepedihan yang kupendam selama seminggu ini. Sejak kepergianmu, sampai saat ini.

Aku tidak bisa tidur tenang setiap malam.

Mimipi-mimpiku dipenuhi oleh kejadian dimana kamu menutup matamu selamanya di depan kedua mataku.

Bukankah kau sudah berjanji tidak akan meninggalkanku?

Bukankah kau sudah berjanji akan datang tepat waktu di pernikahan kita yang jatuh pada hari ini?

Bukankah kau bilang cinta kita untuk selamanya?

"Cinta kita memang untuk selamanya, sayang..."

Aku menoleh ke samping. Aku ... mungkin aku sudah gila... Aku membayangkan dirimu sedang berdiri di sampingku sambil tersenyum lembut dan dengan wajah yang pucat.

Senyum yang sama saat kau memintaku untuk menikah dua bulan yang lalu.

Dan aku mulai membayangkan tanganmu terangkat dan mendaratkannya di atas tanganku yang masih berada di atas pagar, lalu mengelusnya sehingga tanganku merasa dingin.

Kau adalah orang yang jahat, Lee Taemin...

Jika kau memang benar-benar ingin pergi dariku, pergilah dan jangan ganggu aku...