Love Never Felt So Good

Love Never Felt So Good

Ck, Ken dan obsesinya dengan hal-hal berbau mistis.

Kenapa sih aku bisa suka sama orang aneh ini?

Huff...

Sudah berapa kali aku menghela nafas hari ini. Mungkin pertanda aku akan mati. Ck.

Aku kesal. Hari ini adalah hari peringatan hari jadi kami bulan ke enam. Memang sih, ini hal yang bodoh. Belum menikah saja sudah merayakan hal yang seperti ini. Tapi... teman-temanku selalu membanggakan hari jadi bulanan mereka di depanku dan ku pikir aku harus menikmati hal yang seperti ini juga.

Aku ulangi lagi, HARI INI ADALAH PERINGATAN HARI JADI KAMI BULAN KE ENAM!

Bisa dikatakan ini sudah setengah tahun kami berpacaran, seharusnya ada yang spesial. Makan malam romantis di pinggir pantai mungkin?

Aku menghela nafas lagi.

Seorang Ken tidak akan pernah melakukan hal seajaib itu. Jika itu terjadi, aku harus mendaftarkannya di daftar keajaiban dunia!

Saat ini kami berdua tengah menyusuri pantai di malam hari. Bukan, bukan untuk makan malam romantis, tapi untuk BERBURU HANTU!

Aish sialan! Apa hantu lebih penting daripada aku?

Aku sudah beberapa kali merengut pada Ken, pacarku, saat ia tengah konsentrasi pada jejak-jejak misteri yang tercetak di atas pasir. Haahhh aku yakin itu jejak kaki manusia. Yang benar saja! Masa hantu punya jejak kaki?! Di atas pasir lagi!

"Aku... mendengar suatu petuah..." ucap Ken dengan horor.

Aku memutar kedua bola mataku dengan kesal, "Yeah, yeah ,yeah, petuah..."

"Sssstt!" seru Ken sambil menatap serius ke arahku seakan menyuruh aku untuk diam.

Apa? Sialan!

Aku tidak tahan lagi! Segera saja aku melangkahkan kakiku menjauh dari cenayang dadakan itu! Aku tidak peduli lagi dengan peringatan hari jadi! Aku mau pulang dan makan marshmallow sebanyak-banyaknya!

"Lewat sini!" seru Ken yang menyebabkan aku terkejut tanpa bisa berpikir apa-apa karena secara tiba-tiba Ken menarikku dan kami berlari bersama ke...ke... apa?

Aku mengucek kedua mataku saat melihat restoran, tempat yang sepertinya akan kami tuju.

Dan... yah memang benar, kami berdua menuju kesana. Aku terperangah. Bahkan aku tidak bisa mendengar Ken yang menanyakan pesanannya pada sang pelayan.

Apa?

Aku menoleh pada Ken yang tersenyum sumringah padaku. "Pesanan?" ucapku.

Ken menangguk sambil merengkuh pundakku. Kami mulai berjalan ke meja "pesanana Ken" yang di pandu oleh si pelayan tadi. Kami pun duduk bersebrangan di meja itu. Aku melihat ke sekeliling. Sepi.......

Hanya ada kami berdua...

Apa... Ken menyewa seluruh restoran ini...?

Ya Tuhan... Aku tidak pernah merasa cinta akan sebaik ini...

Akupun menoleh pada Ken yang kini sedang duduk manis di hadapanku sambil melipat tangannya di atas meja dan menatap padaku. "Selamat hari jadi yang ke enam bulan..." ucapnya dengan sangat keren. Oh sial.

Aku tersenyum, "Bagaimana kau bisa tahu... aku menginginkan ini?" tanyaku.

Ken pun mulai tersenyum bodoh. Ya Tuhan, aku tahu apa arti senyum ini.

"Aku mendapatkan petuah!"

Ck... Petuah lagi,,,

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet