That One Word

That One Word

Srek srek srek

Ia menggeser kamera yang tergeletak di depannya itu menghadapnya yang terbaring di panasnya aspal jalanan. Kaca di kamera itu sudah retak dan terpecah belah dengan banyak cipratan darahnya. Namun begitu, wajahnya masih terlihat dengan jelas.

“saranghae.” Ia ucapkan satu kata yang mungkin jadi kata terakhir yang bisa diucapkannya. Satu kata yang mampu menunjukkan semua perasaannya yang selama ini tak pernah ia tunjukkan. Satu kata yang hampir tak bisa menyelesaikan kalimatnya.

 

**Flashback**

 

Di sebuah bis menuju sebuah pantai di Korea Selatan.

Seorang namja terlihat asyik merekam 2 sahabatnya yang sedang bercanda di bangku paling belakang bis itu. Ya, mereka adalah Key dan Yoon Mi. sedangkan namja satunya, Taemin. Mereka adalah 3 orang yang sudah lama bersahabat.

Sekilas Yoon Mi terlihat sedang  melihat keluar melalui jendela bis itu. Sedangkan Key tampak memperhatikan wajah Yoon Mi. sedetik kemudian, Key mengeluarkan tumpukan semacam kartu tarot yang ia sembunyikan di sampingnya.

“Yoon Mi-ya… pilih salah satu!” ujarnya sambil menunjukkan kartu-kartu itu secara terbalik kepada Yoon Mi. awalnya Yoon Mi cukup bingung. Tapi setelah itu ia dengan mantap mengambil salah satu kartu itu dan menunjukkannya pada Key. Kartu itu hanya bergambar setengah bagian. Key mengambil kartu itu dan menempelkannya di kaca jendela. Sesekali Key tersenyum ke arah kamera yang masih setia dipegang Taemin. Yoon Mi mengambil kartu-kartu itu, mengacaknya dan kembali menunjukkannya pada Key.

“sekarang giliranmu!” Key menunjukkan ekspresi bingung, tapi akhirnya ia mengambil salah satu dari kartu-kartu itu dan menunjukkannya pada Yoon Mi. sama seperti kartu yang dipilih Yoon Mi, kartu Key juga hanya bergambar setengah bagian. Sepertinya Yoon Mi masih kebingungan dan tak mengerti apa yang dimaksud Key. Akhirnya dengan perlahan Key menyobek bagian kartu yang bergambar dan menempelkannya di bagian kartu Yoon Mi yang kosong. Sekarang kartu itu bergambar seorang yeoja dan namja dengan tulisan The Lovers di bawahnya.

Mereka bertiga tertawa lepas. Tapi tiba-tiba Yoon Mi menyandarkan kepalanya di bahu Key, Key awalnya kaget tapi semua perasaan itu pergi dan tergantikan tawa yang keluar dari bibir Key. Sedangkan bis itu masih terus melaju menuju pemberhentian terakhirnya.

 

***

 

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, mereka bertiga sampai di pantai yang mereka tuju. Key dan Yoon Mi berlarian dan tertawa lepas saking senangnya. Mereka melompat-lompat sambil sesekali tersenyum ke arah kamera yang masih setia berada di genggaman Taemin.

Dari jauh Taemin yang memakai jaket hitam dan kacamata besar hitam hanya mampu tersenyum melihat tingkah sahabat-sahabatnya itu.

Di tengah kegembiraan mereka, Yoon Mi tiba-tiba mengeluarkan setumpuk kartu yang ditunjukkan Key saat di bis tadi. Ia tersenyum licik dan sekejap kemudian kartu-kartu itu berhamburan dan mendarat di pasir tempat 3 sahabat itu berdiri. Yoon Mi memegang satu kartu di depan wajahnya. Dia perlahan membalikkan kartu itu dan.. ya, kartu itu adalah kartu yang sama dengan kartu yang ia pilih saat di bis. Key hanya bisa tertawa saat tau maksud Yoon Mi.

“yaa, Yoon Mi-ya! neo michigesseo?” ucap Key sambil tertawa.

“katanya kau hebat, oppa. Harusnya kau bisa menemukannya, hwaiting!”

Key mencoba menemukan satu kartu yang ia pilih saat di bis tadi, kartu yang bergambar seorang namja. Ia mencoba mencarinya di antara kartu-kartu yang berhamburan di pasir. Tapi usahanya sia-sia, ia tak bisa menemukan kartu itu pada akhirnya.

Sementara itu, Taemin sedang berjalan-jalan di pinggiran pantai sambil menggenggam kamera kesayangannya saat ia merasa sesuatu terinjak oleh kakinya. Ia mengarahkan kamera ke benda itu. Dan ternyata itu adalah kartu yang sedari tadi di cari Key.

“yaa, Taemin-ah. ayo kesini! Kajja!” teriak Key dari jauh. Taemin melupakan kartu itu dan berlari menghampiri kedua sahabatnya. Mereka bertiga berlarian di sepanjang tepi pantai sambil tertawa lepas mensyukuri persahabatan mereka.

***

 

Taemin akhirnya tiba di sebuah taman bunga yang sangat indah. Bunga-bunga beraneka warna itu bermekaran di setiap sisi yang bisa ditangkap oleh matanya. Bunga-bunga itu tumbuh seakan tanpa ada halangan, bebas, dan bisa dengan nyamannya menikmati kehidupan mereka.

Taemin ingin sekali seperti mereka. Bisa dengan bebas mengikuti kemana arah angin yang akan membawa mereka. Sampai tanpa sengaja matanya menangkap keberadaan Yoon Mi yang merentangkan tangannya di antara bunga-bunga indah itu. Senyum yang khas terkembang di bibir Taemin. Ia ingin menggapai tangan itu secepat mungkin dan tanpa sedetikpun melepaskan tangan lembut Yoon Mi itu dari genggamannya.

Ia mulai melangkah seakan semua akan berjalan sesuai mimpinya. Tapi akhirnya ia tersadar dari semua imajinasinya yang terlalu tinggi, saat tanpa bisa ia cegah tangan Key lah yang lebih dulu menggapai tangan Yoon Mi. mereka berdua bergandengan dan tertawa seolah  tak mengerti apa yang dirasakan Taemin. Ya, mereka memang tak tau apapun yang ada di hati Taemin. Terlalu sulit bagi mereka berdua untuk mengetahui dan membaca drama yang disusun Taemin.

 Semua angan dan harapnya sirna. Mimpi yang sudah ia rangkai begitu indahnya sekarang hilang tanpa ada bekas sedikitpun yang bisa ia ingat.

Taemin sadar mungkin ia memang tak pantas untuk Yoon Mi. Key sepertinya sangat sangat lebih baik darinya. Ia semakin yakin Yoon Mi bahagia karena Key, Yoon Mi tersenyum dan tertawa karena Key, bahkan Yoon Mi bisa membahagiakannya karena Key. Karena senyum yang Key ciptakan di bibir Yoon Mi.  

Taemin hanya bisa tertunduk lesu dan berharap ia bisa kembali tertidur agar ia dapat rasakan kembali mimpi yang indah itu, mimpi yang ia rangkai dalam sekejap saat berharap tangan itu bisa disambutnya. Saat ia berharap orang yang ada di samping Yoon Mi adalah dia sendiri.

Ya, tapi itu hanyalah harapan semu yang tak mungkin bisa ia wujudkan. Taemin hanya bisa berlalu pergi seolah-olah tak ada satupun yang terjadi.

Di jalan raya dekat taman bunga itulah akhirnya Taemin pergi. Tak ada satupun alasan kakinya membawanya ke situ. Ia hanya berjalan tanpa arah dan akhirnya sampai di tempat itu.

Entah mengapa, semua yang baru saja terjadi membuatnya ingin Yoon Mi tau perasaannya. Di luar kendalinya, ia mengarahkan kamera itu ke wajahnya.

“Yoon Mi-ya, mianhae. Aku tahu sejak awal kau tak punya perasaan yang spesial untukku selain sebagai sahabatmu. Awalnya semua itu tak masalah bagiku. Aku bisa terus bahagia dan tersenyum hanya dengan melihatmu tertawa dan menikmati hidupmu, walau aku tau semua itu bukan karena aku. Hajiman, jigeum… aku tak tau kenapa, tapi sebenarnya ada satu kata yang ingin aku katakan padamu...” Kalimat Taemin terpotong saat ia mendengar teriakan kedua sahabatnya dari jauh. Ia arahkan kamera kesayangannya itu ke arah sahabat-sahabatnya.

“Taemin-ah, awas!!! Ya, Lee Taemin awas!!! Lihat belakangmu!!” dua sahabatnya itu terus berteriak sambil menunjuk ke belakang Taemin.

Karena ia penasaran, ia arahkan kameranya untuk mencari tau ada apa di belakangnya. Sebelum ia tau dengan pasti, sebuah truk melaju dari belakang Taemin sambil membunyikan klakson berkali-kali. Tanpa sempat menghindar badan Taemin terhempas ke jalanan. Tapi hanya satu hal yang sempat ia pikirkan. Kameranya. Kamera kesayangannya.

 

***

 

Di lautan yang tenang berbalut pantulan sinar mega merah, Yoon Mi dan Key berdiri dibalut sepasang pakaian serba hitam. Berbutir-butir air mata tak mampu lagi mereka bendung saat melepas kepergian sahabat tercinta mereka. Tangan Key perlahan menebar abu itu. Mereka beterbangan di atas lautan satu per satu.

Key dan Yoon Mi tak pernah membayangkan sebelumnya, semua ini akan terjadi secepat itu. Terbayang dalam benak mereka masing-masing. Setiap memori, setiap momen, dan setiap detik yang mereka lewati bersama.

Dia adalah sahabat mereka yang selalu ceria, yang selalu jadi penyemangat mereka. Sahabat mereka yang kemarin masih tertawa dan bercanda bersama mereka. Sahabat mereka yang selalu mengabadikan momen persahabatan mereka, yang sekarang hanya bisa mereka abadikan dalam hati mereka. Mengingat hal itu membuat air mata mereka kembali mengalir.

 

***

 

Di rumah yang sudah lama mereka tinggali bersama.

Key dan Yoon Mi duduk agak berjauhan di lantai rumah itu. Keduanya sama-sama kehabisan kata setelah kepergian Taemin. Key bangkit dan memutuskan untuk pergi.

“Yoon Mi-ya, na kalkkeyo!”

“mmm..” ujar Yoon Mi tanpa menengok sedikit pun.

Di depannya ada sebuah kotak berisi barang-barang kesayangan Taemin. Yoon Mi membuka kotak itu dan mengeluarkan isinya. Harusnya ada kamera kesayangan Taemin disana, tapi kamera itu pecah saat Taemin mengalami kecelakaan beberapa hari lalu. Yoon Mi menemukan sebuah memori dalam kotak itu. Ia pikir mungkin itu hasil rekaman Taemin saat mereka ke pantai.

Yoon Mi memasukkan memori itu ke DVD playernya.

Dugaannya benar. Itu memang hasil rekaman Taemin saat mereka pergi ke pantai. Mulai saat mereka sedang di bis, hingga sampai mereka bermain-main di pantai. Ia hanya bisa tersenyum mengingat momen-momen itu. Tapi Yoon Mi baru sadar, sedari tadi hanya wajahnya yang nampak di layar TV. Rekaman itu seperti hanya merekam dirinya seorang.

Lalu rekaman itu menunjukkan sebuah kartu di hamparan pasir pantai. Ya, kartu itu adalah kartu yang tak bisa ditemukan Key. Yoon Mi sudah mulai curiga. Hingga rekaman itu sampai pada saat Taemin merekam dirinya sendiri.

“Yoon Mi-ya, mianhae. Aku tahu sejak awal aku tak pernah ada artinya bagimu. Awalnya semua itu tak masalah bagiku. Aku bisa terus bahagia dan tersenyum hanya dengan melihatmu tertawa dan menikmati hidupmu, walau aku tau semua itu bukan karena aku. Kunde, jigeum… aku tak tau kenapa, tapi sebenarnya ada satu kata yang ingin aku katakan padamu.” 

Tapi tiba-tiba rekaman itu beralih ke arah Key dan Yoon Mi yang sedang berteriak memperingatkan Taemin. Hingga sampai saat truk besar itu menabrak Taemin.

Yoon Mi syock dan refleksnya menggenggam erat-erat kedua tangannya dan menggigit bibirnya. Ia masih mengingat saat itu dengan jelas. Dia semakin keras menggigit bibirnya. Ia ketakutan. Di rekaman itu tergambar jelas, kaca yang pecah dan berlumuran darah.

Hingga bisa ia lihat, Taemin berusaha menggeser kamera itu menghadapnya.

“saranghae!”  ucap Taemin dengan senyuman tersungging di bibirnya. Walaupun suaranya sangat lemah, Yoon Mi tau benar apa maksud kata itu. Satu kata yang hampir tak bisa ia dengar dari sahabatnya itu. Satu kata yang hampir membuat semua kebenaran tertutup rapat-rapat. Tapi satu kata itulah yang membuat Yoon Mi tak bisa membendung air mata di kelopak matanya. Satu kata itu yang membuatnya selalu terngiang rasa bersalah.

Walaupun dada Yoon Mi terasa sesak, tapi… ya, Yoon Mi mengakuinya. Taemin terlalu pintar menyusun sandiwaranya.

 

-The End-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
RedCookies #1
Chapter 1: ㅠㅠ tetemnya metoooong~ ><
itu yoon mi nya sukanya sama siapa?
bagus kok ceritanya ^^ keep writing ne~
Puff_Michelle #2
Chapter 1: That's really sad