STAGNASI

Description

CHOC-OLATE99

STAGNASI

"Aku bayangannya , diluar itu aku hanya seonggok sampah."

CAST : Jung Yunho and Kim Jaejoong(GS),and others

 

Foreword

"Hey," aku menepuk bahu gadis yang sedang duduk bersandar pohon.Makanan kecil yang ada ditanganku kusodorkan kedepan wajahnya.Gadis ini tersenyum kecil dan lalu menepuk lahan kosong di sisi kirinya.Aku duduk ,rok yang agak pendek membuatku sedikit kerepotan.

"Tumben tidak pakai jus." ujar gadis ini.Aku sedikit iri memandanginya,rambutnya hitam legam,wajah yang terpahat sempurna dan keanggunannya yang begitu membuatku iri.Angin pelan berhembus membuat rambutnya yang diurai menari-nari.

"Kantinnya terlalu ramai,membeli ini saja susahnya setengah mati." 

Gadis itu hanya mengangguk sekilas dan lalu membaca kembali buku tebal bersampul cokelat yang kertasnya sudah kekuningan.Sementara aku lebih memilih memasang music di handphoneku dan mendengarnya lewat earphone.

Perkenalkan,namaku Jaejoong,lebih lengkapnya Kim Jaejoong.Aku murid Senior High School di salah satu sekolah Seoul yang saat ini duduk di kelas 3.Gadis yang kuajak mengobrol tadi,yang duduk disebelahku ini namanya Jessica Jung.Anak tunggal pemilik sekolah ini yang tidak begitu banyak berbicara dan jenius luar biasa.Aku berteman dengannya,ehm mungkin lebih tepat disebut bersahabat dengannya.Kami bertemu 2 tahun yang lalu saat masa Orientasi Sekolah.Entah angin apa yang membuatnya mau berteman denganku yang notabenenya hanya orang sederhana,bahkan mungkin tidak layak disebut sederhana.Bukannya mau menyombongkan diriku,tapi Jessica memang hanya ingin bergaul bersamaku baik itu di sekolah maupun di luar sekolah,dia bilang aku memiliki suatu magnet yang membuatnya terus-terusan menempeliku.Hahaha~ aku jadi malu.

Kami sedang duduk di bawah  pohon saat ini menghabiskan waktu istirahat.Jessica sedang serius bergumul dengan buku-bukunya yang menurutku monoton,jadul,dan membosankan.Dia suka sejarah,geografi dan juga Jessica gemar menulis.Entah itu cerpen,novel,bahkan juga puisi.Jika Jessica menyukai hal-hal sastra,aku lebih menyukai sesuatu yang berbau seni,sesuatu yang ekspresif.

"Jae,apa aku ini aneh?" tanya Jessica tiba-tiba.Ia menunjuk dirinya sendiri

Aku menoleh dan spontan menggeleng."Yang benar saja!Dari sisi mana kau bisa disebut aneh?" celetukku.

"Tidak tahu juga sih"—Jessica menggembungkan pipi tirusnya.

"Lalu kenapa kau bilang dirimu aneh?"—aku ikut-ikutan menunjuk Jessica.

Jessica menolehkan kepalanya menghadap Jaejoong dan mendekatkan wajahnya ke hadapan Jaejoong.

"Kau tahu?Aku baru saja membaca sebuah artikel."tutur Jessica dengan raut polos.

"Lalu?" tanya Jaejoong sambil mendorong bahu Jessica untuk menjauhkan wajah yang seakan-akan ingin menyelidikinya itu.

Jessica mengalihkan pandangannya ke arah lapangan sekolah yang terletak agak jauh didepan sana,tapi masih bisa dijangkau oleh penglihatannya.

"Aku merasa aneh setelah membaca artikel itu,Jae"—ia  memandang lekat pemandangan di lapangan itu.Ia bisa menemukan beberapa laki-laki tinggi dengan keringat yang membasahi tubuh mereka karena aktivitas yang tentunya menguras keringat,basket.

"Memangnya apa isi artikel itu??"tanya Jae sambil mengikuti arah pandangan Jessica yang membawanya ke pemandangan sekelompok laki-laki yang errr.....sedikit seksi karena keringat yang membuat tubuh mereka mengkilap.

"Artikel itu bilang aku aneh." ujar Jessica melantur.Ia tetap saja memperhatikan laki-laki itu dan tatapannya seperti sedang memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan kelompok laki-laki disana.

"Hah?"

"Kau tahu?"

"Tidak." ujar Jaejoong sedikit kesal karena pembicaraan Jessica terasa makin melantur.

"Mereka bilang—"

"—Apa?"

"Mereka bilang gadis yang tidak mempunyai pacar itu kelainan Jae~" Jessica mengembungkan pipinya lagi dan merengut kepada Jaejoong.Ia menggoyang lengan Jaejoong sambil mengatakan pembicaraan itu.

Jaejoon terlonjak kaget ketika melihat Jessica merengut.Demi apapun,ini kali pertama bagi Jaejoong melihat temannya yang satu ini merengut dengan tingkah sok imut.Astaga~ ia hampir pingsan ,karena sepanjang mereka berteman ,Jaejoong hanya tahu kalau yang Jessica bisa itu hanya membaca,berdiam diri,dan bersikap anggun.Shocking~

"Artikel itu membuatku sakit hati,Jae" tutur Jessica lagi.

Jaejoong ber-sweat-drop-ria dan menggelengkan kepalanya pelan.

***

Jaejoong memasuki ruangannnya dengan tas punggung bertengger manis di sebelah bahu kanannya.Hari ini tampak begitu indah,apalagi saat mata Jaejoong menembus jendela luar kelas,menunjukkan pepohonan yang daunnya habis umur,lalu berjatuhan ke bawah.Musim gugur telah tiba! Ia tersenyum sembari memikirkan hal menyenangkan apa saja yang terjadi selama musim ini.

“Pagi Jessi”—dengan senyum 5 cm Jae menyapa si putri Jessica yang baru saja masuk ke kelas.Sambil menyapa,Jaejoong hendak kembali memakai earphonenya yang sempat ia lepas beberapa saat.

“Pagi Jae!”—balas Jessica dengan riang.Hal itu membuat Jaejoong melongo,ya saat dia mendengar sapaan riang dari Jessica.Jaejoong kaget atas apa yang barusan di dengar.Jessica mambalas sapaannya?Dengan suara apa itu?!Suara riang?!Apa Jessica sedang belajar untuk menjadi gadis cheerful?Ouch,Jaejoong tambah bingung lagi saat Jessica berkata “Hari ini sangat cerah,ya.” ,dengan mimik imut.Ah!Apa jangan-jangan Jessica sedang mengalami puber?Hey!Apa hubungannya memang?Ehm,atau mungkin dia tertular virus musim gugur?Wow,ada apa gerangan.

“Jessi?” Jaejoong menggoyang lengan sejawatnya.Ia lalu menyentuh dahi Jessica—berlagak mengukur panas tubuh—menyetarakan apa suhu tubuhnya normal atau tidak.

“Ada apa Jae?” Jessica menoleh.”Apa aku terlihat pucat?” tanya Jessica.

“Ya,seperti orang sakit—”Angguk Jaejoong

“Benarkah?” gelagat Jessica berubah panik saat Jaejoong meng-iya-kan pertanyaannya.Melihat hal itu,Jaejoong menyambung kalimatnya.

“—Hey,sikapmu yang membuat kau seperti orang sakit.” Jaejoong menggeleng saat kali ini ia melihat satu hal lagi yang seumur-umur ia yakin tidak pernah dilakukan oleh Jessica.Berkaca di layar handphonenya sembari menarik-narik pipinya.

“Jessi.Kau aneh sekali.Kau sakit,ya?”

“Tidak.” Geleng Jessica.Ia meletakkan handphonenya di atas meja.”Aku tidak sakit.”

“Aku tidak yakin kau tidak sakit,Jessi.”

“Masa,sih?”

“Ya!Sikapmu itu seperti menunjukkan seorang-pasien-kanker-yang-akan-meninggal-esok-hari-jadi-berbuat-baik-hari-ini.”

Jessica terkikik kecil.”Jae...” ,Jessica mengeluarkan sebuah buku kecil dari tasnya.Terlihat seperti buku saku.”Aku sedang mencoba hal yang ada di dalam sini.” Ia lalu mengulurkan buku mini itu ke tangan jaejoong

 Jaejoong mengambilnya dari uluran Jessica,lantas membaca sampul luar buku itu.

‘Love methods.’ —alis Jaejoong berkerut saat dengan sekilas ia melihat isi buku tersebut.Ia tiba-tiba merasa ingin tertawa saat ia melihat buku itu lalu melihat wajah Jessica,lalu melihat buku kecil itu lagi.

“Kau bercanda?” tanya Jaejoong dengan cengiran kuda.

Jessica menggeleng,tentunya.”Aku serius.”

Jaejoong tertawa terpingkal-pingkal sampai ia mengeluarkan ari mata setelah mendengar jawaban ‘Aku serius’ dari Jessica.Jadi sudah jelas sekarang,Jessica berusaha berubah karena buku ini,eh maksudnya karena seeseorang ia membeli buku ini dan mempelajarinya dan sekarang..........JESSICA BERUBAH

Melihat hal itu,Jessica refleks kembali ke sifat aslinya,datar.Ia melihat wajah Jaejoong yang memerah habis tertawa dengan raut datar.

Jaejoong yang akhirnya sadar akan tatapan itu,kemudian ber-dehem-ria.”Maaf,maaf.”

“Menurutmu apa kelakuanku yang seperti tadi itu buruk,Jae?” tanya Jessica.

“Tidak.”

Jessica tersenyum mendengar jawaban Jaejoong

“Hanya saja kau terlihat aneh.” Tambah jaejoong lagi.

Sing~,bagaikan terhempas dari langit ke tujuh dan jatuh ke bumi.Seperti itulah Jessica saat mendengar akhir alimat Jaejoong yang baginya menyakitkan.

“Jae kau—“

“Bercanda,Jessi.” Senyum Jaejoong.”Aku jadi penasaran siapa laki-laki itu sampai-sampai tuan putri gothic kita ini berusaha menjadi warna ‘pink’.” Jaejoong menggembungkan pipinya dan melirik Jessica,raut yang mendesak Jessica untuk buka mulut,berbicara.

“Jae—“ sesaat Jessica diam berpikir.Mungkin dia sedang berpikir,apakah dia harus menceritakannya kepada Jaejoong atau tidak.Ehm...Terlanjur.

***

“Yang itu,Jae.” Jessica menunjuk seorang laki-laki yang sedang mendrible basket.Jaejoong langsung memakai teropongnya memperjelas penglihatan yang ia dapat dari lapangan sana.

Sejak tadi pagi Jaejoong mendesak Jessica untuk menceritakan apa alasan Jessica berubah begitu.Ya sebenarnya sih Jaejoong sudah mengerti persis tentang masalah yang seperti ini.Sudah jelas seorang perempuan akan berubah begini saat dia mengalami perasaan ‘jatuh cinta’.Iya,kan?

Dan akhirnya disinilah mereka sekarang.Sepulang sekolah,Jessica mengajak Jaejoong ke rumah pohon tempat dimana mereka bisa melihat seantero sekolah ini dengan jelas. Jaejoong ingin tertawa saat melihat Jessica yang dengan giatnya menggunakan teropong untuk melihat lelaki di lapangan itu,tapi ia berusaha meredamnya karena ia tidak mau melihat wajah datar Jessica seperti tadi pagi lagi.

“Dia sangat baik.” Ujar Jessica.

“Ya ya ya,aku bisa melihat itu dari wajahnya.Siapa namanya Jessi?” —tanya Jaejoong santai sembari membuka kulit kacang untuk dimakan isinya.

Jessica terdiam sesaat.Ia menurunkan teropongnya dan kemudian berbalik.Jessica duduk bersandar pada dinding yang terbuat dari kayu itu dan mengambil kacang dari tangan Jaejoong.”Jung Yunho,Jae.Namanya Jung Yunho.” Ia tersenyum kecil,untuk yang kesekian kalinya hari ini.

Jaejoong terpana saat melihat mimik Jessica yang seperti terhipnotis.Ia mengakui bahwa laki-laki tadi yang sempat diintipnya tadi memang tampan.Tapi Jaejoong tahu bukan itu alasan Jessica menyukainya,karena selama ini sudah banyak laki-laki tampan yang berusaha mendekati Jessica,tapi tidak digubris sama sekali.Malah,Jessica selalu berkata pada Jae,”Aku tidak menyukai seorang yang tampan.Tampan itu biasa,Jae.”,jadi kali ini Jaejoong yakin pasti ada sesuatu yang lain yang membuat Jessica terlena kepada laki-laki tadi.

Pikiran Jaejoong buyar saat Jessica mulai berbicara,

“Waktu itu kami bertemu tidak sengaja di toko buku.Awalnya aku tidak begitu mempedulikannya,Jae.Hari itu aku merasa ingin sendiri,jadi kuputuskan untuk pergi ke toko buku sendirian.Aku lupa waktu dan pulang larut malam,malahan saat toko buku sudah hampir tutup.Yah,akhirnya aku pulang sendiri jalan kaki,kalau aku tunggu bus,busnya baru datang beberapa jam lagi.Bisa-bisa aku pulang saat matahari sudah terbit.Ditengah jalan aku tiba-tiba ditarik ke gang sempit oleh beberapa laki.Waktu itu aku berteriak,dan—“

“—Kenapa kau tidak meneleponku?” potong Jaejoong di tengah cerita.Hey,dia merasa sedikit tidak suka saat di bagian Jessica pulang sendiri.Apa Jessica lupa kalau dia punya Jaejoong?

“Kau bercanda?Jam tujuh malam saja kau sudah bergelung dengan guling,kan?” tuduh Jessica. “Lagipula,kalau waktu itu aku meneleponmu,tidak mungkin ada cerita akau diselamatkan olehnya.” Pipi Jessica memerah saat mengatakan bagian akhir kalimatnya.

“Ha?” Jaejoong kaget.Ia mendekat ke depan Jessica. “Kau ditolong oleh laki-laki itu?Laki-laki tadi?Ah~ maksudku Jung Yunho?” Sepertinya Jaejoong jadi lupa dengan protesannya tadi.Lihat saja,di tidak lagi memperpanjang masalah telepon-menelepon tadi.

Jessica hanya mengangguk kecil lalu menangkup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.

Jaejoong yang melihat hal itu langsung tersenyum.Jadi ini,pantas saja.Pikir Jaejoong.

“Kau beruntung Jessi.” Jaejoong tertawa kecil. “Untung saja yang menolongmu itu pria tampan.Coba yang menolongmu itu seorang pedagang tua.Aku bisa mati melihatmu jatuh cinta pada pedagang tua itu.” Jaejoong lalu tertawa saat mengatakan hal itu.

Jesica ikut tertawa saat mendengarnya.Benar kata Jaejoong,untung yang menolongnya itu pria tampan yang juga sekolah disini.Coba saja yang menolongnya itu pedagang tua,atau seorang tukang parkir.Hahaha~ tidak menutup kemungkinan ia akan jatuh cinta kepada mereka.Jessica kan tidak melihat tampang,bukan begitu?

“Kau benar-benar lucu,Jae.” Jessica jadi tertawa terpingkal bersama Jaejoong.Sambil tertawa Jessica menepuk-nepuk lengan Jaejoong kencang.Salah satu kebiasaan buruk Jessica sejak dahulu kala.

“Auw!Sakit Jessi!” ringis Jaejoong.

“Haha.....Maaf.” Sembari mengusap pipinya,Jessica menghela napasnya.Ia berhenti tertawa.”Apa menurutmu dia nanti akan suka juga padaku ,Jae?” tanya Jessica tiba-tiba.

Jaejoong menoleh sambil terkikik pelan.Ia mengusap rambut Jessica,”Tentu saja Jessi!Tidak mungkin perempuan sesempurna dirimu tidak disukai.” Jaejoong tersenyum saat Jessica menoleh dan tersenyum padanya.

“Terima kasih,Jae.” Jessica memeluk sahabatnya itu dengan erat.”Kau memang yang terbaik.”

Jaejoong membalas pelukan Jessica.Dalam hati Jaejoong meringins kecil merasa sakit.Ia merasa miris saat dirinya melihat Jessica yang begitu sempurna.Sangat sempurna.Tidak seperti dirinya yang—

—Menyedihkan.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet