Chapter 1

Irresistible Lips
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

 

 

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Kim Myungsoo namaku. Kini aku duduk di bangku SMA kelas 2, lagi-lagi aku satu sekolah bersama dengan seorang gadis. Gadis yang menjadi temanku selama 12 tahun... Gadis yang menjadi tetanggaku selama 12 tahun… Gadis yang menyita perhatianku semenjak memasuki bangku SMP… Gadis yang selalu ceria namun cengeng ketika sedang kesulitan… Gadis yang memanggilku "L!" karena ia pikir aku mirip dengan tokoh L di "Death Note" manga Jepang... Gadis yang selalu ingin aku lindungi setiap saat.. Son Naeun, nama gadis itu. Nama yang cantik, seindah orang yang memiliki nama itu…

 

Entah hanya imajinasiku saja, tetapi semenjak SMA Naeun berubah menjadi semakin cantik, rambutnya tergerai manis, walaupun tidak pernah melakukan aegyo, bagiku Naeun sangat imut… Tapi, semua perubahan itu karena Naeun jatuh cinta… memang benar ternyata, kata orang ketika wanita jatuh cinta maka ia akan berubah penampilannya menjadi cantik… Sayang sekali, aku bukan orang yang beruntung mendapatkan cinta Son Naeun… Tidak berharap sejauh itu, aku sebagai teman yang selalu ada sampingnya saja aku cukup merasakan bahagia…

 

Naeun jatuh cinta pada seorang sunbae di sekolah kami, lelaki itu tampan pasti, ia juga idola anak perempuan. Kuakui aku memang kalah jika disandingkan dengannya. Naeun sangat pantas dengan Minhyuk sunbae. Hampir setiap hari, aku mendengarkan celoteh curhatan Naeun yang sangat menggilai sunbae itu. Sampai-sampai ia mengikuti ekskul basket supaya sering bertemu dengan lelaki pujaannya itu. Hingga suatu saat, Naeun terkilir saat latihan basket. Ya, engkel Naeun memang lemah. Ia terlalu memaksakan diri untuk menjadi tim basket hanya untuk dekat dengan Minhyuk. Sudah kularang, tetapi aku tidak tega melihatnya yang bersemangat.

 

Karena insiden engkel itu, Minhyuk sunbae menolongnya bahkan menggendong Naeun dan membawanya ke rumah Naeun. Naeun senang bukan main, ia bercerita sampai aku bosan mendengarnya. Sejak saat itu, hubungan Naeun dan Minhyuk semakin dekat hingga mereka menjalin kasih.

 

Walaupun aku senang Naeun bahagia, tetapi aku masih tidak rela melihat Naeun berada di samping lelaki lain. Tidak ada yang bisa aku perbuat, aku hanya bisa mengawasi mereka dari jauh.

 

**

 

Myungsoo pergi ke rumah Naeun di sebelahnya, ia hendak mengajarkan matematika pada Naeun karena Naeun masih belum paham dengan pelajaran kemarin. Hampir tiap hari Myungsoo melalukannya, terkadang Naeun pun pergi ke rumah Myungsoo

 

“Bibi, Naeun mana? Di kamarnya?” Tanya L pada Ibu Naeun, begitu masuk ke rumah Naeun.

 

“Ah, Myungsoo-gun… memangnya dia tidak bersamamu? Bibi kira dia ada di rumahmu, Naeun belum pulang sejak tadi padahal sekarang sudah jam 9 malam…” tutur Ibu Naeun. Myungsoo terkejut, tidak biasanya Naeun belum pulang selarut ini.

 

“Ah, Myungsoo ingat Bibi… Naeun sedang kerja kelompok di rumah temannya, pasti dia pulang larut…” ucap Myungsoo. Berbohong, supaya Ibu Naeun tidak khawatir. Ibu Naeun tampak mengangguk paham.

 

“Kalau begitu, syukurlah… Myungsoo-gun bisakah kau menjemput Naeun? Ponselnya tidak bisa dihubungi, pasti baterenya habis” pinta Ibu Naeun. Myungsoo segera menggangguk.

 

“Ne, Bibi…”

 

Begitu keluar dari rumah Naeun, Myungsoo segera mencoba menelepon Naeun dengan ponselnya. Benar saja, tidak aktif.

 

“Kemana kau Naeun-ah??” gerutu Myungsoo khawatir.

 

 “Ah!” pekik Myungsoo.

 

Tempat pertama yang ia kunjungi adalah café tempat ia dan Naeun biasanya mengobrol sepulang sekolah yang sudah berganti menjadi tempat Naeun dan Minhyuk sunbae berkencan. Café itu tidak menunjukkan sosok Naeun disana.

 

“Aishhh! Kau dimana sih!” geram Myungsoo.

 

Myungsoo kemudian berlari menuju TK yang merupakan TK Naeun dan dirinya dulu. Ia terengah-engah dan mengistirahatkan dirinya dengan bersandar di pagar TK. Dilihatnya, sepasang ayunan di dalam pekarangan TK membuatnya teringat suatu hal.

 

“Aku rasa, aku tahu dimana kau sekarang…” gumamnya. Ia segera berlari lagi, kendati ia sudah capai.

 

Myungsoo berlari dan menurunkan kecepatannya begitu ia melihat sosok Naeun yang sedang duduk di atas ayunan dengan masih berseragam sekolah. Ia sampai di taman bermain anak-anak di komplek rumah mereka. Tebakan Myungsoo benar, Naeun berada disini, di tempat dimana ia dapat menaiki permainan kanak-kanak yang sangat disukai Naeun, ayunan.

 

“Naeun-ah? Apa yang kau lakukan disini? Bibi sangat khawatir tahu..” ucap Myungsoo mendekati Naeun yang tengah menunduk kepalanya itu.

 

Naeun segera mendongak begitu mendengar suara Myungsoo. Betapa terkejutnya Myungsoo, Naeun tampak habis menangis.

 

“L…” lirih Naeun hendak menangis.

 

“Naeun-ah gwenchana? Waeyo?” Tanya Myungsoo khawatir seraya menghampiri Naeun yang menangis.

 

Naeun menggeleng, namun tetap menangis. ‘Apa Minhyuk yang membuatmu menangis begini?’ batin Myungsoo.

 

“Waeyo? Ceritakan padaku…” ucap Myugsoo lembut sembari menatap Naeun yang menangis dihadapannya.

 

“L, aku….hiks…..hiks” Naeun tampak tidak sanggup melanjutkan perkataannya, ia malah menangis lebih keras. Myungsoo tampak tidak tega melihat gadis yang disukainya menangis begitu, ia segera memeluk Naeun.

 

“Jangan menangis..” ucap Myungsoo seraya mengelus kepala Naeun. Naeun hanya sesunggukkan.

 

Beberapa saat kemudian Naeun mulai tenang dan segera mendongak pada Myungsoo.

 

“L, apakah kalau kamu punya pacar, kau akan menciumnya?” Tanya Naeun.

 

Myungsoo terdiam sesaat terkejut akan pertanyaan Naeun yang tiba-tiba dan agak aneh seperti itu, ‘Apa kau sudah berciuman dengan Minhyuk?’ terlintas di pikirannya mengenai hal itu. Tubuhnya mulai bergejolak, seakan tidak menginginkan hal itu terjadi.

 

“L??” desak Naeun.

 

“Eh? Tentu saja, bukankah ciuman hadiah dari cinta? Dari ciuman, maka dapat diketahui sepasang lelaki dan perempuan saling mencintai... Bukankah begitu?” tutur Myungsoo. Naeun tampak mencerna ucapan Myungsoo lalu segera menunduk kembali.

 

“Tapi, aku… tadi, Minhyuk Oppa hendak menciumku… entah mengapa aku menolaknya…” ucap Naeun seraya mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

 

#Flashback

 

“Aww!” pekik Naeun. Ia tidak sengaja membentur kepala Minhyuk ketika sedang mengambil bola basket. Keduanya meringis kesakitan. Mereka berdua bertatapan dan hening sejenak.

 

 “Oppa..” Naeun memecah keheningan.

 

Minhyuk tiba-tiba mendekatkan kepalanya pada Naeun, hendak berciuman. Naeun terkejut, ia melebarkan kedua matanya melihat perlakuan Minhyuk, segera didorongnya tubuh Minhyuk.

 

Minhyuk kemudian membuka matanya, menatap Naeun heran.

 

“Oppa, mianhae…” ucap Naeun seraya menundukkan kepalanya. Minhyuk segera tersenyum dan merengkuh tubuh Naeun pada pelukannya.

 

“Gwenchana, Oppa mengerti… Kau belum siap…” ucap Minhyuk sembari mengelus puncak kepala Naeun dengan lembut. Naeun menggigit bibir bagian bawahnya, ia menahan tangis.

 

#Flashback End

 

Myungsoo terbelalak sesaat, ia merasa kesal, marah, perasaan itu muncul karena Minhyuk ingin melakukan hal itu. Tapi di sisi lain ia cukup lega karena Naeun menolaknya. Tapi mengapa? Myungsoo sangat penasaran.

 

“Apakah ini berarti aku tidak mencintainya?” lanjut Naeun.

 

“Mungkin kau terlalu gugup..” ucap L, Naeun menggeleng segera.

 

“Anii, aku.. entahlah, L… Aku merasakan ada penolakan dalam diriku ketika dia hendak menciumku…” tutur Naeun, tubuhnya  bergetar lagi dan segera mengalirkan air matanya lagi.

 

Myungsoo tidak tahu harus berkata apa, ia hanya bisa menghapus air mata Naeun yang membasahi pipinya.

 

**

 

Myungsoo terus memikirkan hal itu. Dimana Naeun menolak ciuman Minhyuk. Bukankah Naeun sangat tergila-gila pada sunbae di sekolahnya itu? Bukankah dia mati-matian untuk mendapat perhatian Minhyuk sampai sekarang ia menjadi kekasihnya? Tapi mengapa? Mengapa dia tidak menerima ciuman Minhyuk yang bahkan diidamkannya sejak dia tergila-gila padanya…

 

“L-ah!!” Myungsoo merasakan seseorang memanggilnya ia segera berbalik, dilihatnya Naeun berlari mengejar dirinya dengan susah payah.

 

“Tidak usah berlari begitu, kau mau engkelmu sakit lagi?” ujar Myungsoo sambil melepas ear-phone yang menyumpal kedua telinganya.

 

Naeun cemberut, “Yaaa! Aku sejak tadi memanggilmu kau tidak menyahut, ya sudah aku berlari menyusulmu!” ucap Naeun agak kesal.

 

“Maaf, kau lihat sendiri kan aku sedang memakai ear-phone?” lanjut Myungsoo sembari tersenyum. Naeun mendengus.

 

“Haisshh… L, kau harus melindungiku hari ini!”

 

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
harakimmy #1
Chapter 1: ❤MyungEun❤ what a sweet story~ nice job author!