CHAPTER 3

Four Brothers
Please Subscribe to read the full chapter

Title: FOUR BROTHERS Chapter 3

Author : Han Eun Kyo a.k.a kyo051096

Cast :

Kim Youngwoon Kim Siwon Kim Donghae Kim Kyuhyun Shin Donghee

Other Cast:

Kim Heechul Choi Minho SHINee Luhan EXO Lee Taemin SHINee Kai EXO Lay EXO Lee Sungmin Zhoumi Park Joongsoo

Genre : Brothership & Angts

Rated : T+ to M

Disclaimer : Semua cast milik diri mereka sendiri, Tuhan, orangtua mereka dan SM dan cerita milik author. Jika ada kesamaan plot cerita, maka hal itu bukan karena unsur kesengajaan.

Warning : JANGAN MEMPLAGIAT CERITA TANPA IZIN! OOC, Pendeskripsian tokoh kurang, typo(s), aneh, DON'T LIKE DON'T READ! Please don't bash the cast!

Note : Fanfict ini terinspirasi dari film 'Four Brothers'. Alur cerita sedikit sama, tapi ada perubahan dengan watak tokoh dan plot asli. Maafkalo beberapa tokoh dinistakan di FF ini. Tapi ini semata untuk kelangsungan cerita.

Summary : Just a family story of Kim Brothers: Kangin, Siwon, Donghae and Kyuhyun. Menyelidiki peristiwa kematian sang Eomma, harus membunuh banyak orang yang terikat dengan kematian sang Eomma, sampai kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Fanfict ini terinspirasi dari film 'Four Brothers'.

Penasaran?

Check it out!

Four Brothers

Chapter 3

Han Eunkyo

Present

HAPPY READING

"JANGAN SAKITI DIA! Dia hyungku! Saudaraku satu-satunya!" Taemin menatap Kim brothers tajam.

"Oh ya? Mereka juga saudaraku satu-satunya" balas Kangin enteng sambil merangkul ketiga dongsaengnya.

Taemin terdiam.

"Hanya mereka bertiga yang kupunya di dunia ini. Seandainya hyungmu terbukti tidak bersalah, maka kami tidak akan menganggu kalian lagi." Ucap Kangin tenang.

Taemin menatap keempat Kim brothers lekat.

"Baiklah"

.

.

.

Taemin, Kangin, Siwon, Donghae, Kyuhyun, Shindong dan Luhan –seorang psikolog yang didatangkan Shindong untuk membantu mereka- masuk kedalam sebuah rumah besar namun terlihat tak terawat.

"Hyung" panggil Taemin begitu mereka sampai di sebuah kamar di lantai dua, yang ternyata kamar Choi Minho.

Minho yang melihat kedatangan Kyuhyun dan para hyungnya mulai gelisah.

Kejadian malam itu saat ia melewati toko Changmin terlintas kembali di pikirannya.

"AKU TIDAK BERSALAH! AKU TIDAK BERSALAH!" teriaknya sambil beranjak dari ranjangnya.

"HYUNG!" Taemin memeluk Minho erat.

Dengan cepat Minho melepaskan pelukan Taemin dan berlari ke arah jendela.

"HYUNG! JANGAN!"

Kangin, Siwon, Donghae dan Shindong dengan sigap mengejar Minho. Namun terlambat, Minho sudah terlebih dahulu lompat dari jendelanya.

"!" umpat Siwon, lalu melompat keluar mengikuti jejak Minho.

Kangin mengambil langkah mengejar Minho dengan menuruni tangga. Bisa mati konyol ia jika terjatuh dengan tidak elit saat melompat.

Shindong melangkah mengikuti Kangin, sebelum tangan Donghae menahannya.

"Biar saja. Anak itu terluka. Pasti mereka bisa menangkapnya" jelasnya.

Shindong menatap Minho. Yah, memang benar. Kini namja seumur Kyuhyun itu meringis sambil memegangi lututnya.

.

.

.

"Bagaimana?" tanya Kangin.

"Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Mohon yang lain keluar sebentar" pinta Luhan.

Mereka semua menuruti perkataan psikolog kepercayaan kepolisian itu.

Kini hanya ada mereka berdua di kamar itu.

Luhan tersenyum lembut pada Minho yang menatapnya takut.

Lalu namja manis itu duduk berhadapan dengan Minho.

"Siapa namamu?" tanyanya lembut.

"C...choi min...ho"

"Yang tadi dongsaengmun ya? Dia manis"

"Ne... Dia Taemin, dongsaengku satu-satunya"

Luhan mengangguk paham.

"Kau ingin bertanya apa sebenarnya? Apa kau ingin membawaku ke kantor polisi?" tanya Minho menatap Luhan tajam.

Luhan menatap Minho masih dengan senyuman lembutnya.

"Baik. Aku akan langsung saja." Mulainya.

"Apa benar tiga hari lalu, 17 Oktober 2009 pukul 19.10 kau lewat dari toko tempat pembunuhan itu terjadi?"

"Ne"

"Untuk apa?"

"Saat itu aku baru pulang latihan basket"

"Mengapa kau lewat dari jalan itu?"

"Aku melewati jalan itu setiap hari."

"Apa tidak ada yang aneh saat kau lewat sebelum hari itu?"

"Tidak. Bahkan biasanya saat aku lewat, Changmin –pemilik toko itu- menyapaku. Tapi hari itu, aku heran mengapa ia tidak keluar toko untuk menyapaku"

"Maka dari itu kau melihat ke dalam?"

"Ne. Namun gelap. Aku tidak bisa melihat apapun. Kaca toko itu hanya bisa melihat ke luar, tapi tidak bisa melihat kedalam"

"Lalu mengapa kau tahu terjadi pembunuhan?"

"Saat aku ingin pergi dari sana, aku mendengar suara tembakan dan teriakan. Aku tahu pasti itu suara Changmin."

Luhan menatap Minho dengan lekat. Memperhatikan setiap ekspresi yang dikeluarkan pemuda itu dengan serius. Sebenarnya tugasnya bukan menanyai kejadian pembunuhan seperti ini. Tugasnya hanya melihat apakah Minho berbohong atau tidak. Atau melihat apakah Minho menyembunyikan sesuatu dari ekspresinya atau tidak.

Tentang semua penjelasan Minho, tenang saja. Dari awal Shindong sudah memasang alat perekam di ruangan itu agar mereka juga mendengar apa yang Minho dan Luhan perbincangkan.

"Aku panik. Aku ingin masuk ke dalam namun aku tidak punya nyali. Lalu beberapa saat kemudian aku mendengar tembakan juga teriakan kembali. Kali ini suara wanita. Aku merasa familiar dengan suara itu. Saat mengingat-ingat suara siapa itu, t

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
panda2710 #1
Ceritanya bagus, lanjut thor!
ainkyu #2
oh.... aku pernah nonton, tapi kyu jangan mati... :) lanjut! pasti bagus kalo ada kyu-nya :)