Kencan No. 1

a day without you

“Jadi, kriteria seperti apa yang anda cari? “

Seseorang yang bukan dia. Kalimat itu hampir terucap dari bibir Jongdae, hampir saja. Ia tidak perlu mengatakan itu di depan Chanyeol.

“Kriteria apa yang bisa anda tawarkan?” Jongdae bertanya balik pada Chanyeol, dengan segala keformalan yang dibuat-buat. Kekasih sahabat baiknya itu hanya tertawa terbahak mendengar pertanyaan Jongdae. Sesungguhnya ia merasa canggung, membicarakan tentang kriteria pasangan harapannya di depan Chanyeol. Mereka tidak terlalu kenal baik dengan satu sama lain. Ia hanya kenal Chanyeol sebagai kekasih Baekhyun dan Chanyeol mengenalnya sebagai sahabat baik Baekhyun. Mereka hanya bertemu sekedarnya, Chanyeol sibuk dengan bisnisnya dan Jongdae sibuk dengan….kehidupannya (dan dia. Dia. Dulu hidup seorang Kim Jongdae hanya berpusat pada dia).

“Santai saja, Jongdae. Aku punya segala tipe, kau tinggal tunjuk saja.” Cengiran Chanyeol tak urung membuat senyum tipis terkembang di bibir Jongdae. Chanyeol betul-betul punya kemampuan membuat orang merasa nyaman. Wajar saja biro jodohnya terkenal luar biasa.

“Seseorang yang agak pemalu.”

Bukan penuh karisma seperti dia.

“Seseorang yang bersuara bagus.”

Bukan penari lihai seperti dia.

“Seseorang yang…..” bukan dia. “Yang?” tanya Chanyeol saat Jongdae menggantung kalimatnya. Jongdae menggelengkan kepala, mencoba mengusir ingatan tentang lelaki itu dari otaknya.

“Seseorang yang ummm, punya banyak waktu luang?” lanjut Jongdae tak yakin. Permintaannya mestilah terdengar aneh karena Chanyeol kini menatapnya dengan satu alis terangkat. “Ah, maaf, permintaanku aneh ya.” Jongdae menggigit ujung bibirnya, meringis menahan malu. Chanyeol menepuk bahunya, menenangkan, “Hei, santai saja, aku sudah sering mendengar yang lebih parah dari itu.”

Jongdae mendengus tak percaya. “Terserah saja bila tak percaya, tapi ada yang pernah minta ‘yang seperti bakpao’ padaku, jadi permintaanmu masih dalam batas wajar dan dapat diterima dengan tangan terbuka oleh publik.” Chanyeol mengangkat kedua bahunya pada Jongdae yang semakin menatapnya tidak percaya. “Tipe orang itu berbeda-beda,” tambah Chanyeol dengan cengiran khasnya.

“Kau bohong.”

“Percayalah.”

 

Kencan No. 1: Kim Minseok

Kencan pertama? Hancur total.

Jongdae memang meminta Chanyeol untuk mencarikannya seseorang yang pemalu, tapi pemuda(? tampaknya ia baru lulus SMA??) di depannya hanya diam membisu tanpa suara. “Umm, hei, namaku Jongdae,” katanya berusaha mencairkan suasana. “Minseok,” pemuda yang duduk di seberangnya menggumam pelan. Oke, Minseok. Setidaknya Jongdae tahu nama kencannya hari ini, kemajuan dari setelah sekitar 10 menit tidak ada pembicaraan, bahkan sapaan. “Oke, jadi umm, berapa umurmu?” “24.” Mata Jongdae terbelalak, “bohong!” ia tanpa sadar terpekik.

“Ah, maaf aku tidak sengaja. Sumpah. Plis jangan marah, umm, Minseok…hyung?”

Minseok (ummm, Minseok-hyung) menatapnya dengan sepasang mata membulat sempurna yang sekilas mengingatkan Jongdae pada hamster peliharan Baekhyun. Minseok-hyung membenahi posisi kacamatanya dan dengan tergesa mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya. Tak sampai sedetik kemudian kartu mahasiswa yang menyatakan Kim Minseok terlahir pada tahun 1990 disodorkan tepat di depan Jongdae. Jongdae hampir juling berusaha membaca dengan cepat tulisan yang hanya berjarak kurang lebih 0,00000001 cm dari matanya.

“Jadi?” tanya Minseok-hyung pada Jongdae, yang 100% tidak tahu sama sekali apa yang harus ia lakukan dengan informasi yang baru ia dapat. “Jadi?” Jongdae membeo pertanyaan Minseok bingung. “Kau percaya?” Jongdae tersenyum, “Tentu saja, hyung.”

Kencan pertama Jongdae memang hancur total. Ia harus belajar mengontrol mulutnya yang terkadang tak bisa ditahan tapi setidaknya ia mendapat satu teman baru.

Kim Minseok, 24 tahun, mahasiswa akhir jurusan teknik. Pemalu, bersuara lumayan, dan…memiliki cinta pada urusan tari-menari sebesar ia mencintai kopi lezat dan TVXQ. Jongdae rasanya ingin berteriak frustrasi saat Minseok-hyung mengangkat topik soal menari. Ia tahu ia tak kan bisa dengan Minseok-hyung, seberapapun sempurnanya Minseok-hyung untuknya. Ia tak perlu pengingat konstan tentang…lelaki itu.

Jadi saat Minseok-hyung meminta mereka berteman saja karena ‘aku rasa aku belum siap untuk hubungan, umm atau interaksi antar manusia’ Jongdae hanya terbahak mendengarnya. Ia mengangguk ringan, kemudian meminta nomor handphone Minseok dan menyimpannya dengan nama Cutie Umin-hyung.

Jongdae tidak tahu apakan perasaan lega di dadanya dikarenakan ia tidak perlu mencari alasan untuk menolak Minseok-hyung atau ia lega karena ia belum mendapatkan seseorang yang cocok baginya, seseorang yang berbeda dari dia.

Mungkin Jongdae belum bisa merelakan dia sepenuhnya.

 

a.n.: dia itu siapa ya? haha awalnya tidak berencana disembunyikan makanya hint siapakah si dia itu ada di mana-mana

sebenarnya pengen naruh sehun di kencan pertama, tapi muka sehun sama sekali bukan muka anak sma kuliah itu capek ya capek *malah nulis fanfic daripada ngerjain tugas*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet