Little Brother

Description

by

exoticpanda

 

Park Chorong & Park Chanyeol

Family, Brothership

General

Ficlet

Summary:

 

                Kalau tidak ada Chanyeol, siapa lagi?

Foreword

“Kak, kau tidak apa-apa?”

 

                “Kak.”

 

                Chanyeol berteriak frustasi. Kakaknya tak kunjung menjawab pertanyaannya. Hanya sebuah napas sesenggukan yang memberitahukan keadaan kakaknya saat ini.

 

                Chanyeol terus mengekor Chorong hingga ke kamarnya. Ia harus memastikan bahwa kakak satu-satunya yang ia miliki benar-benar tidak mengalami suatu hal yang fatal.

 

                “Kak.” Suara bass Chanyeol terdengar merendah dan berusaha melembut. “Ada apa denganmu?”

 

                Chorong membuka tangkupan tangan pada wajahnya. Ia mencari sekotak tisu, kemudian ia kembali naik ke ranjangnya. Duduk bersila di tengah-tengah tempat tidur ukuran single dengan sprei bergambar ayam. Dan Chanyeol masih setia meninggalkan permainan PS nya demi duduk di tepian ranjang milik si kakak.

 

                “Keluar dari sini, Chanyeol,” perintah Chorong  segera setelah selesai membuang cairan di hidungnya dengan tisu.

 

                Mata Chanyeol pun mendelik. Bagaimana bisa kakaknya mengusir dia yang mencoba untuk peduli, ah benar-benar peduli maksudnya.

 

                “Cepatlah keluar,” ulang Chorong lagi.

 

                “Ya!” Sepertinya habis sudah kesabaran Chanyeol. “Aku ke kamarmu karena aku peduli. Dan sekarang kau mengusirku, Kak?” tanya Chanyeol meninggikan nada di akhir. “Aku benar-benar tak percaya,” ungkapnya setengah membisik.

 

                Chorong masih sesenggukan. Ia masih berkutat dengan tisu-tisunya yang kini sudah bertebaran di sekitar tempat tidurnya.

 

                “Tidak usah banyak bicara. Kau juga yang membuatku seperti ini. Peduli apanya.” Chorong berujar dengan nada biasa. Tidak marah, tidak kesal.

 

                “A—apa?” Chanyeol benar-benar tidak percaya. “Bagaimana bisa aku membuatmu menangis? Kau saja begitu pulang dari entah berantah langsung menangis. Bagaimana bisa kau bilang aku pelakunya, Kak?”

 

                “Cerewet sekali,” cibir Chorong. “Siapa kira-kira orang yang datang ke tempat kerja paruh waktuku kemarin? Melemparkan sekotak pizza pada pelanggan ke mukanya dan menyiram minuman bersoda? Huh, karenanya aku sekarang dipecat dan dimaki-maki bosku,” ungkap Chorong.

 

                Chanyeol pun menelan salivanya. Rupanya karena itu. Ia pun langsung sadar.

 

                “Kak, lelaki itu memang pantas diberi pelajaran. Masa ia bertanya padaku yang tidak-tidak mengenaimu. Memangnya kau wanita murahan? Adik mana yang tidak kesal mendengarnya? Kau seharusnya mengetahui latar belakang aku melakukannya. Itu karena aku—“

 

                “Ya! Berisik sekali kau, Park Chanyeol,”potong Chorong. “Aku tidak meminta kau membela diri. Memangnya aku terlihat marah padamu hingga kau menjelaskan rinciannya seperti itu?”

 

                “Ja—jadi, kau tidak ma—marah, Kak?”

 

                “Sekarang jadinya marah.”

 

                “Ya!”

 

                “Iya. Aku tidak marah. Tentu kau melakukannya karena sebuah alasan.”

 

                “Lantas, mengapa kau menangis?”

 

                Chorong mengambil kembali tisu dari kotaknya. Ia mengelap air mata yang tersisa di cekung pipinya.

 

                “Karena aku ingin,” jawab Chorong asal.

 

                “Ya! Kau membuatku khawatir saja.”

 

                “Dan kau tidak meminta maaf karena perbuatanmu itu, Yeol?”

 

                “Ah, iya. Maafkan aku.”

 

                “Aku tidak menerima permintaan maaf secara lisan. Tapi secara perbuatan. Buktikan maafmu dengan memasak seminggu ini dan mencuci pakaianku seminggu.”

 

                “Ta—tapi, Kak.”

 

                Chorong melotot ke arah Chanyeol. “Ingin ditambah berbelanja harian?”

 

                “Ba—baiklah,” ujar Chanyeol pada akhirnya.

 

                Dan diam-diam Chorong tersenyum di balik tisu yang menyeka wajahnya. Tentu saja ia telah memaafkan adiknya dan tidak marah. Hanya Chanyeol lah satu-satunya keluarga terdekat yang dimiliki Chorong. Adik jangkungnya yang selalu membuat hidup Chorong menjadi lebih ramai dan rusuh.

 

                Kalau tidak ada Chanyeol, siapa lagi?

 

 

:::

 

                Mind to review? It will be appreciated.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet