Mine 2

Description

Typo o o -_-

Foreword

Wooyoung kembali ke kamarnya. Di cium oleh pemuda yang sangat dikenalnya beberapa tahun ini , dan dikenalnya begitu baik membuatnya jadi shock. Ia membuka pintu kamarnya dengan ekspresi mata zombi, berjalan tak tentu arah, kemudian ambruk di tempat tidur milik Junho . Ia menutupi sekujur badannya dengan selimut hingga ke kepala. Adegan ciuman itu... lagi dan lagi, seperti potongan gambar dari kaset video rusak yang di putar berulang-ulang di kepalanya. Kata-kata menyakitkan pemuda itu di padu dengan rengkuhan tangan yang kuat serta rasa aneh yang tiba- tiba menjalar di seluruh badan Wooyoung tepat saat bibir lembut pemuda itu menyentuh bibirnya. Seperti mesin kejut elektrik!. yang mungkin lain kali akan membuat jantungnya berhenti berdetak jika pemuda berparas separuh malaikat itu melakukan hal itu lagi padanya. 'ceklek' Pintu kamarnya terbuka, wooyoung tau itu Junho namun wooyoung tetap tak bergerak dari posisinya. Junho diam sejenak ketika mata jadenya menangkap wooyoung yang sekarang lebih mirip ulat bulu besar dengan selimut tebal miliknya. Andai wooyoung punya alat pendeteksi perasaan maka ia akan tau kalau bukan hanya dirinya saja yang sedang tidak baik- baik saja sekarang, tapi hal ini juga terjadi pada pemuda bermata sipit itu yang berdiri satu meter didekatnya. Ekspresi wajahnya tak urung mirip ekspresi wajah wooyoung ketika masuk ke kamar ini beberapa menit yang lalu. Rasanya mirip seperti ada sebuah jarum kecil yang tiba- tiba saja menghujam dasar hati Junho saat Nichkhun mencium paksa wooyoung di depanya. Sakit sekali... bahkan lebih sakit dari rasa sakit manapun yang pernah Junho rasakan. Ataukah ia baru saja merasakan perasaan yang pernah di rasakan hampir seluruh umat manusia di muka bumi ini? JEALOUS "Aku menunggumu didepan dorm tadi, tapi kau tidak ada." Ucap Junho , duduk di sisi pinggir tempat tidurnya. "Kau kenapa?" Pertanyaan bodoh dan tak berguna karena seharusnya jawabannya sudah di ketahui. Makhluk bergelung selimut itu mulai bergerak perlahan lalu duduk di depan Junho dengan wajah masam. "Kau benar Junnie, seharusnya aku tidak bertemu dengannya, seharusnya aku menghindarinya." "Khun hyungkah?" Tak ada keterkejutan di wajah putra Keluarga Lee itu. Wooyoung mengangguk. "Ya seharusnya kau tau siapa dia uyongie . Si tuan muda populer abad ini. Tampan, pintar, kaya dan seorang Prince. Tidak hanya perempuan saja yang mengaguminya, tapi juga laki- laki. Bagaimana pendapatmu tentangnya?" Wooyoung mengernyit. Sepengetahuan wooyoung , Junho adalah orang yang tidak tertarik untuk mendeskripsikan orang lain apalagi dari segi positif semacam ini. "Aku benci dia, Junniee" Junho tersenyum sinis. "Apakah kau tau wooyoung, seorang Nichkhun itu terlalu sulit untuk di benci." "Aku tidak peduli. Bagiku Junho adalah tetap yang nomor satu." Kata wooyoung ngotot "Kenapa kau membandingkannya denganku?" "Aku tidak membandingkannya. Sehebat apapun dia, menurutku Junho itu yang paling hebat. Aku tidak berani membayangkan kalau aku tidak pernah bertemu denganmu sejak saat trainee, pasti aku tidak akan berada di sini sekarang. Tidak akan ada yang membelaku juga melindungiku. Karena itu kau adalah orang terpenting dalam hidupku, Junho." Mata yang biasa berbinar itu sedikit meredup ketika ia mengucapkan kalimat berikutnya yang lebih mirip sebagai gumaman. "... Aku bahkan tidak tau, dengan apa aku harus membalasmu nanti." "Berikan saja ciuman pertamamu padaku." DEG! Wooyoung mengangkat wajahnya menatap pemuda kelahiran Ilsan yang ada di depannya. Mencoba mencari konfirmasi atas ucapan itu. Saat ini, sebagai sahabat selama hampir tujuh tahun, entah kenapa wooyoung bahkan tak bisa memutuskan apakah sahabatnya ini sedang bercanda atau tidak. Jikapun ia serius, maka ironis sekali karena wooyoung baru saja kehilangan ciuman pertamanya beberapa menit yang lalu. Junho tersenyum hambar. "Sudahlah, anggap aku tidak pernah bilang apa- apa padamu." "Junnie." Panggil wooyoung saat pemuda itu bangkit dan hendak pergi keluar. "Bisakah aku membayarnya selain dengan ciuman pertamaku?" Junho berhenti berjalan tapi ia tak berbalik menatap wooyoung "Kalau begitu, kau akan membayarku dengan apa? Uang? Aku juga punya" Wooyoung sungguh tak paham apa yang sedang terjadi saat ini, namun ia merasakan ada sebuah kesedihan yang mendalam pada suara sahabatnya itu. "Apa pun yang kau minta." Pemuda itu berbalik, dan menemukan wajah cantik yang ada di depannya itu penuh harap padanya. Junho bergerak mendekati wooyoung. Tanpa suara ia membelai pipi wooyoung. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arah wooyoung. Seperti aliran hipnotis yang memenuhi ruangan ini, wooyoung menikmati sentuhan tangan Junho. Ia menutup matanya perlahan saat ia mulai merasakan hembusan napas putra keluarga Lee itu menyentuh wajahnya. Sedikit lagi... Sampai akhirnya bibir mereka bertemu Awalnya hanya ciuman lembut dan penuh cinta , tapi lama - kelamaan ciuman itu menjadi ciuman yang mendominasi dan penuh nafsu "Engh.. hentikan.. Mhh.." erang wooyoung ketika bibir Junho melumat dengan ganas bibir wooyoung. "Hentikan engmh.. Junnie" erang wooyoung kembali, tangannya memukul keras dada bidang Junho, yang mau tidak mau menghentikan aksinya. "Ada apa uyongie?" tanya junho mulai di selubungi kabut nafsu. "Aku.. Rasa ini terlalu berlebihan " lirih wooyoung Junho mendesah kesal karena rencana untuk merasakan tubuh hangat wooyoung gagal "bukankah kau yang mengatakan , terserah yang aku mau ?" tanya Junho berusaha setenang mungkin. " Y,ya tapi " " Uyongiee kau itu milikku jadi bukankah tidak masalah kita melakukannya" " Tapi kalau ada yang mendengar bagaiman ? " "Tidak akan" sambung Junho dan kembali melumat bibir wooyoung Tangan Junhopun tidak tinggal diam begitu saja , tangan kanannya berada ditengkuk wooyoung untuk memperdalam ciuman mereka dan tangan kirinya meremas pinggang wooyoung " kau menikmatinya uyongie?" Junho berbisik disel sela ciuman mereka dan kembali melumat bibir wooyoung" eenggh Junnie'aa " Braaakk "yaa apa yg kalian lakukan teriak minjun marah(baca: kaget)" "kauu tidak lihat mereka sedang apa ?" "aku lihat mereka sedang apa" Wooyoung setelah sadar dri kekagetannya wooyoung segera melepaskan dirinya dari Junho dan mendorongnya pelan , Junho yg merasa acaranya terganggupun berdecak kesal. "lalu kenapa kau bertanya hyung ? Kalau kau sendiri melihat apa yg kami lakukan ?" "emhhhh ... Ekhmm aku berkata seperti itu agar kalian berhenti melakukan itu !!!" "ohh ya ?" Balas junho menyebalkan "T-tentu" "kenapa kau gugup seperti itu ? , kau sudah sering melihat adegan itu dan juga sering melakukannya " Taecpun membuat Minjun salah tingkah "yaa yaaakh Pabboo aissh , Junho yaa kenapa kau melakukan itu dengan wooyoung ?" "mungkin Junho ingin mengajarkan wooyoung cara berciuman dengan panas" M"kauu !! Aku tidak bertanya padamu , pergi kau taecyeon'nahhh !!!" "isshh kau ini " taecpun berlalu keluar kamar "jadi hyung kenapa kau masih disini ? , kau tau kau mengganggu kegiatanku" "sejak kapan kegiatanmu bertambah tanpa pengetahuanku" "haruskah aku melapor padamu , untuk kegiatan yg satu ini ?" "aa-aku sebaiknya keluar saja " wooyounh hampir berlalu kalau saja Junho tidak menarik tangannya " kau duduk saja disini changiyaa " ucap Junho dengan diiringi senyum mesumnya " yaakh Lee Junhoo !! Dia itu hyungmu dan lagi kenapa kau menjadi seperti Nichkhun yg sering tersenyum mesum !!! " Minjun mengatakan itu dengan satu tarikan nafas " Ck jangan samakan aku dengan orang itu , lagi pula Uyongiee itu milikku jadi mau dia hyungku / tidak itu tidak akan jadi masalah selama aku mencintainya " "Mwoo? sejak kapan uyong menjadi milikmu? " "Kau tidak perlu tau itu hyung , sebaiknya kau keluar dan ingat hyung kamar itu adalah tempat privasi jadi kau harus mengetuk pintunya ! Dan jangan mendobaraknya !! " Junho membalas perkataan hyungnya dengan diselipi nada. menyindir " Aishhh ya sudah , lain kali kunci pintunya" " Ahh nee hyung Setelah minjun keluar Junhopun beranjak untuk menutup pintu dan mengkuncinya " Kenapa dikunci ? " Tanya wooyoung yg sejak tadi hanya diam saja " Agar tidak ada yg mengganggu lagi dan ayo kita lanjutkann " Wooyoungpu terlonjak kaget " melanjutkan ? " Dan segera berdiri menghindari Junho " uyongiee kenapa kau menhindar " " Kenapa kau ingin melakukannya denganku ? Kenapa bukan dengan yg lain saja ? " Wooyoung mundur menghindari Junho " Karena kau milikku uyongiee". Junhopun melangkah maju untuk mendekati uyong " Sejak kapan aku jadi milikmu ?"Wooyoung masih melangkah mundur hingga Junho menarik wooyoung kepelukkannya " sejak aku sadar bahwa aku cemburu dengan kedekatanmu dengan Khun hyungg " wooyoung terlonjak kaget dan beusaha melepaskan pelukakan itu " Jangan terlalu dekat dengannya lagi uyongiee , aku tidak suka kau itu milikku hanya milikku ditakdirkan hanya menjadi milikku " suara junhopun terdengar serak seperti menahan sesuatu " jadi apakah kau mau menjadi milikku ? " Junho melepas pelukkannya dan menatap wooyoung intens dan hampir mempertemuka bibir mereka kembali kalau saja tidak digaggu oleh ponsel wooyoung yg berdering " ck siapa lagi kali ini ?" Junho berujar kesal , Wooyoungpung mengambil ponselnya lalu melihat layarnya dan kembali menatap Junho " siapa ?" Junho yg mengerti tatapan ragu itu bertanya " Khun hyung" jawab uyong dengan pelan , " aisshh tidak usah diangakat , matikan saja ponselmu" pemuda lee itupun meraih ponsel wooyoung dan mematikannya lalu melempar ponsel tak berdosa itu kearah tempat tidur woo " sebaiknya kita tidur , sekarang " junhopun menarik uyong ke tempat tidurnyaa(lagi) dan menyelimuti tubuh mereka , setelah mereka menggati pakaian menjadi panjamas Mereka tidur ditempat tidur Junho " uyongi sebelum kau tidur bisakah kau menjab pertanyaanku tadi? " " Emhh Junnie aku tidak tau dan tidak yakin dengan perasaanku padamu , tapi aku tidak mau jauh darimu " " Tapi kita bisa mencobanya dulu dan jika perasaanmu belum bisa berubah , aku akan melepaskanmu" junho meyakinkan wooyoung Melihat wooyoung yg hanya diam saja jnhpun bertanya lagi " jadi bagaimana woo ? " " Emhhh bbaiklah " jawab wooyoung dengan bersemu dan membuat juho langsung memeluknya karna terlalu senang " Sebaiknya kita tidur junnie " " Ahh baik lah , selamt tidur chagiyaaa" . . Kenapa uyong tidak menjawab ? Apakah dimarah padaku" gumam khun " Kenapa wajahmu tertekuk seperti itu. hyung" chansung yang baru saja kembali dari dapurpun mengomentari ekspresi yg ditunjukkan prince thai itu " aku jadi takut melihatnya" tambahnya "Kau tidak perlu takun channie , wajahnya seperti itu hanya karena dia baru saja ditolah uyong ahahha" dengan cara bicara yg dibijak- bijakkan taecyeon mewakili nichkhun untuk menjawab pertanyaan maknae besar itu , dan diakhiri dengan gelak tawa yang membuat khun menjadi semakin kesal berkali - kali lipat "Wmoo? Benarkah hyung , astaga hyung kenapa bisa kau ditolak oleh wifemu ?" chansung berusaha keras agar tidak menyinggung nichkhun , walaupun kata - katanya itu sudah cukup menyinggung khun Dengan kesal kuadrat nichkhun menjawab "chaniiee yaa kau tidak perlu menahan tawamu" khun berujar dengan angel facenya dan suara yang begitu lembut namun mengintimidasi "Benarkah hyung? Aku boleh tertawa sekeras yg aku mau ? "Entah chansung itu tidak menyadri aura yg keluar dri pemuda thai itu atau dibenar - benar bodoh sehingga tidak bisa membaca aura yg telah menguar dan mencemari ruangan itu bahkan aura itu membuat taecyeon tutup mulut dan mundur perlahan setelah merasa cukup jauh taecyeon berujar "Chansung'ahh lebih baik kau cepet pergi dri sana atau kau tidak akan melihat matahari terbit besok" taecyeon berteriak dari lantai 2 dan segera memasuki kamarnya lalu menguncinya Chansung melongo bingung "hyunggg aku tidak mengerti" balas chansung dengan berteriak juga , namun tidak dijawab oleh Taecyeon "kau juga tidak ikut lari chansungahh ? Ataukau tidak ingin melihat matahari terbit lagi?" Nichkun beranjak dri duduknya dan mulai mendekati chansung "hyung aku tidak mengerti" "kau tidak perlu mengerti kau cukup merasakannya saja pembalasanku , karena taec yang telah membuatku kesal dan kau juga semakin membuatku kesal maka dari itu " khun berancang - acang hendak memukul chansung namun terhenti karena "khun , tunggu dulu" rupanya taecyeon kembali "chansungiee , aku pikir kau tidak akan selamat malam ini dan aku rasa besok kau akan ada didorm yg baru karena itu aku kesini ingin menyelamatkanmu" nichkhun menatap aneh taecyeon yang mendadak kembali kebawah "apa yg kau lakukan? ,kenapa kau kembali ?" Tanya khun dengan sarkastik "khun ddaeng lebih baik kau tidak menyikasanya sekarang" mendengar itu nichkhun menautkan alisnya bingung "kenapa memang?" Taecpun melajutkan "karena besok dan beberapa hari kedepan jadwal kita , jadi kalau chansung dirumah sakit maka itu akan membuat semua yg terlah direncanakan menjadi tertunda dan akan semakin membuat Hottest menunggu kita" merasa perkataan taec ada benarnya , nichkhunpun menyetujui " baiklah , tapi saat waktu luang nanti kalian berdua benar - benar akan ... " . . . " Pagi hyung " sapa wooyoung kepada Minjun yang tengah menyiapkan sarapan " Pagi uyongie , cha kemari dan bantu hyung " " Nee hyung " Dam mereka berduapun menyiapkan makanan dengan diiringi canda tawa " ya uyongiee apa yg terjadi dengan junho ? " "Dia tidak terjadi apa - apa " "Aku tidak percaya" "Kalau kau tidak percayapun tidak papa hyung" "Lalu apa yg kalian lakukan setelah ciuman PANAS itu hmm ?" Dengan menekan kalimatnya Minjun menatap wooyoung dengan jahil "hyung rupanya kau terlalu lama bergaul dengan Taec hyung hingga jadi seperti ini" "Yack jangan mengalihkan pembicaraan , udong !!" " Aku tidak mengalihkan pembicaraan hyung lagi pula kenapa kau begitu ingin tahu ?" "Terserah yang penting jawab saja" "tidak terjadi apa - apa hyung kami langsung tidur setelah itu" "Benarkah ? Jangan berbohong uyoungi" "Uyong tidak berbohong hyung , kami setelah itu langsung tidur" Junho yang entah sejak kapan ada didapurpun membantu uyong menjawabnya " Uyongie , setelah ini ada yang ingin aku bicarakan " "Bicaralah" "Tidak disini dikamar saja" "Hey sejak kapan kalian selalu berbicara dalam kerahasiaan seperti ini ?" "Itu bukan urusanmu hyung" "Ya Junho ya , jangan seperti itu pada Khun" Junho tidak menjawab dan terus melanjutkan sarapannya yg tertunda . . . . Setelah menyelesaikan sarapannya dan mencuci piring kotornya Junhopun langsung menarik Wooyoung menuju kamar mereka , setelah tepat berada dikamar junho segera menguncinya "Uyongie" "Wae Junnie ?" "Uyongieee nanti siang aku akan pulang ke Ilsan beberapa hari)" junho menjawab dengan murung "Mwoo? Kenapa mendadak seperti ini ?" "Ummaku mengatakan sangat merindukanku dan sangat ingin bertemu denganku , umma juga memintaku pulang sebentar aku juga merindukannya dan tidak mungkin menolak apa yg umma minta , JYP hyung sudah mengizinkan" junho menatap uyong yg tidak bersuara "Uyongie ?" " Ahh aku tidak bisa melarangmu Junnie , itu ummamu" wooyoung mendesah pasrah "Uyongie jangan menggunakan wajah seperti itu , kau membuatku semakin tidak bisa meninggalkanmu dan ingat uyongiee ummaku juga ummamu" goda Junho sambil mencium ringan bibir mungil wooyoung sehingga membuat uyong merona "Yackh kau ini benar - benar mesum lee junhoo ! Pergilah" usir wooyoung dengan muka merah merona "Uyongiee~ jangan seperti itu , ahhh bagaiman kalau kau ikut denganku saja ?" Junho menawarkan idenya dengan harap harap cemas "Mwoo ? Apa boleh aku ikut denganmu?" "Tentu saja boleh , kau itu milikku" "Yack pabbo ya , maksudku apa Munjun hyung dan JYP hyung mengizinkan?" "Itu tenang saja , ayo kita kedepan kita temui mereka" Setelah sampai dibawah HoWoo pun langsung menghampiri para hyungnya "Ya minjun'nahh apa yg ingin kau bicara sehingga mengumpulkan kami disini ?" Tanyya Khun dengan malas "Aku ingin memberitahukan pada kalian bahwa acara promosi kita ditunda karena Junho harus pulang kekampung halamannya selama beberapa hari" "Benarkah Junho akan pulang ?" Tanya Khun(lagi) dengan bersemangat "Ne,khun kenapa kau begitu bersemangat?" "Ahh yess ohh anniya" mendengar jawaban khun , Junho hanya berdecak sebal "Minjun hyung bolehkah uyong ikut denganku ?" Tanya Junho sambil menarik wooyoung "Kenapa kau ingin membawanya?" Bentak khun kesal "Khun hyung sabarlah dulu" ucap chansung "Ya junho kenapa kau ingin membawa uyong ?" "Aku hanya ingin ditau tempat kelahiranku hyung" jawab junho sambil melirik khun "Tapi maaf junho yaa , kau tidak bisa mengajak uyong karena jyp hyung pasti keberatan" mendengar itupun junho hanya mendengus sedih . . . . *siang hari depan dorm 2pm Semua member 2pm berkumpul didepan halaman dorm untuk mengatar Junho "Uyongiee" panggil junho pada wooyoung yg hanya diam setelah pembicaraan tadi pagi "Ne?" "Saat aku pergi aku minta kau jangan dekat dekat dengan Khun hyung , karena kau akan membuat ini terluka uyongiee" Junho mengarahkan tangan uyong kejantungnya "kau tidak mau ini terluka bukan?" Yg hanya dijwab gelengan oleh uyong "jadi berjanjilah untuk tidak dekat dengannya , karena kau milikku hanya millikku" ucap junho lalu menarik uyong kepelukkannya , wooyoungpun membalas pelukan dan perkataan Junho yg membuat member lain bingung "ne aku berjanji Junnie yaa , jangan terlalu lama disana dan jangan membuatku sedih" "Aku tidak akan lama,hanya sebentar" ucap junho lalu melepaskan pelukkannya dan langsung mencium bibir wooyoung dan diselipi lumatan - lumatan , yang lagi membuat para member menahan nafas melihat adegan didepan mereka "Ekehmm" Nichkun yg pertama kali sadarpun berdehem sehingga menyadarkan member lainnya dan tentu saja menyadarkan Junho yg mulai melumat ganas bibir uyong setlah melepas lumatannya Junho melirik khun sbentar lalu menyeringai "aku pergi dulu,dan jangan dihapus biarkan salivaku menempel disana" Pemuda asal Ilsan itupun menahan tangan uyong yang hampir menghapus salivany yg tertinggal "Yack lee Junho" teriak minjun marah melihat kemesuman dongsaengnya "Aku pergi" "Ne jaga dirimu Junhoo yah" seru Taec yg hanya dibalas anggukan junho #maaf menunggu lama ya *bungkuk" dan maaf jka chap ini mengecewakan para readers yg mau menunggu fic in (readers: yg nunggu lo sapa ?

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet