Maaf kalau ada salah ketik ^^

.

.          

Di sebuah bangku taman di pertengahan kota seoul terlihat sesosok namja manis berpipi chubby duduk di sudut bangku taman. Saat ini jarum jam menunjukkan pukul 20.00 KST. Dia terus melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya itu.

            "Hyung... lagi-lagi kau melupakan janji kita." Lirih Wooyoung, namja yang sejak tadi duduk disalah satu bangku taman tersebut. "Apa kau lupa?, aku sudah menunggumu lebih dari 2 jam." Lirihnya lagi yang hanya di sambut suara desiran angin. Wooyoung mengeluarkan ponsel dari saku celananya, mencoba menghubungi nomer yang sama.

            Sejak tadi, sudah lebih dari 15x Wooyoung menghubungi Nichkhun, sang namja yang sejak tadi di tunggunya. "Berkali-kali aku menghubungimu, tapi lagi-lagi hanya suara operator yng menjawab." tanpa terasa bulir kristal mengalir membuat jalan di pipi chubbynya. "Apa yang sedang kau lakukan hyung? Sampai-sampai kau lupa dengan janji kita." Lanjutnya bergumam sambil memegang erat ponsel yang digengamnya, pertanyaan itu tak ada jawaban dan hanya suara desiran angin yang terdengar. Wooyoung yang sudah merasa lelah menunggu, langsung meninggalkan taman.

            Tidak perlu berjalan lama, Wooyoung sudah sampai di dorm. Karena memang jarak taman dengan dorm tidak begitu jauh, hanya berkisar 20 menit. Wooyoung masuk dengan wajah ditekuk sambil menunduk.

            Minjun yang melihat Wooyoung berjalan gontai menghampirinya  "Youngie-ah.." Panggil Minjun dengan nada khawatir melihat raut wajah wooyoung.

            "Ndeh." Jawab wooyoung singkat.

            "Gwencana?" Tanya minjun yang masih khawatir.

            "Don't worry hyung.." Jawab Wooyoung dengan tersenyum paksa.

            "Geurae.. lebih baik kau istirahat saja." Perintah Minjun lembut.

            "Ndeh, aku ke kamar hyung.." Izin wooyoung yang di jawab dengan anggukkan kepala dari Minjun.

            Wooyoung langsung pergi menuju kamarnya dengan langkah gontai.

Cklek~

            Wooyoung membuka pintu kamarnya, Wooyoung yang sudah lelah langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang. Wooyoung menatap langit kamarnya, entah apa yang sedang di pikirkannya.

            "Sudah lebih dari 3x hyung, kau lupa dengan janjimu. Apa yang kau sembunyikan dariku hyung? Bukan kah kau hari ini free, tidak ada jadwal? Kenapa kau tidak datang hyung?." Setiap pertanyaan keluar dari mulut Wooyoung, namun tanpa tau jawabannya. Tanpa terasa sebulir kristal kembali mengalir deras di pipinya. Karena terlalu lelah menangis Wooyoung tertidur pulas, tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.

            ..............

            Mentari mengawali pagi yang cerah. Masih bisa di lihat saat ini sesosok namja chubby masih asik dengan dunia mimpinya.

            Cklek~

            "Wooyoung-ah." Panggil Chansung dengan lantang, membuat Wooyoung sang namja chubby bangun seketika.

            "Aish..kau ini!" Kesal Wooyoung dengan tingkahnya seperti anak kecil yang baru bangun tidur yaitu mengucek-ngucek matanya yang terasa perih akibat menangis semalam.

            "Cepat bangun." Dengan tidak sopan Chansung langsung menarik tangan Wooyoung agar Wooyoung berdiri.

            "Wae?" Tanya Wooyoung polos.

            "Aish..kau tidak lihat ini jam berapa?." Tanya Chansung balik.

            "Jam 8" Jawab wooyoung masih dengan polosnya.

            "Pabbo!!" Dengan tidak sopannya Chansung memukul kepala Wooyoung.

            "Appo~" Ringis Wooyoung mengelus-ngelus kepalanya.

            "Sudah cepat mandi! Kita ada jadwal 30 menit lagi." Maki Chansung sangat kesal.

            Wooyoung mencerna ulang perkataan Chansung sampai... "OMO aku lupa." Wooyoung menepuk jidatnya, dengan cepat Wooyoung melesat pergi ke kamar mandi. Sedangkan Chansung hanya bisa-bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

            Wooyoung yang baru selesai mandi langsung mencari pakaiannya, tidak perlu menunggu lama. Wooyoung sudah rapi dengan stylenya hari ini. Wooyoung langsung menyusul member lain di ruang makan. Wooyoung sudah sampai di ruang makan. "Mian aku telat bangun." Wooyoung menggeser bangku untuk duduk di samping Minjun, tidak seperti biasanya Wooyoung lebih suka duduk di samping Nichkhun. Yang lain hanya menatap Wooyoung bingung. "Wae?." Tanya wooyoung yang menjadi pusat perhatian. Mereka hanya bisa menggeleng dan melanjutkan makannya. Setelah selesai sarapan mereka langsung menuju lokasi syuting acara musik di stasiun tv.

            Saat ini 2pm sedang mengisi acara di music core, tidak hanya ada 2pm tapi juga ada beberapa bintang tamu di acara itu. 2pm sudah selesai perform dengan menyanyikan dua buah lagu. Sekarang ini mereka sedang berada di back stage.

            2pm sedang istirahat karena lelah setelah perform tadi. Minjun dan Taecyeon yang selalu serasi dimana pun mereka berada, akan selalu berlovey dovey, jika tidak ada orang lain selain mereka. Seperti biasa Chansung asik dengan buah favoritnya yaitu pisang, kemana pun Chansung pergi ia tak akan pernah meninggalkan buah kesayangannya itu, Junho merasa diabaikan oleh Chansung hanya bisa mengerucutkan bibirnya seba, karena sejak tadi Chansung sibuk dengan pisang nya. Kita lupakan pasangan aneh itu kini kita beralih pada pasangan yang lagi dilanda pemikiran masing-masing itu.

            Wooyoung yang merasa bosan, bangkit dari duduknya. Saat wooyoung ingin berjalan ada seseorang yang menahan lengannya, sehingga dia berhenti sejenak untuk melihat siapa yang menahan lengannya. Setelah melihat siapa orang yang menahan lengannya, Wooyoung langsung melepas tangan Nichkhun dari lengannya.

            Nihchkhun menatap lekat Wooyoung yang berdiri disampingnya "Kau mau kemana?" tanya Nichkhun, orang yang tadi menahan lengannya.

            "Toilet." Jawab Wooyoung singkat, dan langsung keluar tanpa menoleh ke arah Nichkhun.

             Bohong, Wooyoung berbohong bukan toilet yang dia tuju. Melainkan taman kecil dan sepi, taman ini berada di depan lokasi syuting tadi. Wooyoung yang membawa topi dan kumis bohongan langsung memakainya untuk menyamar, takut ada orang yang mengenalnya. Wooyoung yang sudah memakai penyamar, lantas berjalan menuju bangku taman. Wooyoung yang sudah duduk menatap ke langit yang indah bertaburan bintang.

            "Huft..." helaan nafas berat Wooyoung. Wooyoung mencoba menenangkan pikirannya dengan cara memejamkan mata dan diselingi dengan hembusan nafas yang sesekali dia lakukan untuk mengurangi rasa yang berkecamuk dihatinya.

            Drtt drtt drtt~

             Wooyoung merasakan ponselnya bergetar, dia mengambil ponselnya dari saku cekana. Wooyoung melihat layar ponselnya yang mendapat panggilan dari JYP, Wooyoung menyetuh layar touchscreen, dan nenempelkan pinselnya di telinga.

            "Ndeh..hyung.." sapa Wooyoung.

            "Wooyoung-ah ke kantor ku sekarang.." suara Park Jin Young di seberang telepon.

            "Ada perlu apa hyung?" Tanya wooyoung.

            "Aku ada job untukmu, kau kesini sekarang."

            "Ndeh hyung." Wooyoung memutuskan panggilannya dan memasukkan ponselnya ke saku celana. Wooyoung berdiri dari duduknya, berjalan untuk kembali ke backstage.

            Wooyoung sudah ada di backstage untuk mengambil tas dan izin pada member lain untuk pergi ke kantor agensinya. "Hyung.. aku urusan dengan JinYoung hyung dan aku di suruh untuk pergi ke kantor agensi." Izin Wooyoung pada Minjun, hyung tertuanya.

            "Ndeh..apa kau bawa mobil?" Tanya Minjun.

            "Ndeh aku bawa mobil, dan aku akan kesana sendiri." Jawab Wooyoung yang sudah memakai tasnya. Wooyoung yang sudah mendapat izin segera meninggalkan mereka, Wooyoung pergi menuju bestmant dimana mobilnya di parkir. Saat Wooyoung ingin membuka mobilnya tanpa sengaja matanya melihat sosok yang begitu di kenal.

 DEG!

            'Nichkhun hyung.." batin Wooyoung lirih. Tes Tanpa di perintah buliran kristal mengalir di pipinya, bagaimana ia tidak nangis? jika saat ini dia melihat adegan yang menyakitkan. Yaitu Nichkhun sedang berciuman dengan yeoja. Wooyoung yang sudah merasa begitu terluka langsung masuk ke dalam mobil dengan cepat dia menyalakan mobilnya dan segera melesat pergi.

TBC~

Co-author here, bagaimana chapter 1nya?
Jangan lupa kritik dan sarannya ::D