Chapter 6

Dream High

Pelajaran Tambahan~

Kelompok Eun Ra - Taemin dan lainnya. Sore itu pelajaran tambahan dimulai agak sedikit terlambat karena Kyuhyun, guru baru, mempunyai jadwal lain sebelum dia harus mengajar.

 

"Mianhae aku terlambat!" kata Kyuhyun kepada murid-muridnya. Dia hanya mengenakan jeans dan T-shirt tipis hari ini. "Aku mempunya sedikit urusan. Nah,, silahkan duduk. Mianhae kalau kalian duduk di lantai sementara aku duduk di atas."

 

"Gwenchana,," sahut seorang murid. Kyuhyun tersenyum.

 

"Apa kalian sudah memilih lagu yang akan kalian bawakan?" tanya Kyuhyun. Muridnya menggeleng. "Eum,,, apa ada sedikit bayangan bagaimana tarian kalian?" Beberapa anak mengangguk. "Geure,,, ini awal jadi kumaklumi. Kusarankan kalian memilih lagu yang sesuai kemampuan kalian. Jangan memaksakan diri karena itu hanya akan mempersulit kalian saat tampil."

 

Kyuhyun berdiri. Dia terlihat canggung. "eum,,," dia ingin melangkah atau apalah. "Hyung!!" sang penolong lewat di luar kelasnya. "Hya,,, Eunhyuk hyung!" teriaknya sambil melambai-lambaikan tangan memanggil Eunhyuk.

 

"Waeyo?" tanya Eunhyuk. Kyuhyun membisikkan sesuatu. "Mwo?"

 

"Jaebal!! Aku mana bisa melakukannya. Kamu kan hebat.hiii," Kyuhyun nyengir. "Jaebal,,," rengeknya menarik-narik legan baju Eunhyuk.

 

"Ara, ara,,,"

 

Kyuhyun tersenyum lebar penuh kemenangan. "Nah, kalian juga harus bisa menempatan tarian yang pas saat nada-nada tertentu. Kalian tau kan dalam penampilan group ataupun solois yang mengusung tarian di atas panggung, mempunyai istilah solo dance. Yaitu dia hanya akan menari tanpa bernyanyi. Kalian tau itu kan?"

 

"Ne,,,," sahut murid.

 

"Tidak mungkin kan saat kalian menyanyikan nada tinggi kalian juga harus break dance? Penyanyi handalpun susah melakukannya. Contohnya, namja yang ada di sampingku ini bukan orang baru di dunia entertaiment. Kita lihat saja apakah dia bisa menyanyi sambil break dance?" Kyu menaikkan sebelah alisnya. "Silahkan hyung."

 

Eunhyukpun menaikkan sedikit celananya dan mulai memutar-mutar kakinya diatas lantai.Dia menyanyikan lagu Yesung it's has not to be u' yang buming dan mempunyai kesulitan tinggi itu untuk menyanyikannya. Dia mulai ingin menaikkan kakinya ke atas dan tubuhnya di tahan hanya dengan satu tangan. "Aaa,,,," Eunhyuk mencoba bernyanyi. "Naee,,,ga,,," dia tidak bisa melanjutkan liriknya, lalu jatuh. "Andwe."

 

"Lihat itu kan?" ujar Kyuhyun. "Gomawo hyung. Kamu bisa keluar dari kelasku," Kyuhyun menunjuk pintu.

 

"Aish,,, kurang ajar anak ini," gerutu Eunhyuk.

 

Beberapa menit kemudian suasana kelas penuh dengan gumaman diskusi. Kyuhyun menyuruh muridnya segera memilih lagu yang cocok untuk mereka.

 

"Jaebal Eun Ra,,," Taemin manyun lima centi di depan Eun Ra yang asik dengan Hp dan headsetnya. "Eun Ra,,,," dia menarik-narik ujung celana Eun Ra.

 

"Hya,,,"

 

"Jaebal,,, kali ini saja aku yang memilih. Kita pilih lagu Michael Jakson saja. Aku benar-benar ingin membawakan lagunya Eun Ra."

 

"Lagu itu terlalu melow."

 

"Kita bisa memadukan R&B dance dan balet," ujar Taemin.

 

Eun Ra membayangkan perpaduan itu. Lalu dia berdecak. "Seharusnya moonwalk lebih bagus kalau kamu menyanyikan lagu idolamu itu."

 

"Jadi kamu setuju?"

 

Eun Ra menggeleng. "Aku ingin lagu yang lebih bit."

 

"Wae,,,," nada suara Taemin meninggi.

 

"Kelompok ini ribut sekali. Ada yang bisa kubantu?" Kyuhyun mendekati dua anak itu. Dia menatap Eun Ra dan sebelah alisnya terangkat. "Sepertinya aku mengenalmu?"

 

Eun Ra membuang muka. "Tentu kamu mengenalku Kyuhyun-ssi," katanya dan pandangannya kembali ke Kyuhyun.

 

"Ah,, si anak ajaib yang sombong," kata Kyuhyun bermaksud menyindir.

 

Eun Ra berdiri. "Permisi ijin kebelakang," ujarnya membungkuk dan mengejutkan Kyuhyun dengan kesopanannya itu.

 

_DH_

 

Kelompok Minah ~ Soo Jong dan lainnya. Kelas ini juga berjalan dengan lancar. Malah lebih nyaman dibandingkan kelas Kyuhyun. Jokwon lebih banyak bercanda saat muridnya bertanya dan menjelaskan sesuatu dengan muka riang.

 

"Songsaengnim, kamu pandai dance tapi kenapa memilih menjadi member group ballad?" tanya soo Jong.

 

"Eum,,," Jokwon menerawang. "Mungkin karena suaraku lebih menonjol saat aku menyanyikan lagu ballad." Dia asal menjawab.

 

BIB. "=D" Jinki mengirim sms ke Minah. Setelah melihat sms itu Minah kembali mengelamun.

 

"Menyebalkan berpasangan denganmu Minah, kerjamu cuma melamun saja," Soo Jung menggerutu.

 

Minah mendengus. "Mianhae soo Jung-ah"

 

_DH_

 

Kelompok Jinki - Gikwang dan lainnya.

"Songsaengnim songsaengnim," Jinki mengangkat tangannya.

 

"Waeyo?" sahut Hyorin manis.

 

"Kenapa kamu sangat yaeppo?" tanyanya ganjen.

 

Gikwang melototinya.

 

Hyorim tertawa malu. "Jinki-y,, jangan merayu gurumu."

 

Jinki menopang dagunya di atas tangan. "Aniya,,, aku hanya bicara jujur saja," ujarnya.

 

Plak!! Tanpa ijin Gikwang memukul kepala Jinki dengan buku tebal. "Menjijikan. Hentikan tingkahmu."

 

Jinki melotot.

 

"Kamu ini sejenis namja yang suka yeoja tua?"

 

"Aniya,,, aku hanya ingin lebih akrab dengan seongsaengnimku," jelas Jinki.

 

_DH_

 

Beberapa hari kemudian semua murid sudah memilih lagu. Cuma Eun Ra dan Taemin yang masih berdebat. Bahkan yang lainnya sudah mulai latihan menyanyi dan meletakkan tarian pada beberapa bagian lagu.

 

"Lagu itu terlalu tinggi. Kamu tidak akan bisa mencapai nada itu?" ujar Eun Ra disuatu sore di ruang latihan milik keluarga Shin.

 

"Kamu selalu meremehkanku!" ujar Taemin marah.

 

"Aku hanya memberitahumu kalau kamu tidak cocok dengan lagu itu."

 

"Lalu apa? Kamu cocok?"

 

Eun Ra diam.

 

"Ya,, apa sih yang tidak bisa kamu lakukan!" bentak Taemin.

 

"Hya,,, berhenti berkelahi!" GD akhirnya bicara. "Beri dia kesempatan Eun Ra."

 

"Apa kamu bisa?" tanya Eun Ra pada Taemin.

 

Taemin menyipitkan matanya. "Liat saja nanti Eun Ra," katanya penuh keyakinan. Dia berbalik dan menyambar jaketnya.

 

"Aku perlu bukti sekarang. Ujian cuma beberapa minggu lagi!" teriak Eun Ra.

 

DG berdiri di depan Eun Ra, menarik tangan Eun Ra dan meletakkan kaset di atas tangannya. "Jangan terlalu sombong. Dengarkan lagu ini dan pikirkan gerakan yang bagus. Beri dia kesempatan."

 

_DH_

 

Sementara Soo Jung dan Minah sudah sibuk dengan jadwal latihan mereka. Setiap sore mereka minta Jokwon memerhatikan langkah mereka saat menari. Dan pulang dari sekolah, kadang mereka pergi ke tempat karaoke milik Eunhyuk untuk melatih vokal mereka yang dibantu Leeteuk. Kadang mereka juga meminta pendapat Eunhyuk tentang gerakan yang mereka ciptakan.

 

"Kenapa tidak memilih lagu ballad yang mempunyai ritme menghentak?" tanya Leeteuk.

 

"Aku tidak terlalu mampu mencapai nada tinggi. Dan suaraku agak kecil," ujar Minah jujur.

 

"Sepertinya kami lebih cocok menyanyikan lagu yang nadanya sedikit cepat," tambah Soo Jung.

 

"Geure,,," Leeteuk mengangguk saja.

 

_DH_

 

"Aku yang bagian ini,, dan kamu ini,," gumam Gikwang mengatur pembagian part lagu yang akan mereka bawakan.

 

"Geure,, Suaraku kan berat, mungkin memang cocok di bagian ini," ujar Jinki setuju.

 

"Apa kita harus menambahkan beberapa gerakan lagi?" tanya Gikwang.

 

"Baiklah," Jinki setuju. Mereka berdua berada disalah-satu kamar di rumah Gikwang. "Eum,,, apa kita juga perlu memanggil Hyorin songsaengnim ke sini untuk membantu kita?"

 

Bruk! langsung saja Gikwang menendang pantat Jinki. "Lupakan Yaeppo noona mu!"

 

_DH_

 

Bruk! Eun Ra duduk disamping Taemin saat jam istirahat. "Baiklah. Kita akan memakai lagu yang kamu pilih."

 

Taemin mengangkat kepalanya dari meja. "Apa yang kamu katakan?" tanyanya tidak bersemangat.

 

"Aku pikir lagu yang kamu pilih tidak buruk," kata Eun Ra setengah hati.

 

"Hah? Jinjayo?"

 

"Jangan paksa aku merubah pikiranku karena kamu banyak bertanya."

 

"Saranghae,,,,," Taemin langsung memeluk Eun Ra dan membuat beberapa anak di kantin menatapi mereka. Taemin buru-buru melepas pelukannya dan wajahnya memerah. "Mianhae."

 

Eun Ra berdiri dan pergi.

 

_DH_

 

"Songsaengnim,,,, jaebal. Ajari aku!" Taemin bersujud dihadapan Kyuhyun. "Latih vokalku. Jaebal. Kalau perlu aku akan menginap di rumahmu sampai ujian tiba nanti.

 

"Hah? Kamu bercanda?"

 

Taemin menggeleng. "Aku serius."

 

Kyuhyun menepuk pundak Taemin menyuruhnya berdiri. "Masuklah. Tidak perlu seperti itu. Aku akan mengajarimu."

 

Dan semenjak hari itulah Taemin tinggal di rumah Kyuhyun secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun apalagi Eun Ra. Pulang dari rumah Eun Ra, dia akan buru-buru pulang ke rumah Kyuhyun. Kyuhyun akan menyambutnya dengan piano dan mereka segera latihan vokal.

 

"Kamu sangat bersemangat," puja Kyuhyun.

 

"Hanya ingin membuktikan kepada seseorang aku juga mampu bernyanyi."

 

"Yeoja?" tebak Kyuhyun.

 

Taemin mengangguk.

 

"Aku mengerti, kalau begitu semangat saja. Palli, latihan lebih keras lagi."

 

"Ghamsahamnida songsaengnim," Taemin membungkuk tiga kali.

 

"Ne,,,,"

 

_DH_

 

"Oppa,,,,,,,,," panggil Minah manja. Dia duduk di ruang tengah rumah Leeteuk yang serba putih itu. "Cape."

 

"Ini,," Leeteuk membawakan teh hangat untuknya. "Tinggal beberapa hari lagi."

 

"Eum,,, Kita akan berpisah pada saat itu?"

 

"Mwo? Apa maksudmu."

 

Minah tersenyum tipit. "Pasti. Appa akan melihatku saat ujian nanti."

 

Leeteuk mendekati Minah. Mengusap rambutnya. "Semangatlah. Aku yakin ada jalan. Jangan sedih berlebihan seperti dalam sinetron."

 

Minah menepis tangan Leeteuk dan mendelik sangar.

 

_DH_

 

Taemin mengajari Eun Ra dance legendaris Michael Jackson yaitu moonwalk. Dan mereka juga mulai menciptakan gerakan indah untuk lagu mellow yang akan mereka bawakan. Semacam tarian balet yang berisi sedikit emosi untuk lagu itu. Juga gerakan romantis antara dua makluk yang kesepian.

 

"Eum,,, kurasa akan lebih bagus kalau Taemin memeluk Eun Ra dari belakang," GD menerawang sambil mengelus-elus dagunya.

 

"Mwo?" tentu saja Eun Ra keberatan. Pipi Taemin memerah.

 

"Aish,,, cobas aja!" paksa GD. Di tariknya tubuh Eun Ra mundur mendekati Taemin. Diangkatnya tangan Taemin dan meletakkanya di bahu Eun Ra. "Gerakan tanganmu seperti ini," dia mencontohkan. "Dan kamu Eun Ra. Ikuti gerakan tangan Taemin seolah-olah kamu adalah boneka yang di kendalikan Taemin."

 

Taemin dan Eun Ra garuk-garuk kepala.

 

"Aish,,,, itu ide yang bagus. Turuti saja."

 

Beberapa jam kemudian, Taemin dan Eun Ra sudah mengerti gerakan yang GD maksud. Mereka sekarang menghapal gerakan itu dan terus mengulang-ulangnya hingga langit gelap.

 

"Aku pulang dulu. Bukan aku yang akan menghadapi ujian, kenapa aku yang harus cape," kata GD.

 

"Ne,,, ghamsahamnida,," ujar Eun Ra sopan.

 

Taemin membungkuk. Dia memandangi Eun Ra. "Kamu cape? Bagaimana kalau kita juga istirahat."

 

Eun Ra mengangguk.

 

Mereka berjalan ke ujung ruangan, duduk di lantai untuk mengistirahatkan tubuh mereka.

 

"Hwaiting Eun Ra!" kata Taemin.

 

"Ne,, demi masa depan. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang nanti," sahut Eun Ra.

 

Taemin tersenyum. Digenggamnya tangan Eun Ra. "Percayalah,, suatu hari nanti kamu bisa mewujudkan mimpimu. Bukan mimpi appamu."

 

"Entahlah,,."

 

Beberapa menit mereka diam saja. Tepat pukul 09.00 Mereka berdua keluar dari ruang latihan. Eun Ra langsung mandi dan begitu juga Taemin. Di kamar mandi yang berbeda tentunya.

 

Mereka mengganti baju mereka dengan pakaian formal. Ada acara makan malam keluarga di rumah keluarga Shin malam ini. Eun Ra mengulung cantik rambutnya untuk membuat penampilannya terlihat cantik namun sederhana dengan minidress putih. Dan Taemin, dia juga mengenakan setelan Jas trendi berwarna putih. Dia sengaja memberi gel diponinya agar bisa poni ratanya itu berdiri.

 

Eun Ra takjub pertama keluar kamar dan menemui Taemin yang juga baru keluar dari kamar sebrang.

 

"waeyo?"

 

Eun Ra diam saja. Dengan angkuhnya dia berjalan lebih dulu ke ruang makan keluarga. Ruang itu sangat jarang digunakan kecuali ada acara keluarga.

 

Shindong dan Nari sudah duduk di sana berbincang-bincang hangat membahas makanan baru yang pelayan hidangkan.

 

"Sungguh aku yang memasaknya. Aku baru bertemu Ryeowook tadi siang dan kubilang saja aku perlu resep baru untuk acara malam ini," Nari menjelaskan ke suaminya.

 

"Kamu bertemunya?"

 

"Ne,,, Dia bilang dia rindu kamu."

 

"Na do,,," ujar Shindong.

 

Sementara di sisi lain meja makan yang panjang itu, tampak GD dan seorang namja bertubuh besar, gagah, atau gendut, sedang asik berbicara. Itu Kang Ho Dong. Appanya Taemin.

 

"Annyeonghasseyo!" sapa Taemin membungkuk, Eun Ra hanya ikut membungkuk. Lalu keduanya duduk berdampingan di sisi lain meja.

 

"Lama tidak bertemu Eun Ra-ya," kata Shindong.

 

Eun Ra membungkuk. "Ne appa," jawab Eun Ra.

 

"Apa sekolahmu baik-baik saja?"

 

"Ne,," sahut Eun Ra lagi. Tanpa ekspresi.

 

Makanan sudah penuh di atas meja dan Naripun mempersilahkan tamu-tamunya makan.

 

"Bagaimana kabarmu Taemin-ah?" tanya Kang Ho dong kepada anaknya.

 

"Eum,,, baik appa," jawab Taemin takut-takut.

 

"Ke mana saja kamu tidak pulang selama ini?"

 

Semua mata menatapnya.

 

"Kamu tidak pulang?" tanya Nari.

 

Taemin menggigit bibir bawahnya. "Mianhae appa. Eum,,, aku tidur di rumah songsaenimku untuk serius latihan vokal. Aku sengaja tidak memberitahu siapapun untuk memberi kejutan."

 

"Kyuhyun songsaenim maksudmu?" tanya Eun Ra. Taemin nyengir saja.

 

"Hya,,, Ini acara makan malam atau intrograsi bapak kepada anaknya,,," kata GD. "Ini acara makan malam keluarga kita. Berhenti membicarakan sekolah. Mereka bisa menghadapi urusan mereka sendiri."

 

"Geure. Palli,,, habiskan semua masakan yang ada di sini," Nari mempersilahkan.

 

Mata Kang Ho Dong tetap memerhatikan Taemin. Karena takut, Taemin menunduk saja.

 

"Aku tidak menyangka kamu serius ingin menjadi penyanyi," kata Eun Ra di sela-sela acara makan malam malam itu.

 

"Aku ingin membuktikan kalau aku mampu."

 

"Benarkah?"

 

"Selalu meragukanku," Taemin menggelengkan kepalanya.

 

GD memerhatikan gerak-gerik mereka berdua.

 

"Tentu. Selama latihan kamu tidak pernah mau menunjukan tekhnik vokalmu. Kita hanya latihan dance. Cuma kita yang belum mencocokan nada."

 

"Aku tahu kamu sudah melakukannya tanpa sepengetahuanku."

 

Eun Ra tersenyum aneh. "Geure, tapi bagaimanapun, aku harus melihat hasil akhir pekerjaanku yaitu dengan cara mendengar kamu menyanyikan lagunya. Mungkin sajakan aku salah?" Eun Ra menoleh.

 

GD menggeleng. Masih saja sombong. Kapan nih anak berubah, batinnya.

 

"Apa aku semacam kelinci percobaan untukmu?" tanya Taemin mulai emosi.

 

Eun Ra menyuap steak sapinya dan mengangkat bahu.

 

"Eun Ra, Taemin, jangan bicara saat makan," tegur Nari, eomma Eun Ra.

 

"Mianhae,,," ujar Eun Ra dan Taemin buru-buru.

 

Setelah hidangan yang disajikan diatas meja habis mereka nikmati. Hidangan di atas mejapun berganti dengan makanan penutup yang terlihat sangat manis.

 

"Sebenarnya,,, dalam rangka apa acara makan malam ini diadakan?" tanya Kang Ho Dong.

 

"Sebenarnya ini rencana aku dan DG oppa," kata Nari. "Bukan dalam rangka apapun. Kami hanya ingin keluarga kecil kita berkumpul. Kan beberapa bulan ini kita sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan aku jarang bertemu suamiku karena dia sering pergi keluar negeri akhir-akhir ini."

 

Kang Ho Dong mengangguk paham.

 

"Eum,,, dan aku juga tahu Hyung," GD bicara ke Kang Ho Dong. "Kamu sangat jarang bertemu anakmu. Jadi, maksud dari acara ini juga untuk mempertemukan kalian berdua," tambahnya, mata menatap Taemin dan beralih ke namja di sebelahnya, Kang Ho Dong. Taemin dan Kang Ho Dong saling menatap lalu keduanya melirik GD. GD tersenyum saja. "Tidakkah kalian saling kangen, eh?"

 

Kang Ho Dong berdeham. Mukanya memerah. "Tentu, tentu aku merindukannya."

 

Mata GD melirik Taemin.

 

"Memangnya,,, tinggal di mana kamu selama ini?" tanya Nari.

 

"Dia menyewa rumah kecil untuk dirinya sendiri," sela Kang ho Dong mendahului Taemin.

 

"Mwo? Sejak kapan?" Nari tampak kaget. "Kenapa seperti itu Taemin."

 

"Dia kurang menyukai istri baruku," jujur Kang Ho Dong. "Dia bilang dia lebih nyaman jauh dariku semenjak aku dan eommanya bercerai."

 

Eun Ra memerhatikan Taemin. Namja itu mengepalkan tangannya menahan emosi.

 

"Eum,,, ahjussi. Bisakah kita mengubah topik pembicaraan kita?" kata Eun Ra sopan.

 

"Geure," sahut Kang Ho Dong.

 

"Gwenchana?" tanya Eun Ra berbisik. Taemin mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar.

 

Taemin itu anak kandung Kang Ho Dong. Kedua orang Taemin bercerai beberapa tahun lalu. Eommanya tidak tahan dengan sikap suaminya yang sering bermain yeoja muda. Selang waktu tiga bulan, Kang Ho Dong akhirnya menikahi yeoja berumur 25tahun yang lebih pantas dipanggil noona oleh Taemin. Taemin marah karena itu. Dia ingin tinggal bersama eommanya di Amerika, tapi dia membatalkan niat itu saat dia mengetahui kalau eommanya juga telah menikah lagi. Dia benci eomma atau appa tiri. Dia memilih hidup sendiri, meminta Kang Ho Dong menyewakannya sebuah rumah kecil di lingkungan menengah ke bawah.

 

Kang Ho Dong bukan keluarga Shindong. Hubungan antara Shindong dan Kang Ho Dong hanya hubungan ikatan persahabatan yang kelewat akrab, sehingga mereka sudah seperti keluarga sendiri.

 

"Ku dengar kalian akan menghadapi ujian akhir semester ini. Apakah kamu nyaman tinggal di rumah songsaengnimmu? Taemin-ah, kalau memang kamu memerlukan bantuanku, kamu bisa pulang sebentar untuk mengatakan itu dan aku akan membantumu," kata Taemin.

 

"Gomawo appa," ujar Taemin. "Tapi, sampai saat itu aku belum kesusahan menghadapi sekolahku. Aku hanya perlu uang darimu," katanya riang sambil tersenyum lebar.

 

"Hahaha,,, uang saja yang kamu pikirkan," ujar GD.

 

"Yakin kamu hanya perlu uang?" tanya Kang Ho Dong.

 

Taemin nyengir sambil mengangkat bahunya.

 

"Eun Ra,," kali ini Shindong yang berbicara kepada anaknya. "Bukankah kamu harus masuk lima besar agar bisa menjadi murid sah Karin School."

 

Suasana meja makan hening.

 

"Kuharap kamu tidak hanya mampu mencapai nilai lima besar. Aku ingin kamu menjadi terbaik," kata Shindong.

 

"Ne appa. Aku akan berusaha," sahut Eun Ra sopan.

 

"Kamu wajib ada di peringkat teratas."

 

"Tapi kan, banyak murid lain yang juga hebat. Tentunya itu tidak mudah," Nari ikut bicara. "Jangan memaksanya."

 

"Anak-anak di sana tidak ada apa-apanya denganmu. Bukankah kamu jauh lebih berpengalaman dibandingkan mereka Eun Ra? Tentunya itu membuat kamu lebih mudah."

 

Eun Ra terdiam.

 

"Bagaimana kalau dia gagal?" tanya GD.

 

Shindong menatap anaknya.

 

"Sudahlah hyung,,, aku yakin Eun Ra bisa masuk lima besar. Dia mungkin bisa lebih baik itu. Tapi jangan tekan dia, hanya akan membuatnya drop dan kacau saat ujian karena memikirktan ancamanmu."

 

"Kalau kamu gagal, aku akan membuang semua peralatan film kamu," ancam Shindong tidak mendengarkan GD.

 

_DH_

 

Hari Ujian Akhir Semester, ruang make up

Tampak banyak anak yang hilir-mudik sibuk dengan urusan mereka masing-masing mempersiapkan penampilan mereka. Ini hari penting buat mereka. Hari ini berbeda dengan hari audisi saat hendak masuk ke Karin School. Memang, yang menilai mereka masih sama seperti waktu itu. Bedanya, kali ini mereka akan di tonton semua orangtua murid. Tidak cuma itu, mereka juga akan ditonton seluruh masyarakat korea. Acara ini diliput langsung oleh salah-satu station tv.

 

di pojok ruangan itu, tampak Minah yang kerjanya melamun saja sementara Soo Jung mempermak tataan rambutnya.

 

"Apa sebaiknya aku menguncir kuda rambutmu saja?" tanya Soo Jung melihat bayangan mereka di cermin.

 

"Ya, kuncir rambutnya seperti ini saja," ujar Hyorin yang kebetulan lewat. Meski bukan pembimbing mereka, tapi dia mau saja membantu. Dia menggantikan Soo Jung menguncir rambut Minah.

 

"Hya,,, Minah! Ayo sadar dari lamunanmu," tegur Soo Jung menepuk bahu Minah. Dia duduk di atas meja rias.

 

Minah menghela napas.

 

"Waeyo?" tanya Hyorin. "Sedang banyak masalah?"

 

Minah menggeleng.

 

"Minah," panggil Leeteuk. Dia berlari membawa sekotak susu. "Lakukan yang terbaik kalau ini memang hari terakhir kamu di sini." Diberikannya susu kotak itu. Ditepuk-tepuknya pundak Minah sambil tersenyum hangat.

 

"Kenapa dia sangat baik denganmu Minah?" tanya Soo Jung curiga. "Kalian punya hubungan rahasia?"

 

Minah menggeleng saja.

 

Eun Ra keluar dari tirai setelah dia mengganti bajunya dengan kostum mentasnya. Dia duduk di kursi di kiri Minah.

 

"Kamu juga tampak murung Eun Ra. Apa sekarang lagi tren tampang seperti itu," kata Soo Jung.

 

Minah menoleh. "Waeyo?" tanyanya perhatian ke Eun Ra.

 

"Aku memang selalu seperti ini kan?" Eun Ra malah balik nanya.

 

"Aish,,, kalian terlalu tegang. Sudah,,,,, santai dan semangat saja. Ara" Hyorin menyemangati. "Hwaiting!" serunya.

 

"Kamu di sini rupanya,," ada seseorang yang lain menghampiri empat yeoja itu. Dia GD. Mata Soo Jung dan Hyorin tidak berkedip karena takjub. "Ini," GD memberika kunci ke Eun Ra.

 

"Apa ini?" tanya eun Ra bingung.

 

"Kunci lemari tempat peralatan filmmu," GD berbisik.

 

"Mwo? Untuk apa kamu melakukan ini oppa?"

 

"Oppa?" tanya Soo Jung heran. Dia memerhatikan GD. "Apa namja ini oppa Eun Ra? Setahuku Eun Ra itu anak tunggal. Tau,,, apa ini namjachingu nya? Hah?" Dia bicara sendiri.

 

"Aku punya pirasat buruk," ujar GD.

 

"Kamu pikir aku akan kalah? Hah?" kata Eun Ra.

 

"Ah sudah! Simpan saja kunci ini!" paksa GD, diserahkannya kunci itu, sebelum pergi dia tidak lupa tersenyum kepada Soo Jung dan Hyorin, membuat keduanya berbunga- bunga.

 

45menit kemudian. Saatnya giliran pasangan SooJung-Minah yang tampil. Mereka sudah siap di belakang panggung. Soo Jung melompat-lompat kecil untuk menghilangkan gugup. "Kamu, kamu tidak melakukan apapun?" tanya Soo Jung ke Minah. Tidak ada respon. "Ha!" dipukul Soo Jung lengan Minah. "Berhenti ngelamun."

 

Minah menyibak sedikit tirai, mengintip keluar, dan dilihatnya appanya duduk di antara juri di depan panggung. "Eotte?" gumamnya prustasi.

 

"Pakai ini," Eun Ra menarik tubuh Minah dari tirai. "Palli," ujarnya memaksa Minah memakai topeng. Eun Ra malu memberi pertolongan kepada Minah, dia menyodorkan topeng itu dengan membuang muka.

 

"Aku sudah memakai eyeliner Eun Ra, dia tidak akan mengenaliku," kata Minah. "Gomawo sebelumnya."

 

Eun Ra menatap Minah. "Kamu menolak pertolonganku?" tanyanya dingin.

 

"Hei,,, memangnya kenapa harus memakai topeng. Make up ku ini mahal, percuma kalau ditutupi topeng," protes Soo Jung.

 

"Cepat-cepat, nomor urut kalian sudah dipanggil," beritahu panitia.

 

Jinki turun dari meja rias, mendekati Minah. Menyambar topeng dari tangan Eun Ra dan memasangkannya ke wajah Minah.

 

"Bukan ide yang buruk," kata Jinki, dia tersenyum setelah mengikat tali topeng itu. "Hwaiting!!" katanya terlalu manis. Tiba-tiba dia mencium kening Minah, membuat yeoja itu membatu saking syoknya. Sekali lagi Jinki tersenyum, "Do the best!!"

 

Eun Ra ikut dibuat syok oleh pemandangan itu. Matanya tidak berkedip. Mungkinkah dia cemburu?

 

"Cih," ujar Gikwang melihat tingkah Jinki. "Kupikir anak itu terlalu gombal. Semua yeoja dia dekati."

 

Eun Ra akhirnya sadar, dia buru-buru memberikan topeng satunya lagi ke Soo Jung dan langsung pergi.

 

"Kenapa lagi anak itu?" Gikwang memerengkan kepalanya.

 

_DH_

 

'Minah', nama kecil di atas kertas di hadapannya menarik perhatian Wheesung. Benarkah? Atau hanya nama yang sama. Wheesung membolak-balik kertas itu mencaritahu keterangan lain tentang anak bernama Minah itu. Eum,,,, marga anak ini tidak sama dengan marga keluarganya.

 

"Waeyo?" tanya Hyunah menyadari kesibukan Wheesung. "Apa ada yang bisa aku bantu?"

 

Sekali lagi Wheesung membaca data anak itu. "Mmm,,, eobso," ujarnya singkat.

 

Leeteuk melirik Wheesung. Kedua tangannya bersilang, ya tuhan,, berikan keajaiban, dia berdoa untuk Minah.

 

Musik di atas panggung kembali terdengar. Lampu dimatikan. Lalu, beberapa detik kemudian, dua sosok muncul dari kegelapan itu. Panggung menjadi penuh dengan cahaya warna merah dan biru. Hanya musik. Dua sosok itu, yeoja, menari dengan enerjik di antara cahaya yang berlalu lalang. Tak lama musik berhenti dan semua lampu menyala. Mereka menggunakan topeng.

 

Wheesung memerhatikan salah satu dari mereka. "Siapa di antara mereka yang bernama Minah?" tanyanya.

 

_DH_

 

"Hwaiting Minah," gumam Minah menyemangati dirinya sendiri.

 

"Kalau kamu melakukan kesalahan, aku akan membunuhmu," ancam Soo Jung.

 

Lampu panggung sudah mati, merekapun mulai naik dan berdiri di tengah-tengah. Musikpun diputar. Soo Jung menepuk punggung Minah, menyadarkan anak itu dari lamuyan.

 

"Palli,"

 

Merekapun mulai menari. Hanya beberapa menit. Lalu lampu menyala lagi.

 

Mata Minah langsung tertuju ke Wheesung. Nyalinya menciut lagi gara-gara orang itu. Kemudian dia melihat Leeteuk di samping Wheesung. Leeteuk tersenyum kepadanya.

 

Minah mendengar musik berbunyi lagi. Dia sadar, mulai bergerak dan bernyanyi bersama Soo Jung membawakan lagu "Break it" miss A.

 

Sampai saat itu mereka berhasil tampil dengan sempurna. Bahkan gerakan mereka terlihat energik mempengaruhi penonton ingin ikut bergerak.

 

Dipertengahan lagu, saat bagian rap yang dilakukan Minah, Minah mulai risih dengan topengnya. Dia berpikir, ekspresi mukanya terhalang topeng, sehingga itu akan mengurangi penilaian juri. Bukankah dia ingin melakukan yang terbaik karena ini hari terakhirnya?

 

Minah menguatkan diri dan melepas topengnya. Dia terus saja bernyanyi dan bergerak sebagus yang dia bisa. Sekarang ekpresinya tampak jelas. Bahkan bisa terlihat jelas saat dia tersenyum ke arah meja juri.

 

Tidak lama Soo Jung mengikutinya melepas topeng itu.

 

_TBC_

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
namurah
#1
Thank you for the story!! ^^