Story Love

Description

karena patah hati dengan dosennya jaejoong berpikiran untuk membuat dirinya melupakan yunho. Hingga akhirnya seorang yeoja  datang padanya dan memberikan sebuah botol untuk melupakan rasa sakitnya. Akan kah jaejoong berhasil??

Foreword

Cast : Kim Jaejoong , Jung Yunho,dll

Warning : Typos bertebaran dimana-mana, ceritanya gaje abis, (BL) yang gak suka sebaiknya jangan baca entar bisa muntah.

 

-000JungYura000-

 

 

Jaejoong POV

Perlahan kubuka sebuah album foto yang sudah lama tersimpan dimeja kamarku. Sudah lama sekali berlalu sejak aku lulus SMA 12 tahun yang lalu. Kini kulihat satu persatu wajah teman-temanku dalam foto itu. senyuman bahagia kami saat berfoto setelah selesai mendengar pengumuman kelulusan.

Aku tersenyum melihat satu persatu lembaran foto kenangan masa lalu ku. Kini tanganku terhenti pada sebuah foto yang kembali mengingatkanku pada seseorang yang dulu sempat mengisi hariku.

FLASHBACK

Hari ini adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di Sekolah Dong Bang High School setelah libur panjang. Senang rasanya bisa bertemu lagi dengan teman-temanku. Menceritakan pengalaman libur kami masing-masing.  Seperti biasa kini aku sedang duduk diantara sahabat-sahabatku Heechul dan Kibum di kantin menunggu bel berbunyi.

Kami tertawa bersama saat mendengar celotehan dari teman-teman kami yang lain yang menghidupkan suasana dikantin pagi itu.

“Eh kalian tahu tidak kelas kita akan kedatangan  murid baru” Seru Jessica terlihat antusias.

“Jinja Yeoja atau namja”Tanya ku penasaran

“Katanya sih Namja pindahan dari sekolah Shinki” jawab Jessica

“OOO” jawab kami semua serempak.

Teng..Teng

Bel berbunyi kami cepat-cepat menghabiskan makanan kami sebelum lee songsaengnim menghukum kami. Kini kami dapat bernafas lega karena guru killer itu belum datang. Kami duduk ditempat kami masing-masing sambil sesekali mengeluarkan candaan kami. Karena Lee Songsaengnim belum juga datang kelas kami pun kembali ribut seperti pasar.

‘BRAKK’

Pukulan keras dimeja membuat kami terpaksa menghentikan kegiatan kami dan kembali ketempat duduk. Di depan sudah ada Lee Songsaengnim dengan sebuah penggaris kayu ditangannya. Ia terlihat sangat menyeramkan.

“Kita akan kedatangan murid baru”kata Lee Songsaengnim ia lalu mempersilahkan seorang namja masuk kedalam. Semua mata memandang kagum kearah namja yang baru memasuki kelas itu. TAMPAN itulah kata yang pasti ada di kepala Yeoja-yeoja Itu. aku hanya melihatnya saja, tidak terlalu tertarik padanya tapi tatapan matanya membuat aku salah tingkah ia menatapku begitu tajam.

“Kim hyunjoong immida” ia memperkenalkan dirinya yang disambut antusias berlebihan para Yeoja itu.

“Baik Kim Hyunjoong sekarang kau duduk di dekat Siwon” kata Lee Songsaengnim menunjuk bangku yang ada di samping siwon yang kosong. Ia berjalan sambil melirik kearahku.

“Jae, kurasa ia menyukaimu”bisik Heechul ditelingaku. Aku hanya memukul bahunya pelan.

Beberapa hari setelah kedatangannya Hyunjoong terlihat memperhatikanku yang membuatku agak risih. Aku menepis pikiranku kalau dia menyukaiku. Namun ternyata apa yang aku duga itu benar. Suatu malam ada nomor asing menghubungiku. Sebuah pesan yang membuatku mengernyitkan dahi.

[Hai Jae,  ini aku hyunjoong] dimana ia mendapat nomorku itulah yang ada dipikiranku saat itu

[nde, ada apa]

[Jae, mianhae mungkin ini terlalu cepat tapi aku ingin bilang kalau aku menyukaimu, mau tidak kau jadi pacarku]

Sebuah kalimat yang membuatku begitu kaget, secepat itukah ia menyukaiku, begitu mudahkah mengucapkan kata cinta.

[Mianhae hyunjoong, tapi aku hanya ingin fokus dengan Sekolahku saja dulu]

[begitukah, apa tidak bisa kita menjalin hubungan jae]

[Mian, aku tidak ingin pacaran ku harap kau mengerti]

[nde, aku mengerti]

Kami menjalani hari-hari kami seperti biasa, walaupun aku tidak terlalu dekat dengan hyunjoong tapi pernyataan cintanya padaku membuatku berasa canggung berhadapan dengannya. Jadilah kami berdua hanya diam saat bertemu.

Namun satu malam ia mengirim pesan padaku, berhubung saat itu ponselku sedang kuletakan dikamar dan aku sedang berkumpul bersama dengan keluargaku, jadinya aku tidak tahu kalau ia mengirimku pesan. Sungguh aku benar-benar tidak tahu, aku langsung membuka ponselku dan yang membuatku terkejut ia marah padaku.

[maaf jae sudah memaksamu untuk berteman denganku, aku tahu kau tidak menyukaiku, jadi mulai sekarang anggap lah kita tidak saling kenal]

Aku tidak tahu harus membalas apa lagi aku terlalu kaget dengan tingkahnya. Dan benar saja ia tidak pernah menegurku sama sekali. Walaupun kami dalam satu ruangan tidak pernah sekalipun ia berbicara padaku. Kami sukses menutupi hubungan kami diantara yang lainnya.  Semua orang pasti tidak menyangka kalau kami sama sekali tidak pernah berbicara, tak ada yang curiga. Hanya Heechul dan Kibum yang tahu ceritaku dengannya, Heechul pun saat aku bercerita ia kaget.

“Eh? Benarkah” katanya terkejut

“Ne, apa pernah kau melihatku berbicara padanya selama ini”ia pun terlihat berpikir mengingat saat kami berkumpul.

“Astaga aku baru menyadarinya, pintar sekali kalian beracting” ujar heechul tak percaya.

“Entahlah padahal aku ingin sekali bisa berbicara padanya tapi ia selalu menghindariku”

“Ya sudahlah Jae”

Hari-hari berlalu semua berjalan seperti biasa, namun aku mendengar gossip yang beredar kalau hyunjoong sudah memiliki pacar, aku tidak perduli karena memang aku tidak memiliki perasaan padanya.

Namun suatu hari hyunjoong Nampak sangat marah, sepertinya ia tidak ingin aku mengetahuinya. Saat itu kami sedang duduk di dalam kelas karena jam pelajaran sedang kosong.

Ahra yeoja biang gossip yang selalu membuat masalah kini memberitahukan pada kami semua kalau ciuman pertama hyunjoong itu saat pacaran dengan Yoona. Memang wajar kalau dia marah itukan ceritanya kenapa juga ia harus memberitahukan kami semua.

“Bisakah kau jaga mulutmu itu Ahra-shi” seru Hyunjoong ia terlihat sangat marah, ia terlihat sekali berusaha menyembunyikan semua itu dariku.

“Waeyo memang benarkan” kata ahra dengan santainya

“Itu masalahku kenapa juga kau jadi ikut campur”bentak hyunjoong membuat nyali Ahra menciut ia terlihat gugp. Sebelum emosinya memuncak Hyunjoong memilih untuk keluar dari kelas.

Sejak kejadian itu, ternyata aku mendengar kabar kalau ia sudah putus dengan Yoona. Begitu mudahnya kah ia memutuskan hubungan. Namun berita yang kudengar lagi membuatku semakin bertanya apa ia seorang playboy karena sekarang ia pacaran dengan Sunny temanku di kelas 2 D. OMG untung aku tidak pacaran dengannnya. Dan hubungannya juga tidak berlangsung lama ia kembali putus dengan Sunnya.

Kini kami sudah kelas 3 sebentar lagi kami lulus, murid baru yang mendafar jumlahnya lumayan banyak. Kini hyunjoong kembali berulah ia memacari adik kelas kami. Aku heran ia melakukan itu karena ingin membuatku cemburu saja atau memang ia mencintai mereka. Tapi aku tidak pernah perduli.

Beberapa bulan sebelum kami mengikuti Ujian aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Hyunjoong. Aku tidak ingin membuat suatu kenangan buruk saat SMA.  Kebetulan hari itu adalah ulang tahunku, aku mentraktir teman-temanku makan Hyunjoong juga ada diantara mereka.

Setelah selesai makan kami pulang, aku merasa ponselku bergetar kulihat sebuah nomor asing mengirimiku ucapan selamat ulang tahun. Ku baca pesan itu yang ternyata dari hyunjoong

[gomawo]

[ne sama-sama Jae]

[bolehkah aku bertanya sesuatu padamu]

[silahkan saja]

[kenapa kau tidak pernah menyapaku dan berbicara padaku, apa kau masih marah dengan kejadian dulu]

[ani, aku sudah melupakan semuanya]

[lalu kenapa]

[bukankah aku pernah bilang padamu anggaplah kita tidak pernah saling kenal]

[apa tidak bisa kita berteman , kita mulai semuanya dari awal]

[aku tidak yakin aku bisa]

[aku mohon, aku tidak ingin membuat kenangan buruk]

[aku akan mencobanya jae]

Setelah ia mengirimiku pesan malam itu, aku berusaha untuk menegurnya bukan karena aku menyukainya, tapi lebih karena aku ingin berteman dengannya itu saja. Pertama kali aku membuka suara untuk menegurnya semua terasa sangat canggung kami berdua berusaha untuk menutupi kecangguangan kami diantara teman-teman yang lain.

Dua bulan berlalu sejak saat itu kami kini sudah berteman dan semakin akrab, banyak hal yang membuat kami begitu dekat, terkadang aku merasa nyaman di dekat hyunjoong namun semua itu aku tekan dalam-dalam dilubuk hatiku.

FLASHBACK END

Sebuah tangan melingkar di pinggang kecilku tanpa aku lihat pun aku sudah tahu siapa itu. aroma tubuhnya yang terasa manly yang selalu menjadi candu untukku. Ia mengecup pipiku dan menyandarkan dagunya dibahuku tangannya semakin erat memeluk pinggangku seakan tidak mau orang lain memiliku. Ya begitulah dia sangat posesif.

“Sedang apa eoh” Tanyanya sambil sesekali mengecup leherku membuatku mengeliyat kegelian.

“Hanya sedang mengingat kenangan waktu SMA dulu” Jawabku “Tidak terasa sudah 12 tahun berlalu sejak aku lulus SMA dan sekarang aku memiliki kalian orang yang berharga untukku” Aku memalingkan wajahku menatapnya ia pun kini menatapku dan mengecup pelan bibirku.

“Nde, kau benar Jae semua terasa begitu cepat berlalu” ujarnya “Begitu sulitnya aku untuk mendapatkan hatimu kembali saat kau memutuskan untuk membuang cintamu untukku” Aku terkekeh mengingat semua kenanganku bersamanya suka,duka, tangis dan tawa mengiringi kisah cinta kami berdua.

FLASHBACK

Dengan ragu aku membuka surat ditanganku, aku begitu takut melihat hasilnya. ‘SELAMAT ANDA LULUS DAN MASUK DI UNIVERSITAS TOHOSHINKI’ aku terlonjak membaca isi surat yang sendari tadi aku pegang. Ya sekarang aku berhasil masuk dan menjadi salah satu mahasiswa di Universitas terkenal di seluruh Korea. Dengan langkah pasti aku berlari meninggalkan kampus tersebut dan tidak sabar untuk memberi tahu kedua orang tuaku.

Tiga bulan sudah berlalu saat aku resmi menjadi salah satu mahasiswa universitas ini, semua berjalan dengan lancar, aku bertemu dengan orang-orang baru. Aku menjalin hubungan baik dengan mereka.

Hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang namja yang sejak pertemuan pertama sudah berhasil mencuri hatiku. Namja bermata musang itu membuatku tergila-gila padanya. Ia adalah dosenku, aku baru mengenalnya 4 bulan setelah aku menjadi mahasiswa. Ia menjadi dosen pengganti di mata kuliah Pemprograman. Dia orang yang dingin dan tergolong orang yang cuek.

Dari hari kehari perasaanku padanya tumbuh dan bertambah besar, aku selalu berusaha untuk dekat dengannya memberinya perhatian dan selalu berusaha menarik perhatiannya. Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dihadapannya. Namanya Jung Yunho namja bermata musang yang memiliki bentuk wajah yang kecil dan juga bibir hati yang terlihat sangat seksi ditambah dengan tahi lalat kecil diatas bibirnya membuat siapa saja yang melihatnya pasti tertarik untuk memilikinya. Usianya yang masih terbilang muda 23 tahun membuat kami merasa dia adalah seorang hyung bukan dosen ia pun meminta jangan terlalu formal biar pelajaran yang ia berikan bisa diterima dengan mudah.

“Kalian akan kuberi tugas membuat sebuah program sederhana waktunya ku beri satu bulan” Ucap Yunho memberikan tugas untuk kami. “Kalian boleh berkonsultasi dengan ku kalau menemukan kesulitan dalam pembuataan program itu nanti”

“Program yang kami buat itu apa saja songsangnim, kami memilih sendiri atau sudah ditentukan” Tanya salah satu temanku. Jujur saya saat aku berhadapan dengannya entah kenapa lidahku terasa sangat kelu dan susah untuk di gerakan.

“Aku sudah memilihkan program yang paling sederhana yang bisa kalian buat, dan juga nanti aku akan memberikan panduannya, sampai disini ada yang tanyakan” Aku hanya bisa terdiam memandangi wajah tampan di hadapanku. Terkadang aku dengan berani menatap matanya dia juga terkadang membalas menatapku. Namun karena dia seorang pengajar yang tidak hanya melihat ke satu arah saja kalau sedang menjelaskan ia yang selalu memutuskan kontak mata kami.

Satu-satunya hal yang bisa membuatku dekat adalah dengan mengerjakan tugas yang ia berikan dan aku bisa berkonsultasi dengannya. karena dua hal itu aku sangat bersemangat mengerjakan program yang ia berikan, tanpa perduli dengan kondisiku karena harus tidur larut malam hanya untuk menyelesaikan tugas yang ia berikan. Berhubung aku orang baru dalam pemprograman jadilah aku kesusahan mengerjakannya. Berulang kali aku mencobanya. Hingga saat yang aku tunggu tiba

“Apa ada kesulitan dalam pengerjaannya” Tanya Yunho saat mulai mengajar kami.

“Nde songsaengnim” Jawab kami serempak

“Sudah sampai sejauh mana yang kalian kerjakan dan kesulitannya bisa kalian konsultasikan denganku” Aku mengumpulkan keberanianku untuk mengacungkan tangan.

“Nde ada apa Jaejoong-shi” Jangan heran kenapa dia bisa tahu namaku, itu karena aku adalah salah satu mahasiswa terbaik di kelas ini dan juga karena gossip dan bahkan bukan menjadi rahasia umum lagi kalau aku menyukai yunho.

“Ini aku sudah membuat database seperti yang ada di buku panduan, dan mencobanya berkali-kali. Tapi waktu aku ingin mengisi source codenya tidak bisa dibuka ottokae songsaengnim” kataku memberanikan diri. Ia pun mendekat kearahku dan menarik laptopku melihat program yang sudah aku buat.

‘DEG..DEG’

Jantungku seakan berlomba untuk berpacu, aku merasa sangat gugup saat berhadapan dengannya apalagi dalam jarak yang sangat dekat sekarang. Aku bisa merasakan tangannya ku bergetar saat menyentuh keyboard laptopku. Aku tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang yang aku tahu jantungku tidak henti-hentinya berdetak.

“Hemm sepertinya waktu kau membuatnya ada file yang tidak tersimpan, jadi tidak bisa dibuka”  

“Tapi aku sudah mengulangnya dan benar-benar menyimpan file ini tapi hasilnya tidak bisa dijalankan” Aku berusaha menjelaskan kesulitan yang aku alami dan berusaha menekan perasaan gugup yang sendari tadi aku rasakan “Apa aku harus mengulangnya lagi” lirihku pelan karena bukan suatu hal yang mudah membuat sebuah program apalagi bagiku yang baru.

“Coba kau ulangi nanti akan aku lihat lagi, kalau masih bermasalah itu berarti aplikasi yang kau gunakan bermasalah” katanya membuatku harus menghela nafas kecewa.

FLASHBACK END

“Umma, minne lapar” Teriakan anak kecil membuatku terpaksa melepaskan tangannya yang sendari tadi masih setia memeluk pinggangku. Kulihat changmin berlari menghampiriku dengan wajah cemberutnya yang membuatku gemas dan mencubit pipi gembulnya.

“Umma Appo” Kata changmin mempoutkan bibir mungilnya sambil mengusap pipinya.

“Bukankah 2 jam yang lalu kau baru saja makan min” Katanya membuatku terkekeh

“Tapi minne lapar appa”

“Arra, sekarang minne ikut umma ne ke dapur kita masak”

“Appa tidak di ajak” Katanya pura-pura marah

“Sirreoo, nanti appa akan menganggu umma” Kata changmin sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Aku terkekeh melihat tingkahnya dan changmin yang selalu memperebutkanku.

“Kau jahat sekali min pada appamu yang tampan ini” katanya narsis aku mencubit pelan lengannya karena melihat muka changmin sudah berkaca-kaca karena ia tidak suka di bilang jahat. “Ne—ne min anak baik, ya sudah khaa bantu umma ne jangan Cuma makannya saja” Katanya lagi. Usia changmin sekarang sudah 5 tahun ia tumbuh menjadi anak yang cerdas aku bangga pada putraku.

FLASHBACK

Setengah tahun sudah aku menjalani hari-hariku sebagai seorang mahasiswa, dan setiap harinya selalu ku isi dengan mengagumi seorang jung yunho. aku begitu mencintainya berharap ia bisa menjadi miliku selamanya. Suatu hari aku memberanikan diriku untuk mengirim pesan padanya. Berhubung ia ada kegiatan yang diadakan oleh salah satu perusahan terkenal di Korea dan ia dikirim untuk mewakili Universitas kami aku mengirimkannya kata-kata penyemangat.

[Hyung, semangat aku yakin kau bisa menjadi pemenang]

Lama aku menunggu balasan pesannya namun tak juga ia membalas. Aku kecewa aku sudah mengumpulkan semua keberanianku dan menurunkan harga diriku hanya untuk mengirim sms padanya, aku kembali berpikir positif ‘ah mungkin ia sedang sibuk jadi tidak sempat membalas pesanku’. Dua hari sudah berlalu namun tak juga ada balasnya, mungkin kah ia memang tidak mau membalas pesanku.

Satu minggu sudah berlalu ia kembali mengajar di kelas kami, namun yang membuatku kecewa ia berubah padaku ia sedikit agak menjauh dan dari raut wajahnya ia menunjukan ketidak sukaanya padaku.

“Apa yang salah padaku kenapa aku merasa sikapnya berubah” Tanyaku pada Junsu

“Mungkin itu hanya perasaanmu saja Jae” Hibur junsu

“Nde, kau benar Su” kataku.

Aku pun berusaha untuk tetap berpikir positif,  dan terus mencintainya aku tidak perduli bagaimana sikapnya padaku. Ia sekarang terlihat lebih dingin padaku, dan bersikap seperti biasanya dengan teman-temanku yang lain. Hatiku terasa sangat sakit namun aku berusaha untuk tetap bertahan dengan pilihanku. Hingga suatu hari sesuatu membuatku ingin menangis

Pagi ini seperti biasa ia mengajar di kelasku, aku selalu memperhatikannya menatapnya dan semua pikiranku hanya ada ia seorang Jung Yunho. Walaupun aku tidak memperhatikannya tapi aku bisa mengerti apa yang ia jelaskan.

“Membuat program itu mudah kalau kalian bisa memahaminya terlebih dahulu, dan kalian harus menyukai pelajaran program itu sendiri untuk bisa menjadi seorang programmer dan bukannya menyukai yang mengajar”

‘CETARRR’

Seperti tersambar petir disiang bolong, kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya begitu menohok dihatiku sungguh itu terasa menyakitkan. Semua mata memandang kearahku aku malu,kecewa,sakit dipermalukan oleh orang yang aku sukai di depan semua orang. Ingin rasanya aku menangis tapi aku seorang namja aku harus kuat. Ku kepal kedua tanganku dan ku gigit kuat bibirku menahan semua emosiku. Aku terdiam menunduk tak berani untuk sekedar menegakkan kepalaku.

“Jae, sabar ne ia Cuma bercanda coba lihat ia sedang tersenyum” Hibur Junsu aku mengeleng pelan sambil meremas dadaku yang terasa sakit.

“Aku tahu Su ia dari awal tidak menyukaiku, aku saja yang bodoh”

“Kau jangan terlalu memasukan ke hati Jae”

“Ani, ini terlalu sakit Su”

Aku begitu marah padanya saat itu, hingga aku memutuskan untuk tidak mencintainya lagi namun apalah daya cintaku padanya terlalu besar hingga dengan mudahnya aku jatuh cinta lagi padanya. Saat aku jatuh cinta aku harus menanggung segala resikonya dan benar saja saat aku kembali bersikap seolah-olah tidak terjadi hal-hal yang menyakitkan ia kembali menorah luka dihatiku.

“Eh, Jae kau tahu tidak ternyata yunho songsaengnim itu sudah punya kekasih” satu hal lagi yang membuatku harus merasa sakit.

“Benarkah” ucapku lirih

“Nde” kata junsu membenarkan

“Benar hyung ia sunbaeku waktu SMA, namanya Tiffany” kata Yoochun

“Dia orangnya seperti apa” Walaupun aku sakit mengetahuinya namun entah kenapa rasa penasaranku jauh lebih besar, aku ingin tahu tipe kekasih orang seperti yunho itu bagaimana.

“Fany noona orangnya baik dan juga cantik” aku tersenyum miris entah kenapa aku merasa tidak percaya diri bisa mendapatkannya terlebih aku seorang namja.

“Jae kau tidak berpikir untuk menghancurkan hubungan mereka kan”Tanya Junsu dengan pandangan curiga.

‘PLAKK’

“Aww appo, Yak jae  kenapa kau memukulku”

“Kau pikir aku orang licik eoh, sebesar apapun cintaku pada yunho aku tidak mungkin menghancurkan hubungan mereka pabbo, aku ingin ia mencintaiku bukan karena paksaan tapi dari hatinya”

“Ya kali aja kau cinta buta padanya” Cibir Junsu

“Cihh, walaupun aku mencintainya tapi aku tidak ingin memakai cara licik untuk mendapatkannya” Cibirku pada Junsu.

Setelah kejadian itu aku berubah menjadi seorang Stalker bagi Yunho akun-akunnya selalu aku pantau sekedar untuk mengetahui apa saja yang ia lakukan, tidak banyak yang aku dapat karena ia termasuk orang yang tidak terlalu suka membuka jati dirinya di dunia maya.

Walaupun aku tidak secara langsung bertemu dengan kekasihnya, namun sikapnya seolah menunjukan kalau ia tidak ingin aku mengejar cintanya. Saat itu ia menulis sesuatu diakun pribadinya.

‘Terima kasih karena kau sudah hadir di dalam hidupku mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua’

Aku senang melihat statusnya yang menunjukkan kalau ia putus dengan kekasihnya, namun tidak lama kemudian ia kembali menulis sesuatu yang membuat aku bagai terhempas kembali.

‘Makan malam bersama my lovely dan umma’

Begitu dekatkah ia dengan keluarga mereka, aku iri, kecewa, sakit. Aku ingin membencinya namun aku tidak bisa entah kenapa perasaanku begitu dalam untuknya. Semakin dalam cintaku semakin banyak rasa sakit yang harus siap aku terima. Jatuh bangun aku mempertahankan cintaku yang bertepuk sebelah tangan ia malah terlihat semakin tidak menyukaiku.

Hingga aku sempat berpikir untuk membuat diriku amnesia sehingga bisa melupakan semua tentangnya. Mungkin ini terlihat konyol tapi benar aku melakukan ini karena aku benar-benar ingin melupakannya.

Suatu hari seseorang menghampiriku saat itu aku sedang terduduk di sebuah pantai. Membuang semua rasa sakit hatiku yang sudah semakin bertumpuk. Seorang yeoja paruh baya yang tidak aku kenali menghampiriku sambil tersenyum ramah.

“Cinta itu memang terkadang menyakitkan” aku memandang heran yeoja tersebut.

“Ajhumma siapa”Tanyaku penasaran

“Aku hanya orang yang lewat disini, apa kau sedang patah hati anak muda” Tanyanya membuatku semakin heran.

“Dari mana Ajhumma tahu”

“Terkadang orang pergi ketempat seperti ini karena ingin membuang sesuatu yang tidak bisa ia buang. Terkadang aku sering melihat anak muda sepertimu berteriak kencang seolah ingin melepas beban berat dan berbagi bersama deru ombak lautan, namun setelah itu ia tidak bisa benar-benar membuang bebannya karena cinta itu akan sulit untuk dibuang kalau kita sudah benar-benar mencintainya”

“Maksud ajhumma apa aku benar-benar tidak mengerti” Tanyaku yang semakin bingung.

“Apa kau ingin melupakannya”

“Ne” Kataku terkejut bagaimana mungkin orang ini tahu apa yang aku pikirkan.

“Aku bisa membantumu melupakannya kalau kau mau”

“Maksud ajhumma apa”

“Aku akan membantu kau melupakannya, ini—“ yeoja itu menyerahkan sebotol cairan bening padaku. Dengan ragu aku mengambil botol tersebut walaupun hatiku bertanya-tanya apa guna air dalam botol itu.

“Apa ini”Tanyaku

“Minumlah air ini, kalau kau benar-benar ingin melupakannya. Saat kau terbangun dari tidurmu kau akan melupakan semua tentangnya” aku terus mengamati botol tersebut hingga tidak menyadari kalau yeoja itu kini sudah tidak lagi disampingku, tiba-tiba saja rasa takut menghinggapku karena sekarang hari sudah mau beranjak malam, bulu kuduk ku juga merinding secepat mungkin aku berlari meninggalkan tempat itu.

Sesampainya dirumah aku terus saja memperhatikan botol yang diberi yeoja itu tadi sore. Antara percaya atau tidak aku juga tidak tahu.

“Apa mungkin ini berhasil”Gumamku “ Tapi apa salahnya kalau dicoba” dengan perlahan ku buka tutup botol tersebut setelah menyakinkan hatiku aku meminum habis air dalam botol tersebut.

“Kalau ini memang berhasil, terima kasih karena kau pernah hadir dalam hidupku memberi warna dalam hidupku SELAMAT TINGGAL YUNNIE GOMAWOO’

TBC

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet