Bed Scene

I'm Sorry..

Chansung mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan, kemudian mengetuk pintu ruangan JYP tiga kali. Terdengar sahutan dari dalam yang mempersilahkannya masuk. Ditekannya kenop pintu itu, lalu dibukanya pintu itu secara perlahan. Ingin rasanya Chansung mengulur-ulur waktu untuk berhadapan dengan JYP, entah mengapa firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk –baginya- akan segera terjadi.

 

Chansung maju selangkah, lalu menutup pintu dari dalam. Ia membalikkan badannya untuk kembali berjalan menuju JYP yang sedang duduk di kursi, di balik meja kerja, menunggu kehadirannya.

 

JYP mempersilahkan Chansung duduk di kursi seberang mejanya, tepat setelah Chansung tiba di hadapannya dan menghentikan langkahnya. Ia mengambil selembar kertas dan menyodorkannya pada Chansung. Chansung menerimanya dengan waspada.

 

“Pelajari itu baik-baik.” JYP membenarkan posisi duduknya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang didudukinya. “Itu scenemu untuk MV terbaru kalian.”

 

Butuh waktu beberapa menit untuk Chansung mempelajari naskah itu, tapi hanya dibutuhkan waktu kurang dari semenit baginya untuk menyadari scene macam apa yang diberikan JYP untuknya.

 

“Aku keberatan—”

 

“Tidak ada tawar-menawar!” potong JYP tegas. “Semuanya sudah dibicarakan dan diputuskan dengan berbagai pertimbangan yang matang. Ini juga demi kalian, demi keberhasilan image yang akan kalian bangun dalam album terbaru kalian, Grown!” jelasnya.

 

Chansung menghembuskan napas berat, pasrah dengan keputusan itu. Melawan pun percuma, tidak akan ada gunanya. Anak-anak 2PM tidak ada yang pernah berhasil melawan permintaan JYP, apalagi lusa sudah akan diadakan pembuatan MV itu. Dan saat itu juga Chansung langsung teringat kepada seseorang…

 

Junho…..

 

***

 

Junho menggeliat, memaksa membuka sepasang matanya yang masih mengantuk. Tubuhnya pun masih terasa lelah setelah kemarin latihan dance sampai semalam. Dengan matanya yang masih setengah tertutup, tangan Junho bergerak meraba-raba permukaan kasur di sampingnya, mencari sosok seseorang yang menemaninya tidur semalaman.

 

“Channie?” panggil Junho setelah tangannya tak bisa menggapai tubuh seseorang yang dicarinya itu. Mungkin karena Chansung berada di sisi lain ranjang, sehingga jauh dari jangkauan tangannya, pikir Junho.

 

“Kau sudah bangun, chagi?” sahut Chansung.

 

Junho langsung membuka matanya saat menyadari suara Chansung yang terdengar lebih jauh dari yang seharusnya, dan mendapati sosok Chansung yang sedang berdiri di ambang pintu, baru saja muncul.

 

“Kau dari mana?” tanya Junho yang sudah dalam posisi duduk di atas ranjangnya.

 

“Menemui JYP-hyung.” Chansung melangkah mendekati Junho setelah menutup kembali pintu kamar Junho.

 

“Kau sudah mendapatkan scenemu?”

 

Chansung mengangguk, lalu duduk di samping Junho.

 

“Kenapa mepet sekali? Padahal lusa sudah pembuatan MVnya. Scene apa sih yang mereka berikan padamu sampai-sampai butuh pertimbangan yang lama?” protes Junho antara bertanya dan mengomel.

 

Chansung menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan Junho, “Sudahlah jangan bicarakan itu. Aku lelah memikirkannya.” Ia lalu melingkarkan tangannya di pinggang Junho dan menyandarkan kepalanya di bahu Junho dengan manja.

 

“Arraseo.” Jawab Junho sambil tersenyum. Ia mengerti, semua member 2PM memang sedang lelah dengan persiapan Comeback mereka belakangan ini. Ia sendiri pun lelah, dan tentu saja Chansung juga merasakan hal yang sama.

 

Andai saja Junho tahu bahwa yang dimaksud Chansung bukan itu, melainkan ia lelah memikirkan scene yang diberikan untuknya. Untuk membicarakannya dengan Junho pun Chansung belum siap, mungkin besok saja ia akan berbicara dengan Junho. Chansung sungguh tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Junho. Andai saja ia tahu bahwa itu adalah..

 

Bed scene… bukan dengan Junho, tapi dengan orang lain..

 

***

 

Chansung keluar dari kamarnya dengan setengah sadar, menuju dapur, mengambil gelas, lalu membuka kulkas dan menuangkan air mineral, kemudian meminumnya. Setelahnya, ia melangkah menuju ruang tengah, tempat di mana semua member 2PM sedang berkumpul saat ini, bersantai-santai sambil menonton siaran televisi. Ada juga Taecyeon yang sedang sibuk browsing internet lewat tabletnya.

 

Chansung membuka matanya lebih lebar saat menyadari tidak ada Junho di sana, kalau-kalau saja Chansung salah lihat karena belum sadar benar. Tapi setelah meneliti lebih lanjut, Junho memang tidak ada di sana. Mungkin saja Junho masih tidur, pikirnya. Karena semalam mereka memang tidak tidur bersama.

 

Dengan semangat, Chansung menuju kamar Junho. Membayangkan wajah cute Junho saat tertidur benar-benar membangkitkan semangat Chansung untuk segera bertemu dengan namjachingunya itu. Namun wajahnya berubah cemberut saat mendapati Junho tidak ada di kamarnya. Ke mana perginya dia?

 

“Ke mana Nuneo-ku?” tanya Chansung pada hyung-hyungnya setelah kembali ke ruang tengah.

 

“Pulang ke Ilsan.” Jawab Minjun sambil ikut memperhatikan layar tablet di tangan Taecyeon.

 

“Pagi-pagi begini? Ada apa?” Chansung sungguh merasa ketinggalan berita, jika diumpamakan maka rasanya akan sama seperti ibu-ibu yang ketinggalan acara infotainment.

 

Tiba-tiba bantal sofa meluncur dan menabrak  kepala Chansung yang masih dalam posisi berdiri, disusul suara omelan suara serak khas Wooyoung, “Bukannya Junho yang perginya kepagian, kau saja yang bangunnya kesiangan, pabbo!”

 

Chansung hanya nyengir lebar. “Lalu untuk apa dia pulang? Bukannya besok kita akan syuting MV? Dan harusnya hari ini dia istirahat. Bukannya malah pulang.”

 

“Eomma-nya sakit. Nanti sore dia juga akan kembali. Harusnya kau mengantarnya. Ck, pacar macam apa kau ini? Payah sekali.” Cibir Taecyeon.

 

Wajah Chansung malah terlihat serius, seperti sedang berpikir dan sama sekali tidak menggubris ejekan yang dilontarkan oleh Taecyeon. Kubicarakan nanti sore saja kalau Nuneo sudah kembali, putus Chansung dalam hati.

 

***

 

Sore harinya, Chansung menunggu Junho pulang. Chansung berencana membicarakan tentang bed scenenya sambil mengajak Junho makan malam romantis di restauran, setidaknya untuk sedikit mengurangi kemarahan Junho padanya nanti.

 

Chansung sudah mandi dan berpakaian rapi, setiap inci tubuhnya pun sudah wangi. Alasannya sederhana, karena Junho suka namja yang berbau wangi dan rajin mandi, walaupun terkadang Chansung jarang mandi, tapi Junho pasti senang karena kali ini Chansung yang bersih dan wangi sedang menunggunya di kamar.

 

Senyum di wajah Chansung mengembang saat melihat Junho membuka pintu dan melangkah memasuki kamarnya, “Hai chagi.” Sapa Chansung masih dengan senyum yang sama, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa hatinya benar-benar merasa was-was saat ini, memikirkan bagaimana reaksi Junho nantinya.

 

“Hai,” jawab Junho tersenyum manis, membalas senyuman Chansung.

 

“Bagaimana keadaan eomma-mu?” Chansung berdiri mendekati Junho.

 

“Sudah membaik. Dia hanya merindukanku.” Junho melepas jaketnya, dan menggantungnya dengan rapi, lalu memasukannya dalam lemari. “Kau wangi sekali?” Kata Junho dengan nada sedikit bertanya, menyadari Chansung yang memang lebih wangi dari biasanya. Bahkan nyaris mengalahkan bau wangi yang selalu melekat di tubuh Junho.

 

Chansung bergerak mendekati Junho, dan memeluknya dari belakang, “Chagii~” panggilnya mesra di telinga Junho.

 

Tanpa disangka-sangka oleh Chansung, tidak seperti biasanya, Junho melepaskan tangan Chansung yang menempel di perutnya, “Jangan Channie, aku lelah.” Katanya sambil tersenyum lembut, tatapannya seakan meminta pengertian dari Chansung.

 

“Tapi—”

 

“Tidak Channie, tidak untuk malam ini.” Junho berbalik menghadap Chansung, lalu membalikkan tubuh Chansung sehingga membelakanginya, kemudian mendorong tubuh Chansung menuju pintu, lalu membukanya dan mendorong Chansung keluar.

 

“Sebaiknya kau juga istirahat, karena kita akan butuh banyak tenaga untuk besok. Sampai jumpa besok pagi Channie..” Junho lalu menutup pintunya, kemudian terdengar bunyi ceklek-ceklek yang artinya ia mengunci pintu kamarnya.

 

Chansung menghembuskan napas frustasi. Sepertinya Junho sudah salah paham dengan mengira Chansung meminta jatah darinya, makanya ia langsung mengusir Chansung keluar karena Junho sendiri sedang merasa lelah.

 

“Dasar otak mesum,” cibir Chansung sambil tersenyum geli, namun kemudian senyumnya memudar karena belum berhasil mengajak Junho bicara tentang bed scenenya itu, sedangkan waktu pembuatan MVnya sudah semakin dekat, yaitu besok pagi.

 

Besok saja pagi-pagi sekali aku akan membicarakannya. Kata Chansung mantap.

 

***

 

Pagi ini semua member sibuk dengan persiapan untuk pembuatan MV terbaru mereka ‘Comeback When You Hear This Song.’ Jika member yang lain hanya sibuk mempersiapkan keperluan pembuatan MV, lain halnya dengan Chansung yang lebih sibuk mempersiapkan mentalnya untuk mengajak Junho bicara.

 

Sejak tadi Junho sibuk kesana-kemari sehingga Chansung tidak mempunyai kesempatan untuk mengajaknya berbicara, sampai akhirnya sekarang mereka duduk bersebelahan dan Chansung pikir ini waktu yang tepat.

 

“Nuneo?” panggil Chansung pada Junho yang sedang duduk di kursi sampingnya, dengan rambut yang masih ditata, sama seperti Chansung sendiri.

 

“Hmm..?” jawab Junho singkat.

 

“Boleh.. bolehkah.. hmmm.. aku m-minta waktu berdua denganmu? Sebentar saja.” Pinta Chansung.

 

“M-mau ap-apa?” entah mengapa Junho malah terlihat gugup dan pipinya sedikit merona.

 

“Aku hanya ingin..” Chansung berusaha mengatur irama jantungnya, sementara Junho meliriknya harap-harap cemas, berantisipasi dengan kata-kata yang akan diucapkan Chansung. “…bicara padamu.” lanjutnya.

 

Junho menghembuskan napas lega, terlihat lebih rileks, rona di pipinya pun perlahan memudar. “Owh.” Junho menyadari dirinya sudah salah paham memikirkan yang macam-macam barusan.

 

“Kau mau?” tanya Chansung antusias.

 

“Nanti saja bicaranya kalau kegiatan kita hari ini sudah selesai.” Tolaknya.

 

“Tapi—”

 

“Aiiissshh.. kenapa kau ini selalu saja membantahku?” omel Junho kesal, melirik tajam pada Chansung, menghentikan sejenak kegiatannya yang sedang mengaca, mengamati tatanan rambutnya yang baru saja selesai dikerjakan oleh sang penata rambut.

 

“Junho-sshi, gantilah bajumu.” Perintah salah satu crew, sambil membawa kostum yang akan Junho kenakan.

 

“Ah, ne.” sahutnya. Junho berdiri dari duduknya, “Aku duluan Channie,” pamit Junho sambil menepuk pelan bahu Chansung, lalu beranjak pergi menuju ruang ganti mengikuti crew yang tadi memanggilnya.

 

Hilanglah sudah kesempatannya untuk berbicara pada Junho. Dan sekarang Chansung hanya bisa pasrah menerima akibat yang akan ditanggungnya nanti..

 

***

 

Chansung menahan napasnya, sedikit demi sedikit secara perlahan merendahkan posisi tubuhnya untuk lebih dekat dengan yeoja yang sedang berbaring di bawahnya, sesuai tuntutan sang sutradara MV mereka.

 

Namun saat tubuhnya bergerak semakin dekat, Chansung selalu saja melirik ke arah Junho, seakan meminta ijin pada namjachingunya yang sedang menatapnya tajam penuh kemarahan dan kekecewaan, dan itu selalu saja membuatnya gagal melakukan scenenya.

 

“Cut!!” teriak sang sutradara, untuk yang ketiga kalinya, “Kau harus lebih berkonsentrasi Chansung-sshi. Tataplah lawan mainmu.” Tuntut sang sutradara.

 

Chansung mengambil napas dalam. Untuk yang keempat kalinya, Chansung mencoba melakukan scene itu lagi. Sejujurnya Chansung ingin ini segera berakhir, situasi seperti ini sangatlah tidak nyaman baginya, apalagi ia berada di bawah tekanan Junho yang menatapnya tajam sedari tadi. Chansung bertekad kali ini ia harus berhasil melakukannya, agar semuanya cepat selesai.

 

Chansung memejamkan matanya sekilas, lalu membukanya kembali. Menatap yeoja di bawahnya dengan tatapan intens, merendahkan posisi tubuhnya secara perlahan, menempelkan keningnya pada kening yeoja itu, lalu menambahkan sedikit seringai nakal di akhir.

 

“Cut! Good.. good!!” teriak sang sutradara sambil bertepuk tangan, menandakan scene yang Chansung lakukan sukses. “Kita break dulu!” tambahnya.

 

Dan pada saat yang bersamaan, Chansung melihat Junho bergerak menjauh, dengan sedikit berlari. Chansung mengikutinya dari belakang, berusaha mengejar Junho yang memasuki salah satu ruangan dalam rumah yang mereka gunakan untuk syuting itu.

 

Junho berusaha untuk menutup pintu itu, tapi untungnya Chansung terlebih dahulu berhasil menahan pintu itu dan menerobos masuk. Chansung berjalan mendekati Junho setelah memastikan pintu ruangan itu sudah tertutup dengan rapat dan terkunci, agar pertengkaran mereka tidak sampai didengar oleh crew ataupun orang lain yang mungkin saja melintas di depan ruangan itu.

 

“Chagiya~” panggil Chansung pada Junho yang sekarang sedang berdiri membelakanginya.

 

Tak ada jawaban dari Junho..

 

“Chagi, maafkan aku..” kali ini Chansung memohon di depan Junho, dengan wajah memelas.

 

“Kau..” Junho tersenyum sinis, terkesan mencibir. “Aku tak menyangka. Kau setega itu.”

 

Chansung menunduk, tangannya mengepal semakin keras seiring dengan penyesalannya yang semakin dalam ketika melihat setetes cairan bening meluncur deras melewati pipi Junho. Junho menangis.

 

“Jeongmal mianhaeyo chagiya..” ucap Chansung lirih sambil meraih bahu Junho yang bergetar karena tangisnya.

 

Chansung sungguh menyesal, padahal beberapa bulan yang lalu ia bersusah payah tawar-menawar dengan sutradaranya untuk menolak kiss scene dalam drama terbarunya, semata-mata hanya untuk menjaga perasaan Junho. Tapi sekarang Junho sedang menangis di hadapannya karena melihat bed scene dengan mata kepalanya sendiri, tanpa Junho ketahui sebelumnya. Tentu saja ini jauh lebih menyakitkan bagi junho.

 

“K-kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya,” kata Junho sambil terisak. Junho tahu betul Chansung tidak mungkin berhasil menolak apa yang JYP tentukan untuknya, tapi setidaknya Chansung bisa mengatakannya terlebih dahulu padanya.

 

“Mianhae..” ucap Chansung lirih. Chansung memang salah, seharusnya ia membicarakan ini dengan Junho dari awal, tidak perlu menunda-nundanya seperti yang ia lakukan.

 

“Kau bahkan terkesan…” setetes air mata kembali meluncur deras, diikuti oleh beberapa tetes lagi yang semakin membuat pipinya basah, “….menikmatinya.” ucap Junho dengan suara yang mulai serak.

 

“A-ani. Bukan seperti itu, chagiya..” Chansung mengangkat tangannya untuk menyeka air mata di pipi mulus Junho, lalu mengecup pipinya sekilas, walaupun Junho memalingkan wajah setelahnya. “Kau lihat sendiri kan, aku berkali-kali gagal melakukannya. Tidak seperti saat aku melakukannya.. ehem..” Chansung berdehem, “…denganmu.” Godanya.

 

Junho menundukkan wajahnya mendengar perkataan Chansung., antara marah dan malu. Walaupun Junho menunduk, tapi Chansung masih sempat melihat semburat merah yang mampir di wajah sendu Junho.

 

“I-itu.. itu.. buktinya kau bisa melakukannya dengan baik. Bahkan kau juga bisa tersenyum padanya.” Protes Junho, masih tetap menunduk.

 

Chansung mendekati Junho dan memeluk tubuhnya, kali ini Junho tidak berpaling ataupun mencoba melawan. “Itu karena tadi aku…” Chansung menyentuh dagu Junho, mengangkat wajah Junho yang tertunduk, “…aku membayangkanmu.” Chansung tersenyum lembut pada Junho.

 

Tanpa sekehendak pemiliknya, dengan tidak sopannya bibir Junho membentuk lengkungan, pipi dan telinganya memerah, matanya pun berbinar, mengkhianati keinginan pemiliknya untuk tetap memasang wajah marah.

 

“Aku membayangkan saat kita melakukannya beberapa malam yang lalu, seperti ini…” Chansung mendorong Junho dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa di belakang Junho, lalu menindihnya, persis seperti scene yang tadi baru saja diperankannya.

 

“C-chan-nie..” Junho tergagap saat Chansung semakin mendekatkan tubuhnya.

 

Perlahan wajah Chansung semakin dekat dengan wajah Junho, dan tanpa menunggu lagi, Chansung segera melumat bibir Junho yang merah, tampak begitu menggiurkan.

 

Setelah beberapa detik, Chansung sedikit menarik wajahnya dari wajah Junho, hanya untuk memberi kesempatan Junho untuk bernapas.

 

“Mianhae chagiya..” Chansung mengecup lembut kening Junho yang berada di bawahnya. “Apa sekarang kau masih cemburu?” tanya Chansung, menatap intens kedua mata sipit Junho, “Kalau kau masih cemburu juga, aku akan ‘membuktikannya’ lebih dari ini.” Goda Chansung dengan seringai nakal.

 

Junho tersenyum malu, “Kalau begitu aku akan cemburu terus, untuk mendapatkan ‘bukti’ yang lebih darimu.” Kata Junho dengan wajah yang semakin memerah.

 

“Ck, dasar ert!” cibir Chansung, lalu kembali meraup bibir Junho.

 

Junho mengalungkan kedua lengannya pada leher Chansung dan mulai membalas ciumannya yang semakin dalam dan brutal.

 

“Yach Junho-yah, Chansung-ah, cepat keluar, syutingnya mau di mulai!.” Teriak Minjun dari balik pintu.

 

“Yach! Kalian sedang apa? Keluarlah, aku tahu kalian ada di dalam. Palliwa!” teriak Minjun lagi, kali ini sambil menggedor pintu yang terkunci itu, karena tak mendapat jawaban dari dalam.

 

Beberapa menit berlalu, tetap tak ada jawaban. Sementara di dalam, Chansung dan Junho sedang sibuk ‘adu mulut’ sampai tak bisa menjawab panggilan Minjun. Bahkan keduanya sama sekali tidak peduli dengan suara berisik dari gedoran Minjun di balik pintu sana.

 

“Saranghae Nuneo..” ucap Chansung saat akhirnya pertautan indah mereka terlepas karena napas yang terasa semakin sesak, “Maafkan aku ya?”

 

“Nado, Channie..” jawab Junho sambil tersipu malu. “Jangan ulangi yang seperti tadi lagi ya?” pinta Junho.

 

“Nee~” Chansung kembali menyerang bibir Junho yang sekarang terlihat semakin merah dan sedikit membengkak akibat ciuman mereka tadi.

 

“Yach! Kalian!” teriak Minjun lagi, kemudian terdengar bunyi 'buuuuggg' yang keras, sepertinya Minjun baru saja menendak pintu karena kesal, membuat Junho dan Chansung terkikik sendiri.

 

*END*

 


 

Kyaaa.. akhir’a berhasil jg bkin ff oneshot, hahaha..

Maaf klo mngecewakan karena adegan yang seharusnya agak hot menjadi gag hot, soal’a q emang blum mahir buat adegan hot, haha..

q jg gag tau ini termasuk rated M apa bukan, tapi mnurut'q sih bukan, hehe..

Semoga readers terhibur, jngan lupa comment, kritik dan saran supaya q lbh baik lg dlm mmbuat ff..

Gomawo readers’q.. J

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
UnunJang
#1
Chapter 1: Kyaaaaa...>0<
So sweet...^^
jphiaa #2
Chapter 1: ooh? aku blm comment kah? >__<

eum.. akhirnya author bikin ff cNN *loncat2*

aah.. chan emang paling bisa meredakan kemarahan nuneo kkk

sayaaang harusnya skalian ada adegan rate M lol
jangwooyoung0730
#3
Chapter 1: aiiishhhh,,, ert semua tuh maknae 2.... Ahahaha.... Lnjuuut certa 1 shoot nya thooor... :)
afiati #4
Chapter 1: so sweet abis hehehe...ok lumayan hot lah buat awalnya hehehe...
Difa_KYs #5
Chapter 1: aawwww so sweeeet ;3
manissss bgt
suka bgt sama ff yg fluff kek gini
(meskipun ga nolak juga si kalo dikasih rated *plakk*)

minjun beneran kek kakek2 yg doyan ngambek yee
mwahaha
tp kasian juga, dikacangin sama cnn xD

ditunggu karya2 yg lain authornim ^^
teru_neko
#6
Chapter 1: yaaahh kok cuma oneshot siiih ><
lanjut lg part 2 doong..hehehe
ini so sweet thor..nyerempet rated sih,tp g tergolong rated XD
Sayaka_Dini
#7
Chapter 1: Poor Minjunie, sudah capek2 teriak malah gak dipeduliin ma 2 maknae yg durhaka (?) -lol

Auww, itu manis sekali saat ngebayangin Channie membujuk Junho dg menindihnya di sofa, lebih manis drpd lihat MV'a #plakk

Apalagi saat Aya mulai bayangin 'pembuktian' apa yg dilakukan Channie pada Junho malamnya :D -mulai yadong kyk Junho-

Oke, ditunggu karya yg lain! :D fighting!
wenywoolvr
#8
Chapter 1: Awwhh...akhirnya muncul jg imajinasi dr CWYHTS kkk~
So sweeetttt....critanya sukses bkin aku senyum2 smpE akhir..kkk~
Nuneo jg sih susah bgt diajak ngomong..kkk~
Moga di MV all day I think of u ntar ada CNN moment lg n bs jd inspirasi author lg..kkk~
Ditunggu ffnya yg lain thor..kkk~
wenywoolvr
#9
Chapter 1: Awwhh...akhirnya muncul jg imajinasi dr CWYHTS kkk~
So sweeetttt....critanya sukses bkin aku senyum2 smpE akhir..kkk~
Nuneo jg sih susah bgt diajak ngomong..kkk~
Moga di MV all day I think of u ntar ada CNN moment lg n bs jd inspirasi author lg..kkk~
Ditunggu ffnya yg lain thor..kkk~