2Soul (One Shot)

2Soul

 


Suara dering dari ponsel yang sangat nyaring membangunkan seorang pria dari tidur lelapnya. Kemudian ia bangun dan mengambil ponsel yang dari tadi sudah memanggil-manggilnya.

Sesegera ia menempelkan ponsel tersebut di telinga kirinya dan menjawab ponselnya.

"Kau sudah bangun?" tanya seorang gadis di seberang.

"umm..." Jawab pria tersebut dan bangun dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati jendela. Ia masih tertegun, nampaknya ia belum sadar betul dari tidurnya.

"Turun salju" gumam pria itu.

“iya,, kau sudah makan?" tanya gadis itu lagi di telepon.

"belum" jawab pria itu datar, kemudian kembali dan duduk di tempat tidurnya, menatap sebuah foto dirinya bersama seorang gadis yang terletak di meja samping tempat tidurnya.

Dirinya sama sekali tidak tersenyum di foto tersebut, namun seorang gadis di sampingnya tersenyum senang dan menyenderkan kepalanya kepada pria tersebut.

Sepertinya gadis cantik berambut panjang itulah yang sekarang sedang mengoceh di telepon.

"Hari ini aku akan menunggumu di tempat biasa" ucap pria itu tiba-tiba dan langsung menutup teleponnya.

Kali ini ia membuka laci mejanya dan mengambil sebual pil lalu menelannya bersama air putih.

 

====================================================================

"Aneh..!" gumam seorang gadis pada ponsel yang sedang ia genggam di dalam kamarnya.

"Oppa ingin bertemu denganku" Gumamnya lagi lalu tersenyum.

segera gadis itu membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan hampir dari seluruh isinya, mencoba pakaian tersebut satu-persatu di depan cermin.

Akhirnya gadis itu memilh untuk mengenakan pakaian dengan mantel berwarna pink dan melilitkan syal tebal di lehernya.

Selesai berdandan, ia berjalan keluar  apartemennya dengan wajah berseri-seri.

Salju yang turun sejak pagi ini menutup jalanan kota Seoul yang sedang gadis itu lewati dan benar-benar membuatnya menggigil kedinginan. Bahkan tak jarang ia harus meggosok-gosokan kedua telapak tangannya untuk membuat dirinya merasa hangat.

Ia pun menaikan sedikit syal yang melilit di lehernya hingga hampir menutupi mulutnya.

Kali ini ia sedang berdiri di pinggir jalan raya, menunggu jalanan kosong untuk menyebrang.

Setelah merasa jalanan mulai kosong, gadis itu mulai melangkahkan kakinya. Namun tba-tiba sebuah mobil sedan berwarna hitam dengan cepat melaju ke arah gadis itu dan hampir saja menabraknya, hingga mobil itu benar-benar berhenti tepat di hadapannya.

Saat itu ia mulai merasa aneh, ia tertegun sejenak dan merasa sedikit pusing, namun ketika ingat seseorang sedang menunggunya, gadis itu pun berlari menyebrang menuju sebuah restaurant tidak jauh dari tempat ia sekarang.

============================================

Sunggyu melirik jam tangannya, ia duduk tepat di dekat jendela besar di restaurant tersebut hingga ia dapat melihat bagaimana keadaan di luar. Salju turun cukup deras saat itu.

Tidak lama, Sunggyu melihat gadis yang sedang ia tunggu-tunggu berlari ke arah restaurant tempat ia menunggunya.

Gadis itu pun membuka pintu restaurant dengan perasaan senang. Sunggyu yang melihatnya langsung melambai ke arah gadis yang dimaksudnya. Gadis itu berjalan menghampiri Sunggyu dan duduk d hadapannya, meraih secangkr kopi panas dan menggenggamnya.

Gadis itu tersenyum ke arah Sunggyu, namun Sunggyu tidak membalas senyumannya.

selama 15 menit mereka duduk terdiam, gadis itu mulai meneguk secangkir kopi yang ia genggam dan berfikir ia harus mengatakan sesuatu untuk memulai obrolan mereka.

"Aku ingin mengakhirinya." tiba-tiba kata-kata tu muncul dari mulut Sunggyu.

"A... apa maksudmu?" tanya gadis itu heran dan kaget.

"Eunji-yah, aku ingin mengakhiri semuanya denganmu"

Eunji tersentak, kali ini kopi yang baru saja ia teguk seakan-akan menjadi sangat panas dan menggerogoti  tenggorokannya. Perlahan Eunji meletakan cangkir kopinya di meja dan menurunkan kedua tangannya sampai di atas pahanya.

Ia menundukan kepala, tidak ngin melihat wajah Sunggyu yang saat itu sedang membuat hatinya hancur berantakan.

"Maafkan aku Eunji, namun ini sudah menjadi keputusanku" Ucap Sunggyu lagi.

Eunji tidak berkata apa-apa, ia hanya menundukan kepala dan air mata mulai terlihat membasahi pipinya.

"Eunji -yah,. Aku..."

"Cukup!!! Aku tidak ingin mendengarnya lagi" teriak Eunji sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.Kal ini ia benar-benar sedang menangis.

Eunji menggigit bibir bawahnya yang bergetar, mencoba menahan air mata itu sekuat tenaga, namun usahanya sia-sia. Air mata itu tetap jatuh tak karuan.

Sunggyu yang melihatnya saat itu sesegera memalingkan wajahnya, ia tidak ingin Eunji melhat wajahnya yang hampir mengeluarkan air mata. Kali ini Eunji berdiri, menundukan kepala dan berjalan tertatih-tatih meninggalkan Sunggyu.

Setelah melihat Eunji keluar dari restaurant, Sunggyu mulai menangis, kali ini ia benar-benar merasa dadanya sangat sesak, ia memukul-mukul dadanya sendiri dan berusaha menahan ar mata yang keluar ari matanya.

Sunggyu berjalan keluar restaurant, ia berhenti dan duduk di sebuah taman. Disampingnya ia melihat  Eunji yang masih mengenakan seragam sekolahnya sedang duduk dengan wajah takut, namun tersenyum.

lalu ia melihat seorang pria berlari tergesa-gesa kea rah  Eunji, dan pria itu ialah dirinya sendiri.

 Ya, kali ini Sunggyu seakan-akan sedang melihat masa lalu di hadapannya.

"Eunji -yah maafkan aku, tadi aku harus membersihkan dulu toilet karena aku lupa mengerjakan PR ku hari ini." Ucap Sunggyu pada Eunji dengan terengah-engah.

Eunji berdiri menghadap Sunggyu, wajahnya benar-gelisah, keringatnya mulai terlihat keluar dari keningnya.

"Apa ada yang ingin kau katakan?" tanya Sunggyu heran.

"Uhmm.. itu.. a.. a.. aku..." jawab Eunji gugup.

"Tidak usah khawatir, katakan saja" ucap Sunggyu sedikit menenangkan Eunji.

Kali ini Eunji menelan ludahnya, ia mulai memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.

"A.. a.. aku menyukaimu!!" ucap Eunji tba-tiba dan langsung pergi berlari meninggalkan Sunggyu yang kebingungan, tapi akhirnya ia tersenyum.

==========================================

Lalu semuanya menghilang begitu saja, kali ini Sunggyu sudah tidak melihat apa-apa lagi di hadapannya.

Ia mulai berdiri dan berjalan. Butiran salju sudah nampak memenuhi rambut Sunggyu, hawa yang begitu dingin sudah tidak dapat ia rasakan lagi.

Ia mulai memikirkan hal-hal tentang Eunji, pikirannya bercampur aduk saat itu, namun yang bisa ia ingat hanyalah Eunji.

dan kali ini pun ia mengingat satu hal lagi tentang Eunji.

Saat itu di perpustakaan, Sunggyu sedang membaca buku dan Eunji terus saja menatap wajahnya.

"Sedang apa kau?" tanya Sunggyu.

"Aku sedang bersyukur." jawab Eunji tersenyum manis menatapnya.

"Apa maksudmu?" tanya Sunggyu mengerutkan keningnya.

"Aku sedang bersyukur karena aku dapat melihat wajah Oppa sedekat ini, bersyukur karena kau sedang berada di sisiku, dan bersyukur karena Tuhan telah menciptakanmu" ucap Eunji, mendengar perkataanya, Sunggyu tidak dapat berbicara apa-apa, ia kembali membaca bukunya.

========================

Kali ini Sunggyu memegang kepalanya, ia merasa suatu benda keras sedang menghantam kepalanya. Ia selalu merasa pusing saat memikirkan Eunji.

Ia merasa sangat menyesal telah berbuat hal seperti itu pada Eunji,.

Tiba-tiba saja ia merasa dirinya sangat kuat, ia kemudian berlari dan mencari Eunji.

Di otaknya masih ada Eunji, kali ini ia dapat melihat Eunji tersenyum kepadanya, menangis kepadanya, dan kali ini Eunji membisikan sesuatu di telinganya "Aku mencintaimu".

Sunggyu berlari sambil menangis, yag ada dalam otaknya saat ini ia harus menemukan Eunji, memeluknya dan meminta maaf kepadanya.

Tiba-tiba langkah Sunggyu terhenti ketika ia melihat  Eunji, tidak jauh dari hadapanya sedang berdiri kaku.

Sunggyu menghampirinya dan memegang pundak Eunji.

"Eunji -yah,... Aku.." belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, ia sadar bahwa Eunji sama sekali menghiraukannya, mata Eunji terpaku kepada kerumunan orang di jalan raya tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang

Sunggyu melihat apa yang sedang diperhatikan oleh Eunji, perlahan ia menurunkan kedua tangannya dari pundak Eunji dan berjalan mendekati kerumunan orang di jalan itu.

Perlahan ia menerobos satu persatu orang dalam kerumunan tersebut dengan wajah penasaran.

Setelah semua orang ia lewati, ia bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi disana.

Sebuah mobil ambulance berhenti di tempat itu, beberapa petugas sibuk mewawancarai beberapa orang disana.

Tatapan Sunggyu berubah menjadi kosong, ia merasa sudah tidak bisa lagi menggerakan kakinya, tubuhnya menjadi lemas dan jantungnya serasa berhenti berdegup ketika ia melihat Eunji dengan kepala penuh dengan darah dan luka memar di sekujur tubuhnya sedang dibawa masuk oleh petugas ke dalam mobil ambulance.

 

*Flashback*

 

Saat ini Eunji sedang berdiri di pinggir jalan menunggu jalanan kosong untuk menyebrang. Setelah merasa jalanan mulai kosong,  gadis itu mulai melangkahkan kakinya, namun tiba-tiba sebuah mobil yang melaju sedang melaju dengan cepat menghantam keras tubuhnya hingga ia terlempar cukup  jauh.

Pandangannya mulai gelap, ia sudah tidak bisa lagi merasakan bagaimana sakitnya ketika tubuhnya terlempar kesana kemari.

Suara gaduh orang-orang sudah tidak dapat lagi ia dengar, orang-orang yang berlari menuju kearahnya sudah tidak bisa lagi ia lihat.

Namun, ia bisa melihat sesuatu dengan sangat jelas. Sunggyu sedang duduk, meneguk segelas kopi dan menunggunya.

Yang bisa Eunji ingat saat itu hanyalah ia harus berdiri, berlari dan menemui Sunggyu.

*End of flashback*

 

   Sunggyu sangat kebingungan, ia menoleh ke belakang dan melihat Eunji yang pertama ia temui masih berdiri di tempat asalnya, melihat ke arahnya dengan tatapan kosong.

Orang-orang yang sedang berjalan diantara Eunji menghiraukan keberadaanya, bahkan beberapa menabrak dirinya.

Apakah hanya Sunggyu saja yang dapat melihat keberadaan Eunji saat itu?

Sunggyu kembali menoleh ke arah tubuh Eunji yang sedang d bawa masuk ke dalam ambulance.

Ia berlari kearah tubuh Eunji yang sedang berbaring tak berdaya di hadapannya di dalam mobil ambulance.

Tubuhnya berubah menjadi sangat lemas, otaknya sudak tidak dapat berfungsi dengan baik lagi saat ia menatap gadis yang ia cintai sedang terbaring tak berdaya.

Saat ini Sunggyu hanya berharap ia bisa bangun dari mimpi buruk yang sedang ia alami sekarang.

Mobil ambulance yang sedang ia tumpangi bersama dua orang petugas dan tubuh Eunji mulai melaju.

Dari dalam mobil, Sunggyu dapat melihat jelas Eunji yang mash berdiri di dekat dengan tempat kejadian.

Saat itu Eunji menutup kedua telinga dengan kedua telapak tangannya, lalu menangis dan menjerit.

Sunggyu pun menangis dan menjerit saat itu, namun anehnya petugas yang sedang duduk di sampingnya nampak tak memperhatikannya.

"Kasihan sekali gadis ini, aku heran apa yang sedang ia lakukan sekarang" ucap seorang petugas di dalam ambulance tersebut kepada seorang rekannya.

“Apa maksudmu?” Tanya rekannya tersebut heran.

“Aku pernah mendengar, bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan antara hidup dan mati, jiwanya akan berkeliaran untuk menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.” Ucap petugas itu menjelaskan.

Sunggyu yang saat  itu duduk di samping mereka berdua tidak dapat mengatakan apa-apa ketika mendengarkan percakapan mereka berdua, tiba-tiba lidahnya pun menjadi kelu.

Air matanya tidak dapat  berhenti mengalir saat ia menatap tubuh dari gadis yang ia cintai terbaring kaku di hadapannya.

Ambulance yang mereka tumpangi berhenti, segera petugas mengeluarkan tubuh Eunji dan membawanya masuk ke dalam Rumah sakit menuju kamar rawat.

Sunggyu pun mengikutinya dari belakang.

Tiba-tiba beberapa perawat dan dokter yang saat itu sedang membawa pasien menabrak tubuh Sunggyu dari arah belakang.

Ia pun menoleh dan betapa kagetnya saat ia melihat pasien tersebut, itu adalah dirinya sendiri.

"Sudah berapa lama ia koma?" tanya seorang dokter kepada perawat sambil berjalan terburu-buru.

"dar 1,5 jam yang lalu, ia di temukan pingsan di apartemennya pagi ini" jawab seorang perawat sambil terus berjalan terburu-buru membawa tubuh Sunggyu masuk ke dalam kamar rawat.

Sunggyu yang masih berdiri di lorong rumah sakit membeku, otaknya kini tidak lagi dapat berfungsi.

Ingatannya akan Eunji kini menghilang,.

Ia mulai terjatuh d tengah-tengah orang yang berlalu-lalang.

==========

Penyakt kanker yang selama ini Sunggyu derita membuatnya pingsan dan koma di apartemennya pagi ini.

 =============

Satu jam berlalu, sekarang Sunggyu mulai mengerti apa yang sedang ia alami.

Ia duduk tepat di hadapan tubuhnya sendiri di dalam kamar rawat.

Ia menatap tubuhnya sendiri yang sedang koma dimana beberapa selang infus menempel di pergelangan tangannya.

Kemudian ia mulai berjalan keluar kamar meninggalkan tubuhnya yang sedang terbaring di tempat  tidur.

Ia berjalan melewati koridor dan berhenti di depan sebuah pntu kamar yang sedikt terbuka dan melihat lewat celah pintu yang terbuka.

Ia melihat Eunji, berdiri di samping tempat tidur dan menatap tubuhnya sendiri yang terbaring di hadapannya.

Seorang perawat sedang menutupi tubuh Eunji yang terbaring di tempat tidur dengan sehelai kain berwarna putih.

Keluarga Eunji yang sedang berada disana menangis terisak-isak, menagisi kepergian Eunji.

Sunggyu tersentak, ia ingin sekali masuk ke dalam kamar Eunji. Namun ia tidak bsa menggerakan kakinya melangkah ke depan.

Yang bisa ia lakukan saat itu hanya berlari kembali menuju kamar dmana tubuhnya sedang terbaring.

Ia berlari menuju tempat tidur dan berteriak, menangis sambil memukul-mukul tubuhnya yang berada di hadapannya.

"Aku mohon bangunlah!!" teriak Sunggyu pada tubuh di hadapannya.

Air mata terus mengalir membasahi pipi hingga lehernya.

"cepat bangun!!" kali ini teriakannya semakin keras, ia pun semakin kuat memukul-mukul tubuhnya itu.

Tubuhnya sama sekali tidak bergerak.

Sunggyu mulai menyerah, kali ini ia berhenti melakukannya.

Ia terjatuh di samping tempat tidurnya, menagis dan berteriak beberapa kali.

 

 

==Tamat==

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
snabilah50 #1
Chapter 1: Sedih..buat lagi cerita pasal mereka berdua...huhuhu..