C01. FINAL.

Under the Radar.

 

Under The Radar
 
Panggil dia stalker, panggil dia pengecut, panggil dia pemalu, panggil dia apa pun yang kalian mau. Tapi begitulah cara Sulli mengagumi seorang Lee Taemin. Ia bukanlah gadis yang agresif dalam urusan lawan jenis. Sulli, bisa dibilang tipikal gadis yang pasif jika menyangkut masalah lawan jenis.
 
“Apa kabar si alis tebal?”
 
“Baik. Tapi tadi Kangta seosangnim menghukumnya karena terlambat masuk kelas.” Ujar Krystal yang duduk di depan Sulli. Boleh dibilang, menanyakan kabar Taemin adalah rutinitas Sulli yang selalu ia lakukan setiap hari jika ia sedang bersama Krystal saat istirahat. Yap, Krystal ada teman sekelas Taemin.
 
Krystal adalah sahabat Sulli. Mereka berada dalam satu kelompok pada saat orientasi di sekolah mereka. Namun sayang, pada saat pembagian kelas, mereka mendapatkan kelas yang terpisah. Sulli sempat menangis semalaman karena itu. Sulli bukanlah orang yang mudah bergaul. Tapi syukurlah, mereka masih tetap dekat walau berbeda kelas, bahkan mereka selalu menemui satu sama lain saat istirahat.
 
“Ia masih suka banana milk?” Bahkan Sulli tau segala hal detail tentang Taemin.
 
Krystal mengangguk, “Kau, kan? Maksudku, kau kan orang yang menaruh sebotol banana milk di laci mejanya waktu itu?”
 
Sulli menunduk, menyelipkan rambut ke belakang telinganya sambil tersenyum malu. Ya, memang dia orangnya. Saat tahu bahwa Taemin suka Banana Milk, keesokan harinya –ia datang pagi sekali hanya untuk menyelipkan sebotol banana milk di laci meja Taemin.
 
Krystal tergelak, “Sudah kutebak, pasti kau orangnya!”
 
“Kenapa kau tak coba bicara padanya?” Ujar Krystal yang dibalas dengan tatapan tajam dari Sulli.
 
“Tidak. Kau tahu sendiri bagaimana Taemin.” Seakan menengerti maksud Sulli, Krystal mengangguk skeptis. Bisa dibilang Taemin adalah anak laki-laki yang acuh pada lawan jenis. Cool. Begitu kata Sulli. Taemin sangat pendiam –hingga terkesan misterius. Itulah yang membuat Sulli tertarik.
 
Sudah beberapa kali Krystal mencoba menjembatani hubungan Sulli dan Taemin. Namun hasilnya masih nihil. Taemin masih tetap dingin, sementara Sulli masih bersikeras untuk mengagumi Taemin under the radar. Beberapa kali Krystal men-chat Sulli lewat akun line Taemin saat taemin meminjamkan telepon genggamnya pada Krystal.
 
Leetaem; Hai?
Sulli merasakan jantungnya melewatkan satu degupan saat melihat id Taemin men-chat dirinya.
Chjinri; Huh?
Leetaem; Kau Sulli kan? Siswi kelas sebelah yang cantik itu?
‘Taemin pasti sedang mabuk.’ Sulli menggelengkan kepalanya.
Chjinri; Maksudmu?
Sulli menunggu balasan dari Taemin. Kali ini ia menunggu cukup lama.
Leetaem; Mian. Ulah Krystal.
Sulli hanya mendengus kesal sembari membalas chat Taemin dengan ‘oke.’
 
“Sampai kapan kau bergerilya?” Tanya Krystal.
 
“Sampai Taemin menyadari keberadaanku.” Balas Sulli sambil mengayunkan kakinya yang menggantung pada kursi taman sekolah.
 
“Bodoh.” Krystal tertawa.
 
***
 
“Victoria unnie menyukainya.” Sulli hanya bisa menelan ludah sambil menatap lurus ke arah lapangan basket saat Krystal mengatakan hal itu beberapa hari kemudian. Ia sadar ia tak punya hak untuk melarang Victoria unnie –senior mereka, menyukai Taemin.
 
“Amber sudah bilang padaku.” Sulli tersenyum getir dan merasakan tepukan pelan tangan Krystal di pundaknya.
 
Sulli sudah tahu itu sejak dua hari yang lalu. Bagimana tidak? Victoria unnie dinilai terlalu berlebihan oleh Sulli. Ia menggembar-gemborkan perasaannya di jejaring sosial. Dengan terang-terangan ia mencantumkan nama Taemin.
 
“Victoria unnie sungguh berlebihan. Kau tahu, dia mengirim pesan singkat pada Taemin setiap pagi dan malam! Gila.” Ujar Krystal sambil menggeleng tak percaya. Sulli hanya tersenyum sambil menggedikan bahu.
 
“Bagaimana respon si alis tebal? Ia menanggapi dengan baik?”
 
“Kau seperti tak kenal Taemin saja.” Krystal terkekeh. Dalam hati, Sulli sangat lega. Artinya, Taemin belum memberi kode apa pun pada Victoria.
 
“Minggu depan dia ulang tahun, bukan?” Krystal mengangguk. Sulli sudah mempersiapkan kado untuk Taemin di dalam pikirannya.
 
***
 
Disisi lain, Taemin bukannya tidak mengetahui keberadaan Sulli sebagai stalkernya. Ia selalu tahu bahwa Sulli memperhatikannya. Terima kasih pada Krystal dan mulut besarnya yang dengan sengaja mengatakan bahwa Sulli menyukainya. ‘Dia menarik.’ Begitulah anggapan Taemin pada Sulli.
 
Taemin menganggap Sulli beda dari yang lain. Tidak seperti fangirl-fangirlnya yang umumnya menampakkan perhatiannya secara langsung supaya bisa berinteraksi dengannya dan mengharapkan suatu hubungan lebih dengannya, Sulli lebih memilih untuk bergerilya.  Ia selalu tahu bahwa Sulli secara diam-diam mengamatinya saat dia latihan basket, saat dia olah raga, saat dia dihukum keluar kelas. Namun Sulli selalu mengalihkan pandangannya saat Taemin menangkap pandangannya. Cute.
 
Begitu pula pada hari ini. Ia baru saja kembali dari kantin, saat ia memasuki kelasnya, tatapannya tak sengaja bertemu dengan Sulli yang ternyata ada di kelasnya –seperti biasa, menggosip dengan Krystal. Tak lama setelah itu, Sulli mengalihkan pandangannya dari Taemin. Taemin tersenyum kecil. She’s literally one in a million.
 
***
 
Chjinri; Happy birthday ^^~
 
Sulli mengirimkan pesan pendek pada akun line Taemin pada 18 Juli dini hari, berharap menjadi yang pertama.
 
Ia sengaja bangun dan berangkat lebih awal pada hari ini, apa lagi alasannya kalau bukan memberi hadiah untuk Taemin secara diam-diam..
 
Ia telah menyiapkan 4 botol Banana Milk yang telah diikat menjadi satu menggunakan pita merah dengan sebuah kartu menggantung diantara pita itu bertuliskan, ‘Saengil Chukkae.’
 
Sesampainya ia disekolah, segera ia memasuki ruang kelas Taemin dan menyelipkan hadiahnya pada laci meja Taemin, dengan harapan, Taemin akan menyukainya.
 
***
Taemin menemukan empat botol banana milk di laci mejanya. Ia dengan mudah bisa menebak siapa pengirimnya, walam dalam kartu itu tidak ada nama pengirimnya. Pasti dia.
 
Ia menerima banyak ucapan dari teman-temannya hari ini. Namun satu yang tidak ia mengerti, ia tersenyum dan merasakan pipinya memanas saat membaca pesan singkat Sulli pada akun line miliknya. Tertera jam 00:00 pada saat Sulli mengirim pesannya. Dengan tersenyum, ia mengetik jawaban untuk Sulli, ‘Gomawoyo :)”
 
Pertama kali dalam 16 tahun hidupnya, ia mengetik dengan menggunakan emoticon untuk seorang gadis.
 
***
 
“Taaeemmmin~ ini untukmu.” Victoria menggelayut pada lengan Taemin sambil menyodorkan tas karton berisi kemeja sebagai ulang tahun Taemin pada saat pulang sekolah. Taemin yang merasa risih segera menggangguk dan melepaskan diri dari Victoria, ia mengucapkan terima kasih.
 
Namun ia melihat Sulli sedang berdiri dibelakang mereka. Sulli dan Taemin sama-sama mematung sejenak, namun Sulli segera menggelengkan kepala,
 
“Permisi.” Ujar Sulli sambil melewati mereka berdua. Mata Taemin terus mengamati Sulli hingga Sulli hilang dari pandangannya. Dalam hati ia sangat merasa bersalah. Bahkan kemeja mahal dari Victoria ini tidak sebanding dengan empat botol banana milk yang Sulli berikan.
 
***
 
Sulli menceritakan semuanya pada Krystal sambil memeluk lututnya. Ralph Lauren. Begitulah tulisan yang tercetak pada tas karton yang diberikan Victoria pada Taemin tadi.
 
“Aku tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Victoria unnie. Bahkan hadiah dariku tak sebanding dengan apa yang diberikan Victoria unnie.” Sulli menggigit bibir bawahnya –hal yang selalu ia lakukan saat ia merasa gugup. Krystal duduk di sebelah Sulli dan merangkul pundaknya. Ia tak dapat berkomentar apa pun.
 
***
 
“Krys, aku ingin bicara sebentar.” Ujar Taemin disela istirahat.
 
“Ya? Tentang apa?” Tanpa banyak bicara, Taemin menyeret Krystal di depan mata Sulli. Sulli harusnya tak merasa cemburu atau sebagainya, namun kali ini Taemin menyeret Krystal di depan matanya, dan ia merasa sesuatu yang aneh sedang terjadi.
 
Samar-samar ia bisa mendengar Taemin berkata pada Krystal, ‘Nanti pulang sekolah, temui aku roof top. Oke?’ lalu diakhiri dengan kedipan mata darinya. Tidak..
 
Krystal kembali dengan senyuman lebar di wajahnya, Sulli meyakinkan dirinya sendiri bahwa Krystal tak akan mengkhianatinya dengan berkencan dengan Taemin di belakangnya.
 
“Ada apa?” Sulli bertanya dengan penasaran. Krystal hanya tersenyum malu lalu menggeleng.
 
“Tidak apa. Nanti pulang sekolah, tak usah tunggu aku pulang ya. Aku ada urusan.” Sulli menautkan alisnya. Apa benar mereka –ah tidak. Sulli segera menolak mentah pikirannya tadi. Ia hanya mengangguk.
 
***
 
Sesuai dengan permintaan Krystal, Sulli tidak menunggunya. Namun, ia justru mengendap-endap ke bagian belakang roof top sekolahnya untuk mengetahui apa yang akan Krystal lakukan dengan Taemin.
 
15 menit sudah ia mengunggu namun belum ada tanda-tanda dari mereka berdua. Sulli pun mulai bosan dan akhirnya memutuskan untuk duduk di lantai dan bersandar pada diding belakang roof top. Ia memeluk lututnya sambil memejamkan mata, menunggu tanda-tanda dari mereka berdua.
 
“Sudah kutebak kau akan menunggu disini.” Terdengar suara kekehan seorang lelaki. Sulli refleks mendongakkan kepalanya dan melihat Taemin berdiri di depannya. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya dan apa yang barusan di dengarnya, ia menyipitkan mata untuk melihat sosok Taemin dan menggelengkan kepalanya –ia pasti bermimpi, lalu ia memejampan matanya lagi.
 
Taemin berjongkok sehingga tinggi mereka sekarang sama. Taemin mengacak-acak rambut Sulli sambil tertawa kecil. Kali ini Sulli menyadari bahwa ini kenyataan, sehingga ia mengangkat kepalanya dan membelalakkan mata.
 
“K-kau.. sedang apa ada disini?” Tanya Sulli kebingungan.
 
“Menunggumu.” Jawab Taemin sambil tersenyum lebar. Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
 
“Aku juga bawa ini untuk kita makan bersama.” Taemin menunjukkan sekotak donat bertaburkan almond kesukaan Sulli. Merasa kebingungan, Sulli menoleh ke arah sekitarnya, siapa tahu Taemin sedang berbicara pada orang lain. Namun sekolah telah sepi dan disini Cuma ada mereka berdua.
 
“Aku? Kau bicara padaku? Bukankah harusnya kau bersama Krystal?” Taemin terkekeh seraya duduk di samping Sulli. Ia menyodorkan sebuah donat pada Sulli. Dengan ragu Sulli menerimanya. Taemin menyandarkan kepalanya pada tembok sambil menghela napas.
 
“Terima kasih.” Ia menutup matanya sambil tersenyum. Sulli hanya menatapnya dengan wajah penuh tanya.
 
“Terima kasih untuk semua perhatian yang selama ini kau berikan, terima kasih untuk handuk-handuk dan air mineral yang selalu aku terima saat aku selesai latihan basket, dan juga terima kasih untuk empat botol banana milk yang kau berikan pada ulang tahunku.” Sulli tersenyum dan menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah.
 
Tanpa disadari, Taemin kini telah menggenggam tangannya, namun matanya masih terpejam, “Ssul..”
 
Ia menghela napas sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya, “Jadilah kekasihku.”
 
Sulli menoleh ke arah Taemin dengan mata yang membesar. Ia benar-benar tak percaya.
 
Taemin tersenyum dan membuka matanya –mengalihkan pandangannya dan menatap dalam ke mata hazel Sulli.
 
“Aku serius. Aku tau kita tak banyak bicara, tapi aku merasa nyaman dengan semua perhatianmu selama ini. Jadi?”
 
“Iya.” Ujar Sulli singkat sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang 2x lebih merah dari sebelumnya.
 
Taemin tersenyum lebar dan merangkulkan lengannya pada pinggang Sulli lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Sulli, “Terima kasih.”
 

 
Based on pengalaman pribadi author wahahahah uyeeeehhh xD 
Komentar sangat diharapkan ^^~ Thankseu.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kimchieun #1
Chapter 1: bikin sekuelnya aja. seru kayaknya^^
min-alls #2
Chapter 1: AAAAA serius ini seru banget...<3
xiumin120801 #3
Chapter 1: AAAAAAAAAAAAA SUMPAH GUE SUKA BANGET CARA NEMBAK NYA TAEMINNN....... TAEMSSUL SHIPPER <369
WAKAKAKAKAK
LANJUTKAN!!!! HAHAHAHAHAH XD
Shiningtaelli23
#4
Chapter 1: OMG :33 aww so sweet
shanaa12
#5
Chapter 1: adeeh, kami pengen, kami mau -,- co cwiiit xD
AnastasiaDea
#6
Chapter 1: cara nembaknya unyuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
morinomnom
#7
Chapter 1: Uwaaaa victoria jadi villainnya .___. Nggak apa deh, habis imuuut >////< taelli ftw!