The Gift

The Sweetest Birthday Gift

I do not usually write in Indonesian,
but since the idea of this story was no other than my own experience so I decided to write it like writing a diary. Please enjoy… :D

 

 



 

 

 

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 3 Februari 2013, adalah ulang tahun sang Evil Maknae dari super grup Super Junior.  Sayangnya di hari bahagianya itu, Kyuhyun tidak mendapatkan kado yang sangat dia harapkan, kado dari sang pacar, Im Yoona.

Bukan karna tidak peduli Im Yoona tidak memberinya hadiah, namun jadwal mereka berdua yang padat membuat mereka sulit bertemu dan memberinya hadiah, apalagi memberinya pesta kejutan.  Namun Im Yoona sudah mempunyai ide hadiah apa yang akan diberikan untuknya.

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

“Kyuhyun-ah!  Bangun!! Ada Yoona!” panggil Eunhyuk dari luar pintu kamar sang maknae.

Kyuhyun terbangun dari tidurnya tapi belum sepenuhnya.  Dia mengeluarkan suara tidak karuan ala orang yang baru saja bangun tidur lalu berkata, “buka saja Hyung, pintunya tidak dikunci!” tanpa mengangkat kepalanya dari bantal.

Pintu terbuka menampakkan Eunhyuk dan Yoona yang berdiri di belakangnya.

“Yah maknae!  Bangun!” Eunhyuk berkata sambil menendang sang maknae.

“Ah sakit, hyung!” protesnya, rasa sakitnya membuat Kyuhyun terbangun sepenuhnya.  Ia melihat Yoona berdiri di belakang Eunhyuk, namun saat akan menyapanya, Yoona malah berlari melewatinya menuju rak buku di sisi lain kamar.  Kemudian parasnya berubah kecewa.

“Ada apa, Yoong?” Kyuhyun mengerutkan dahinya.

“Sudah ya, kalian mengobrol dulu saja, hyung ke ruang tengah lagi,” kata Eunhyuk seraya berjalan keluar kamar.

“Aaaah, Oppa!! Rasanya aku ingin menangis!!” tiba-tiba Yoona berkata.

“Ada apa, Yoong?” Kyuhyun yang kebingungan hanya bisa mengulang pertanyaannya.  Melihat Yoona yang biasanya tenang bertingkah seperti ini benar-benar membuatnya bingung.

“Aku harus memberitahu Changmin oppa!” Yoona berkata pada dirinya sendiri, namun cukup keras sehingga Kyuhyun bisa mendengarnya.

“Kenapa dengan Changmin?  Kenapa kau seperti akan menangis, Yoong?”

“Karna Oppa aku ingin menangis!” Yoona berkata asal.

“Karnaku?  Apa yang kulakukan?” Kyuhyun bertambah bingung.

Yoona hanya berjalan mondar-mandir di kamar seperti yang kebingungan.

“Kau ini kenapa sih?  Oppa salah apa? Katakan!” Kyuhyun jadi tidak sabaran karna bingung.

“Oppaaa…” Yoona hanya berkata dengan air mata yang hampir menetes.

“Kau duduk dulu sini!” Kyuhyun menariknya ke kasur, Yoonapun duduk di sebelahnya.  Yoona hanya menatap nanar pada Kyuhyun.

“Yah! Im Yoona!  Sebaiknya kau katakan kau ini kenapa!  Dan apa salahku? Apa yang kulakukan?” Kyuhyun panik.

“Oppa tidak melakukan apa-apa,” Yoona berkata lemas.  Kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Changmin, “aku harus meng-sms Changmin oppa,” katanya pelan.

“Serius Yoona, kau ini kenapa sih?  Coba cerita dulu jadi Oppa bisa membantu,” Kyuhyun berkata, agak cemburu juga pacarnya malah mengirim pesan pada Changmin saat dia bersedia mendengarkan keluhanya.

“Sebentar Oppa, aku harus memberitahu Changmin oppa dulu.  Aku harap ia cepat membalas, setidaknya itu bisa membuatku sedikit tenang,” tanpa sadar Yoona berkata seperti itu.

“Yoonaaa!  Kalau kau terus seperti ini oppa tak akan membantumu, pergi saja sana ke Changmin!” Kyuhyun berkata dengan ketus.  Kemudian dia duduk bersila di atas kasur membelakangi Yoona.

Yoona ikut bersila dan memaksa Kyuhyun untuk menghadap padanya.  Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menatap mata Kyuhyun.

Kyuhyun keheranan melihatnya namun ia tunggu juga sampai Yoona tenang dan mau bercerita padanya, karna biasanya Yoona bukan tipe yang seperti ini.  Kalaupun ada masalah, ia bisa bercerita dengan tenang walaupun akhirnya akan menangis namun tidak pernah sampai ragu-ragu untuk bercerita seperti ini.

“Ayo cerita,” Kyuhyun berkata dengan lembut.

“Daripada cerita aku akan tunjukkan kenapa aku ingin menangis,” Yoona berkata pelan seraya mengeluarkan kantong kertas dari tasnya.

“Apa itu?”

Yoona tidak memberikan kantong itu pada Kyuhyun, hanya menatap mata Kyuhyun dengan matanya yang mulai berair.  Kemudian dia melihat ke ponselnya, berharap Changmin sudah membalas pesannya, namun nihil.

“Yoong, kamu kenapa sih?  Cepat cerita!” desak Kyuhyun.

Ragu-ragu Yoona memberikan kantong kertas itu pada Kyuhyun.  “Selamat ulang tahun,” katanya sambil menyembunyikan wajahnya di lututnya.

Kyuhyun mengangkat alisnya kemudian membuka kantong kertas tersebut, kemudian dipandanginya isi kantong tersebut.  Dia menggenggam sebuah novel.

“Jadi… jadi karna ini tadi kamu langsung belari ke rak buku?  Untuk mengkonfirmasi?” tanya Kyuhyun hati-hati.

Ketika Yoona mengangkat kepalanya, matanya sudah berair.

“Karna ini kamu menangis?” Kyuhyun bertanya lagi.  Yoona mengangguk.

Kyuhyun tersenyum sayang padanya kemudian mengucek-ngucek rambut Yoona dengan sayang.  “Terimakasih!”  kata Kyuhyun bersemangat.

“Tapi… tapi…” Yoona tergagap.

“Tak apa-apa!  Oppa akan berpura-pura belum mempunyai buku ini, atau Oppa akan menyimpan buku itu di rumah, di sebuah kotak, atau dimanapunlah!” jawab Kyuhyun tapi kali ini sambil tertawa terbahak-bahak.

 

-flashback-

Hadiah yang Yoona rencakan untuk Kyuhyun bukanlah hadiah yang mahal ataupun sesuatu yang edisinya terbatas.  Yoona hanya ingin memberikan sebuah novel untuk melengkapi seri novel koleksi Kyuhyun, satu-satunya novel dalam koleksi tersebut yang belum Kyuhyun miliki.

Rencana hebat ini Yoona dapat saat ia sedang berada di Jepang untuk mempersiapkan konser SNSD, dan tentu saja cukup sulit untuknya untuk mendapatkan buku tersebut disana, kalaupun ada pastinya adalah novel terjemahan Jepangnya, jadi ia memutuskan untuk memesan bukunya secara online dan menitipkannya pada Changmin yang sedang berada di Korea.

“Oppa,” Yoona menyapa Changmin lewat telepon.

“Oh, Yoona-ah.  Apa kabar?  Apa persiapan konsernya berjalan lancar?”

“Aku baik Oppa, dan semua berjalan lancar.  Aku menelepon karna butuh bantuan Oppa,” Yoona tersenyum salah tingkah.

“Oh, kupikir kau kangen padaku,” jawab Changmin kecewa.

“Oppa!  Kalau sampai Kyu oppa dengar aku kangen padamu dia pasti ngamuk,” Yoona tertawa kecil.

Di seberang telepon Changmin tertawa, “kau tahu, sekarang Kyuhyun sedang bersamaku!”

“Ah… benarkah?” Yoona berkata hati-hati, dia mempertimbangkan apa yang sebaiknya dia lakukan sekarang.

“Kenapa kau telepon Changmin?  Aku saja tidak kau telepon!” sekarang giliran Kyuhyun yang menjawab teleponnya.

“Oh Oppa, apa kabar?  Kalian sedang apa? Kenapa sih kalian hampir selalu bersama?” Yoona menggerutu.

Oppa kangen, jadi sekarang oppa menghabiskan waktu bermain bersama Kyuline,” Kyuhyun beralasan.

“Jadi Oppa tidak akan bermain bersama Kyuline kalau tidak kangen padaku?” Yoona menggodanya.

“Hmm…”

“Bohong!   Buktinya walaupun kita habis bertemu kau selalu bertemu dengan Kyuline!”

“Oon!  Itu tandanya Oppa selalu kangen sama kamu!” Kyuhyun tertawa.

“Huuu, menggelikan.  Ya sudah Oppa, lain kali saja aku ngobrol dengan Changmin oppa.  Kalian bermain dulu saja sana!” dan Yoonapun menutup sambungan telepon.  Setelahnya Kyuhyun berkali-kali mencoba menghubungi Yoona namun Yoona mengabaikannya.

Besoknya, Yoona mengirimkan pesan pada Changmin bahwa ia telah memesan buku lewat internet dan meminta buku itu untuk dikirimkan ke alamat Changmin dengan alasan bahwa jika ia menggunakan alamat Kyuhyun untuk memesan, dia akan iseng membuka bungkusnya dan menjaili bukunya.  Changmin setuju.

Saat pulang ke Korea tempat yang langsung ia tuju adalah tempat Changmin.  Sesampainya di depan pintu, Yoona memencet bel dengan tidak sabaran.

“Berisiiiiik! Sekali aja napa mencet belnya!” Changmin menggerutu seraya membuka pintu.

“Oppa~” sapa Yoona.  “Oppa tidak senang bertemu denganku?” Yoona nyengir.

“Oh Yoona, kupikir siapa.  Pantas saja cara memencet belnya brutal begitu,” Changmin menyeringai.

Yoona mendorong Changmin dengan kesal dan masuk ke dalam tanpa permisi.  “Jadi Oppa, mana bukuku?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Hai juga Yoona, senang bertemu denganmu.  Kau terlihat sehat, aku juga baik…” Changmin berkata panjang lebar untuk menggoda Yoona yang tidak berbasa-basi.

“Terimakasih,” Yoona tersenyum licik.  “sekarang, mana bukuku!” ulangnya.

“Sepertinya gaul dengan Kyuhyunnie berdampak buruk padamu,” Changmin berkata sambil menggetok kepala Yoona.  “Duduk sana, kuambilkan bukunya!” tambahnya sambil berjalan ke lemari dan mengeluarkan sebuah bungkusan kecil.

Yoona duduk dan mengeluakan kantong kertas bergambar rilakuma dari tasnya.

“Untuk apa itu?” tanya Changmin.

“Untuk bukunya,” Yoona menjawab.

“Jadi buku ini untuk orang lain?” tanya Changmin lagi.

“Uh huh,” Yoona bergumam sambil tersenyum.  Ia mengambil buku itu dari Changmin dan membuka bungkus plastiknya dan menuliskan beberapa patah kata di dalamnya.  “Selesai!”

“Sini, coba kulihat!” Changmin mengambil bukunya tanpa permisi.  “Jadi buku ini untuk Kyuhyunnie?  Bukannya dia sudah punya ya?” tanya Changmin tak yakin.

“Benarkah?”  Yoona jadi ikut tak yakin.  Seingat Yoona, Kyuhyun kekurangan satu novel untuk melengkapi seri koleksi buku yang ini, namun Yoona tak yakin buku keberapa yang belum Kyuhyun punya.  Bukan karena tak mampu Kyuhyun tidak membeli buku tersebut, namun fans telah memberinya novel versi asli dari buku tersebut dan yang Yoona belikan adalah versi terjemahannya.

“Oppa, jangan menakut-nakutiku ah!” kata Yoona lagi, sekarang dia merasa tak nyaman.

“Entahlah, rasanya aku pernah mengantar Kyuhyunnie membeli buku ini.”

“Benarkah?” Yoona mulai tak enak hati.   Lama-lama ia pandangi buku tersebut, ada perasaan familiar juga.

 “Ya semoga saja dia belum punya,” Changmin mengangkat bahu.

“Semoga…” Yoona berkata dengan lunglai.  “Ah, nanti kucoba saja pinjang buku Kyu Oppa!” tambahnya.

“Lalu, apa yang akan kau lakukan kalau memang dia sudah punya?”

“Aku akan memberikan bukunya sambil tersenyum salah tingkah,” Yoona berkata sambil tersenyum salah tingkah.  Ini membuat Changmin tertawa terpingkal-pingkal.

“Nanti beritahu ya!  Apa Kyuhyunnie sudah punya buku itu atau belum, kalau dia sudah punya, aku akan tertawa-tawa disini nanti!” goda Changmin.

Yoona menjulurkan lidahnya.

-end of flashback-

 

“Sungguh, Yoong!  Kukira kenapa kau ingin menangis!  Tenang saja, Oppa akan menyingkirkan buku itu dari sini!” Kyuhyun berkata, merujuk pada buka yang sudah bertengger manis di rak bukunya, buku yang sama dengan buku pemberian Yoona di tangannya.

“Coba Oppa bayangkan kalau Oppa jadi aku!” Yoona merajuk.

Kyuhyun tertawa terbahak-bahak lagi, ia hanya berhenti ketika Yoona melihatnya dengan sebal.

“Iya… iya.. Oppa juga pasti akan kecewa, tapi situasi ini benar-benar konyol!  Oppa kira kau ini kenapa!  Sudah jangan mengis karna hal ini,” Kyuhyun menepuk-nepuk kepala Yoona.  “Oppa akan menyimpan buku ini di rak dan menyimpan buku itu di rumah,” Kyuhyun meyakinkan Yoona.

“Tidak usah, sudah simpan saja bukunya berdampingan.  Kalau Oppa sedih lihat saja buku itu, nanti Oppa akan tertawa terbahak-bahak seperti tadi,” Yoona berkata sinis.

Kyuhyun tertawa-tawa lagi, karna gadis di depannya masih merajuk.

“tapi Oppa, sebenarnya buku yang mana yang belum Oppa punya?” tanya Yoona.

“buku setelah buku ini, seri keempatnya,” Kyuhyun berkata dengan santai.

Yoona menghela napas panjang. Kejadian ini benar-benar konyol! Ia hanya ingin memberikan hadiah yang penuh makna, namun karna kecerobohnnya ia malah memberikan buku yang sama dengan buku yang sudah Kyuhyun miliki! Dan koleksi novel Kyuhyun tetap masih kurang satu.

“Oppa, apa Oppa sudah membaca buku ini?” tanya Yoona, dia menggantungkan harapan terakhirnya pada jadwal Kyuhyun yang padat, berharap dia belum sempat membaca buku tersebut.  Kyuhyun menggeleng, Yoona menghela napas lega.

“Baguslah, kalau begitu pastikan baca buku yang ini ya!” pesan Yoona.

“Baiklah,” Kyuhyun tersenyum dan mulai tertawa-tawa lagi. "Kenapa kau tidak bertanya dulu sebelum membeli, Yoong?" tanyanya.

"Karna itu mencurigakan! Sudah ah, aku pulang dulu!  Unnie pasti menungguku,” Yoona berkata kesal pada pacarnya yang terlihat cuek itu.

“Jangan marah! Ini adalah kado termanis yang kuterima, kado yang bahkan membuat I'm Yoona sampai seperti ini” Kyuhyun berkata sambil mengucek-ucek kepala Yoona sekali lagi.

“Ya aku sudah tidak marah, tapi tetap saja aku harus pergi,” kata Yoona.

“Baiklah, kuantar kau sampai bawah,” kata Kyuhyun kemudian mereka keluar dari kamar.

 

Di jalan pulang ke asramanya, Yoona menerima pesan dari Changmin dan Kyuhyun.

Dari Changmin Oppa: Sabar ya! Segala sesuatu pasti ada hikmahnya.. Yoona hwaiting!! ^^

Dari GaemGyu: (gambar buku dari Yoona yang disandingkan dengan buku yang sama di rak)  Terimakasih kadonya… Ini benar-benar kado termanis dan berhasil membuatku tertawa tak berhenti.  Love you.. *smirk

 

Dasar Evil Kyu!!!!

 



This is really happened in this very day!!

Except for the fact that I gave the book to my bestfriend and SHE didn’t laugh at me… but I’m still sorry… :(

Oh yeah, and what book is the one which make me upset like that?? It’s the third book of Joshua Files, Zero Point!!  Did I get zero point by giving you that book, myungkiddie? I hope not.. lol..

Enjoy the book, girl! :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sastroyoon #1
Chapter 1: wahahaha lucu . konfliknya ringan dan menggemaskan :)
i love kyuna :*
Amoundies_tta
#2
Chapter 1: Hahaha LOL.. Kejadian yang unik..
Perasaan malu, kecewa bercmpur habs tahu tntg hal itu..
Sms changmin, pepatah lama hahaha.
I think you better wrote english fic than indonesian.. I think.. Hehehe
moshikyuna
#3
Chapter 1: :(. i wish i can understand, chingu.
myungkiddie
#4
Chapter 1: hi... thanks for the story!
indeed that was one of the funniest moment in my life, lol....
don't worry... there's no zero point for you.... :D