Ending

True Love

 

Aku menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan mataku untuk membuatnya terbiasa menerima sinar matahari pagi. Aku mengedarkan pandangan diruangan tempatku berada saat ini. Tapi...hey dimana ini? Ruangan ini begitu luas dan beraroma maskulin. Ini bukan kamarku. Aku melihat kekiri. Kulihat sinar matahari pagi mencoba menerobos tirai merah marun yang menggantung menutupi jendala kamar yg cukup lebar itu. Kemudian aku mengalihkan pandanganku ke kanan. Kudapati seorang namja tengah tertidur dengan pulasnya disampingku dengan wajah yang sedikit tertutup rambutnya yang cukup panjang untuk seorang namja. Damai sekali ia dalam tidurnya.

 

Aku bangun dari tidurku kemudian bersandar di tempat tidur. Aku mengumpulkan nyawaku yang sebagian sempat terbawa ke alam mimpi. Ahh iya aku ingat satu hal. Aku, Kim Yoon Hae, mengucapkan janji pernikahan semalam. Dan namja yang kini sedang berbaring disampingku itu adalah suamiku, Cho Kyuhyun. Kyuhyun adalah anak dari sahabat omma. Aku sudah cukup lama mengenalnya tapi aku tidak begitu dekatnya dengannya. Setauku dia selalu bersikap dingin pada yeoja manapun. Dia juga tidak banyak memiliki sahabat dekat atau malah tidak ada? Hahaha tentu saja, mana ada orang yang mau bersahabat dengan manusia sedingin dan seangkuh dia. Tapi aku heran begitu banyak yeoja yang mengaguminya. Bahkan tak jarang mereka rela mempermalukan diri sendiri demi mendapat perhatian dari seorang Cho Kyuhyun. Meskipun pada kenyataannya tak ada satupun dari mereka yang mendapat perhatian darinya. Tapi pada dasarnya dia adalah namja yang baik yahh meskipun terkadang dia begitu menyebalkan dengan sifat evilnya itu.

 

Lalu bagaimana ceritanya hingga aku bisa menikah dengannya? Baiklah akan kuceritakan dulu sedikit tentang pernikahan kami. Ahh apa yang bisa kuceritakan tentang kehidupan pernikahan kami? Aku tidak tahu akan menjadi seperti apa kehidupan pernikahan kami nantinya karena kami baru menikah kemarin dan aku tidak mencintai suamiku itu. Pasti kalian bertanya-tanya bagaimana aku bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai? Mungkin kalian berpikir bahwa kami dijodohkan. Tidak. Kami tidak dijodohkan. Seperti namja lainnya, Cho Kyuhyun datang kerumahku menemui omma. Dia melamarku. Aku juga tidak tahu kenapa seorang Cho Kyuhyun yang dingin, angkuh dan  sepertinya tidak tertarik dengan yeoja itu tiba-tiba melamarku. Tapi meskipun aku tidak mencintainya aku putuskan untuk menerima lamarannya. Aku juga tidak tahu kenapa aku menerima lamarannya. Mungkin karena aku lelah menunggu namjachinguku kembali padaku. Ya, Cho Kyuhyun adalah pelarianku.

 

Suatu hari namjachinguku, Lee Hyuk Jae, berjanji akan melamarku dan menjadikanku istrinya secepatnya. Tapi setelah itu dia  malah pergi entah kemana tanpa memberitahuku apa-apa sebelumnya. Aku dengan setia menunggunya kembali karena aku masih sangat mencintainya, walaupun aku tidak tahu pasti kapan ia akan kembali. 3 tahun berlalu dalam sebuah penantian hingga akhirnya lamaran Cho Kyuhyun datang padaku.

 

"Selamat pagi Nyonya Cho."

Suara Kyuhyun membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke namja yang ada disebelahku.

"Oh kau sudah bangun?"

"Kau melamun?"

"Ani. Aku hanya....teringat ommaku."

Kyuhyun bangun dari tidurnya lalu tiba-tiba memelukku dari samping.

"Ehh...." aku sedikit kikuk karena dia memelukku begitu erat.

"Kenapa Cho Yoon Hae? Kau tidak suka suamimu memelukmu seperti ini?"

"A...aniyo.."

"Aku tahu kau belum bisa menerimaku sebagai suamimu seutuhnya Yoon Hae-ah tapi bisakah kau tidak memikirkan namjachingumu itu saat kau sedang bersamaku?"

"....." aku terdiam. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku sedang memikirkan Hyukjae sekarang ini?

"Aku akan membuatmu mencintaiku dan melupakan bajingan itu."

"....."

Kyuhyun melepaskan pelukannya di pinggangku.

"Lihat aku Yoon Hae-ah." Dia menangkup wajahku dan menatap ke dalam mataku.

"Aku Cho Kyuhyun, suamimu, tidak akan membiarkan namja manapun menyakitimu lagi. Aku akan membuatmu bahagia hidup bersamaku. Dan aku tidak menginginkan apa-apa darimu kecuali bukalah perlahan hatimu untukku."

Aku menundukkan kepalaku mencoba menyembunyikan butiran bening yang sepertinya sebentar lagi akan jatuh.

(Hyukjae dimana kau? Aku merindukanmu. Aku menginginkanmu. Namja yang kuinginkan menjadi pendamping hidupku adalah kau Hyukjae, bukan orang lain...)

Kyuhyun memelukku dan membelai lembut kepalaku.

"Saranghae Kim Yoon Hae. Ahh bukan. Cho Yoon Hae, kau sudah resmi menyandang margaku sekarang."

(Apa? Dia mencintaiku? Apa benar Cho Kyuhyun mencintaiku? Ahh tidak. Mungkin itu cuma rayuannya saja. Mana mungkin seorang Cho Kyuhyun bisa jatuh cinta pada seorang yeoja.)

Kyuhyun memelukku sambil menyandarkan kepalanya di bahuku dengan sedikit manja.

(Apa ini? Kenapa Cho Kyuhyun yang ada dihadapanku adalah sosok yang begitu lembut? Apakah aku menikahi orang yang salah? Dia benar-benar tidak seperti Cho Kyuhyun yang kukenal.)

"Kyu..."

"Hmm"

"Perutmu berbunyi. Kau lapar?"

"Hehehe kau tau saja kalau aku sudah lapar."

"Baiklah sekarang lepaskan aku. Aku akan membuatkanmu sarapan. Kau mandilah dulu."

Kyuhyun melepaskan pelukannya. Aku beranjak dari tempat tidurku namun ia menahan tanganku.

"Ada apa Kyu?" aku menoleh kepadanya.

Chu~

Kyuhyun bangkit dari tempat tidurnya lalu menciumku.

"Ahh johta (senangnya). Itu adalah menu sarapan paling enak yang pernah kurasakan." katanya sambil mengelus-elus perutnya yang sedikit berlemak itu.

Dia menciumku. Apa ini tidak salah? Apakah semalam kepalanya tertimpa sesuatu yang membuatnya lupa segala-galanya termasuk lupa pada dirinya sendiri?

Aku mematung. Memang itu bukan ciuman pertama kami karena ciuman pertama kami terjadi semalam di depan altar. Namun tetap saja aku terkejut karena itu diakukan atas inisiatifnya sendiri. Maksudku ciuman di depan altar memang sudah sewajarnya dilakukan sepasang pengantin yang baru saja mengucapkan janji nikah jadi kurasa wajar dia menciumku semalam. Tapi kali aku merasa tidak wajar untuk seorang Cho Kyuhyun mencium seorang yeoja mengingat sifatnya yang...yahh kalian tahu lah bagaimana dia.

"Sedahsyat itukah ciumanku sampai membuatmu membeku begitu?" godanya.

"Eh...ehm..." aku tergagap ketika suaranya yang cukup berat itu menyadarkanku.

"Aku bisa melakukan lebih dari itu Nyonya Cho. Bersiaplah." bisiknya ditelingaku. Desah nafasnya membuat bulu-bulu dileherku berdiri. Oh Tuhan...

Kyuhyun lalu mengeluarkan senyuman evil khasnya itu.

"Kau mandilah. Nanti kalau sarapan sudah siap kau akan kupanggil." aku berusaha bersikap sewajarnya di depan Kyuhyun. Aku tidak ingin dia memikirkan hal-hal aneh tentangku.

"Arasseo Nyonya Cho."

 

 

Hari ini kami berdua hanya menghabiskan waktu dirumah.  Kebetulan aku dan Kyuhyun mendapat ijin libur 2 minggu dari kantor tempat kami bekerja. Kyuhyun seharian sibuk bermain dengan PSPnya. Dan aku membereskan kamar Kyuhyun yang cukup berantakan ini. Selesai dengan perabotannya kini aku berpindah ke lemari baju Kyuhyun. Aku merapikan baju-baju Kyuhyun yang sedikit berantakan dan meletakkan baju-bajuku disana. Selesai.

 

Jarum jam menunjukkan pukul 6 sore. Sebentar lagi waktunya makan malam. Aku keluar kamar hendak menuju dapur. Saat melewati ruang keluarga kulihat Kyuhyun masih asyik bermain dengan PSPnya sambil sesekali berteriak kegirangan saat ia memenangkan game yang ia mainkan atau kecewa karena kekalahannya. Dia belum berubah rupanya. Masih tidak bisa lepas dari 'kekasih pertamanya' itu. Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum kemudian menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

 

"Auuw." Aku tidak sengaja mengiris jariku. Aku terkejut karena tiba-tiba ada orang yang memelukku dari belakang.

"Omo! Mianhae Yoon Hae-ah aku mengagetkanmu."

Kyuhyun dengan sigap menarik tanganku yang terluka dan mencoba menghentikan darah yang keluar dengan menghisapnya.

"Gwaenchana Kyu. Ini hanya luka kecil."

"Kita obati dulu lukamu."

Kyuhyun menuntunku duduk kursi makan yang ada di dekatku kemudian ia bergegas mengambil kotak obat.

"Selesai" katanya.

Aku terkikik melihat hasil karya Kyuhyun di jari telunjukku.

"Yaa...kenapa kau malah tertawa Yoonhae-ah?"

"Ani....gomawo Kyu." kataku sambil mengangkat jari telunjukku yang baru saja diplester olehnya.

"Ya..ya..aku tahu itu berantakan. Tapi paling tidak itu bisa menghentikan darahmu yang keluar."

"Arasseo...gomawo..." kataku sambil tersenyum.

"Mianhae Yoonhae-ah. Baru sehari menjadi suamimu saja aku sudah melukaimu."

"Gwaenchana Kyu. Ini kan hanya luka kecil lagipula kau melakukannya tanpa sengaja. Baiklah kuselesaikan dulu menyiapkan makan malamnya setelah itu kita makan bersama."

Kyuhyun tersenyum lalu mengangguk.

 

Setelah makan malam Kyuhyun mengajakku menikmati langit malam Seoul dari balkon apartemennya.

"Yeppeuta (indahnya)." kataku sambil menatap jauh keatas sana.

"Nae..jinjja yeppeuta (Ya..cantik sekali). Uri buin jeongmal jinjja yeppeuta (istriku memang cantik sekali)."

Menyadari ucapannya aku mengalihkan pandanganku kepadanya.

"Apa yang kau katakan Kyu?"

"Aniyo." jawabnya singkat. Kyuhyun segera mengalihkan pandangannya ke langit.

 

-Kyuhyun P.O.V-

Istriku ini memang cantik sekali. Wajahnya yang cantik itu membuatku ingin berlama-lama memandanginya.

"Yeppeuta (indahnya)." kata Yoonhae sambil menatap jauh keatas sana.

"Nae..jinjja yeppeuta (Ya..cantik sekali). Uri buin jeongmal jinjja yeppeuta (istriku memang cantik sekali)." kataku tanpa sadar sambil terus melihatnya dari samping.

"Apa yang kau katakan Kyu?"

"Aniyo." Aku segera mengalihkan pandanganku ke langit.

Ahh bagaimana aku harus mengatakan padanya kalau aku menginginkan dia malam ini? Namja mana yang bisa tahan melihat yeoja yang dicintainya sangat cantik dan ehmm seksi. Haruskah aku mengatakan padanya kalau aku menginginkan malam pertama kami? Ahh aniyo. Aku malu mengatakannya. Bagaimana kalau Yoonhae menolakku? Tidak. Yoonhae tidak boleh menolakku karena aku suaminya. Tapi bagaimana aku mengatakannya? Ahh molla. Aku  tidak tahu harus bagaimana.

"Kyu..."

"Eh..oh..." suara Yoonhae membuyarkan lamunanku.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Aniyo."

"Hawa disini dingin sekali sebaiknya kita masuk. Aku tidak ingin kita berdua jatuh sakit. Kajja."

Yoonhae hendak beranjak dari tempatnya berdiri tapi aku menahannya.

"Yoonhae-ah....aku....."

"Ada apa Kyu?"

"Aku....ingin memilikimu seutuhnya malam ini."

-Kyuhyun P.O.V end-

 

"Yoonhae-ah....aku.....ingin memilikimu seutuhnya malam ini."

Deg...

Kyuhyun menginginkanku malam ini. Omo..ottokkae? Apa yang harus kulakukan? Aku belum siap melakukan itu dengannya. Tapi bolehkah aku menolaknya? Menolak permintaan suamiku? Omma pernah berpesan padaku bahwa aku harus bisa menjadi istri yang baik untuknya. Aigoo...omma ottokkae?

"Ahh...." tiba-tiba Kyuhyun memelukku dari belakang dan menciumi leherku. Tubuhku seketika menjadi kaku, sedikit merasa panas dan ahh apa ini kenapa aku tidak bisa menolaknya?

Aku tidak bisa bergerak seolah tersihir dengan ciumannya yang yaa kuakui cukup memabukkan.

Kyuhyun masih belum puas menciumi leher dan bahuku. Kanan dan kiri. Kurasa dia meninggalkan beberapa kissmark disana.

"Ahh...Hyukjae..."

Seketika Kyuhyun menghentikan aktivitasnya. Dia membalikkan badanku.

"Mworago? Hyukjae?"

Aigoo ottokkae? Kenapa aku ceroboh sekali menyebut nama namjachinguku saat suamiku sedang bersamaku?

"Apa aku tidak salah dengar? Jadi  saat kau sedang bersamaku yang kau pikirkan adalah namja itu? Dan saat aku menciumimu yang kau bayangkan juga bajingan itu?"

Kulihat ada sirat kemarahan dari sorot matanya. Aku menunduk.

"Mi...mianhae Kyu...aku....aku..."

"Ah sudahlah."

Kyuhyun meninggalkanku yang sedang menangis di balkon. Segera ia masuk ke kamarnya.

"Hiks...Mianhae Kyu...aku tidak bermaksud menyakitimu."

Brakk..

Kyuhyun masuk ke dalam kamar kami dan membanting pintu kamarnya.

 

-Kyuhyun P.O.V.-

"Hyukjae! Hyukjae! Kenapa selalu bajingan itu yang kau pikirkan Yoonhae-ah? Yang berdiri di depanmu itu aku. Suamimu adalah aku. Kenapa kau tidak bisa melihat kehadiranku disisimu huh?  Kenapa selalu bajingan itu? Hyukjae...suatu hari kau akan terima akibatnya."

 

"Eh kemana Yoonhae?" aku  membuka mata dan menyadari istriku tidak ada disampingku.

"Ini sudah tengah malam tapi kemana dia?"

Aku beranjak dari tempat tidurku dan keluar dari kamar untuk mencari Yoonhae.

Mataku langsung tertuju ke ruang keluarga karena hanya ruangan itu yang lampunya masih menyala.

Kudapati Yoonhae sedang tidur di sofa. Aku berjalan mendekatinya. Aku duduk dilantai. Kusibak rambutnya yang menutupi wajah cantiknya. Ada bekas air mata menghiasi wajahnya yang putih itu. Ahh dia menangis rupanya.

"Maafkan aku Yoonhae-ah. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu. Aku hanya terbawa emosiku. Maafkan aku."

Kucium keningnya lalu kuangkat dia dan membawanya ke kamar. Kutidurkan dia di tempat tidur kami dan kuselimuti tubuhnya yang mungil itu.

"Tidurlah disini Yoonhae-ah, disisiku. Ini tempatmu."

Kukecup sekali lagi keningnya. Kemudian aku segera berbaring disampingnya.

-Kyuhyun P.O.V end-

 

"Aigoo apa ini." bisikku lirih.

Aku merasakan ada beban yang cukup berat di atas perutku. Aku membuka mataku. Dan kudapati sebuah tangan diatas perutku.

Ternyata Kyuhyun tidur sambil memelukku. Tunggu...bukankah semalam aku tertidur di sofa di ruang keluarga? Kenapa sekarang aku bisa ada di kamar bersama Kyuhyun? Apakah dia  yang memindahkanku?

"Selamat pagi Nyonya Cho."

"Eh...kau...selalu saja mengagetkanku."

"Ani. Aku tidak mengagetkanmu tapi kau melamun."

"Ani aku tidak melamun."

"Tidak mengakuinya? Baiklah tidak apa-apa." katanya sambil menggeser tubuhnya mendekatiku lalu memelukku erat.

"Ahh johta. Aku ingin tidur seperti ini terus denganmu." katanya.

"Kyu..."

"Hmm..."

"Mianhae atas kejadian semalam."

"......."

"Kyu...kau...masih marah padaku? Aku...benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja..."

Chu~

Tiba-tiba Kyuhyun mengubah posisinya. Dia menatapku yang ada dibawahnya kini. Kemudian dia menciumku.

"Nado mianhae Yoonhae-ah karena aku telah membuatmu menangis. Aku tidak akan melakukannya lagi."

Kulihat ketulusan yang ada di sorot matanya yang tajam. Namja ini, namja yang ada dihadapanku ini adalah suamiku. Aku sudah memiliki dia sekarang. Aku tidak boleh memikirkan orang lain lagi selain dia. Aku tidak boleh mencintai namja lain selain suamiku. Mulai sekarang aku akan melupakan Hyukjae dan belajar mencintai suamiku, Cho Kyuhyun.

Aku bangkit dari tidurku begitupun Kyuhyun.

"Kyu..."

"Hmm...."

"Aku....aku akan berusaha menjadi istri yang baik untukmu Kyu." kataku lirih.

"Jinjja?"

Aku mengangguk. Kemudian Kyuhyun memelukku dan mengusap rambutku.

"Gomawo Yoonhae-ah. Aku pun akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu."

"....."

"Yaa....Yoonhae-ah kau membasahi bajuku tahu?"

"Ahh mianhae Kyu." aku melepas pelukanku lalu menghapus air mata yang sempat turun di pipiku.

"Kau menangis lagi? Aigoo cengeng sekali kau Nyonya Cho." godanya.

Drrrt...drrrt...

Ponsel Kyuhyun bergetar.

"Nae..."

"....."

"Tentu saja aku sudah bangun. Ada apa kau menelponku pagi-pagi begini noona?"

"....."

"Ya memang kau mengganggu kami."

"....."

"Aku benci tawa setanmu itu. Ya! Cepat katakan kau mau apa noona?"

"....."

"Jinjja? Kapan kami berangkat?"

"....."

"Besok sore? Eo...Arasseo."

 

 

"Nae omma kami sudah sampai."

"....."

"Nae arasseo omma. Omma jaga diri baik-baik disana ya. Sampaikan salamku pada ahjumma."

"....."

"Eo....Arasseo sepulang dari sini kami akan mengunjungi omma."

"....."

"Nae tunggu sebentar."

Aku menyerahkan ponselku pada Kyuhyun.

"Igeo.. omma mau bicara denganmu."

"Yeobosaeyo ommaniem."

"....."

"Nae ommaniem tenang saja aku akan menjaga Yoonhae dengan baik."

"....."

"Nae ommaniem."

Kyuhyun menyerahkan lagi ponsel yang ia pegang padaku.

Ia lalu memelukku dari belakang.

"Aku harap kau bisa menikmati bulan madu kita Yoonhae-ah."

"Kenapa kau bicara begitu Kyu?"

"Aku tidak ingin saat kau sedang bersamaku kau menyebut nama namja itu."

"Kyu....aku mohon maafkan aku. Ku mohon jangan membuatku semakin merasa bersalah."

"....."

"Sudah kukatakan padamu bahwa aku akan berusaha menjadi istri yang baik untukmu."

"Satu lagi."

"Apa itu?"

Kyuhyun melepas pelukannya dan membalikkan badanku. Kini kami berhadapan satu sama lain.

"Berusahalah mencintaiku."

 

"Omo ottokae? Kenapa omma memberiku piyama ini untukku tidur?" ucapku lirih sambil memandangi piyama tidurku yang ehmm tipis dan seksi. Piyama itu adalah hadiah dari omma yang baru saja kubuka. Omma berpesan kepadaku agar aku menggunakannya saat aku berbulan madu.

"Bagaimana mungkin aku tidur dengan memakai baju ini? Aku takut Kyuhyun akan....Ahh apa yang kau pikirkan Yoonhae?" aku berbicara pada diriku sendiri.

"Yoonhae-ah kenapa kau lama sekali di kamar mandi? Aku juga ingin menggunakan kamar mandi." teriak Kyuhyun dari luar.

"Tu...tunggu sebentar Kyu." jawabku dari dalam.

"Aigoo ottokae? Ottokae? Haruskah aku memakai baju ini? Bagaimana kalau Kyuhyun melihatku nanti?  Bagaimana kalau Kyuhyun berpikiran yang aneh-aneh tentangku? Omma...apa yang kau lakukan pada anakmu omma? Kau menyiksa anakmu sendiri. Ahh ya sudahlah apa boleh buat aku tidak bisa berada disini terus."

Aku memutuskan memakai baju tipis dan seksi itu. Kemudian perlahan kubuka pintu kamar mandi. Kulihat Kyuhyun sedang tertidur.

"Ahh syukurlah dia sudah tidur."

Aku berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara gaduh yang dapat membangunkan Kyuhyun.

 

-Kyuhyun P.O.V-

"Aishh lama sekali Yoonhae di dalam kamar mandi. Aku juga ingin mandi. Badanku lelah." gerutuku.

"Yoonhae-ah kenapa kau lama sekali di kamar mandi? Aku juga ingin menggunakan kamar mandi." teriakku.

"Tu...tunggu sebentar Kyu." jawabnya dari dalam.

"Ahh..."

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur. Kupejamkan mataku untuk sesaat. Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Kubuka sedikit sebelah mataku dan...astaga Yoonhae seksi sekali dalam piyama tidurnya. Tadinya aku berpikir menunda malam pertama kami sampai esok hari karena sekarang ini aku sedang lelah. Tapi begitu melihat istriku yang seksi itu mana mungkin aku bisa menahan keinginanku.

Kulihat dia berjalan menuju meja rias. Ia mengeringkan rambutnya yang basah. Perlahan aku bangun dan mendekatinya.

"Berani sekali kau membangunkan macan yang sedang tidur Yoonhae-ah?" kataku sambil memeluknya dari belakang.

Sepertinya Yoonhae tidak menyadari kehadiranku dan ia terkejut saat aku memeluknya.

"K...Kyu...mianhae aku tidak bermaksud membangunkanmu."

Aku mencium tengkuk Yoonhae.

"Hhhh.." desah Yoonhae tertahan akibat perlakuanku. Haha aku senang sekali mendengarkan.

"Kau mencoba menggoda rupanya." kini ciumanku beralih ke lehernya yang jenjang dan putih.

Aku menuntunnya berdiri tanpa melepas ciumanku di lehernya.

"Aku...tidak hhh menggoda....mu."

"Lalu apa ini?" tanyaku disela ciumanku sambil kuelus pinggangnya yang ramping.

"Untuk apa kau memakai baju seseksi ini kalau tidak untuk menggodaku hmm?"

"Hhh..." Yoon hae mendesah lagi saat kubuat kissmark di leher kirinya dan kuelus perut rampingnya dari belakang.

"Kau terima akibatnya karena telah membangunkanku." kataku sambil membalikkan badannya lalu kucium bibirnya yang menggoda itu. Tanganku tak kubiarkan tinggal diam. Kutelusuri punggungnya dari luar baju seksinya. Kurasakan tubuh Yoonhae menegang.

"Hhh..." untuk kesekian kalinya kudengar Yoonhae menahan desahannya saat tangan kananku berada di dada kirinya.

"Jangan kau siksa dirimu Yoonhae-ah. Mendesahlah."

"Kyu..." akhirnya dia menyebut namaku. Kupikir ia akan menyebut nama bajingan itu lagi.

Mendengarnya menyebut namaku  membuat keinginanku untuk menyentuhnya semakin menggebu. Kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan ke tempat tidur. Kutatap matanya yang entahlah aku tak bisa mengartikan tatapan sayunya itu.

"Mulai malam ini kau milikku Yoonhae-ah."

-Kyuhyun P.O.V end-

 

Kyuhyun mengangkat tubuhku lalu membaringkanku ditempat tidur.  Kini dia sudah berada diatasku. Dia menatap mataku dalam. Kucoba mencari sesuatu darinya yang membuatku tak bisa mencintainya. Tapi aku tak menemukan apa-apa. Yang kutemukan justru alasan yang bisa membuatku jatuh cinta padanya. Cinta? Apakah aku mulai mencintainya? Ahh entahlah...tapi aku mulai merasa tak ingin kehilangan dia.

"Mulai malam ini kau milikku Yoonhae-ah."

Kyuhyun menciumiku lagi.

Oh Tuhan...kenapa dia menyiksaku. Dia membuat dadaku sesak seolah ada sesuatu yang akan meledak dari dalam sana. Bahkan aku tidak pernah merasakan itu  sebelumnya saat berciuman dengan Hyukjae.

Kyuhyun kini meraba perut rataku. Entah sejak kapan tangannya berada dibalik piyama tidurku. Ahh semua perlakuannya membuatku gila. Kyuhyun menciumiku tanpa henti. Lidahnya mencoba menerobos ke dalam rongga mulutku. Sesekali dia menggigit kecil bibirku.

"Kyu..."

"Panggil namaku lagi Yoonhae-ah."

Kyuhyun membuka baju yang kupakai.

"Tunggu Kyu." aku menahan tangan Kyuhyun yang mencoba melepas braku. Dia menghentikan aksinya dan menatapku lembut.

"Kenapa Yoonhae-ah? Kau belum siap?"

"Aku....malu....aku takut...."

Kurasakan wajahku memanas saat ini. Kuakui aku pun menginginkannya lebih dari ini. Aku menyukai caranya menyentuh tubuhku. Tanpa nafsu. Dia begitu lembut memperlakukanku.

"Lihat aku Yoonhae-ah." Kyuhyun membelai lembut pipiku.

"Aku suamimu. Apa kau malu pada suamimu sendiri?"

Oh Tuhan tatapan matanya yang lembut begitu memabukkanku. Senyumannya itu mampu membuat otak dan tubuhku berhenti berfungsi seketika.

Chu~

Kyuhyun mencium keningku.

"Kau tidak perlu takut Yoonhae-ah. Percaya padaku?"

Ahh...apa yang perlu kau takutkan Yoonhae-ah? Lihatlah. Dia begitu tulus mencintaimu. Dan dia begitu lembut memperlakukanmu. Tidak ada yang perlu kau takutkan.

Aku mengangguk pelan.

 

"Yeoboseyo."

"Yeoboseyo."

"Eo...Ahra eonnie. Ada apa menelpon pagi-pagi begini?"

"Bagaimana? Kalian sukses semalam?"

"A...apa maksudmu eonnie?"

"Ahh sudahlah aku tahu kalau semalam kalian melakukannya kan?" Ahra eonnie terkikik di seberang sana.

"Ba...bagaimana kau tahu itu eonnie?"

"Aku tahu adikku itu pasti tidak akan tahan melihatmu menggunakan piyama tidurmu yang seksi itu."

"Eonnie...bagaimana..."

"Ya baiklah baiklah aku mengaku. Sehari sebelum pernikahan kalian aku mampir kerumahmu dan menitipkan baju itu pada ommamu. Aku berpesan kepadanya agar memberikan baju itu padamu dan hanya boleh dibuka pada saat berbulan madu." lagi-lagi Ahra eonnie terkikik.

"Eo jadi itu kau yang menyiapkan  itu eonnie?"

"Tentu saja.Siapa lagi yang peduli pada kalian kalau bukan kakak iparmu yang cantik ini?"

"Ohh...pantas saja omma begitu mewanti-wantiku untuk membuka dan menggunakan kado itu hanya pada saat aku berbulan madu." aku tersipu malu.

"Lalu bagaimana dengan adikku? Dia pasti belum bangun sekarang?"

"Nae eonnie Kyuhyun masih tidur."

"Kurasa dia lelah setelah mengerjaimu semalam."

"Eonnie...."

"Hahahaha...eh ngomong-ngomong apakah adikku hebat diranjang?"

"Ya! Noona! Tentu saja aku hebat." Kyuhyun menyahut ponselku tiba-tiba.

"Wohoo adikku sudah bangun rupanya. Kau pasti lelah ya? Bagaimana semalam? Apa kau menikmatinya? Apa kau berhasil mengerjai istrimu?"

"Noona! Apa yang kau katakan pada Yoonhae tadi huh?"

"Tenang saja aku tidak mengatakan hal-hal aneh tentangmu Cho Kyuhyun."

"Apa masih ada yang perlu kau katakan lagi? Kalau tidak aku tutup teleponnya."

Klik.

Kyuhyun mengakhiri pembicaraan mereka tanpa persetujuan dari noonanya.

"Ya..Kyuhyun-ah kau tidak perlu marah-marah begitu pada Ahra eonnie." kataku lembut.

"Kau tidak perlu khawatir Yoonhae-ah aku dan noonaku itu memang sudah seperti kucing dan anjing."

Kyuhyun menggeser duduknya mendekatiku.

"Sudah jangan membicarakan dia lagi." katanya sambil memelukku dari samping.

Aku merasa kikuk karena kami berdua masih dalam posisi meskipun ada selimut yang menutupi tubuh kami.

"Kau kenapa Yoonhae-ah" tanya Kyuhyun begitu melihatku menarik selimut lebih tinggi untuk menutupi tubuh bagian atasku.

"Kau tidak perlu menutupinya  Yoonhae-ah karena semalam aku sudah melihat semuanya." godanya sambil mengeluarkan evil smirk khasnya itu.

Wajahku memanas karena malu saat dia mengatakan itu. Aku yakin wajahku tidak ada bedanya dengan warna udang rebus sekarang.

"Hahahahaha..." Kyuhyun mengeluarkan tawa setannya.

"Kyu..." aku sedikit kesal padanya karena menertawaiku seperti itu.

Chu~

Kyuhyun mencium sekilas bibirku.

"Aku mengambil jatah sarapan utamaku." katanya lagi.

Aku bergeming. Aku tidak tahu harus berbuat apa dan berkata apa. Perasaanku tidak karuan. Aku tidak tahu kenapa. Yang aku tahu saat dia sedang mencumbuku seperti itu tubuhku tidak bisa menuruti perintah otakku untuk menolaknya.

 

 

[6 bulan kemudian...]

 

Ting.... Tong....

"Eo? Kyu kaukah itu?" aku sedang memasak ketika kudengar bel rumahku berbunyi.

Ting.... Tong....

"Kyu aku sedang memasak. Kau  masuk saja. Kau tidak lupa membawa kunci rumah kan?" teriakku dari dapur.

Ting... Tong....

"Aigoo....kau mengerjaiku rupanya. Manja sekali kau minta dibukakan pintu rumah." aku menghentikan aktivitasku di dapur lalu menuju pintu depan.

"Manja sekali kau..." kata-kataku terhenti begitu aku tahu siapa yang datang.

"Hyukjae...."

"Ahh akhirnya aku menemukanmu juga Yoonhae-ah."

Hyukjae memelukku begitu aku membuka pintu.

"Ya! Lepaskan aku!"

"Hei...hei...ada apa denganmu Yoonhae-ah? Tidakkah kau merindukanku?"

Hyukjae mencoba memelukku lagi.

"Cukup! Hentikan Hyukjae. Aku sudah menikah." kataku sambil mendorong tubuhnya menjauh.

Hyukjae diam sesaat. Dia menarik napas dalam.

"Jadi benar kau sudah menikah?"

"....."

"Kukira kau akan setia menungguku Yoonhae-ah. Bukankah kau pernah berjanji akan menungguku?"

"Sampai kapan aku harus menunggumu Hyukjae? Kau pergi tanpa sepengetahuanku. Bahkan kau tidak pernah memberiku kabar selama tiga tahun ini. Lalu apakah aku masih punya alasan untuk menunggumu, huh?"

"Tapi sekarang aku kembali Yoonhae. Aku datang untukmu."

"Kau datang disaat yang tidak tepat."

Hyukjae terdiam.

"Apakah aku terlambat kembali padamu Yoonhae-ah?

"Masih perlukah pertanyaan itu kujawab?"

Din.. Din..

Kulihat mobil Kyuhyun memasuki halaman rumah kemudian masuk ke dalam garasi.

"Suamiku sudah pulang. Sebaiknya kau pergi sekarang."

 

-Kyuhyun P.O.V-

"Eo...ada tamu rupanya. Siapa dia Yoonhae-ah?" kataku dengan nada yang sedikit dingin.

"Oh jadi ini suamimu?" tanya namja itu dengan nada sinis.

Aku mengerutkan alisku. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan tamuku ini.

"Kau siapa?" tanyaku ketus.

"Aku? Tanya saja istrimu, dia pasti tahu siapa aku."

"Hyukjae sudah hentikan. Tidak ada gunanya kau disini. Sekarang pulanglah."

Hyukjae? Oh...jadi dia si bajingan itu? Pantas saja aku merasa tidak senang sejak melihat kehadirannya di rumahku.

"Kau tidak mencintai suamimu kan Yoonhae? Kalau begitu ceraikan dia dan menikahlah denganku." namja itu meraih tangan istriku dan menggenggamnya.

"Hyukjae!! Cukup!!" Yoonhae melepas tangan bajingan itu.

"Kau..." Aku mengepalkan tanganku disamping tubuhku. Ingin sekali aku menghadiahkan sebuah tinju di wajah bajingan itu tapi aku menahan emosiku demi Yoonhae.

"Sudah Kyu ayo kita masuk." Yoonhae menghampiriku dan mengamit lenganku menuntunku masuk ke dalam rumah.

"Kau pergilah!" kata Yoonhae kepada bajingan itu sebelum ia menutup pintu rumah.

"Ingat Yoonhae-ah hanya aku yang pantas menjadi suamimu bukan orang lain."

Huh! Bajingan itu masih saja berteriak-teriak di depan rumahku.

"Sudah jangan dengarkan dia Kyu. Duduklah dulu akan aku ambilkan kau minum."

Aku menurut saat Yoonhae menyuruhku duduk di sofa. Aku melonggarkan dasi yang kupakai. Entah kenapa rasanya sesak sekali.

"Siapkan air panas juga untukku aku ingin mandi." kataku datar.

"Baiklah. Tunggu sebentar."

Sepeninggal Yoonhae ke dapur dan kamar mandi aku memutuskan menemui bajingan tengik itu.

 

"Hei kau." aku menemukan bajingan itu di jalan kecil di dekat apartemenku.

Bajingan itu menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadapku.

"Kau lagi."

"Jadi kau Lee Hyuk Jae?"

"Menurutmu?"

BUKK!!!

Kubuat ambruk bajingan itu dengan mendaratkan pukulanku di wajahnya.

"Ya! Apa yang kau lakukan huh?"

"Sudah lama aku ingin melakukan ini padamu."

"Ya! Apa salahku?"

"Hahh. Aku tidak tahu apa yang membuat Yoonhae begitu jatuh cinta pada bajingan sepertimu."

"Cuma aku yang pantas menjadi suami Yoonhae."

BUKK!!

Pukulan kedua kudaratkan di tulang pipi kanannya.

"Kalau kau berani menemui istriku lagi kau akan terima lebih dari ini."

-Kyuhyun P.O.V end-

 

"Air hangatmu sudah siap Kyu sekarang kau mandilah." aku keluar dari kamar menuju ruang keluarga tempat Kyuhyun duduk tadi.

"Eo? Kemana perginya Kyuhyun? Kyu? Kau dimana?"

 

"Kyu..."

"....."

"Kau....marah padaku?"

"Ani." jawab Kyuhyun singkat tanpa mengalihkan pandangan dari laptop di hadapannya.

"Kenapa kau lebih banyak diam sepulang kau kerja hari ini?"

"Aku lelah."

"....."

"....."

"Kyu...aku minta maaf atas kejadian sore tadi. Aku tidak tahu darimana dia mendapatkan alamat apartemenmu."

"Aku tidur dulu besok aku harus berangkat pagi-pagi sekali."

Kyuhyun bangkit dari sofa kemudian berjalan menuju kamar setelah membereskan laptop dan beberapa dokumen yang berserahkan di meja.

Aku hanya bisa menatap punggung suamiku yang meninggalkanku sendiri di ruang keluarga. Kristal bening perlahan turun menyusuri pipiku.

 

 

Seminggu berlalu sejak kedatangan Hyukjae ke apartemen Kyuhyun. Sejak saat itu Kyuhyun jarang sekali mengajakku bicara atau sekedar menegurku. Kyuhyun bersikap dingin padaku. Tidak ada lagi Kyuhyun yang suka bermanja padaku. Tidak ada lagi omelannya tiap harinya. Tidak ada lagi teriakan-teriakannya saat bermain PSP kesayangannya. Tidak ada lagi tawa setan yang sering kudengar darinya. Dan ia lebih sering pulang malam sekarang. Seperti hari ini.

Tadi sore aku mencoba menelponnya tapi tidak diangkat. Lalu kutinggalkan pesan untuknya dan memintanya pulang lebih awal malam ini.

 

-Kyuhyun P.O.V-

Ini sudah lewat tengah malam. Aku sengaja pulang selarut ini. Entah kenapa sejak kedatangan bajingan itu ke apartemenku aku malas bertemu istriku.

Ada sesuatu yang membuat dadaku sesak setiap kali melihat istriku.

Aku berjalan menuju kamar tapi aku tidak mendapati Yoonhae disana.

"Kemana dia?"

Aku keluar dari kamar hendak mengambil air minum di dapur. Dan kudapati Yoonhae tengah tertidur di meja makan yang penuh dengan makanan.

"Dia menungguku untuk makan malam?" pikirku.

Aku menghampirinya. Aku berjongkok di sampingnya. Kulihat wajahnya yang sedikit pucat. Tetap cantik meskipun dalam tidur.

"Yoonhae-ah kenapa kau memasak dan menungguku untuk makan malam? Aku tidak pernah menyuruhmu untuk melakukan itu."

Kulihat tubuh Yoonhae sedikit bergerak. Ia terbangun.

"Oh Kyu kau sudah pulang? Maaf aku tertidur. Kau sudah makan? Ayo makanlah aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu." Yoonhae bangkit dari tempat duduknya. Menarikkan kursi untukku. Lalu mengambil piring untukku.

"Yoonhae-ah." kutarik tangannya lalu kudekap dia.

"Mianhae....mianhae Yoonhae-ah. Kupikir kau akan meninggalkanku."

"Kenapa kau berpikiran seperti itu Kyu?"

"Kau menikah denganku bukan atas dasar cinta. Kau tidak mencintaiku karena cintamu telah kau berikan pada namjachingumu. Dan setelah ia kembali kupikir kau akan benar-benar meninggalkanku dan kembali bersamanya."

Yoonhae menggelengkan kepalanya.

"Tidak Kyu kau salah. Aku tidak  akan kembali lagi padanya. Karena aku telah memiliki cinta darimu."

Aku melepas pelukanku dan menatap wajah Yoonhae.

"Benarkah kau tidak akan meninggalkanku?"

Yoonhae mengangguk tegas.

"Gomawo Yoonhae-ah."

Aku memeluk lagi tubuh Yoonhae kali ini lebih erat.

-Kyuhyun P.O.V end-

 

"Tadi sore aku meneleponmu tapi ponselmu mati. Aku juga meninggalkan pesan untukmu."

"Ahh ya sengaja ponselku kumatikan."

"Kenapa? Kau masih marah padaku?"

"Aniyo. Aku hanya butuh waktu untuk berpikir."

"Lalu apakah kau sudah berpikir sekarang? Apa yang kau pikirkan?"

"Aku pikir aku tidak boleh melepaskanmu. Tidak untuk namja itu. Tidak untuk siapapun."

Aku tersenyum.

"Tunggu Yoonhae....kenapa kau memasak sebanyak ini? Ini bukan hari ulang tahunmu kan?"

Aku menggelengkan kepala.

"Ini sebagai permintaan maafku."

"Kau tidak perlu meminta maaf. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu karena telah mengabaikanmu akhir-akhir ini."

"Aniyo...gwaenchana."

Kyuhyun melepaskan pelukannya. Kemudian dia menuntunku duduk di kursi makan.

"Kyu...ada yang ingin kukatakan kepadamu."

"Apa itu Yoonhae-ah? Katakanlah."

Aku meraih tangan kanannya lalu kuletakkan diperutku.

Kyuhyun mengerutkan keningnya sambil terus menatapku.

"Disini...ada benih cintamu."

Kyuhyun terkejut mendengar apa yang baru saja kukatakan.

"Maksudmu?"

Aku mengangguk sambil tersenyum.

"Ada baby Kyu di dalam rahimku."

"Jeongmal??"

Aku mengangguk lagi.

"Wohooooo...aku akan menjadi seorang ayaaaaah!!!" Kyuhyun berdiri sambil berteriak dengan lantangnya. Kemudian menari-nari sendiri tidak jelas.

Aku tertawa geli melihat kelakuannya.

Kemudian Kyuhyun menuntunku berdiri. Lalu berlutut di hadapanku. Dia mengangkat sedikit baju yang kupakai lalu mulai menciumi perutku yang masih rata.

"Ahh Kyu hentikan..aku geli."

Tapi dia tidak menggubrisku sama sekali.

 

-Flashback-

Akhir-akhir ini aku merasa badanku lemah. Aku tidak nafsu makan. Melihat makanan saja rasanya ingin muntah. Ahh sepertinya aku terserang penyakit rindu.

"Kyu....kau dimana?" ucapku lirih.

Ya aku benar-benar merindukan suamiku. Walaupun kami tinggal bersama tapi akhir-akhir ini aku jarang sekali berbicara dengannya. Ia selalu berangkat pagi-pagi saat aku masih tertidur dan pulang larut malam saat aku sudah tidur. Telepon dan pesan dariky jarang sekali dijawab. Sepertinya dia masih marah padaku setelah kedatangan Hyukjae ke apartemen kami.

Woeek..

Aku berlari ke kamar mandi karena ingin muntah. Aku mengurut keningku yang terasa pusing kemudian berbaring di tempat tidur.

"Sepertinya aku harus pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Seharian ini aku sudah berkali-kali ke kamar mandi karena ingin muntah meskipun pada akhirnya tidak ada yang kumuntahkan."

Aku berbicara pada diri sendiri. Kemudian aku bersiap pergi ke dokter terdekat.

 

"Selamat atas kehamilan anda Nyonya."

"Saya...hamil dok?"

"Iya...usia kandungan anda sudah 2 minggu. Anda harus berhati-hati menjaganya karena usia kandungannya masih sangat muda."

"Baik dok."

"Nanti akan saya berikan vitamin agar tubuh anda tidak lemas."

"Baik terima kasih dokter."

-Flashback end-

 

"Kau bilang kau mual setiap kali mencium bau makanan. Kenapa kau malah memasak untukku sebanyak ini?"

"Untuk suamiku tidak ada yang tidak bisa kulakukan."

"Aigoo sudah pintar merayu rupanya kau Nyonya Cho."

"Aku belajar darimu Tuan Cho."

"Ya! Kapan aku pernah merayumu?"

"Kau pandai merayuku dan membuat aku tak berdaya di hadapanmu Tuan Cho."

"Hahaha..." lagi-lagi dia mengeluarkan tawa setannya.

"Kyu...." Kyuhyun menghentikan tawanya yang khas itu.

"Hmm"

Aku mengalungkan tanganku di tengkuknya.

"Saranghae." aku berbisik di telinga Kyuhyun.

Kyuhyun terdiam. Kemudian ia melepaskan pelukanku dan menatap mataku dalam-dalam.

"Bisakah kau ulangi lagi ucapanmu?"

"Shireo."

"Ya! Yoonhae-ah ulangi ucapanmu atau kau akan terima akibatnya."

"Shireo."

"Ulangi." Kyuhyun berjalan mendekatiku. Ia mendekatkan wajahnya pada wajahku.

"Shi...shireo."

"Ulangi." semakin dekat dan dekat.

"Kau mau apa Tuan Cho?"

"Aku?" Kyuhyun mengeluarkan evil smirknya. Ia semakin mendekatkan wajahnya. Aku melangkah mundur perlahan.

"Ya! Cho Kyuhyun."

Aku tersudut di dinding dapur. Kedua tangan Kyuhyun berada di kanan kiriku menghalangiku untuk pergi.

"Kau mau kemana Nyonya Cho?"

Kyuhyun mengeluarkan evil smirknya. Jarak wajah kami hanya tinggal beberapa senti.

Kini ujung hidungnya telah menyentuh ujung hidungku. Tangan kirinya kini sudah mengelus pinggang rampingku. Perlahan tangan kirinya bergerak ke tubuh belakangku dan dengan sekali tarikan kini tubuh kami berdua sudah tidak berjarak.

"Kau cantik sekali Nyonya Cho."

"Kau mulai merayuku Tuan Cho."

Hembusan nafasnya menerpa lembut pipiku membuat darah diseluruh tubuhku berdesir. Kyuhyun memiringkan kepalanya lalu memanggut bibirku. Bibirnya bergerak pelan namun aktif menjelajahi bibir dan rongga mulutku.

"Hmph...." aku mendesah akibat perlakuannya.

"Saranghae Yoonhae-ah." ucapnya disela ciuman kami.

"Nado......sarang......hae.....Cho Kyuhyun."

Aku kesulitan mengucapkan kalimatku karena Kyuhyun tak memberi jeda sedikitpun pada ciumannya.

 

~~~~~~~~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
weirdoren
#1
(y)