Fin

our Love
Please log in to read the full chapter

Kayak nggak asing wajahnya, kayak pernah lihat, ujar Seungwan dalam hati saat melihat mahasiswa pindahan dari London yang bernama Bae Joohyun. Tapi ia segera menepis pikirannya dan kembali focus dengan paper yang ia pegang karena ia harus menyerahkan nya sore ini.

“Wan, makan siang yuk.”

“Duluan lah Seul, aku masih ada paper yang harus aku submit sore ini.”

“Lagian ada waktu buat ngerjain paper malah main ke club sampai nggak ingat waktu.”

“Bukan main itu mah, tuntutan hidup, aku harus manggung.”

“Gue tawarin pinjaman juga.”

“Males aku ribut sama kamu, dah sana makan siang. Gebet mahasiswa baru bisa kali sekalian ajak makan siang sana, tipe lo banget itu.”

“Nggak asik kamu.”. Ujar Seulgi sambil berlalu dari Seungwan yang masih membolak balik bukunya. Seungwan adalah seorang mahasiswa dengan beasiswa. Ia hidup pas-passan seorang diri. Ia kabur dari rumah karena orang tuanya selalu saja bertengkar. Sampai saat ini ia tidak tahu apa kabar kedua orang tuanya, ia kabur cukup jauh dari kediaman kedua orang tuanya. Ia menghidupi dirinya dengan bergabung dalam sebuah band yang cukup punya nama di kotanya. Namun ikatan beasiswanya mengharuskan ia harus memilih beberapa perkerjaan yang harus ia ambil. Selain bergabung dengan band nya dia juga bekerja paruh waktu di sebuah restaurant yang tak jauh dari kediamannya, sehingga ia bisa menghemat ongkos untuk pergi bekerja. Sedangkan Seulgi adalah teman Seungwan satu jurusan, anak orang kaya, yang sering membantu Seungwan, hal itu terkadang membuat Seungwan meresa tidak enak pada Seulgi. Tapi gadis itu selalu meyakinkan Seungwan kalau dia melakukannya dengan tulus dan sama sekali tidak merasa keberatan.

“Malam ini kamu nggak ada jadwal manggung Seungwan?” Tanya miss Tifanny sambil memeriksa pekerjaan Seungwan.

“Libur miss, mau rebahan di asrama.” Semua dosen tau pekerjaan Seungwan, ia adalah salah satu mahasiswa baik yang berdedikasi terhadap nilai-nilainya dan hidupnya.

“Friday night gini bukannya lagi rame ya?”

“Iya anak-anak ada jadwal, tapi saya pengen libur habis dari kemaren kerja bagai kuda, sampai week end aja nggak ada istirahatnya.”

“Baguslah kalau kamu bisa atur waktu.”

“Makasih miss.” Tiffany tersenyum melihat hasil pekerjaan Seungwan.

“Selamat istirahat Seungwan.” Sambil menyerahkan tugas yang sudah ia nilai pada Seungwan. Karena puas dengan hasilnya Seungwan cukup terpaku sampai ia harus menabrak seseorang.

“Aduh, maaf, saya nggak lihat.” Tapi gadis itu memperlihatkan wajah datar dan pergi begitu saja.

“Itu anak baru tadi kan, ya… udahlah.”.

 

“Hai my Seungwanny.”

“Hai, Joy. Tumben nggak bareng Yeri.”

“Lagi ada rapat orangnya.”

“Oh,”

“Wan, entar malam jalan yuk.”

“Nggak ah, aku mau rebahan.”

“Mau di temani nggak rebahannya.”

“Males, mending rebahan sendiri.” Tiba-tiba saja Seulgi datang.

“Rebahan sama aku aja yuk.” Sambar Seulgi.

“Nggak ah, kamu kalau tidur mulutnya nggak di tutup, ilernya kemana-mana.”

“Jangan buka kartu gitu dong.” Ujar Seulgi sambil cemberut ke arah Joy.

“Sering ya barengan?” keduanya tersipu malu.

“Pacaran aja sih kalian berdua.”

“Aku sih mau aja Wan, Seulginya masih ragu-ragu.”

“Lagi ngincar anak baru ya Seul, maka Joynya di anggurin.”

“Nggak gitu Wan ah, masih pengen bebas kayak kamu, kalau kamu punya pacar baru deh aku mau pacaran”

“Jangan-jangan kamu suka ya sama Seungwan?” Sebuah buku mendarat tepat di wajah Joy.

“Yaaaa Kang Seulgi.” Seulgi segera menjauh dari Joy dan dikejar oleh gadis yang lebih tinggi dari Seulgi dan Seungwan. Melihat itu Seungwan hanya tersenyum, ia bersyukur memiliki mereka. Walaupun mereka tidak memiliki ikatan darah namun bagi Seungwan merekalah keluarga yang sesungghnya.

 

Seulgi dan Seungwan sedang asyik duduk di restaurant tempat Seungwan bekerja, setelah Seungwan menyelesaikan seluruh pekerjaanya, tiba Joy, Yeri dan satu orang lagi.

“Seulgi, Seungwan kenalin ini Bae Joohyun,” ujar Joy dengan senyuman khas nya, dengan segera kedua gadis itu bangkit dan menjabat tangan Joohyun. Cukup lama Seungwan menatap wajah gadis itu, sepertinya ia pernah melihat Joohyun tapi di mana, tapi lagi-l;agi ia malas mengingatnya karena ia sudah cukup lelah dengan pekerjaannya hari ini. Kelima orang itu berbincang-bincang dengan santai.

“Minggu depan berapa hari kamu manggung Wan?”

“Tiga hari kayak biasa Seul?”

“Manggung?” Tanya Irene sedikit bingung.

“Oh, ya Seugwan ini salah satu anggota nggak tetap di band local kita, jadi kadang dia manggung.”

“Hari sabtu ini, Seungwan ada manggung. Ikut yuk.” Ajak Yeri pada Joohyun.

“Bawa pacar juga boleh kok.” Celetuk Seungwan.

“Aku nggak punya pacar.” Ujar Joohyun sedikit tersipu.

“Selamat bergabung di geng yang isisnya jomblo ini.” Ujar Yeri sambil menganggkat gelas kopinya. Kelima orang itu tertawa. Malam seperti ini selalu membuat Seungwan merasa lelahnya sedikit terangkat.

 

“Ayolah Joohyun, malam ini aja, jadi date aku, ada cowok yang ngejar-ngejar aku.”

“Kenapa nggak minta tolong yang lain?”

“Tu cowok tau kalau yang lain temen aku, kalau kamu kan dia belum tau.”

“Nggak ah.”

“Ya udah deh, aku ajak Sana aja, siapa tau mau tu anak.” Ketika Seungwan mengeluarkan HP nya untuk menghubungi Sana Joohyun mencegahnya.

“Ya udah sama aku aja.” Seungwan tiba-tiba saja memeluk Joohyun erat.

“Makasih ya Joohyun, kamu memang terbaik.” Joohyun hanya tersenyum di dalam pelukan Seungwan. Malam itu Seungwan dan Joohyun berhasil dengan mulus menjalankan rencananya, bahkan ke tiga sahabat Seungwan percaya jika ia dan Joohyun sedang berkencan.

 

“Jadi gimana Seul, Seungwan udah punya pacar sekarang.” Seulgi masih termenung menatap Seungwan tidak percaya.

“Kamu tega Wan, pacaran sama Joohyun nggak ngasih tahu kita-kita.”

“Udah Seul, kan kamu bilang kalau Seungwan udah punya pacar kamu juga bakal cari pacar.”

“Tapi bukan kamu Joy.” Celetuk Seulgi yang membuat Joy kesal, dan melipat tangannya di dada. Tertawa terdengar dari kelima gadis yang sedang istirahat makan siang itu.

 

“Makasih ya Joohyun udah mau jadi pacar bohongan aku.”

“Jadi pacar betulan juga aku mau kok?”

“Maksudnya?”

“Kamu pura-pura nggak tahu, apa masih loading otak kamu?”

“Masih loading Joohyun.”

“Udah lah aku masuk rumah dulu.”

“Tunggu.” Seungwan meraih tangan Joohyun.

“Kamu bener mau sama aku?”

“Pikir ajalah Seungwan, dah ah aku masuk rumah dulu.”

 

           

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chchcn #1
Chapter 1: Pacaran sama joohyun mahal 😅😅😅
Wann77
#2
Chapter 1: Nice, keren