Chapter 1

Sonja suntuk. Udah sakit bahu dan lehernya liatin data, mau bikin report buat meeting lusa ngga kelar-kelar. Masih bisa sih dibesokin, tapi Sonja anaknya emang gitu, maunya di awal diberesin.

Ping!

Sebuah pesan muncul di Whatsapp group.

"Sbucks bogo nih. Yuk?"

Cepet-cepet Sonja bales, sungguh siap buat meluncur ke lobi. Sonja melirik Mas Win yang seperti biasa mukanya tanpa ekspresi lagi baca report yang baru dikirim sama anak MT departemennya, Reno.

Sonja ambil dompet dan hp, lalu beranjak ke meja Mas Win yang ada di seberang kubikelnya.

"Mas Win."

"Hm."

"Ke Starbucks dulu ya."

"Hm."

"Bentar doang. Beli minum terus ntar naik lagi."

"Hm."

Sonja pun meninggalkan area Finance dan jalan ke lift. Sesaat dia menghela napas, baru awal tahun udah rempong kerjain report. Liburan ke Aussie akhir tahun kemarin rasanya kayak mimpi, sekelebat doang. Sonja pengen kabur liburan lagi.

Sampai Starbucks, Yeri dadah-dadah dari sofa.

"Nunggu Luki nih. Tu anak aja deh suruh antri, gila rame banget." Kata Yeri sambil cek HP.

"Gw antri deh biar ga kelamaan. Izinnya bentar doang sama mas Win."

"Okay.. gw duduk yaa, jagain kursi."

"Ga sekalian jaga lilin lo?" Samber Luki yang baru dateng, nyengir cakep. Iya, cakep ni anak emang.

Yeri melet doang. Luki dan Sonja pun masuk antrian, rame amat memang kalau lagi promo.

"Koko pasti kasih lo izin turun karena lo bilang ama gw ya?" Tanya Luki.

Kadang Sonja suka bingung, dulu Luki pas dalam kandungan dikasih asupan apa ya kok bisa super pede banget gitu all the time.

Nyengir lagi anaknya, untung cakep.

"Ngapain banget..."

"Son, cakep tuh yang di ujung lagi nunggu order." Kata Luki, separo bisik-bisik. Sonja ikutan liat.

"Anak baru tuh. Teamnya Mas Jaya langsung."

Luki kaget Sonja tahu. "Wih?"

"Yeri."

Luki ngangguk-ngangguk paham. Hampir semua mutuals mereka hasil kenal dari Yeri.

Memang Yeri si anak gaul seantero Techno 8 dan Jakarta.

"Eh bentar Ki. Gw lupa dompet gw.. ke Yeri dulu." Sonja keluar antrian dan balik ke sofa untuk ambil dompetnya sekalian dipesenin Yeri buat beli Nutella Bombolone.

Masuk ke antrian, Sonja menggamit lengan Luki as usual. Ini anak hobinya memang gandengan tangan kalau lagi jalan.

Dan kalau sama Luki sih, ga pake baper gandeng-gandeng tangan doang mah.

"Ki pesen apa nih ya? Yeri minta Nutella bombolone sama Tall Iced Latte pake skim milk. Gw mau Tall Iced Caramel Macchiato deh. Lo mau apa?"

Pas banget kelar nanya mau apa dan Sonja nengok, pas banget yang diajak ngomong nengok balik dengan muka bingung. Seorang cowo dengan tinggi mirip Luki dan juga pas lagi pake kemeja kotak-kotak biru kayak Luki, memandang balik sambil setengah nahan ketawa.

"Ok. Boleh kok gw pesenin." Jawabnya, sambil senyum.

"Eh..." Sonja ngga enak, ternyata dia berdiri di samping orang lain yang jelas-jelas bukan Luki.

Dua orang cewe di belakang cowo itu pun ikutan ketawa ngeliat kejadian barusan.

"Gapapa sih kalau mau digandeng terus shay..." salah satu cewe menunjuk lengan Sonja yang masih melingkar di lengan cowo di sampingnya ini.

Sekarang tiga-tiganya pada ketawa melihat kedodolan Sonja.

"Haa.. sorry sorry aduh maaf yaaa.." kata Sonja separo nunduk. Anjir malu.

Sonja buru-buru menarik lengannya dan memandang ke depan. Ah itu Luki!

"Sorry yaa.." Sonja minta maaf sekali lagi sebelum maju lebih depan ke Luki. Setelah make sure yang ini beneran Luki ga pake salah, Sonya berdiri di depan memunggungi Luki.

"Kenapa lo?"

"Malu, salah pegang tangan orang."

"Hah???"

Luki nengok ke belakang dan menemukan muka familiar yang lagi ketawa-ketawa.

"Haha bisa gitu ya salah nempel.." komen Joy, anak CRM yang Luki kenal.

Dengan cepat Luki menyadari situasinya dan ngakak. Sonja sebel banget kalau mata Luki udah membesar terus ngakak heboh gitu, biasanya dia suka...Plak! Nah kan mukul bahu Sonja.

"Bahahaha tolong banget deh lo Son. Emang ga keliatan apa gw ama Mas Joe beda?"

"Ya kan buru-buru. Ga ngeh."

"Bisaan aja lo."

"Apaan?"

"Milih yang mau digandeng." Goda Luki, sambil naik-naikkin alis.

"Mending gandeng lo deh. Udah diem.. tuh tuh maju udah giliran kitaaa."

Sonja dan Luki pun sibuk memesan minuman dan makanan, melupakan adegan selingan barusan. Sempat sekali Sonja melirik ke arah Joe pas lagi nunggu minumannya selesai. Orangnya ga liat sih untungnya.

Tinggi, rambutnya agak panjang dikit, tapi pas sama feature mukanya. Sonja tiba-tiba kebayang lagi momen pas Joe senyum ke dia barusan.

Yah malu lagi deh kalau diinget.

Sekali liat juga orang tahu, Luki beda banget sama Joe. Yah tapi namanya juga ngga sengaja. Ya mana tau. Ya kan?

Author's Note:

So how was it? 

Gimana rasanya disenyumin Johnny kayak giniii? :) 

xoxo,

yuriyaa