Remember me?

Glow In The Dark

……………………………………

…………………………

Junho baru saja memejamkan mata beberapa menit yg lalu saat sebuah tangan lembut mengganggu tidurnya, sentuhan dri samping lehernya dan berakhir dgn menangkup pipinya dilengkapi sebuah lumatan kecil hinggap d bibirnya, tubuh Junho breaksi terlalu cepat, rasanya begitu familiar menggelanyar hingga ke pusat syaraf, Junho menjulurkan tangan untk meraba sosok yg saat ini sudh berada d atasnya, menelusuri otot2 keras yg terbungkus kulit licin begitu menggoda menggairahkan dlm sentuhan jarinya. 

Yg menindihnya pasti dominan yg sangat jantan, tericum dri aroma maskulin yg bercampur dgn Wangi kayu2an khas yg sangat menggoda, semenggoda saat ciuman itu turun menyusuri garis rahangnya, beralih ke leher hingga Junho harus mengerang dgn kedua tangan yg digenggam d samping kepalanya, mata Junho harus kembali terpejam saat bibir itu menyusuri puting dadanya yg sudh mengeras, dan disaat yg bersamaan sebuah desahan lolos dri bibirnya kala pergerakan dibawah sana menghujam titik terdalamnya. 

Oh ini sangat nikmat, Junho meremas punggung namja dominan itu saat penyatuan tubuh mereka semakin dalam, dan ketika klimaks sudh berada d ujung kejantanan maka Junho membuka mata untk mendapatkan enya. Namun Junho terkisap saat berhadapan dgn mata coklat itu. 

Mata Willis Agnellis. 

Mimpi lagi??? 

Dan knp mimpi erotis itu harus dgn sosok Chansung atau Willis Agnellis? 

………………………………

……………………

"Apa yg kau lakukan disini?.. " Junho baru saja akan berangkat ke rumah sakit dan menemukan Taecyeon berdiri d dpn pintu rumahnya. 

"Aku disini untuk menjagamu... "

Junho berdecih.  "Aku tak butuh... " Nyatanya kekecewaan Junho masih berkarat, hingga ia sama skali tak bisa bersikap manis seperti dlu pd Taecyeon. 

"Kau butuh... " Taecyeon menatapnya lembuh.  "Oke mamang salah ku sudh melibatkan perasaan dlm menjagamu selama ini tp sungguh aku benar2 akan memastikan jika kau baik2 saja Junho... "

"Aku sama skali blum bisa mempercayai ceritamu, dan aku baik2 saja saat ini... " Junho berniat melangkah melewati Taecyeon, namun namja itu sudh lebih dlu mencekal tangannya. 

"Tidak, kau harus ikut dgn ku skrng Junho... "

"Yakhhh lepaskan... Aku harus bekerja dan aku sama skali tak mau ikut dgn mu... "

"Aku sudh mengirim surat izin pd rumah sakit hari ini dan sudh ada dokter pengganti untk tugasmu, jd kau harus ikut aku skrng.. "

Junho berniat memaki, namun ia sadar semua itu takkan ada gunanya ketika Taecyeon sudh mendapatkan email balasan dri pihak rumah sakit yg menyetujui jika Junho izin, 

"Baiklah, dan jika aku tak mendapatkan apapun hari ini atas hasil bolos ku, maka aku benar2 takkan memaafkanmu... "

………………………………………

Dan mobil mereka tiba d sebuah rumah mungil yg ditumbuhi pepohonan rindang, sedikit jauh dri pusat kota Ilsan namun tak bisa jg dikatakan pedesaan, Taecyeon membimbing Junho menuju rumah yg d cat putih dgn pagar setinggi pinggang, dri rerumputan yg tumbuh disana Junho berfikir apa rumah yg terlihat nyaman ini tak ada yg merawatnya. 

"Ini rumah siapa?... " Tanya Junho sambil menatap Chansung. 

Dan namja itu menatapnya penuh selidik.  "Kau tak ingat ini rumah siapa?... "

"Tidak... " Mungkin ia ingin mengingatnya, tp otaknya tak mampu untk menjangkau memori itu. 

"Ini rumahmu, rumah yg kau tinggali bersama ayahmu... "

"Tidak mungkin... " Junho menatap Taecyeon tajam, "Aku dan ayah tinggal d rumah yg terletak d belakang rumah sakit, rumah pribadi yg disediakan pihak rumah sakit untk profesor seperti ayahku dan jelas bukan rumah ini.. "

"Ya, kalian memang tinggal disana, tp saat ayahmu mengerjakan proyek obat HIV itu, dia membawa mu tinggal disini untk menjauh dri rumah sakit.. " Taecyeon membuka gerbang dan menggandeng tangan Junho menuju pintu masuk, secara mengejutkan pula lelaki itu memilki kunci yg langsung bisa membuka pintu itu.  "Kalian tinggal disini kurang lebih 1th sebelum kecelakaan itu, dan kau bilang kau kehilangan memori pd masa itu bukan?... "

Dan saat pintu terbuka mereka langsung berhadapan dgn isi rumah yg nampaknya sangaja dijaga rapi tanpa ada yg rusak sedikitpun . "Rumah ini adalah properti yg kami pertahankan untk menggali informasi, dan Junho, ku harap kau bisa mengingat sedikit kenangan di tempat ini... "

Mata Junho menerawang memperhatikan sekitar, namun sungguh dri sekian banyak benda tak ada 1 pun kenangan yg ia dapatkan dri rumah ini, membuat airmatanya menetes karena kehilangan memori yg mungkin saja berharga untk ny dan sang ayah. 

"Mengapa kalian baru melakukan ini skrng? Mengapa kalian membiarkan ku hidup buta arah dan buta ingatan sejak kecelakaan itu?..."

"Karena hanya dgn begitu kami bisa menyelamatkan mu Junho, kami berharap kau bisa hidup lebih baik tanpa harus tau masa lalu yg kau lupakan, namun beberapa wktu yg lalu kami menemukan bukti2 bahwa 'sang pembunuh' sudh berada d kota ini maka dari itu dgn terpaksa kami harus membuka rahasia ini, berharap bisa menemukan titik terang agar kau bisa membantu kami menangkapnya.. "

Junho melangkah memasuki beberapa ruangan dirumah itu, tiba2 ia merasakan perasaan sesak berdenyut menyeruak hingga menimbulkan rasa pusing yg luar biasa. 

Kenangan... 

Sekelebat ingatan melintas dgn warna hitam putih di fikiran Junho saat ia melihat pintu salah satu kamar terbuka, ada cahaya remang dgn wangi bunga2 yg menusuk, secara refleks Junho berlari menuju kamar itu, dn selangkah ia masuk kesana matanya menangkap ada meja besar d samping ranjang, ada bekas lelehan lilin yg nampaknya sudh dinyalakan cukup lama, berwarna biru, berjumlah sembilan, dan disusun begitu spesifik.. 

Dan Junho jatuh pingsan. 

…………………………

………………

Chansung ada disana, disebuah rumah kecil yg terletak bersebelahan dgn jarak yg cukup jauh dri rumah Junho, ia memang sudh membeli rumah ini menyiapkan jika saatnya sudh tiba, dan dadanya bergejolak sejak saat pertama kali Junho menginjakkan kaki d rumah itu, akankah Junho menyadarinya? Menyadari jika ia sudh menunggu sejak lama untuk waktu yg telah tiba? Menanti dan mengawasi dri balik kegelapan? Kemudian giginya gemeretak saat melihat Junho keluar dri rumah itu dlm keadaan berada d pelukan Taecyeon. 

Tidak bisa, Taecyeon sudh berani menyentuh miliknya, target nya, dan itu berarti waktunya benar2 telah tiba, waktunya untk mengambil Junho dan bendera perang pun terkibar. 

……………………………………………

………………………………

………………

"Tidak bisa ,ini begitu berat baginya, ia akan jatuh pingsan tiap kali berusaha mengingat sesuatu dan aku tak tega memaksanya melakukan hal ini... "

Taecyeon nampak sedang berbincang dgn atasannya melalui tlpn. "Ya, aku akan tetap berusaha membuatnya kembali mengingat semua, aku tau dia lah kunci satu2nya agar kita bisa menangkap 'sang pembunuh'.... Aku sudh membawanya kembali pulang kerumah, dia sudh sadar dan saat ini sedang istirahat... " Taecyeon menghela nafas sejenak.

"Siap mengerti, trimakasih... "

Setelah panggilan tlpn terputus Taecyeon jatuh terhempas d sofa, membayangkan bagaimana kalau nanti Junho mengetahui semuanya, artinya ia akan hancur. 

………………………………………

……………………

Dan mulai hari itu kenyaman hidup Junho benar2 terganggu, Taecyeon adalah dalang utama yg selalu menbuat mood nya buruk dri waktu ke waktu, Taecyeon terlalu berlebihan menjaganya hingga membawa beberapa agen berpakayan preman untk berjaga d sekitar rumahnya, hanya dgn alasan untk menjaga keselamatannya, oh ayolah, bukankah dia hidup baik2 saja tanpa pengawasan selama ini? 

"Kami akan memindahkanmu ke tempat yg lebih aman, dan kami akan aman dlm pengawasan kami 24 jam... "

Pagi ini emosi Junho benar2 tak bisa lg d tahan, Taecyeon sudh mendekati kata gila menurutnya ,memancing emosi d waktu sepagi ini. 

"Apa kau akan membuat ku serasa dlm penjara, Ok Taecyeon? 24 jam berada dlm pengawasanmu hanya karena ancaman yg belum terbukti kebenarannya, dan kau sudh berniat merenggut kebebasanku sbg manusia normal?... Tidak tidak, aku takkan membiarkanmu berkuasa atas hidupku... " Junho benar2 marah kali ini dan Taecyeon menyadari aura kegelapan itu. 

"Ancaman itu benar2 nyata Junho, bagaimana lg caranya agar aku membuat mu mengerti?... " Taecyeon mendesah frustasi. 

Namun nampaknya Junho memang berniat untk tdk mengerti, tak akan membiarkan Taecyeon berlaku sesuka hati padanya untk alasan apapun itu. 

"Aku tak suka kau dan tim mu berada d sekitarku, kau membuat tetanggaku menatap heran karena pengawalan mu yg begitu ketat, jd tolong mulai saat ini bawa mereka pergi dari rumahku... "

Kali ini pengusiran secara kasar Junho lakukan, membuat Taecyeon mati kutu tak tau harus berbuat apa. 

"Baiklah aku akan membawa mereka pulang, tp aku tetap akan menugaskan 2 agen ku disini untk menjagamu, karena siang ini aku harus kembali ke Seoul dan aku tak ingin terjadi sesuatu padamu... "

"Terserah apa mau mu tp yg jelas jgn sampai anak buahmu muncul d dpn mataku, atau kau akan ku laporkan pd pihak berwajib dgn tuduhan perbuatan tidak menyenangkan, kau tau? Kau sangat mengganggu... "

Taecyeon mengangkat kedua tangannya seolah menyerah dgn kalimat Junho, mungkin setelah ini ia benar2 harus menjaga namja itu dgn cara lain agar tak mengganggu kenyamannya. 

…………………………………

………………………

Junho kembali di jam dinas lembur, dri jam 7 pagi hingga jam 8 malam ia baru bisa menginjakkan kaki keluar dari rumah sakit, 

"Kau pucat sekali Junho, mau ku antar pulang?... ".

"Oh tidak tidak, tdk perlu Uyongie, aku baik2 saja... " Junho memang sedikit lelah ,terlebih lg membayangkan kejadian antara Taecyeon dan fakta tentang Chansung benar2 membuat nya kelelahan, dan apa pula jd nya jika Uyong mengantarnya ke rumah lalu bertemu dgn agen2 yg Taecyeon tugas kan d rumahnya?

Tp beruntunglah karena nampaknya Taecyeon sudh mengerti risih yg ia rasa, namja itu benar2 menarik agennya dri rumah, meski Junho masih melihat beberapa org asing yg hilir mudik d dpn rumahnya yg ia yakin itu adalah agen2 sisa yg Taecyeon tinggalkan, namun setidaknya mreka tdk mengepung rumahnya seperti beberapa hri belakangan ini. 

"All okay boss, semuanya clear... ".

Sosok yg memperhatikan gerbang rumah Junho nampaknya baru saja mendapat tlpn dri atasannya siapa lg kalau bukan Taecyeon, 2 org itu akan berhaga malam ini, dan saat waktu menujukkan pukul 1 malam, mereka mulai menguap. 

"Kau butuh kopi?... " dan yg 1 nya lg menggeleng. 

"Aku mengantuk, bolehkah aku tidur 10 menit setelah itu kita gantian berjaga?... " Kantung mata yg menggelayut menjadi bukti bahwa agen itu benar2 butuh waktu sitirhaat. 

"Ya, tidurlah, aku yg akan berjaga... " Kerja sama tim dlm sebuah tugas benar2 dibutuhkan, jika agen yg 1 nya sedang tertidur sambil menyandarkan kepala d dpn pagar, maka yg 1 ny lg hilir mudik berjaga memeriksa situasi. 

Malam semakin larut, agen yg berjaga menajamkan mata dgn telinga agar tak ada hal mencurigakan yg menarik perhatiannya, namun sebuah gerakan secepat kilat terlambat ia sadari, ia lengah beberapa detik hingga sebuah jarum suntik menancap d bagian belakang lehernya, sebuah tangan muncul dri balik pagar dan tepat sasaran menarget leher sang agen, dlm hitungan ketiga ia jatuh tak sadarkan diri,

Dan tak perlu bersusah payah untk membuat agen yg sejak td tertidur dluan kini menjadi lebih nyenyak dgn tambahan suntikan d lehernya, sang pelaku tak butuh waktu lama, hanya beberapa menit untk mengambil junho, dan tubuh atletis dgn bahu yg begitu bidang melangkah kearah rumah yg mungkin saat ini sang penghuni ny sudh tertidur, dan Junho takkan tau jika Chansung si pembunuh sudh mendekatinya. 

……………………………

Junho sendiri sudh mematikan lampu kamarnya, namun mata itu berkhianat dgn msih terbuka nyalang tanpa ada rasa kantuk sedikitpun, ia sendiri sudh yakin semua pintu rumahnya sudh terkunci yg seharusnya tak membuat ia merasa ketakutan lagi, namun suara yg begitu keras muncul dri belakang rumah membuat Junho menegang d atas tempat tidur, jantungnya berdebar dan ia menatap pintu kamar dgn bergidig ngeri. 

Junho perlahan menuju pintu kamarnya, seperti adegan2 bodoh d film horror ketika mendengar suara aneh malah datang mencari tahu bukannya lari untk sembunyi, dan saat pintu kamarnya terbuka Junho benar2 sadar jika dirinya bodoh, kakinya mungkin saja bergetar takut karena semua ruangan sudh gelap, namun ia masih penasaran apakah pintu belakang sudh d kunci. 

Dia berhasil menyalakan lampu ruang tengah, sedikit bernafas lega karena tak ada siapapun disana, namun bulu kuduknya kembali meremang saat melihat diarah dapur masih sangat gelap, ia sedikit berusaha mencari sakelar lampu dan menggunakan ponselnya sbg pencahayaan. 

Selangkah masuk kedapur Junho dibuat membeku ditempat dgn melihat sesuatu disana, diatas meja makannya, ada seautu berpendar lembut dgn cahaya biru ,nafas Junho tercekat d kerongkongan, ia berani bersumpah jika ia tak pernah menyalakan lilin diatas sana, tapi bagaimana bisa lilin2 itu menyala begitu cantik? Diaharus berpegangan pd dinding untuk menopang tubuhnya yg mulai limbung, kepalanya kembali berdenyut nyeri seolah ditarik pd ingatan yg sudh lama menghilang, seketika membuatnya luar biasa ketakutan, karena ia mulai sadar jika sembilan lilin berwarna biru dgn posisi setengah melingkar itu adalah tanda yg ditinggalkan olh sang pembunuh paling kejam yg baru ia ketahui belakangan ini, dan jika ada lilin itu disini, artinya ajal Junho sudh semakin dekat. 

Pembunuh itu menemukannya. 

Secara bersamaan jari2 yg begitu kuat menyentuh bagian leher Junho dri arah belakang, ia tercekat tanpa ampun, tubuhnya refleks membeku tak memiliki kekuatan untk melawan, matanya terpejam saat suatu rasa sakit menyerang lehernya.. 

………………………

Tanpa perlawanan tubuh lemah itu lunglai diperlukannya sedetik setelah menancapkan jarum suntik d leher namja itu, ada perasaan sakit menyerang hatinya karena mata Junho masih sempat terbuka ketakutan ketika tatapan mereka bertemu sebelum tertutup sempurna dan jatuh dipelukannya, dan dgn sekali gerakan ia berhasil membawa tubuh itu dalam gendongannya. 

Hwang Chansung yg terkenal dgn nama Willis Agnellis, sang pembunuh paling kejam kini berhasil mendapatkan korbannya, sang pembunuh harusnya mengambil langkah cepat untk membawa korbannya meninggalkan tempat itu, namun nyatanya saat ini ia malah menggendong tubuh itu untk duduk d sofa ruang tengah, meletakkan tubuh itu d pangkuannya, membelai lembut rambut Junho dan mencium keningnya, Chansung jg menyesap aroma yg menguar dri ceruk leher Junho, menenggelamkan wajah nya disana, alih2 sbg pembunuh ia malah terlihat seperti kekasih yg akan meninggalkan pujaan hatinya secara diam2.

Bukan sekali dua kali ia mendapat tugas untk melenyapkan korban yg begitu cantik dan lemah seperti Junho, ia biasa menyebutnya dgn orderan kecil, begitu mudah d bunuh dgn satu jentikan jari, namun tak ada yg tau jika orderan kecil yg 1 ini membuat Chansung harus mempertaruhkan banyak hal untk menghabisinya, sejujurnya butuh pengorbanan nurani dan perasaan saat menghabisi nyawa seseorang, namun Chansung berani mengorbankan hal yg lebih besar lg untk Junho, satu2nya org yg sudh berhasil menyentuh hati penuh dosa nya, dan Chansung menenggelamkan diri dibalik bibir Junho yg terasa hangat, begitu memuja, dan begitu terobsesi. 

Sang pembunuh jatuh Cinta pada korbannya. 

…………………………………

………………………

"Eeungghh.... "

Junho terbangun dgn nuansa kamar yg remang, ia merasa pusing dan mual ,sedikit kehilangan orientasi pd waktu sampai dimana ia menemukan cahaya lilin redup d meja nakas samping kepala ranjang, ingatan Junho langsung berkelabat, bayangan terakhir tentang dapur yg gelap dan sebuah rasa nyeri dibagian leher sontak membuatnya tercekat dan mengambil posisi duduk d atas ranjang, namun hal itu gak bisa ia lakukan karena disaat yg bersamaan tersadar jika saat ini kedua tangan nya sedang terjerat sebuah borgol, dan ia semakin panik saat merasakan kulitnya bergesekan langsung dgn sprei licin dan selimut hangat yg menutupinya, membuatnya tersadar jika ia dlm keadaan telanjang. 

Kepanikan itu semakin membelenggu saat ia menatap d ujung ranjang ada sebuah meja lg yg berhias lilin berwarna biru dgn dgn jumlah 9 buah dan disusun setengah melingkar secara spesifik, dan Junho panik ,jantungnya berdegup ketakutan dan berusaha menggerakkan kedua dirinya untuk melepaskan diri, namun percuma karena borgol yg menjerat tangannya justru meninggalkan rasa sakit yg membuat lecet. 

"Jangan melakukan hal yg percuma karna itu hanya akan menyakiti drimu sendiri... "

Suara itu muncul dari kegelapan, disudut kamar yg tak terkena pantulan cahaya ternyata menyimpan sosok yg begitu menakutkan, namja itu sudh mengenakan piyama sutra berwarna hitam dgn segelas wine ditangan nya, perlahan mendekat kearah Junho hingga ketampanan wajah yg pernah ia kagumi berubah jd sosok menyeramkan yg membuat nya serasa melihat malaikat pencabut nyawa. 

"Le-lepaskan aku... " Junho berusaha untk tenang meski jantungnya menggila ketakutan, tidak, rasanya ia ingin menarik kembali kata2nya yg mengagumi ketampanan Chansung waktu itu karena detik ini ia melihat bagaimana Chansung menyeringai seperti iblis.  "Kenapa kau melakukan ini padaku?... "

"Kenapa?... " Chansung sudh duduk d pinggir ranjang d dekat kepala Junho dan meletakkan gelas wine nya d meja nakas.  "Bukankah kau sudh mendengar semuanya dri Taecyeon? Kau........ Kau satu2nya korban yg bisa lolos dri kematian ditanganku, satu2nya yg gagal ku bunuh, Lee Junho... "

Junho memejemkan mata ketakutan, tak salah lagi, ini adalah 'sang pembunuh'  yg Taecyeon katakan, membuat Junho merasa begitu bersalah tak menceritakan ini dri awal pd namja itu, andai saja dia tak menolak segala agen yg ditugaskan untk menjaganya mungkin saat ini ia masih bisa bernafas lega d rumahnya tanpa harus ketakutan seperti ini. 

"Kau menyesal Junho?... " Tiba2 Chansung mencondongkan tubuhnya untk membelai kening Junho dgn seringai menakutkan, dan Junho memalingkan wajahnya berusaha menjauh. Chansung pun terkekeh.  "Kau tdk tau berapa lama aku sudh menunggumu dlm kegelapan, menunggu untk mendapatkanmu dlm keadaan tak berdaya seperti ini, disini, diatas ranjangku... " Tiba2 pria itu menarik dagu Junho untk berhadapan dgn nya.  "Seperti yg ku bilang, kau akan jadi milikku Junho... " Dan Junho menantang mata itu penuh emosi. 

"Apa kau akan membunuhku?... " Dan Chansung terkekeh, mengarahkan jarinya untk menyusuri bibir Junho yg ranum. 

"Menurutmu?... " Chansung mengalihkan pandangan pd bibir Junho yg ntah mengapa begitu ia inginkan.  "Mungkin iya, tp aku akan bersenang2 dlu dgn mu... "

Detik berikutnya Chansung sudh menempelkan bibirnya begitu lembut untk mencium junho, dan Junho terkisap saat benda kenyal dan begitu hangat itu menyergap dirinya ia berusaha melepaskan diri namun lagi2 percuma karena Chansung menjepit dagunya dgn begitu kuat, dan saat Chansung menggeram dibalik ciumannya Junho segera melepaskan diri. 

"Lebih baik kau bunuh saja aku, karena aku takkan pernah menjadi milikmu... " Junho menjawab begitu pedas meski tubuhnya sempat merespon ciuman Chansung beberapa saat yg lalu, namun Chansung hanya berdecih remeh, pria itu menatap bagian dada Junho yg terekspos dari balik selimut yg terlihat sudh menegang.  

"Mulutmu bisa berbohong dgn pedas Junho, tp tubuhmu menginginkan yg sebaliknya sayang..." Tiba2 saja Chansung menurunkan selimut yg menutupi tubuh Junho membuat namja itu seketika panik, Junho ingin berteriak untk mengantisipasi semuanya tp sudh terlambat karena saat ini bibir Chansung sudh mencium pucuk puting dadanya yg sudh menegang keras.

Seluruh bulu kuduk Junho berdiri saat merasakan puting dadanya d cumbu dgn begitu hangat, ia memejamkan mata saat Chansung sudh mengemut benda kecil itu hingga menimbulkan gelanyar yg tak bisa ia akui jika itu sungguh nikmat, nafas Junho terengah, kembali ingat pd mimpi erotisnya bersama Chansung kemarin malam dan tak bisa membayangkan hal itu benar2 terjadi skrng. 

Lalu saat tubuh Junho mulai licin karena berkeringat, Chansung mengangkat wajahnya untk memperhatikan namja itu, ia tau jika Junho menginginkan lebih, Chansung jg tanpa sadar sudh membangunkan dirinya sendiri hingga dibawah sana ia merasakan nyeri ketika kejantanannya mulai mengeras d balik piyama tidurnya. 

TIDAK!!! 

Chansung mengeraskan hati untk menahan diri, ini belum waktunya, terlalu terburu-buru jika dia melakukan hal ini pd Junho yg masih nampak berkabut gelisah, namun dari tatapan matanya Chansung bisa melihat jika namja itu tak mau mengakui dirinya mulai terpancing gairah.. 

Dgn lembut Chansung mengulurkan tangannya untk menyentuh pipi Junho, ia disambut dgn tubuh Junho yg kembali bergetar ketakutan. Seperti hewan terluka yg tdk percaya pd penolongnya, hingga yg bisa dilakukan Chansung adalah menaikkan selimut yg td sempat terbuka ,menyembunyikan kembali tubuh Junho dibawah sana dgn perasaan menyesal, 

Chansung kemudian melirik lilin biru yg ia pasang d ujung ranjang, yg sampai skrng blum bisa d lirik olh Junho karena ia akan kembali ketakutan. 

"Apa lilin itu mempunyai arti khusus untukmu?... "

Wajah Junho masih merah padam bercampur antara emosi dan nafsu yg tertunda.  "Lilin itu hanya mengingatku dgn rasa takut, jika tujuanmu ingin membunuhku secara perlahan dan menyiksaku dgn rasa takut, maka selamat, kau sudh berhasil... "

Chansung hanya tersenyum remeh.  "Kelak kau akan mengetahui artinya, Nuneo... "

#BLAAMMMM

Chansung berjalan meninggalkan Junho sendirian d kamar itu, memberikan waktu pada calon korbannya untk bernafas sedikit banyak sebelum bertemu malaikat pencabut nyawa. Mengurung namja itu dgn sembilan lilin menyala berwarna biru nampaknya tak Chansung g perdulikan meski Junho akan pingsan karenanya. 

"Tuan muda yg terhormat, kau tdk bisa melakukan itu padanya karena jika tangannya terborgol seperti itu akan menyebabkan luka lecet dan memar ... "

Adalah Jackson, lagi2 namja yg selaku asisten pribadinya itu mengernyitkan kening saat menemukan Chansung keluar dri kamar dgn raut wajah yg kusut Masai. 

Dan Chansung mengangkat sebelah alisnya tak suka.  "Knp kau begitu perduli pd nya?... "

"Kau tau pasti jika aku akan selalu perduli tentang nya... " Jackson kembali menantangnya dgn tatapan berani, selalu seperti ini jika mereka berdua berbeda pendapat.  "Saya akan mengirim pelayan untk melepaskan borgol itu, yg jelas saya takkan membiarkan tuan menyiksanya... "

Chansung terdiam, sadar walaupun ia melarang namun asisten pribadinya ini akan tetap melakukan keinginannya, kadang kala ia berfikir mereka yg dibesarkan bersamaan meski terhalang status tuan dan pelayan sedikit banyak membuat Jackson tak memiliki rasa takut padanya. 

"Lakukan apa yg kau mau, tp pastikan hanya pelayan yeoja yg sudh tua yg boleh mengurusnya, karena jika ada pelayan dominan lainnya ataupun pelayan wanita yg masih muda melakukan itu, maka aku akan menghabisi mereka dgn tanganku sendiri karena ia dlm posisi telanjang dibalik selimutnya... "

Jackson mengangguk mengerti, sangat faham jika Chansung bisa membunuh siapa pun yg ia anggap sudh berani mengusik miliknya walau secara tak sengaja sekalipun. 

……………………………

Setelah membiarkan Jackson mengurus Junho, Chansung kembali ke kamar sebelah untk menghubungi seseorang. 

"Hallo ~"

"Ouh hi man... Ku fikir kau sudh melupakanku..." Suara diseberang sana begitu antusias saat menjawab panggilan Chansung. Dan Chansung sendiri mengabaikan itu karena memang dirinya menghilang beberapa hari ini tanpa kabar. 

"Langsung saja, aku butuh bantuan profesor Nichkhun ,anni CEO Ilsan Hospitan Centre atau lebih akrab jika ku panggil Khunnie hyung?... "

Sementara yg diseberang sana terkekeh, ia tau Chansung memiliki 2 kehidupan, jika d Italia sana ia memiliki banyak usaha yg bergerak d bidang properti menghasilkan ratusan juta dollar per bulannya, namun saat di Korea dia menyamar sbg bodyguard pribadi Nichkhun untuk sebuah misi berbahaya. 

Untuk Junho tentu saja, Chansung menyamar sbg bodyguard yg mengawal Nichkhun hingga beberapa kali mereka bertemu namun Junho sama skali belum mengenalinya, akhirnya namja itu bertindak sendiri tanpa penyamaran tak perduli meski agen2 pemerintahan tengah mati2an mengejarnya skrng. 

Nichkhun dan Chansung sendiri terikat hubungan yg tak bisa d katakan rumit namun tak jg bisa d sebut akrab, keduanya memiliki sifat dingin masing2 yg hanya akan saling menghubungi jika benar2, membutuhkan, Nichkhun sendiri sempat mengalami masa terburuk dlm karir nya hingga Chansung dtng sbg penyelamat, and well saat ini ia bisa mencapai gelar profesor d usianya yg masih sangat muda juga karir yg begitu mantap dgn menanam saham d beberapa rumah sakit besar lainnya, Nichkhun sendiri bukan tipe tak tau balas Budi, ia sudh mengatakan pada Chansung jika membutuhkan bantuannya maka ia akan selalu siap sedia meski nyawa sbg taruhannya. 

"Apa kau membantuku?... " Lamunan Nichkhun buyar saat suara Chansung kembali terdengar. 

"Tentu aku akan membantumu meski tak menyangka akhirnya aku akan menentang hukum negara dan melawan pihak berwajib dgn melakukan ini ..."

Nichkhun sudh mengetahui semua rencana yg Chansung susun untk Junho, dan selama ini ia hanya mengikuti instruksi apa yg dikatakan Chansung, namja itu bergerak sesuai caranya sendiri, sejenis manusia yg begitu sulit mengucap kata tolong pada siapapun ,dan tentang latar belakang Junho tentu ia jg sangat tau bahkan terlalu hafal dgn kisah antara Junho dan Chansung sampai detik ini. 

"Yg mereka inginkan hanyalah informasi tentang penelitian ayah Junho ,mereka berfikir jika Junho mengetahui suatu hal yg bisa d jadikan bukti untk menangkapku, mereka sengaja menjadikan Junho sbg pancingan agar bisa mendapatkan 2 hal sekaligus dri ingatan Junho, tp sayangnya...... Aku tak semudah itu untk d kalahkan... ".

Jelas Nichkhun tau pasti tentang hal itu, bagaimana Chansung menyembunyikan diri meski agen pemerintahan belum mengetahui bagaimana bentuk wajah 'sang pembunuh' yg sebenarnya, namun Chansung dan reputasinya benar2 luar biasa sampai detik ini identitasnya masih aman bahkan hanya Nichkhun dan Jackson yg mungkin mengetahui hal itu. 

"Mengenai penelitian ayah Junho, apa sampai saat ini kau masih terikat pd organisasi yg meminta mu untk menghabisi nyawa nya? Dan apa saat ini kau menculik Junho atas perintah mereka?... "

Mata Chansung berkilat saat dirasa Nichkhun terlalu banyak bicara.  "Tidak ada yg bisa memerintahku dan semua tau itu, ketika aku melakukan sesuatu itu karena aku memang ingin mengerjakannya sendiri bukan atas perintah seseorang, dan mengenai organisasi itu semua telah berkahir sejak ayah Junho meninggal, mereka mungkin menginginkan Junho terbunuh, tp saat namja itu kehilangan ingatan maka mereka berfikir Junho bukan lah hal yg patut d awasi lagi, mereka melupakan Junho setelah itu... "

Nichkhun mnyeringai.  "Efek penemuan profesor Lee sungguh luar biasa, dan sayangnya pihak organisasi gelap menjual obat terbaru itu dgn sangat mahal, walaupun Profesor Lee jg mengobarkan Junho karena hal itu... "

Chansung berdeham singkat.  "Itu pilihannya sendiri jd jgn d sesali, aku hanya melakukan hal yg menurutku memang seharusnya dilakukan... ".

Panggilan putus sepihak dan Nichkhun hanya mengehla nafas, berharap semua ini segera berakhir dan Chansung bisa menyelesaikan hal yg selama ini mengganggu kenyamannya. 

………………………………………

………………………………

………………………

"BODOHHH!!! "

Ruang agen pemerintahan mendadak mencekam saat Taecyeon menerima kabar jika Junho menghilang, dan menurut info adanya lilin biru diruang makan membuat Taecyeon langsung bisa menebak jika 'sang pembunuh' benar2 sudh berhasil membawa Junho pergi. 

Ya tuhan bagaimana bisa? Berbulan2 ia melindungi Junho dgn begitu ketat namun sosok sang pembunuh mampu mengambil namja itu dgn sekejap mata dibalik punggung nya, oh sungguh ini sangat memalukan bagi agen profesional seperti Taecyeon, 

Junho yg Malang ,masihkan ia hidup saat ini? Atau ia sudh menjadi mayat kaku yg sudh d buang dan dikubur di tempat yg tak bisa d jangkau? Membayangkannya saja sudh membuat Taecyeon menggila, tidak tidak, ia yakin Junho masih hidup sebelum mayat namja itu d temukan, dan sudut hati Taecyeon kembali berdenyut sakit menyadari jika sampai kapanpun ia takkan bisa mengalahkan sang pembunuh.

"Jika sampai terjadi sesuatu pd Junho kalian akan ku tendang dri devisi ini dan akan kena blacklist dri segala agen pemerintahan d seluruh negara ,jd ku pastikan kalian takkan bisa bekerja dibidang yg sama, cam kan itu... "

Setelah mengusir kedua agen yg menjadi korban penyuntikan obat bius olh Chansung td malam, Taecyeon hanya berdua d ruangan itu bersama komandannya. 

"Kendalikan dirimu Ok Taecyeon, kau terlihat seperti org yg kehilangan kekasihnya, bukan seperti agen yg kehilangan klien nya... "

Sebuah kalimat sindiran namun Taecyeon membenarkan itu semua, kepanikan yg menjalar dihatinya seperti rasa takut akan kehilangan Junho bukan hanya kehilangan informasi yg mungkin namja itu ingat saat ia sudh menemukan memorinya kembali. 

…………………………………

………………………

………………

"Silahkan mandi tuan, air hangatnya sudh siap... "

Junho terkisap saat seorang pelayan paruh baya keluar dari kamar mandinya, ia sendiri sempat heran saat Chansung meninggalkan kamarnya td tiba2 ada sosok lain yg masuk, melihat sama dingin nya tp jelas sosok itu lebih baik karena mau melepaskan borgol yg mengikat tangan nya, kemudian namja itu meminta beberapa pelayan paruh baya untk membawa pakayan yg bisa Junho kenakan dan juga menyiapkan air hangat d dlm bathup untk nya berendam. 

Setelah pelayan itu meninggalkan kamar, Junho bergegas menuju kamar mandi dan benar saja kamar ini sangat mewah dgn batu pualam berwarna hitam sbg lantainya, ntah mengapa Chansung nampaknya memiliki kepribadian yg begitu maskulin yg hanya bermain dgn warna2 gelap, tanpa berfikri panjang Junho segera merendamkan diri di dlm bathup yg sudh d beri aromaterapi yg membuatnya seketika merasa begitu rileks.

Terlalu banyak yg membuat nya terkejut akhir2 ini, seolah org2 yg berada d sekitarnya memaksa agar ia mengingat kembali memorinya yg telah hilang dan jujur saja itu sangat menyiksa, tak seharusnya ia merasa tenang dan nyaman dibalik bathup seperti ini karena kenyataannya skrng ia berada d dlm genggaman sang pembunuh. 

Pembunuh yg mengintainya setiap waktu tanpa ia sadari bisa melenyapkan nyawanya kapanpun, mungkin saat ini contohnya, Junho sama skali tak menyadari jika td ada sosok lain yg sudh masuk k dlm kamar mandi dan berdiri di belakangnya, sosok dgn tubuh atletis berada d bawah shower yg belum menyala, tengah menatap Junho penuh minat dgn posisi yg sama2 telanjang. 

Dan saat Junho merasakan ada pergerakan lain d ruangan itu, ia segera membuka mata namun terlambat, karena saat ini Willis Agnellis sudah berdiri dihadapannya dgn telanjang, keindahan tubuh layaknya pahatan dewa2 Yunani sama persis dgn apa yg pernah masuk dlm mimpi erotis Junho, dan ohhh sesuatu yg menggantung ditengah selangkangannya sontak membuat Junho terbelalak, ia langsung menarik tubuhnya ke sudut bathup, merapatkan kedua kakinya dan menutup dadanya yg telanjang. 

"Apa yg kau lakukan disini?... " Junho berniat membentak, namun yg keluar dri bibirnya hanyalah suara cicit kecil dgn pipi yg bersemu merah karena Chansung tak sedikitpun berniat menutupi tubuhnya tanpa rasa malu. 

"Ini kmar mandi, dan yahh..... Tentu saja aku akan mandi..."

Mandi?

Apa maksud pria ini? Mandi katanya? Mandi bersama begitu maksudnya? Seketika wajah Junho semakin bersemu merah dan jg marah.  "Jgn harap kau bisa melecehkanku seenaknya.. " Kali ini suara Junho benar2 terdengar marah.  "Keluar.... "

Namun Chansung tak menggubris.  "Tidak kah kau tertarik untk merasakan nikmatnya mandi bersama ku Junho? Mungkin aku bisa memijat punggung mu yg pasti terasa lelah akhir2 ini... "

Pria itu lantas masuk k dlm bathup tanpa aba2, membuat Junho semakin menarik mundur dirinya kearah ujung bathup yg untungnya cukup besar, saat Chansung sudh tenggelam d dlm air Junho berniat melarikan diri dan keluar dri sana, namun terlambat karena Chansung sudh mencekal tangannya karena lantai bathup yg licin membuat Junho seketika jatuh dgn punggung yg menempel pd dada bidang Chansung, tangannya jg melingkari bagian dpn tubuh Junho hingga namja itu tak bisa berkutik, Chansung memeluk erat tubuh Junho dari belakang dan ia bisa merasakan bagaimana kerasnya kejantanan Chansung yg menyentuh tulang panggul belakangnya. 

"Lepaskan aku... " Junho berujar dgn tubuh yg bergetar saat Chansung menumpukan dagu di pundaknya, pria itu jg mulai menggusal menghirup aroma dri balik leher Junho membuat seluruh syarafnya kembali bergetar.. 

"Kita tak perlu bertingkah seperti ini Junho, aku berniat memperlakukanmu dgn baik dan seharusnya kau menyambut itu, karena dgn begitu mungkin saja aku bisa mengampuni mu... "

Junho merasa Chansung tengah mengejek nya saat ini.  "Kau mengejarku hanya untk membunuhku, kau memperlakukanku dgn baik agar aku tak melawan saat kau menghabisi nyawaku bukan? Tp knp kau tak langsung membunuhku Chansung, knp harus dgn melecehkan dan membuatku merasa begitu rendah seperti ini?.... " 

Junho terisak dan Chansung yg menyadari itu semakin mengeratkan pelukannya pd Junho ,mengecupi pundak yg bergetar ketakutan itu untk memberi kenyamanan bahwa semua takkan jd semengerikan itu andai Junho mau bekerja sama. 

"Aku tak berniat melecehkanmu, kau hanya perlu terbiasa dan kita bisa melakukannya dgn perasaan saling menyukai... " Suara itu begitu damai, Junho nyaris terbuai andai logikanya tak bekerja cepat, ia kembali berusaha melepaskan diri namun saat ini Chansung benar2 menyembunyikan wajah dibalik lehernya.  "Nuneo... "

#DEG!!! 

Junho tertegun kala panggilan itu terdengar begitu lirih dri bibir Chansung. Nuneo? Siapa Nuneo? Apa Chansung saat ini tengah mengenang org yg bernama Nuneo? Tp nama itu terasa begitu akrab dgn dirinya. 

Ntah mengapa suara Chansung terdengar begitu sedih? Tanpa saar Junho membiarkan namja itu memeluknya begitu saja, seolah ingin mengobati luka yg mungkin tengah Chansung kenang saat ini. 

Sampai dimana saat Chansung kembali mengecup hangat pundaknya,  "Mandilah... "

Dan suara itu terdengar seiring dgn Chansung yg melepaskan pelukannya, bangkit dan keluar dri bathup tanpa mengeluarkan kata2, meraih jubah mandi yg tersampir dan melangkah meninggalkan ruangan itu dgn posisi Junho yg masih berada d dlm bathup. 

……………………………………

Chansung keluar dri kamar itu dlm keadaan marah, marah pd dirinya sendiri yg begitu lemah karena lagi2 tak bisa menjalankan tujuannya, ia masuk k dlm kamar mandi dlm keadaan telanjang jelas2 untk memaksa Junho untk melayani nafsu bejat nya, membayangkan bagaimana paha Junho akan terbuka untuknya dan menenggelamkan diri dlm kenikmatan yg begitu ia rindukan, tapi disaat ia memeluk Junho dari belakang dan merasakan tubuh itu bergetar takut dri ujung kaki hingga ujung rambut, Chansung mendadak luluh dan tdk mampu melakukan apapun, itulah yg membuat ia marah dan mengutuk dirinya sendiri. 

"Ayolah bung ,kau sudh mendapatkan Junho tp ekspresi mu tetap saja suram... "

Suara itu menyadarkan Chansung jika ada org lain yg tengah menunggunya d ruang santai, Nichkhun Buck Horvejkul.

"Aku belum mendapatkannya... " Chansung menyimpulkan itu sendiri, ia bisa melihat jika Junho sudh tertarik padanya, namun rasa tertarik itu tertutupi olh rasa takut yg begitu besar, penjelasan Taecyeon waktu itu pasti sudh mempengaruhi cara pandang Junho tentang dirinya, mengatakan ia sbg pembunuh yg bisa membuat Junho ketakutan tiap detik.

Chansung menatap tangannya sendiri, haruskah ia membunuh Junho dgn tangannya skrng? Haruskah ia menebus kegagalannya waktu itu? Bukankah ia membawa Junho kemari untk memperbaiki reputasinya? 

"Aku sudh menyiapkan segala sesuatu untkmu, dan kapanpun kau ingin pergi maka tinggal menghubungiku... "

Chansung menganggukkan kepalanya.  "Agen pemerintahan itu sangat profesional dan dia sudh menyusup ke rumah sakitmu demi mendekati Junho, saat ini dia pasti tengah mencari jejak Junho dan tempat ini terlalu mencolok sangat mudah untk d temukan, maka itu aku butuh tempat pelarian untk membawa Junho... "

"Ok Taecyeon ,aku sudh membaca berkas namja itu d database rumah sakit, ku akui dia sangat hebat karena selama bertugas tak ada yg mencurigai jika dia dokter palsu, tp kau tak perlu khawatir karena aku sudh menyiapkan tempat pelarian yg tak mungkin bisa mereka lacak... "

Chansung tersenyum tipis.  "Kau melawan hukum negara, ayahmu pasti sangat marah jika ia tau... "

"Jelas, tp jika ia tau tujuan sebenarnya aku melakukan ini untuk menolongmu, ia pasti memakluminya... " dibalik sikap dinginnya Chansung tau jika Nichkhun adalah sahabat sekaligus sosok kakak yg bisa ia andalkan. 

"Jadi kemana aku akan membawa Junho?..." Tanya nya lg karena Nichkhun belum memberitahu tempat melarikan diri seperti apa yg sudh mereka siapkan. 

"Ke sebuah pulau pribadi milik keluarga Alexander ,dan Alexander adalah teman ayahku, jd jika pun para agen itu mencarimu melalui akses ku maka nama Alexander takkan pernah masuk pd daftar yg mereka curugai karena hubungan ayahku dgn nya jg tak begitu dekat... "

"Luar biasa... " Chansung tersenyum simpul begitu terlihat puas atas penjelasan Nichkhun. 

"Baiklah aku takkan lama berada disini ,aku akan keluar lewat pintu samping karena dari td ku lihat ada sosok lain yg ingin bertemu dgn mu dilantai bawah... "

Dan Chansung mengernyit. 

………………………………

"Jackson mengatakan kau sudh selesai menemui tamu penting mu, begitu pentingkah jika itu hanya seorang Nichkhun?... "

Sebuah suara yg begitu familiar dan saat menoleh Chansung menemukan sosok namja mungil lainnya tengah berdiri disana. Penampilannya begitu berbeda dri sosok lugu berubah jd sosok yg begitu liar dgn rmabutnya yg berwarna pirang, selama ini ia menjalankan tugas penting yg memaksanya berpenampilan sedikit sederhana, tp kali ini ia berdandan begitu beda hanya untk bertemu Chansung : lelaki yg ia puja setengah mati. 

"Kau menyekapnya didalam kamarmu?... " Chansung mengernyit, dari pertanyaannya terlihat jelas jika namja ini sedikit sensi karena Chansung selalu mengabaikannya selama ini, Chansung biasa di gandrungi wanita atau namja submissiv lainnya, tak terkecuali yg tengah berada d hadapannya ini ,namun katakan lah ia tipe org yg tak mudah tergoda, apalagi ia tau jika sosok ini sedikit berbahaya karena ambisi terhadap dirinya yg begitu besar. 

"Knp kau datang kemari?... " Chansung memilih untk tdk menanggapi pertanyaan namja itu. 

"Ku tanya sekali lg, kau membawanya ke kamarmu?... " Oh ayolah, Chansung benar2 dlm mood yg buruk untk berdebat saat ini, jgn sampai sosok ini menjadi pelampiasan rasa kesal yg sejak td ia tahan.

"Kau bukan tipe yg akan membawa org sembarangan masuk k kamar pribadimu, bahkan aku sendiri pun tak pernah kau perbolehkan masuk ke dlm sana, tp kenapa dia bisa------"

"Jang Wooyoung cukup.... " Chansung mengepalkan tangannya utnk menahan emosi.  "Ya, dia berada didalam sana dan kau tau pasti itu memang tempatnya, ia berhak untk itu, jd bisakah tak mempertanyakan hal yg sudh jelas jawaban nya?... "

Jang Wooyoung, adalah sahabat dekat Junho di rumah sakit, tak ada yg tau jika selama ini ia adalah org suruhan Chansung yg sengaja di susupkan ke rumah sakit untk mengawasi Junho dri dekat, Uyong sendiri adalah adik dari sahabat Chansung yg tak sengaja tewas tertembak saat mereka sedang menjalankan tugas menghabisi salah 1 target 2 tahun yg lalu, saat itulah Chansung merasa bertanggung jawab untk membesarkan bocah ini dan mendidik Uyong dibawah kendalinya, namun itu berakibat lain karena Uyong menanggapi salah arti perhatiannya selama ini, Uyong menaruh perasaan lebih dan ingin memiliki Chansung tp sungguh Chansung tak memiliki ketertarikan seperti itu padanya.

"Baiklah kalau begitu, aku datang ksini untk menagih janjimu..." Dan inilah sisi Uyong yg ia kagumi, namja ini bisa berubah mood dlm waktu yg cukup singkat, ia akan tampil ceria seperti biasanya. 

"Janji? Janji apa?... " Tanya Chansung bingung. 

"Kau bilang akan mengajakku makan malam jika sudh berhasil mendapatkan Junho... "

Chansung mengangkat alisnya, tentu saja ia tak pernah membuat janji seperti itu, tp sosok imut dihadapannya ini dgn tak tahu malu sudh menggandeng tangannya untk pergi dgn mengatakan sebuah kebongan, awalnya Chansung tertarik untk menolaknya mentah2, namun saat ia menelaah kembali ia masih membutuhkan sosok ini ke depannya maka yg ia lakukan hanya mengangkat bahunya cuek. 

"Baiklah, ku rasa kau akan mendapatkan apa yg kau mau malam ini... "

…………………………………

………………………

…………

"Kami sudh menyelidik segala rumah yg dibeli olh warga asing d kota Ilsan, tp tak ada 1 pun rumah yg mencurigakan, Ilsan adalah kota kecil yg gampang d periksa, jd kurasa sang pembunuh menggunakan nama org lain untk rumah yg ia tempati... "

Adalah Minjun, agen yg sekaligus org kepercayaan Taecyeon yg ia tugaskan untk menyelidiki seluruh penjuru kota Ilsan demi menemukan Junho, ia yakin pasti sang pembunuh masih menyekap Junho disini. 

"Baiklah kau boleh pergi Minjun, laporkan padaku jika ada kemajuan dri penyidikan mu... "

"Siap bos.. "

Taecyeon berujar dgn begitu tenang, namun ia tetap tak bisa menyembunyikan kegusarannya, ntah mengapa kasus ini begitu mempengaruhinya atau mungkin karena sosok yg dianggap sbg kunci itu? Tiba2 ada perasaan iri d sudut hati Minjun ,ia belum pernah bertemu sosok yg bernama Junho yg sejak awal selalu menjadi pusat perhatian mereka dlm kasus ini, tapi ia pernah melihat fto nya dan dri fto itu sudh menjawab jika sosok itu begitu manis, wajahnya nampak teduh dan wajar jika ia bisa mempengaruhi semua org, 

Taecyeon bukan mencemaskan data yg ada d ingatan Junho ,tp lebih pada kenyataan jika sosok itu menghilang dri pandangannya dgn membawa separuh hati Taecyeon, ya, lelaki manis itu sudh mengambil hati atasannya, membuat Minjun tersenyum lirih karena tanpa sadar dia sudh membuat kesalahan dgn menaruh perasaan lebih jg pd Taecyeon. 

………………………………………

…………………………

…………

"Anda harus makan karena akan membutuhkan tenaga besar untk melakukan perjalanan bersamaa tuan saya... "

Adalah Jackson, namja itu membawa troli makanan saat masuk k kamar junho ,menemukan namja itu dlm posisi memunggunginya dan tak berniat menjawab kata2nya.  "Tuan Chansung tdk akan melukai anda selama anda tdk berbuat nekat untk melarikan diri... "

Junho mendengus kesal.  "Bagaimana bisa aku melarikan diri dlm pengawasan yg seketat ini ,bahkan untk bernafas pun terasa sulit... " Junho tiba2 berbalik untk menghadapnya.  "Mengapa tuan mu melakukan ini padaku? Jika dia dendam karena aku sudh merusak reputasinya sbg pembunuh terbaik seharusnya dia langsung membunuhku tanpa susah2 untk membawaku pergi lg..."

Jackson termenung sesaat. Sungguh ia ingin menjawab, bahkan jawaban itu sudh terkumpul d ujung lidahnya menunggu untk d keluarkan blak-blakan ,tp tuan muda keparat nya yg begitu tampan sudh memaksanya bersumpah untk tidak membuka mulut sebelum waktunya tiba, dan Jackson takkan mungkin melanggar sumpah itu jika tak ingin lehernya menjadi taruhan tebasan pedang Chansung.

"Maaf saya tidak bisa mengatakan apapun ,namun yg jelas anda akan baik2 saja selama bersama tuan muda saya, karena dia akan melindungi anda dgn segenap jiwa... "

"Cihh... Lindungi katamu? Melindungi tp akhirnya aku akan d bunuh juga.. ."

………………………………………

……………………………

………………

Chansung dan Uyong sudh tiba d cafe yg sudh d pesan Uyong sbg tempat mereka makan malam ini, sangat terlihat jika ia berusaha menarik perhatian Chansung namun namja itu tetap memasang wajah datarnya membiarkan Uyong bergelayut d lengannya. 

"Jadi apa rencana mu setelah ini?... " Tanya Uyong saat makan sudh tersaji d dpn mereka dan Chansung sudh menyantap hidangannya. 

"Aku akan membawa Junho ke tempat yg tdk terlacak... " Chansung menjawab tanpa melirik ke arah Uyong sedikitpun. 

"Kemana?... " Ada nada memaksa disana dan Chansung tak suka, ia menatap tajam untk menemukan wajah Uyong yg mengeras seolah ingin tahu dan tak membiarkannya pergi kemanapun tanpa seizinnya. 

"Kau tdk perlu tau... "

"Tapi aku selalu ada dri awal rencana mu Chansung, dan setelah mendapatkan apa yg kau mau, kau berniat membuang ku begitu saja? ..." Uyong terpancing emosi dgn sendirinya.  "Seharusnya kau mempercayaiku... "

Mempercayai Uyong? Bahkan Chansung sudh tau sejak awal jika Uyong memang terobsesi padanya, ia membiarkan namja itu untk berada d sekitarnya karena memang hanya Uyong yg bisa ia pakai untk menjaga Junho dan mengetahui apapun yg terjadi pd target ny itu dgn membuat Uyong menyusup sbg sahabat baik nya, awalnya ia sedikit mengkhawatirkan keselamatan Junho karena bisa saja Uyong buka suara dan menggagalkan segala rencana yg sudh ia susun. Namun semua baik2 saja hingga detik ini. 

"Jadi katakan kemana kau akan membawa Junho... " Lagi, Uyong memaksakan pertanyaannya. Membuat Chansung semakin yakin jika hidupnya ataupun Junho takkan bisa tenang sejak saat ini. 

"Aku tetap tdk bisa memberitahu mu ,jd lebih baik kau berhenti bertanya2 mulai skrng... " 

Dengusan kesal kembali terdengar, Chansung benar2 akan membuangnya setelah ia memberikan informasi sekecil apapun tentang Junho selama ini, ayolah, jika tau seperti ini seharusnya ia tdk menyetujui sejak awal. 

……………………………

Dan seyelah acara makan malam paksaan bersama Uyong, Chansung segera menghubungi Nichkhun untk datang ke kediamannya. 

"Kalian akan pergi besok? Kenapa mendadak?... " Nichkhun duduk dgn kaki panjangnya yg bersilang indah sambil menatap Chansung heran.  "Bukankah kau bilang minggu dpn?... "

"Aku merasakan firasat buruk... " Chansung sangat ahli dlm membaca ekspresi seseorang ,dan dgn sekali lihat malam ini ia langsung tau jika Uyong memiliki rencana buruk pd Junho, ia tak mau ambil resiko mengingat namja mungil itu begitu terobsesi padanya, maka dari itu ia harus membawa Junho pergi secepat mungkin.  "Aku menyusupkan org di rumah sakitmu untk menjaga Junho... "

"Whaattt???... " Nichkhun membenahi posisi duduknya sambil menatap namja itu tak percaya.  "Knp banyak sekali penyusup d rumah sakit ku? Setelah Ok Taecyeon kali ini siapa lg?..."

"Jang Wooyoung.. ."

"Oh demi tuhan... " Nichkhun mengenal org yg bernama Jang Wooyoung sbg sahabat bain Junho d rumah sakit, dan jika memang ia org nya maka harus diakui jika chansung benar2 meletakkan org2 nya pd posisi yg sangat baik.  "Jujur aku tdk begitu terkejut tp tetap saja knp bisa Jang Wooyoung? Aku sama skali tak menyangka jika namja polos itu adalah org mu... "

"Dia tak sepolos yg kau kira... "

Nichkhun kembali mengernyit.  "Apa kau melewatkan sesuatu ?..."

"Apapun itu yg jelas kau harus mewaspadainya, dan minta org2 mu untk membawa ku terbang ke pulau pribadi itu tengah malam nanti... "

"Yg benar saja?... " Nichkhun sedikit terkejut.  "Ini sudh jam 10 malam man, dan itu artinya aku harus mempersiapkan semuanya dlm 2 jam?... "

"Ya... Karena waktu 2 jam bisa dipakai untk menghabisi Junho jika mreka mau.. "

"Baiklah, aku akan menugaskan beberapa bodyguard untk mengawalmu... "

"Tidak perlu, aku bisa membawa bodyguard ku sendiri... "

"Itu berbahaya, jika Taecyeon ataupun musuhmu menemukan jejak kalian maka kehadiran bodyguard mu yg sudh mereka kenal akan semakin mencuri perhatian, jd biarkan bodyguard ku yg bergerak karena aku yakin agen2 pemerintah tak akan mencurigai wajah asing mereka... "

Chansung menatap Nichkhun penuh selidik.  "Apa mereka bisa d percaya?... "

Nichkhun terkekeh.  "Apa kau mulai mencurigaiku? ..."

"Bahkan disituasi seperti ini semut pun patut d curigai... "

Nichkhun terbahak begitu keras.  "Ya ya penggal kepalaku jika mereka menyulitkanmu... "

"Bagus, terimakasih Nichkhun -hyung... "

Setelah itu Chansung baik ke lantai 2 menuju kamar dimana ada target mungil yg biasa dia sebut orderan kecil tengah terkurung. 

…………………………………

……………………

Sementara itu Taecyeon benar2 buntu kemana harus mencari Junho lagi, ia menatap gelapnya langit malam dan membayangkan dimana Junho berada saat ini, siapapun sosok yg berada d balik nama 'sang pembunuh' sudh pasti ia memiliki keahlian yg tak tertandingi, terbukti dri cara ia bersembunyi dgn sangat baik hingga segala agen pemerintahan yg sudh menyisir kota Ilsan sama skali tak menemukan jejak mereka. 

"Hai Taecyeon... "

Namja yg tengah melamun itu langsung mendongakkan kepala saat ada sosok yg sudh berdiri dihadapannya, bukankah ia tengah berada d kantor lalu bagaimana bisa ada org lain yg masuk hingga sampai d ruangannya? 

"Uyong?... "  Taecyeon sedikit terkejut saat melihat Uyong yg ia ketahui sbg teman baik Junho d rumah sakit, bahkan mereka pernah dinas bersama yg membuat ingatan Taecyeon berputar pd kejadian yg sudh berlalu. 

"Tak ku sangka akan menemukan mu disini... " Uyong mengambil posisi duduk d seberang meja Taecyeon.  "Aku ingin bertanya apa kau tau kalau Junho tiba2 menghilang tanpa jejak? Pihak Rumah sakit mengatakan jika Junho sedang sakit tp saat aku dtng ke rumahnya aku sama skali tak menemukan jejaknya disana, bukankah itu aneh?... "

Taecyeon mengernyit bingung, pihak rumah sakit mengatakan jika Junho sakit? Bukankah Junho sedang d culik olh sang pembunuh, tp mengapa rumah sakit mengatakan hal yg demikian? Apa itu artinya ada org dlm dri rumah sakit itu yg merupakan kaki tangan sang pembunuh

Dan Uyong mendapati jika Taecyeon tengah mengernyit heran.  "Bagaimana jika kenyataannya Junho saat ini tengah bersenang2 dgn salah 1 pengawal Mr. Nichkhun yg tampan itu?... "

"Maksudmu??... " Taecyeon mulai tertarik. 

"Kau tdk tau ya? Kemarin sejak kau menghilang Junho dekat dgn salah 1 pengawal Mr. Nichkhun, mereka jg sudh makan malam bersama, jd yaaa mungkin itu hanya perasaanku saja karena rasanya sangat mungkin andai Junho pergi berkencan atau liburan dgn salah 1 pengawal Mr. Nichkhun maka pihak rumah sakit bisa memberi alibi apapun untk melindungi Junho dri tuntutan tugas, benarkan?... " Uyong mempoutkan bibirnya lucu, terlihat seperti anak kecil yg menginginkan es krim.  "Hahahah... Analisis ku terdengar aneh ya, anggap saja aku terlalu mencemaskan Junho hingga aku berharap ia baik2 saja bersama lelaki itu sekarang... Sudh ya aku pergi dulu... "

Uyong menepuk pundak Taecyeon dan bergegas meninggalkan tempat itu, membiarkan Taecyeon bergelut dgn fikirannya sendiri yg seolah menemukan petunjuk saat mendengar cerita Uyong. 

Pengawal Mr. Nichkhun? Oh nampaknya Taecyeon melewatkan suatu hal penting disini, dgn cepat ia menghubungi seseorang yg bisa di andalkan untk menyelidiki sesuatu. 

Dibalik pintu uyong menyeringai, ia berharap Taecyeon segera menemukan Junho hingga ia tak perlu susah payah mengotori tangannya untk melenyapkan lelaki itu, ia sebenarnya bisa saja langsung mengatakan hal yg sebanarnya tp sama saja menggali kuburan sendri, karena Taecyeon akan mengetahui jika ia mata2 Chansung selama ini, dan juga dlm hitungan detik ia bisa mati d tangan Chansung karena berkhianat. 

……………………………………

…………………………

Kali ini Junho merasa hangat dan nyaman saat pertama kali membuka matanya, ia menatap dlm remang, melihat ada cahaya berwarna biru dari arah meja nakas, dan kali ini bibirnya mengukir senyum bahagia, ntah lah mengapa hatinya terasa sangat bahagia dan bertaburan Cinta, 

Dia memegang dadanya, dan mencoba menelaah apa yg membuatnya berubah tanpa rasa takut lg menatap lilin itu. 

"Menemukan jawabannya?... "

Sebuah suara kembali muncul dari sofa ujung ruangan yg gelap tak terkena jangkauan cahaya, dan lagi2 Willis Agnellis duduk disana memperhatikannya dan kini melangkah angkuh dgn kaki jenjangnya. 

"Mimpi buruk lg?... " Chansung tanpa aba2 meletakkan tangannya d atas kening Junho untk mengelap keringat dingin yg muncul disana. 

Junho mengernyit, siapa sebenarnya pria ini? Apa yg ia inginkan? Bukankah ia berniat membunuhnya tp knp sampai saat ini belum melakukan hal itu? Justru membuang2 waktu dgn menyiksa nya di tempat ini. 

"Mimpi apa?... " Tanya Chansung kembali dgn mengusap dahi junho dgn sayang. 

"Bukan apa2..." Sungguh tak mungkin junho mengatakan jika ia merasa bahagia menatap lilin itu kan? 

Tp Junho yakin Chansung lah yg meninggalkan lilin itu sbg tanda, dan Junho harus bertanya menyuarakan penasarannya. 

"Lilin itu, apa arti sebenarnya?... " Dia berusaha hati2 agar pertanyaan itu tdk menyinggung Chansung.  "Aku tau kau pasti mengetahui arti dibalik sembilan lilin berwarna biru yg d tata begitu spesifik... " Mungkin Junho takut, namun matanya menantang chansung untk menuntut penjelasan. 

Namun tak disangka, Chansung justru menatapnya sedih.  "Kau tidak ingat?... "

Dan junho mengernyit, tatapan sedih itu membuatnya merasa bersalah karena seharusnya ia mengingat arti lilin itu tanpa harus bertanya seperti ini. 

"Aku mengalami amnesia setelah kecelakaan dgn ayahku 1 tahun yg lalu, kecelakaan itu pula merenggut nyawa ayahku beserta beberapa persen memori ku, maaf... " Junho tertunduk menyesal. 

Chansung kemudian mengambil tangan2 Junho yg halus, mengecupnya lembut membuat darah namja itu kembali berdesir. "Tidak mengingatnya karena amnesia ya? Ahhh sayang sekali, ku harap kau mengingatnya suatu saat nanti, Junho.. "

Junho kemudian menghempaskan tangannya.  "Aku tdk akan bisa mengingatnya karena aku amnesia, jd bisakah kau katakan saja arti dri lilin2 itu dan apa tujuanmu selalu menunjukkannya pd ku???.. " Junho menggeram marah, namun Chansung lagi2 menatapnya sedih. 

"Aku hanya ingin kau mengingatnya sendiri, bukan karena aku yg mengatakan... "

Junho semakin mengerang frustasi. "Aku tidak akan bisa mengingatnya hikkzz... " Isakan itu menyadarkan Chansung jika dia sudh bergerak terlalu jauh.  "Jgn membuatku bingung dgn perasaan yg seperti ini Chansung-ssi, aku ingin mengingatnya tp sungguh rasanya sangat menyedihkan saat hatiku merasakan suatu kode tp otakku tak mampu mengingat apapun hikkzzz... "

Tanpa di duga Chansung langsung menarik tengkuk Junho dan menyatukan bibir mereka, ia jg menggenggam tangan Junho yg sedang meremas dadanya sejak td, Chansung tau jika jantung namja itu tengah berdebar keras, dan saat Junho mengatakan jika otaknya tak mampu menerjemahkan rasa yg muncul dihatinya maka itu berarti ja harus sedikit memberi bantuan. 

"Mungkin aku bisa membantu agar kau benar2 ingat... " Belum sempat protes kini bibir junho sudh d lumat lembut olh namja itu, Chansung memang tak menggunakan paksaan sedikitpun, seharusnya Junho bisa berontak andai dia ingin menolak ciuman ini.

Namun lagi2 tubuhnya berkata lain, ciuman ini mengapa terasa begitu membahagiakan, ada rasa hangat yg menjalari hatinya hingga berubah jd kata nyaman tanpa rasa takut sedikitpun saat Chansung berniat melakukan lebih. Chansung sesekali melepaskan ciumannya kemudian memagut lembut bibir Junho seolah benar menuntun namja itu untk mengingat suatu hal. 

"Tidakkah kau mengingat ini? ..." sebuah ciuman singkat kembali menyapa bibir Junho, dan jantungnya kembali berdegup kencang. "Tidakkah kau mengingat rasa bibir ku ini?..."

Mengingat rasa bibir? Knp dia harus mengingat rasa bibir Chansung? Memangnya mereka pernah bercumbu sebelumnya? 

Mungkinkah------

#SRRTT

Tiba2 sekelebat bayangan seperti kaset rusak berwarna abu2 melintas d benak Junho, menggambarkan tentang 2 sosok yg tengah bercinta begitu menggairahkan dan menemui Puncak kenikmatan masing2.....

Dan itu adalah ia dan Chansung. 

"Aarrghhhh... " Junho mengerang hebat saat kepalanya berdenyut begitu pening, tanpa sadar ia mendorong tubuh Chansung menjauh darinya. 

"Apa yg kaulakukan padaku? Kau memberiku obat agar berhalusinasi?... "

Dan Chansung kembali putus harapan hanya bisa menatap Junho pilu. 

"Halusinasi? Kau menuduhku membuatmu seperti itu? Apa kau tdk pernah berfikir jika halusinasi mu itu adalah sepotong kenangan ?..."

#DEG!!! 

Junho kembali tersentak. Kenangan?.

………………………………

………………………

Dan Taecyeon tengah duduk begitu gusar d atas kursinya sejak memandang data yg terpampang dihadapannya beberapa menit yg lalu, ia sudh mendapatkan segala data tentang Nichkhun Buck Horvejkul selaku dokter dan profesor merangkap sbg CEO dari Ilsan Hospital Centre yg merupakan tempatnya bekerja beberapa waktu yg lalu, sosok ini begitu luar biasa dri segi otak apaun kekayaannya, awalnya Taecyeon tak pernah mencurigai jika Nichkhun mungkin terlibat dlm penculikan Junho. Tp mendengar apa yg dikatakan Uyong td jika Junho tengah dekat dgn salah 1 bodyguard nya, maka mau tak mau Taecyeon harus mencari tau sampai ke inti tentang sosok ini. 

Lalu Taecyeon menyeringai saat mendapatkan info jika Nichkhun membeli 2 tempat tinggal di Ilsan sejak pertama kali ia sering pulang pergi dari negara lain menuju tempat ini, mungkin benang merah dri kejadian ini begitu tipis dan samar, membuat siapapun tak akan mencurigai jika salah 1 rumah yg Nichkhun beli mungkin saja digunakan untk sang pembunuh menyekap Junho, lalu apa itu artinya Nichkhun bekerja sama dgn sang pembunuh

"Minjun, siapkan tim, bsok jam 6 pagi kita akan melakukan pemeriksaan mendadak pd kediaman Mr.  Nichkhun... "

Itulah instruksi yg ia keluarkan hingga dgn cepat Minjun meminta beberapa agen profesional sudh dikumpulkan untk menjalankan tugas. 

"Kau harus ada disana Junho, kau harus baik2 saja... "

……………………………………

…………………………

"Aku pernah menciummu disini... " Chansung mencium tulang rahang junho. "Juga menciummu disini... " kemudian pundak yg tersingkap d balik piyama Junho. Tatapan yg Chansung keluarkan membuat Junho semakin pening, 1 sisi ia menikmati perlakuan laki2 ini namun sungguh tak ada petunjuk apapun yg bisa ia temukan. 

"Jgn sentuh aku, kau tdk boleh melakukan ini padaku... " Junho kembali mendorong dada Chansung agar menjauh. 

"Siapa bilang?... " Chansung mengambil tangan Junho dan kembali mengecupnya.  "Aku bisa melakukan apapun yg aku mau pd mu Junho, dan tak akan ada yg bisa menghentikan nya.. "

Chansung mungkin benar2 akan kembali menggumul Junho dgn panas andai pintu kamarnya tak diketuk dgn keras. 

Dan Chansung menggeram, menyumpah pd siapapun yg berani mengusik kegiatannya.  "Siapa itu?.. "

"Ini aku, ada hal penting yg ingin ku katakan.. "

#DEG! 

Baik Chansung ataupun Junho sama2 mengerutkan kening, jika Chansung mengernyit kesal karena si pemilik suara berani mencarinya sampai kesini, berbeda lg dgn Junho yg justru mengernyit karena merasa suara itu sangat familiar. 

"U-Uyongie?? I-itu Uyong?... "

Sial, Chansung benar2 harus memberi pelajaran pd sosok yg lagi2 berani berbuat nekat sampai sejauh ini, untk apa Uyong dtng kemari dan membuat Junho kebingungan karena teman nya sesama dokter itu bisa berada d rumah ini, Chansung menyeringai berusaha setenang mungkin mengabaikan pertanyaan Junho. 

"Kau tau dia tak mungkin berada disini ,kurasa kali ini kau benar2 berhalusinasi Junho... "

Chansung segera bangkit setelah mengusap rambut namja itu dgn lembut, tersenyum dgn begitu hangatnya sambil berjalan menuju pintu kamar, namun semua itu berubah saat ia sudh berada d luar dan mengunci kamar itu dgn rapat. 

"Kau tau jika rumah ini tdk kedap suara dan berani2nya kau melangkah sampai sejauh ini... "

Wajah Chansung kembali menjadi bengis, menatap Uyong dgn tatapan menusuk yg jetara amat tak suka saat namja itu berani melanggar daerah teritorial pribadinya yg tak boleh d masuki olh siapapun tanpa seizinnya. Mungkin selama ini Uyong bebas berkeliaran menemuinya karena semua bodyguard Chansung tau jika namja itu dekat dgn nya, tp nampaknya setelah ini Chansung harus membuat pengumuman baru jika Jang Wooyoung tdk boleh menginjakkan kaki lg d lantai 2 rumahnya. 

"Aku tdk suka kau berduaan dgn nya di dalam kamar... " Tanpa rasa takut Uyong berani menantang tatapan Chansung.  "Knp kau menyibukkan diri dgn nya Chansung? Seharusnya kau segera membunuhnya dan kau harus melihat aku yg selalu ada didekatmu dan melakukan apapun yg kau mau... "

Chansung langsung meradang saat melihat betapa tak tau dirinya Uyong, dia sempat berfikir bahwa Uyong akan tumbuh menjadi sosok yg sangat polos seperti tampilannya, namun Uyong justru menjelma menjadi iblis berwajah malaikat. 

"Aku tdk pernah berfikir sedikitpun untk menghabiskan waktu ku bersama mu Uyong, seharusnya kau sadar itu saat aku mengungkapkannya dgn halus, tp nampaknya kau harus diberitahu dgn kasar, maaf jika aku mengatakan kau harus berhenti bertingkah murahan dan menjijikkan hanya untk mendapatkan ku, karena saat kau mengejarku detik yg sama aku sedang mengejar org lain, jd tak akan ada yg kau dpt kan kecuali rasa sakit yg luar biasa... "

Dan berhasil, kata2 itu langsung membuat Uyong pucat pasi, saat mulutnya menganga tak percaya Chansung bisa melihat ada sorot mata kecewa diwajahnya, namun sungguh diluar dugaan saat Uyong malah merangkul tangan Chansung tiba2.

"Jgn munafik syg, aku tau kau sering melirik bagian tubuhku dan aku tau kau tergoda, kau hanyalah pria biasa yg penuh gairah dan butuh pelampiasan, heii knp kau mengharapkan Junho untk menjadi pelampiasanmu? Bukankah ada aku disini yg jauh lebih baik dri pd manusia sialan itu... "

"Ssssshhhh..." Chansung mendesis sambil mencengkram keras dagu Uyong. Memojokkan namja itu ke dinding dgn mata yg penuh amarah.  "Sekali lg kau menyebutnya sialan maka lehermu akan patah ditanganku... " Chansung tak main2, matanya berkilat ingin membunuh saat ini. 

"Aku bukan hewan melakukan seks hanya untk menuntaskan birahinya, dan sekalipun aku bergairah......... " Chansung mendekatkan bibirnya pd telinga Uyong.  "Kau jelas bukan makhluk yg aku bayangkan untk memuaskan gairahku... " Lalu Chansung menghempaskan dagu Uyong yg memerah ,bergerak mundur dan menatap namja itu penuh amarah. "Mulai detik ini menjauhlah Jang Wooyoung ,sebelum kau menyesal karena sudh berani mengusikku terlalu dalam... "

Setelah itu beberapa pengawal pribadi Chansung datang ke tempat itu dan segera membawa Uyong menjauh, Chansung jg meminta Jackson untk mengawasi secara langsung agar jgn sampai Uyong berani berkeliaran lg d sekitarnya, lalu si pelayan pribadi mengangguk mengerti karena ia jg mulai khawatir Uyong akan melakukan sesuatu yg berbahaya pd Junho.

#DRRTTTT

Chansung mengernyit saat melihat handphone nya yg terismpan d dlm lemari kaca dsudut ruangan tiba2 bercahaya, hanya org2 tertentu yg mengetahui nmr itu, dan jg hanya berita2 pentinglah yg boleh disampaikan lewat nmr itu. 

"Ya... " Cukup singkat dan jelas saat Chansung menjawab panggilan itu.  "Apa saluran yg kau gunakan aman dri alat penyadap?... "

"Aman tuan muda... "

"Baiklah, lanjutkan Kim minjun... "

Itu adalah Kim Minjun, salah satu org kepercayaan Chansung yg begitu pintar dan ahli dlm menyamar, saat Chansung mengetahui lebih dulu fakta tentang Taecyeon yg menyamar sbg dokter dibulan pertama tugasnya, saat yg bersamaan jg Chansung mengatur agar Minjun bisa masuk menjadi agen pemerintahan dan naik sbg asisten kepercayaan Taecyeon tanpa melakuan hal mencurigakan sedikitpun, 1 hal yg tak Taecyeon sadari jika Chansung selangkah lebih maju darinya, bukan hanya Uyong yg ia minta sbg mata2 untk menjaga Junho d rumah sakit, bahkan ia menyusup kan org2 kepercayaannya untk menjadi org kepercayaan Taecyeon jg.

Hebat bukan? 

"Tuan, malam ini Taecyeon mengadakan rapat kordinasi bersama seluruh agen pemerintahan, sepertinya dia sudh mendapatkan petunjuk tentang keberadaan Junho dan hubungannya dgn Mr. Nichkhun ,dia meminta agar memeriksa segala aset pribadi Mr. Nichkhun dan setau saya rumah yg anda gunakan saat ini adalah salah satu tempat yg ia bicarakan, Taecyeon akan menggeledah rumah itu besok pagi... "

Chansung mengernyit, Taecyeon mulai menghubungkan Junho dan Mr. Nichkhun? Knp bisa? Seingatnya selama ini Nichkhun sangat jarang berinteraksi dgn Junho dan seharusnya tak akan ada yg mencurigai mreka, ntah memang otak Taecyeon yg terlalu jenius untk menemukan fakta ini atau justru ada penghianat di dlm tim nya? Lalu alis Chansung terkangkat sebelah saat ia menyadari beberapa detik yg lalu dia baru saja mematahkan hati seseorang yg begitu memujanya, 

Pasti, Uyong jelas sudh melakukan hal yg buruk. 

Chansung menyeringai.  "Aku sudh tak berada disini jam 6 bsok pagi, jd sisanya tinggal kalian yg melaksanakan rencana pembersihan TKP, buat laki2 itu puas dgn strategi yg sudh ia susun... "

"Baik tuan... "

Jgn lupakan jika Chansung adalah sang pembunuh yg tak usah ditanya bagaimana kecerdasan nya, ia sudh menyiapkan berbagai rencana karena hal2 seperti ini sudh masuk k dlm dugaannya yg akn terjadi suatu saat nanti, jd mari biarkan Taecyeon melaksanakan aksinya dgn Minjun yg selalu berada di sampingnya. 

……………………………

Setelah memberi bocoran pd Chansung, Minjun segera kembali keruang rapat dimana ia dan tim nya yg lain sedang melakukan rapat koordinasi untk menggeledah rumah Mr. Nichkhun besok pagi, Taecyeon bertanya mengapa ia begitu lama d kamar mandi karena td Minjun izin sedang sakit perut agar bisa menghubungi Chansung. 

Dia sedikit tersenyum karena Taecyeon mencemaskannya, jujur ia sendiri begitu terkejut saat Taecyeon sudh menemukan benang merah yg menghubungkan Junho jg Nichkhun, seharusnya Taecyeon tak mencurigai jika saat ini Junho sedang disekap d salah 1 rumah milik Nichkhun yg selama ini ditempati Chansung, seingatnya ia sudh mengawasi Taecyeon dgn baik, tp bagaimana mungkin Taecyeon mengetahui hal ini secara tiba2? Minjun sangat Setia kpd Chansung sbg tuan nya, meski namja yg berumur lebih muda darinya itu terkadang snagat kejam, namun Minjun tau Chansung selalu berbuat baik pd anak buahnya yg tak pernah membuat ulah, ia sendiri contohnya, Minjun bahkan sudh mengabdi nyaris 10 th pd Chansung sejak usia mereka masih sangat kecil

Tp kini kesetiaan Minjun sedikit ternodai karena perasaannya pd Taecyeon, namun dlm hal ini Minjun masih bisa menjaga keprofesionalan ny karena ia jg tau memang Chansung berada d posisi yg patut d bela. Lagi pula jika Chansung bisa membawa pergi Junho dgn jauh, bukankah artinya ia memiliki kesempatan untk mendapatkan hati Taecyeon nantinya? 

…………………………………………

……………………………

"Nuneo, heiii baby... " Chansung sedikit mengguncang bahu Junho yg sudh terlelap.  "Sayang ayo bangun, Nuneo... " Junho membutuhkan waktu beberapa detik untk membuka matanya, mengeliat dan berusaha mencerna kata2 yg baru saja ia dengar, lalu saat itu jg ia menemukan Chansung tengah dlm posisi merunduk begitu dekat dgn wajahnya dan Junho kembali terkisap. 

"Sssttt... " Junho ingin berteriak, namun Chansung sudh lebih dulu menempelkan jarinya d dpn bibir namja itu.  "Jgn bersuara, kita harus pergi diam2..."

"Aku tidak mau... " Tiba2 Junho menjerit hingga Chansung harus membekap mulut namja yg terus meronta, Junho meracau dibalik bekapan Cahsnung mengatakan jika ia ingin pulang kerumahnya dan tak ingin ikut kemana pun Chansung berniat membawanya. 

Pemberontakan yg cukup sulit karena Junho semakin melawan meski Chansung sudh dlm posisi memeluk sambil membekap bibirnya, ia menoleh k arah pintu kamar yg ia ketahui ada siluet bayangan seseorang d luar sana.

"Jackson... " Dan sosok itu langsung masuk, Chansung memberi isyarat yg langsung dimengerti olh Jackson, namja itu mendekat dan dgn begitu ahli sebelah tangan Chansung menekan bagian leher Junho lalu di detik selanjutnya Jackson menancapkan sesuatu disana. 

Membuat Junho pingsan pd detik ketiga, tubuhnya langsung jatuh lemas pd pelukan Chansung ,dan Chansung kembali mengusap kening namja itu sebelum mengecupnya hangat.

"Jack, kau siapkan segala keperluannya, aku akan menghubungi Khunnie hyung untk menjemput kita... "Jackson mengangguk mengerti. "Ingat, ini benar2 rahasia, tak boleh ada seorang pun yg tau jika kita akan pergi malam ini... "

"Baiklah... "  saat Chansung melangkah keluar dri kamar itu untk menyiapkan diri, Jackson segera mengambil masker dan topi hitam untk menutupi identitas Junho yg tengah pingsan 

……………………………………………

Kemudian mereka keluar rumah dgn cara mengendap2 melalui pintu belakang, Nichkhun sudh berada d rumah itu untk melepas kepergian mereka, dan saat mobil yg akan membawa mereka menuju bandara sudh melaju, Chansung menjadikan pahanya sbg bantal untk Junho yg tengah pingsan, ia menyusuri dahi namja itu dgn lembut, sebentar lg mereka tdk perlu hidup dlm pelarian seperti ini, ia sedang menyiapkan beberapa dokumen2 penting sbg bukti dan setelah itu ia akan membawa Junho ke Italia, dan di negara asalnya Chansung akan kembali menjadi sosok Willis Agnellis dgn kekuasaan penuh dan tak akan ada yg berani mengejar2 nya seperti saat ini bahkan para agen pemerintahan sekalipun. 

"Siapkan bukti2 nya ,setelah itu bawa Junho pergi dri Korea secepat mungkin... "

"Ku harap kita bisa bertemu lg di Italia, hyung... "

"Hatiku selalu hangat tiap kali kau memanggilku hyung, tentu aku sangat ingin bertemu dgn mu dlm keadaan bebas di Italia, namun hatiku sudh terikat di Korea saat ini... "

Chansung mengernyit.  "Terikat? Maksudmu? Kau menyukai seseorang disini?... "

"Mungkin tapi aku tak begitu yakin... "

Adalah pembicaraan Chansung dan Nichkhun sebelum ia pergi tadi, Chansung sendiri tak bisa menebak apa maksud Nichkhun sudh terikat dgn Korea dan jikapun namja itu tengah menyukai seseorang tp siapa? Setau Chansung selama ini Nichkhun hanya menghabiskan waktunya untk bekerja d rumah sakit, lalu siapa yg akan menarik perhatiannya disana? 

Dan lamunan Chansung buyar saat mobil mereka sudh tiba d bandara, terlihat beberapa bodyguard asing langsung menyambut kedatangan mereka, ia langsung mendudukkan Junho d kursi roda, kemudian masuk ke jalur khusus jet pribadi yg akan membawa mereka terbang ke pulau pribadi sesuai yg Nichkhun janjikan. 

"Kau harus baik2 saja sayang... " Lagi, Chansung mengusap rambut Junho dgn mata yg basah. 

.

.

.

TBC

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Salwaa_ #1
Chapter 4: Next bkn yg part pendek lg ya author.... Makasih FFnya
__nuneotjabe #2
Chapter 4: HUUUEEEE UNTUNGNYA HAPPY ENDING INIIII T.T

Btw apa kabar minjun? Dia udh sadar apa masih pingsan??wkwkwkwk

Khunnie sini khunnie, siapa tau kalo kita ketemu, kamu jadi kayak channie. Berubah ke jalan yang baek wkwkwk

Thanks eon ku tercintahh:* sering2 dahh bikin ff macem begini, biar aku kagak makin gilaa kalo baca ff eon hahaha
__nuneotjabe #3
Chapter 3: HUUEEEEE EOMMA, EON JAHATT BANGET SUMPAHH T.T

DENGER YAA TUAN TAECYEON YANG TERHORMAT. SEGALA SESUATU YANG DIPAKSAKAN ITU TAKKAN BERAKHIR DENGAN INDAH /ehh apa dahh:'v/ UDH SITU MOVE AJA YAAA, BAEK2 SAMA MINJUN OKE? JANGAN NGAREP LAGI SAMA NUNEO!!
__nuneotjabe #4
Chapter 2: OH MY GOD INI APAAN WOIII EON ASTAGA!!!

UYONG SAMA MINJUN SURUHANNYA CHANNIE? BODO AMATT DAHHH OTAK AKU ABIS GARA2 MIKIR KERAS BACA INI FF

HEHH TJABE!! INI BULAN PUASA WOIII NGAPA ELU MIMPI NAENA MULU SAMA SI CHANNIE.. GILIRAN MAU NAENA BENERAN SOK2AN NOLAK LAGII-_- /EHH/

PLISSS CHANNIE BAIK KAN SEBENERNYA? KAGAK NGEBUNUH NUNEO KAN? BENERKAN MEREKA DULU UDH NIKAH? IYAAA KAN???

*MAAF CAPSLOCK JEBOL WKAKAKA
2pmhottest_saranghae
#5
Chapter 4: Huaaaaaa... Gak nyesel gue baca ff ini...
Happy ending dong, terharu aku tuh...
Makin sayang sama authornya...

Chanie, kenapa kamu begitu sempurna ? Nuneo beruntung sekali anda...

Sweet bgt sih T.T nangis nih jadinya...
Gak ada yg meluk dong, minta peluk laki orang kena gampar kan gak lucu...

Khunie ? Kagak tau dimana gimana mau meluk...

Huweeee... Ceritanya kenapa sweet ?
Ya gppa sih dari pada sad ending ntar gue yg jd 'sang pembunuh' kan gak lucu wkwkwkwk

Kakak author, terima kasih cerita singkat ini...
Semangt ya, kisseu~
2pmhottest_saranghae
#6
Chapter 3: Huwaaaaaa.... Aku menangis T.T
Kan benerkan Chansung lakiknya Junho... Huwe gue pinter huweee...

Trs Nichkhun sama siapa ? Sama gue ? Baik bgt authornya, makasih loh

Tp hikz huweee... Napa jd sedih begini T.T

Gue mau ngomong apa td jd lupa jadinya nangis doang ini

T.T T.T T.T
2pmhottest_saranghae
#7
Chapter 2: ASTAGAAAA... KENAPA JD BEGINI ?
Sumpah ya gue ngotak bgt ini

FIX Chansung lakiknya Nuneo dulu... Iya kan ? Gue benerkan ?
Chansung baik ? Tp napa pembunuh ? GIMANASIIIH ?

Taec itu siapa ? Kenapa bisa kecolongan banyak bgt ? Beneran agen pemerintah ? Bukan agen pulsa ?

Uyongiie elu nape jd begini ? Gilak sih pengen gue jmbak sumpah... Minjun juga, ya ampun

Tp gue suka Chansung jatuh cinta sama Junho.. Iyalah orang bininya....

Khunie suka siapa sayang ? Aku ? Beneran ? Ayuklah mau aku diikat hatinya sama kamu... Wkwkwkwkk canda ding. Uyongie ya, iyakan.. Gak berani deh aku klo dia ntar di gampar bolak-balik...

Iiiiisssh gemesin bgt cerita ini...
2pmhottest_saranghae
#8
Chapter 1: Astagaaa... Berat ye... Untung cuma 4 chapter, ini baru satu ae otak gue dah maksimal mikirnya...

Gtw deh gue main tebak"an anjirr, gimana nanti jadinya, alurnya kek apa.. Pusiiing..

Btw, Uyong tetep ye... Dokter apaan kek dia begitu ?

Chan, jgn jahat", gue selepet pale lu... Lagian ya, kan itu Junho di dpn elu, tinggal minta nomer sama alamat ae ribet pake segala nyari" data... Ribet lu...

Lihatin Chansung gue sumpahin jatuh cinta sama Junho, jd bucin dah lu... Dari pembunuh bayaran jd BUCIN! Mampus turun tahta...

Taecyoonn... Abang yg serius jagainnya, jgn meleng... Sape calon elu ? Junho ? Tp dia masih idup, apa boongan nih ? Beneran Junho ?

Btw itu juga Chanie. Sape bini elu ? Junho ? Ya kali bininya mau di bunuh... Gimana sih ? Cerita coba cerita...
__nuneotjabe #9
Chapter 1: INI APAAN EON ASTAGAAAA MALEM2 OTAK AKU DISURUH MIKIR KERAS KEK BEGINI:( JANGAN BILANG DULU TUH NUNEO UDH NIKAH SAMA CHANNIE? ENGGA KAN EON?;( AKU DOAIN CHANNIE CINTA BENERAN SAMA NUNEO JADINYA KAGAK BISA NGEBUNUH NUNEO>_<
__nuneotjabe #10
Eon yakin si tjabe jadi dokter??? Gimana kalo dia pilih2 pasien? Dia cuman mau om2 kaya sama ganteng lagii???