My Mistake

My Mistake

*kriiiiiiiiiiing* bel masuk kelas berbunyi

"Pagi... Hari ini kita kedatangan murid baru, dia sebelumnya sekolah di Canada . Nona Choi perkenalkan dirimu"

"Annyeong namaku Choi Jisu, tapi panggil saja Julia atau Lia karena itu namaku selama di Canada"

"Oke, Lia maaf kalau kau harus duduk di belakang. Hanya ada satu tempat duduk tersisa di sebelah Yeji" 

Lia POV
Aku sangat bahagia saat ini karena aku bisa kembali ke Korea setelah 5 tahun. Sebelumnya ayahku sudah memilihkan salah satu sekolah internasional di kota ini tapi aku memaksa ayah untuk sekolah disini. Alasanku hanya satu YEJI.


"Yeji-ah, apa kau mengingatku?"

"Tidak" jawab Yeji sinis

"Serius? Kau lupa denganku? Dulu kita tinggal di kompleks yang sama dan dulu kita sering bermain bersama" Yeji tetap tidak menoleh sedikitpun padaku


"Berisik sekali. Kan aku sudah bilang aku tidak mengenalmu" Yeji memakai earphonenya di tengah pelajaran dan tetap tidak memperdulikanku.


Apa dia benar-benar sudah lupa padaku? Ah aku akan berusaha membuat Yeji ingat padaku nanti. Jangan panggil aku Julia jika aku menyerah begitu saja 

*kriiiiiiiiiiiing* bel istirahat 


"Yeji, antarkan aku berkeliling sekolah ini?" 
"Memangnya kau ini siapa? Seenaknya menyuruhku" Yeji masih saja sinis


"Aku kan teman sebangkumu, dan aku masih belum hafal sekolah ini"


"Tidak mau, suruh saja orang lain"


"Tapi kan........." Tiba-tiba ada dua orang berambut panjang dan yang satu lagi berambut pendek masuk dan langsung menuju tempat duduk kami. 


"Yeji unnie..... Ooh kau murid pindahan dari Canada itu kan?" Si rambut panjang itu duduk di bangku depanku dan si rambut pendek berdiri di sebelah Yeji 


"Iya namaku Choi Jisu kau bisa panggil aku Lia" 

"Namaku Chaeryeong" si rambut panjang memperkenalkan dirinya dan menjabat tanganku


"Namaku Ryujin, kita berdua adik kelas kalian jadi kita akan memanggilmu Lia unnie" si rambut ini juga menjabat tanganku


"Aish,sudah perkenalannya??" Tiba-tiba Yeji menyela, Chaeryeong dan Ryujin hanya mengangguk dan tersenyum


"Aku lapar" kata Yeji sambil menggenggam tangan Ryujin menariknya ke luar kelas


"Unnie bagaimana hari ini? Apa kau suka sekolah ini?" Tanya Chaeryeong 


"Aku suka sekolah ini bagus, gurunya juga baik hanya saja...."


"Yeji unnie?dia tidak bersikap baik padamu?" Chaeryeong menebak


"Ya begitulah" aku masih belum bisa bercerita pada chaeryeong jika Yeji adalah teman kecilku


"Santai saja unnie, Yeji unnie itu introvent temannya tidak banyak hanya aku, Ryujin dan satu lagi bernama Yuna, Yeji unnie lebih sering bersama kita daripada teman sekelasnya. Dia cukup tertutup apalagi jika dengan orang baru" 


"Hmm begitu ya, tapi tetap saja Yeji terlalu dingin padaku" Sifat yeji benar-benar berbeda dari yang dulu aku kenal


"Kau tidak lapar unnie? Ayo kita ke kantin Yuna pasti disana, dan aku tidak akan membiarkan Yeji unnie dan Ryujin berduaan, bisa-bisa mereka berdua sibuk bermesraan" kata Chaeryeong menarik tanganku


"Tunggu dulu siapa yang bermesraan? Yeji-Ryujin?" Chaeryeong mengangguk


"Sssstt jangan katakan pada siapapun ya? Aku curiga kalau sebenarnya Yeji unnie dan Ryujin itu sudah berpacaran,dan aku suka mengganggu kebersamaan mereka hahhahaaha" chaeryeong tertawa sambil menarik tanganku menuju kantin.


Seketika hatiku rasanya hancur mendengar kata chaeryeong, aku rela kembali dari Canada demi Yeji tapi Yeji malah bersama Ryujin. Hatiku makin sakit saat melihat Yeji dan Ryujin dari kejauhan sama persis seperti yang dikatakan Chaeryeong, Yeji tertawa lepas bercanda dengan Ryujin duduk bersebelahan. Senyum Yeji yang kulihat dari kejauhan tiba-tiba menghilang saat Yeji melihat keberadaanku dan mendekati mereka. Chaeryeong tiba-tiba duduk diantara Yeji-Ryujin.


"Dimana Yuna?Lia unnie duduk lah" Chaeryeong bertanya pada Yeji dan menyuruhku duduk. Aku hanya tersenyum dan duduk di kursi seberang Yeji


"Aish kursi masih banyak kenapa kau duduk disini? Lagipula kenapa kau mengajak dia kesini?"Yeji kesal sambil mendorong chaeryeong


"Aku ingin memperkenalkannya pada Yuna" chaeryeong menjulurkan lidahnya mengejek Yeji. Yeji dan Chaeryeong sibuk saling mendorong akhirnya ryujin mengalah pindah tempat duduk di sampingku.


"Unnieeee....." Teriak seseorang berambut merah berlari sambil membawa makanan


"Ooh kau teman baru Yeji unnie kan? Woow kiyowoo" si rambut merah ini membuat pipiku merah


"Annyeong unnie namaku Yuna" "annyeong panggil saja aku Lia"


Sejak saat itu aku bergabung dengan yeji ryujin chaeryeong dan yuna, tapi tetap saja Yeji tidak pernah menghiraukanku, dia hanya bicara seperlunya denganku dan saat istirahat dia pasti bersama Ryujin. Dimana ada Yeji pasti disebelahnya ada Ryujin, dan itu membuatku makin cemburu. Setiap ada kesempatan aku pasti berusaha mengajak Yeji bicara tapi selalu gagal. Satu bulan berlalu seperti ini apapun usahaku,jangankan untuk mendekati Yeji kesempatan untuk bicara lebih pun tidak ada


@class
"Yeji... Aku ingin menantangmu basket 3 on 3, Jika aku menang kita harus menyelesaikan masalah kita dan kau harus jujur padaku" senyuman sinis di bibir Yeji


"Oke tapi jika aku yang menang kau jangan pernah bergabung dengan teman-temanku sekalipun itu Ryujin,Chaeryeong ataupun Yuna yang mengajakmu" sebenci itu kah Yeji padaku? 


"Oke deal. Besok saat jam olahraga basket kita bertanding dan guru olahraga yang menjadi jurinya" Yeji hanya mengangguk dan memakai earphonenya lagi

 

@basketball time 


Aku sudah meminta guru olahraga menjadi juri dan dia menyetujuinya. Sejujurnya merasa cukup khawatir melihat lawanku, yeji memilih teman dengan postur tinggi. Sedangkan aku memilih beberapa orang yang sudah kuamati sejak awal datang, dan mereka menyetujui. 


*priiiiit* guru olahraga melempar bola diantara kita.

Postur tubuh Yeji yang lebih tinggi memudahkan Yeji menguasai bola terlebih dahulu. Yeji dan timnya memperoleh beberapa poin angka lebih dahulu 8-4. Bahaya jika aku kalah, dimanapun Yeji berada disitu ada aku ya kondisi seperti ini seperti 1 on 1 antara aku dan Yeji. Selama di Canada aku sudah mengikuti olahraga basket jadi aku tidak boleh kalah. Perlahan timku bisa mengejar 8-7 dan saat Yeji akan melakukan jump shoot dari luar garis three point kulihat jelas kalung yang dipakai Yeji terdapat cincin berwarna biru yang sama persis seperti milikku. Yeji masih menyimpan cincin yang dulu kita pernah beli bersama?


"Liaa.... Liaaa kenapa kau diam saja tidak berusaha menghentikan Yeji?" Teriak salah satu timku,aku baru sadar aku sempat hanyut dalam masa laluku dan hampir lupa jika kita masih bertanding
Aku harus menang, Yeji sudah pasti teman kecilku dan dia pura-pura lupa padaku. Agar dia bisa jujur padaku apa yang sebenarnya terjadi.


*priiiiiit* tanda pertandingan selesai 
Yesss!!! Aku berhasil menang dari Yeji dengan poin 36-34 ,tidak sia-sia dulu di canada aku mengikuti olahraga basketball


@Locker Room


Saat semua selesai mengganti bajunya dan kulihat semua sudah keluar dari locker hanya tersisa aku dan Yeji. Aku dan Yeji duduk di kursi panjang yang ada di dalam ruangan


"Kenapa kau selalu bersikap seolah-olah lupa padaku, padahal jelas kau memakai kalung cincin biru yang sama persis denganku?" Kataku to the point sambil menunjuk kalung cincin biru yang ada di leher Yeji


"Nama temanku CHOI JISU bukan JULIA" Yeji menekankan kata CHOI JISU dengan nada tinggi jelas dia sedang marah


"Apa maksudmu? Aku choi Jisu, kau lihat kan di cincin ini masih tertulis HY-CJ? ini sama persis dengan milikku" kutunjukkan milikku pada Yeji


"Ya tapi choi jisu yang aku kenal bukan orang yang melupakan janjinya dan tiba-tiba menghilang di hari ulang tahun temannya" wajah Yeji memerah dan matanya mulai berkaca-kaca


"Yeji..... Aku pindah ke Canada mendadak karena ayahku pindah kerja. Kau tau itu kan?"


"Choi Jisu berjanji akan datang di hari ulang tahunku,tapi dia tidak datang. Aku datang kerumahnya dan rumah itu kosong. Dan kau tau apa yang aku temukan? Pecahan Snow ball hadiah ulang tahun Jisu dariku. Kau tidak tau kan bagaimana sulitnya mencari snow ball itu? Dia menghilang tanpa jejak sama sekali, kau pikir aku akan baik-baik saja setelah itu?" Emosi Yeji meledak dan air mata itu terus menetes


Snow ball hadiah ulang tahun dari Yeji, !!! Kenapa aku  melupakannya. Saat aku pindah ke Canada aku benar-benar tidak mengingatnya


"Yeji aku benar-benar minta maaf aku,aku  tidak sadar saat pindah ke Canada snowball itu tidak terbawa,mungkin jatuh saat ayahku memindahkan barang. Tapi aku punya alasan lain kenapa aku pindah ke Canada selain pekerjaan ayahku,aku bisa jelaskan Yeji" aku berusaha memegang tangan Yeji dan langsung ditepis 


"Kau tau? Aku membeli snowball itu dengan uang tabunganku sendiri, lokasi toko itu cukup jauh. Saat pulang hujan deras mau tak mau aku harus menerjang hujan karena aku tidak membawa payung. Dan saat pulang orang tuaku memarahiku karena pergi tanpa pamit dan pulang kehujanan basah kuyup demi melindungi snowball itu. Dan kau menerimanya dalam kondisi utuh tanpa cacat kan?" Aku benar-benar tidak tau sama sekali tentang hal ini. Aku paham sekarang kekecewaan mendalam yang Yeji rasakan 


"Aku benar-benar minta maaf Yeji,aku....."
"Kau minta aku jujur kan? Dan aku sudah ceritakan apa yang kurasakan. Aku tidak masalah kau tidak datang saat aku ulang tahun. Tapi kau pergi tanpa pamit, aku tidak tau kau kemana? Aku tidak bisa menghubungimu sama sekali dan kau tidak bisa menghargai hadiahku. Aku benar-benar kecewa padamu Jisu dan tolong jangan pernah ungkit hal ini lagi" Yeji marah dengan air mata lalu berdiri dan memukul pintu salah satu locker yang ada di depannya


Perasaanku makin campur aduk, aku merasa sangat bersalah pada Yeji. Aku tau aku memang salah tapi ada satu hal alasan terkuat kenapa aku pindah dan aku belum sempat katakan pada Yeji dan aku yakin Yeji tidak mau bicara padaku lagi, kuacak-acak rambutku aku tidak tau apalagi yang harus kulakukan


Saat aku kembali ke kelas kulihat Yeji menggunakan hoodienya dan menggunakan kacamata untuk menutupi mata merahnya karena menangis tadi dan yang pasti dia tidak menoleh padaku sedikitpun
Dua minggu berlalu dan jelas aku makin tersiksa. Yeji mendiamkanku bahkan dia sempat pindah tempat duduk demi menghindar dariku 

Normal POV 


"Ada apa denganmu?" Yeji memeluk Ryujin


"Tidak ada, biarkan aku seperti ini 5 menit saja Ryujin please" 


"Jika kau sudah siap kau bisa ceritakan padaku" Ryujin mengusap kepala Yeji


"Perasaanku sedang kacau Ryujin,aku janji jika setelah semuanya baik aku akan cerita padamu"
Yeji dan Ryujin duduk di bangku taman belakang sekolah dan taman ini tidak terlalu ramai


"Hey kalian mau lihat adegan romantis? Ayo kita ke taman belakang sekolah" teman sekelas Yeji heboh karena salah satu diantara mereka melihat 
"Yeji tidur di pangkuan Ryujin"
"Ryujin juga menutup mata Yeji agar tidak silau karena matahari, Ryujin so gentle"
"Aku mau di posisi Yeji" "aku mau dipeluk Ryujin" "mereka cocok bersama sangat serasi" gosip makin menyebar dan tidak salah jika merestui jika Yeji dan Ryujin bersama 


Lia yang berada di dalam kelas mendengar semua itu merasa perasaannya makin hancur dan hanya bisa menunduk menyembunyikan kepalanya di balik hoddie


~Next few days~
Lia yeji ryujin chaeryeong dan yuna seperti biasa makan siang bersama


"Guys hari ini ulang tahunku, jadi aku ingin membagikan ice cream gratis, aku membawa dua rasa choco mint dan strawberry siapa cepat dia dapat ya" salah satu murid sedang membagikan ice cream dan tentu saja murid yang ada di kantin berebut. Yuna dan Cheryeong bersemangat mendengar hal tersebut langsung berlari berburu ice cream 


"Kau disini saja,aku akan ambilkan untukmu" kata Yeji pada Ryujin


Lia dan Yeji berjalan santai mengambil ice cream dan hanya tersisa 2 strawberry dan 1 chocomint. Yeji dengan cepat mengambil 1 chocomint untuk dirinya dan 1 strawberry untuk Ryujin. 


"Chocomintnya habis? Hanya tersisa 1 strawberry ini?" dan si pemilik hanya mengangguk, lia agak kecewa karena tidak mendapat chocomint 

 

Lia POV
Aku lebih suka chocomint daripada strawberry, tapi sayangnya chocomint terakhir sudah diambil Yeji. Okelah daripada aku tidak kebagian ice cream sama sekali.


Saat aku akan membuka ice cream tersebut,Yeji tiba-tiba mengambil ice cream di tanganku,dan memberikan chocomint miliknya padaku. 


Deg... Yeji masih ingat aku suka chocomint? dan dia rela memberikan ice creamnya untukku. Woow ini rasanya seperti hatiku akan meledak karena terlalu bahagia walaupun Yeji masih mendiamkanku setidaknya dia masih mengingat kesukaanku dan ada sedikit perhatian 

Thanks God, aku kembali tanpa bisa berhenti tersenyum.

 

~Next day~

"Unnie kau baik-baik saja?kenapa kau pucat sekali hari ini" ucap Ryujin sambil menyentuh dahiku


"Tidak apa-apa hanya saja seminggu ini aku kurang tidur Ryujin" jawabku sambil berjalan menuju kelas


Bagaimana tidak kurang tidur, dua minggu sejak kejadian di locker aku memikirkan Yeji terus memikirkan apa yang harus kulakukan agar Yeji bisa memaafkanku,ditambah lagi terlalu bahagia Yeji mulai perhatian padaku kemarin


Tiba-tiba rasanya pandanganku kabur dan berkunang-kunang dan kepalaku rasanya berat dan kuingat hanya Ryujin memanggil namaku terus tapi saat kubuka mata sekilas kulihat Yeji yang menggendongku. Ah tidak mungkin Yeji tidak ada di sekitarku tadi

Normal POV 


@medical room 
"Dok bagaimana keadaan Lia unnie?" Ryujin penasaran


"Keadaan Lia saat ini sudah membaik dia hanya kelelahan dan butuh banyak istirahat" 


"Apa penyakit lamanya kambuh lagi dok?"


"Sejauh ini saya melihat ini murni karena kelelahan saja, kalau soal kankernya yang dulu itu perlu pemeriksaan lebih lanjut dengan tes lebih lengkap lagi di rumah sakit. Biarkan dia istirahat dulu disini saya akan kabari kalian jika dia sudah sadar"


"Ryujin, ada apa dengan lia? Kanker apa?" Yeji penasaran


" Kau tidak tau?" Yeji hanya menggelengkan kepala


Flashback 
Setelah 3 on 3 antara Yeji-Lia dan bertengkar di dalam locker


"Unnie kau mimisan?" Ryujin panik melihat lia mimisan saat keluar dari locker


"Aku tidak apa-apa Ryujin hanya kelelahan saja memang seperti ini jika terlalu memforsir tubuhku" Lia sibuk membersihkan hidungnya di wastafel


"Kau serius unnie?sebaiknya kita ke medical room, supaya dokter bisa memeriksamu,aku benar-benar mengkhawatirkanmu unnie"


"Sebenarnya aku tidak ingin cerita tapi kau sudah melihatku begini tapi berjanjilah untuk jangan bilang pada siapapun. Jadi sebenarnya dulu aku pindah ke Canada selain ayahku pindah bekerja, saat itu aku di vonis leukimia stadium 2, ayahku buru-buru pindah setelah menemukan tempat tinggal dekat dengan rumah sakit yang bagus disana. 5 tahun aku disana demi menyembuhkan leukimia ini. Tapi kau tenang saja kata dokter aku sudah benar-benar pulih dari leukimia. Ini hanya efek jika aku terlalu memforsir tubuhku aku bisa pusing mimisan semacam itulah"

Flashback end

 

Yeji POV 

Deg... Badanku lemas mendengar penjelasan dari Ryujin. Jadi selama ini Jisu tiba-tiba pergi ke Canada karena Leukimia. Kenapa aku terlalu egois kemarin tidak mau mendengarkan penjelasannya sama sekali hanya meluapkan perasaanku. Aku merasa sangat bersalah selalu bersikap dingin pada Jisu


"Yeji unnie,Lia unnie itu teman masa kecilmu kan?" 


"Bagaimana kau tau? Lia sudah cerita padamu?" Ryujin menggelengkan kepala


"Sejak awal kita bertemu, kau sudah memakai kalung cincin itu dan kau bilang itu dari teman kecilmu, itu sama persis dengan milik Lia unnie. Aku sudah curiga sejak awal kedatangan Lia unnie,sikapmu berubah menjadi sangat dingin kepada orang yang baru saja kau kenal. Aku tidak memaksamu untuk bercerita tapi yang aku tau ada sesuatu yang tidak beres dengan kalian berdua" 


"Apa yang harus kulakukan Ryujin?" aku memeluk Ryujin, jujur saja memeluk Ryujin seperti membuat perasaanku sedikit lebih baik


"Kenapa tanya padaku? Itu masalah kalian, mengalah lah minta maaf padanya walaupun itu bukan salahmu. Aku tau kau sangat sayang dan peduli pada Lia. Kau menukar ice creammu dengan milik Lia,kau pikir aku tidak melihatnya. Lalu tadi, saat Lia jatuh pingsan kau berlari padahal posisimu cukup jauh, kau pasti memperhatikan Lia meskipun dari jauh kan? Be Gentle Yeji" Ryujin mengusap kedua pipiku 


"Bagaimana jika dia tidak memaafkanku?" 


"Dia kembali ke Korea, dia bisa ada disini sekarang kalau bukan karena kau? Mungkin saja sejak awal dia ingin menyelesaikan masalah ini tapi kau sama sekali tidak memberi dia kesempatan" benar juga kata Ryujin,ego-ku terlalu besar sampai sekian lama aku mendiamkan Jisu


"Masuk lah temani dia sampai dia sadar, aku ingin kalian minimal berbaikan" Ryujin mengusap rambutku 


"Unnieeeee" Yuna berteriak dari kejauhan berlari menuju medical room bersama Chaeryeong


"Sssttt kalian jangan berisik dong,Lia sedang istirahat di dalam" Ryujin memarahi Yuna dan Chaereyeong


"Aku dengar katanya Lia unnie pingsan,makanya kita kemari. Bagaimana kondisinya sekarang?" 


"Kata dokter dia hanya kelelahan dan butuh istirahat, jika kalian ada disini bisa memperburuk keadaannya" Ryujin merangkul Yuna dan Chaeryeong berusaha membawa mereka menjauh dari medical room

"Tapi aku ingin lihat keadaannya, unnieee.." rengek Yuna ,Ryujin menoleh padaku sambil tetap menyuruhku masuk.

"Jisu bangun lah,aku ada disini maafkan aku" kuusap tangan Jisu sambil sesekali mencium punggung tangannya 


5 menit kemudian 


"Jisu..... Akhirnya kau sadar juga" 


"Ahhh kepalaku pusing sekali" jisu memegang kepalanya yang sakit


"Hey hey jangan banyak bergerak dulu,kau di medical room tadi kau pingsan. Jisu... Maafkan aku,aku tidak tau kalau selama ini kau ke canada demi penyembuhanmu. Maafkan aku sudah terlalu egois" ucapku sambil terus mencium tangannya


"Yeji... Aku yang seharusnya minta maaf,aku sengaja pergi tanpa pamit jujur saat itu aku pun sengaja tidak bilang karena kupikir aku akan mati, terlalu takut jika harus meninggalkan dunia ini secepat itu dan aku takut jika berpamitan lalu aku tidak bisa kembali...."


"Ssssttttt Jisu please jangan katakan hal itu lagi,aku sangat sangat berterimakasih kau berjuang hidup hingga saat ini dan kembali kesini demi aku. Sekarang waktunya aku yang selalu menjagamu dan jangan pernah tinggalkan aku lagi" kucium kening lia


"Terimakasih sudah memaafkan semua kesalahanku" Lia mengusap pipiku


"Semua terjadi karena kesalahan kita. Kita mulai semua dari awal oke dan kita harus saling jujur apapun yang terjadi, dan kau jangan pernah pergi lagi. Karena jika itu akan ku acak-acak seluruh dunia demi mencarimu. Pinky promise?" kita mengaitkan kelingking 


"Kutemani kau pulang ya? Aku belum tau rumah barumu disini"
"Dengan senang hati"

 

Pulang Sekolah 
"Jisu-ya kau masih ingat ini?"


"Ini kan miniatur di dalam snowball?Kau bilang snowball itu pecah? Bagaimana bisa?" 


"Iya.. Saat itu rumahmu sudah kosong,aku diam-diam memanjat pagar agar bisa masuk dan yaa.. Kutemukan snowball itu pecah dan hanya miniatur ini yang bisa kuselamatkan" 


"Maafkan aku ya? Aku tidak bisa menjaga hadiah darimu" 


"Sudahlah jangan dibahas lagi, yang terpenting sekarang jaga apa yang ada sekarang, jangan sampai hilang lagi,oke?"


"Ku kira kau sudah membuang cincin itu" 


"Mana mungkin cincin itu aku buang, ya walaupun sempat hampir hilang kubuang karena aku kesal kau menghilang dan pencarian ku sia-sia, tapi saat aku sadar hanya cincin ini barang yang mengingatkan tentang kita, untungnya aku masih bisa menemukannya kembali"


"Kau benar-benar menyayangiku ya?" Lia memelukku 


"Tentu saja, tapi sepertinya ada yang jauh lebih menyayangiku" Lia melepas pelukan dan menjauh dengan wajah sedih


"Ryujin kan?"


"Ha? Ryujin? Hey hey jangan dengarkan gosip, aku dan Ryujin memang sangat dekat, walaupun Ryujin lebih muda terkadang dia jauh lebih dewasa pengertian dan aku nyaman bersamanya, tapi aku benar-benar tidak punya perasaan lebih pada Ryujin"


"Tapi kalian terlalu dekat, kau membuatku patah hati melihat kalian berdua" Lia cemberut


"Oke maaf, ya sejujurnya aku pun sengaja semakin dekat dengan Ryujin untuk membuatmu cemburu untuk membalas sakit hatiku padamu. Tapi please percayalah aku dan Ryujin tidak ada perasaan apapun" kugenggam tangan Lia, Lia masih tetap saja diam 


"Come on Jisu-ya....percaya padaku yang ada di hatiku hanya ada kau Choi Jisu bukan Shin Ryujin" kuletakkan tangan Lia di dadaku dan kucium kening lia dan memeluknya erat


"Saranghae Yeji"
"Nado saranghae Jisu"


In the other side

"Kenapa kau tidak bilang padanya kalau kau menyukainya?" Dia kaget mendengar gadis berambut merah itu tiba-tiba berjalan di sampingnya dan kebenaran tentang perasaanya. Tapi dia hanya diam saja
"Coba saja jika kau bilang lebih awal, semua tidak akan seperti ini kan?"
"Bilang lebih awal atau tidak sama sekali pun tetap sama hasilnya, karena aku tau namaku tidak pernah ada di hatinya sama sekali. Bahkan ketika semua orang merestui jika kita bersama, itu tidak akan merubah perasaannya padaku"
"Berarti masih ada kesempatan untukku kan,Ryujin unnie?"
"We'll see it later" Ryujin berjalan cepat meninggalkan Yuna di belakangnya

 

 

====================================================================

 

Lagi Bucin ke Yeji banget ini 

Maafkan dua ff jenrene kemarin jadi belom beres hahahahaha 

Gue fokus ke debut ITZY sampai end promo 

Janji deh abis gini kelarin yang jenrene dulu baru yang 4 hearts

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
geuranimalhe
#1
Chapter 1: Lol i thought it was in english XD tapi gapapa sih ahaha. Yaampun Ryujin.. Paling tidak masih ada yUna hehe
satzuminatozaki
#2
Its my mistake. I thought its in english T^T
scale27 #3
Chapter 1: i thought it was in english :( i can't understand
Human18 #4
Chapter 1: Kasian ryujin,tapi suka suka sukak