Chapter 4

HeartBEAT (Whom This Heart Beats For)
Please Subscribe to read the full chapter

"Ooh..Mingyu-ah" ucap Jiho

Jantung Jiho masih berdetak cepat saat menerima telepon yang ternyata dari Mingyu.

"Jika kau tidak ingin masuk, setidaknya jangan halangi orang lain" terdengar suara Jaehyun ketika Jiho mengangkat telepon dari Mingyu.

Posisi berdiri Jiho saat menerima telepon dari Mingyu memang menghalangi orang lain untuk masuk ke dalam kantor, karena Jiho berdiri persis di depan pintu kaca kantor yang hanya bisa terbuka satu pintu saja. Jiho memang kesulitan untuk membuka pintu karena satu tangannya memegang coffee latte panas yang baru saja dia beli dan tangannya yang lain memegang handphone.

Jaehyun berdiri persis di belakang Jiho dan pada saat Jaehyun ingin masuk ke dalam, Jiho sudah tidak bisa menghindar, karena Jaehyun langsung membuka pintu di depan mereka dan mereka masuk bersamaan dengan posisi Jiho yang berjalan di depan Jaehyun, lebih tepatnya berjalan dengan posisi seperti orang yang sedang dipeluk dari belakang.

Jiho melanjutkan pembicaraannya dengan Mingyu namun Jiho tidak bisa berbicara lama dengan Mingyu di telepon karena ia yakin Jaehyun akan kembali marah kepadanya jika mereka tidak segera menyelesaikan tugas mereka malam ini. Mingyu menawarkan diri untuk menjemput Jiho ke kantor saat ia tahu Jiho tidak jadi menjemput Oppanya dan masih di kantor. Namun, Jiho meyakinkan Mingyu bahwa ia bisa pulang sendiri.

Jiho melihat ke arah Jaehyun dan ia lihat pria itu masih sangat serius dengan pekerjaannya. Jiho memegang dadanya kembali dan untungnya detakan jantungnya sudah kembali normal dan ia bersyukur karena tidak terjadi sesuatu yang parah kepadanya, seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Kami tetap berdiskusi, walaupun diskusi kami mengenai project ini memang diwarnai dengan perdebatan, namun akhirnya kami bisa menyelesaikan materi presentasi untuk Mr.Jung dan Klien kami besok pagi.

Jam di handphone Jiho sudah menunjukkan pukul 11 malam dan ia tidak sadar Mingyu sudah coba menghubunginya sejak tadi karena ia memasang mode silent sejak ia kembali fokus mengerjakan presentasi ini bersama Jaehyun. Jiho membuka pesan yang Mingyu kirimkan sejam yang lalu dan ternyata Mingyu sudah mengirim beberapa pesan untuknya.

Kau pasti masih di kantor yaa?

Aku sudah menunggumu di parkiran Jiho-ah.

Kabari aku jika kau sudah selesai mengerjakan tugasmu.

Jiho benar benar tidak menyangka bahwa Mingyu akan menjemputnya ke kantor walaupun ia sudah bilang kepada Mingyu untuk tidak usah datang ke kantor.

Jiho dan Jaehyun membereskan barang-barang mereka masing-masing dan bersiap untuk pulang.

"Jangan sampai terlambat besok pagi, Aku tunggu di kantor jam 9, karena kita harus mempersiapkan presentasi jam 10 besok" ucap Jaehyun

Tanpa mengucapkan terima kasih, hanya kalimat itu yang Jaehyun ucapkan sebelum ia meninggalkan mejanya. Dia juga bahkan tidak menunggu Jiho, dan langsung pergi menuju pintu keluar.

Jiho hanya bisa tertawa sinis melihat tingkahnya. Baru dua hari ia bekerja di kantor ini, namun rasanya sudah sangat melelahkan. Lebih tepatnya, bekerja bersama Jung Jaehyun yang sangat melelahkan.

***

Jiho berjalan menuju parkiran mobil dan memang hanya ada satu mobil di parkiran saat itu, mobil Mingyu. Jiho memang sengaja tidak menelponnya dan bergegas ke parkiran untuk menemuinya, namun ternyata yang ia lihat, Mingyu tertidur di mobil.

Dia pasti lelah, sudah pulang malam dari kantornya, sekarang dia masih harus menungguku disini.

Pintu mobil memang tidak terkunci, Jiho langsung masuk ke dalam dan duduk di kursi depan. Jiho memang sengaja tidak membangunkannya karena ia tahu Mingyu lelah, jadi Jiho akan membiarkannya untuk beristirahat walaupun sebentar. Tidak lama kemudian, handphone Mingyu berbunyi, dan ia terbangun. Mingyu tekejut saat melihat Jiho sudah berada di dalam mobil.

"Oooh, Jiho-ah?" Mingyu tampak bingung dan masih belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.

Jiho hanya memberikan senyum kepadanya

"Tunggu sebentar, Eomma menelponku"

Ternyata yang menelpon Mingyu adalah Ibunya. Mingyu memang lupa memberi tahu ibunya bahwa ia akan pulang terlambat. Mingyu hanya berkata bahwa ia akan mengantar Jiho pulang terlebih dahulu, setelah itu ia baru akan pulang ke rumah.

Di perjalanan pulang, mereka berbincang tentang apa saja yang mereka kerjakan di kantor masing-masing. Jiho juga bercerita bagaimana melelahkannya hari ini, harus menyelesaikan project terbaru kantor tepat setelah Jiho menjadi karyawan di kantor tersebut. Tak lupa, Jiho pun bercerita tentang bagaimana pada akhirnya Jiho dan Jaehyun harus bekerja lebih lama untuk menyelesaikan project terbaru ini dan betapa mengesalkannya Jung Jaehyun.

Perjalanan pulang malam itu terasa lebih singkat dibanding biasanya, entah karena mereka berbicara sepanjang jalan atau memang jalanan yang sudah sepi karena sudah tengah malam. Tidak terasa mereka sudah sampai di parkir mobil apartemen Jiho.

"Besok aku akan menjemputmu jam 7 Jiho-ah" ucap Mingyu

"Mingyu-ah, jika kau selalu mengantar jemputku, maka aku akan sulit beradaptasi dengan kemacetan kota Seoul, jadi besok pagi, kau tidak usah menjemputku dan aku akan berangkat ke kantor sendiri" Jiho mencoba untuk meyakinkan Mingyu dan Mingyu mengerti.

Mingyu membukakan pintu mobil untuk Jiho dan sebelum Jiho naik ke lift menuju lantai apartemennya, Mingyu memeluk Jiho dan mengusap-usap rambutnya. Jiho memeluk erat kembali Mingyu untuk merasakan pelukan hangatnya.

"Kabari aku saat kau sudah dirumah" ucap Jiho kepada Mingyu sebelum pintu lift tertutup

***

Jiho dan Oppanya memang memutuskan untuk tinggal di apartemen untuk sementara, karena Jiho belum bisa untuk kembali ke rumah mereka yang dulu. Saat Jiho masuk ke dalam apartemen, Jiho melihat sudah ada makanan tersedia di atas meja makan dan semua itu adalah makanan favoritnya.

Jiho yakin, Oppa yang sudah memasak ini semua untuknya. Oppa Jiho memang sangat pintar, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam hal mengurus rumah tangga, termasuk memasak.

"Oppaaaaaaaaa" teriak Jiho ketika melihat seorang pria keluar dari kamar mandi

Jiho tidak bisa menahan rasa rindu kepada Oppanya, karena mereka sudah tidak bertemu sekitar sebulan. Sebulan memang bukan waktu yang lama, tapi bagi Jiho, itu waktu yang sangat lama karena selama ini Oppa selalu berada di sampingnya.

Tidak terasa air mata Jiho mengalir saat Jiho memeluk Oppanya.

"Yaaa, Jiho. Kenapa menangis?" Tanya Oppa

"Taeyong Oppa." Jiho berhenti sejenak untuk menghapus air matanya

"Oppa, kenapa lama sekali kembali ke Seoul?" Tanya Jiho kembali kepada Oppanya.

"Mian, Oppa tidak bisa meninggalkan tugas di London. Tapi Oppa janji, mulai sekarang, kita akan tetap bersama seperti biasa" Taeyong semakin memeluk erat adik perempuan satu satunya.

Mereka berbincang-bincang sambil memakan masakan yang dimasak oleh Taeyong untuk Jiho. Hingga tidak terasa ternyata sudah jam 3 pagi, dan mereka berdua masih berada di ruang makan.

"Jiho-ah, lebih baik kau tidur, karena besok kau harus pergi ke kantor bukan?"

"Baiklah Oppa, sampai jumpa besok pagi" Jiho langsung menuju kamarnya.

***

Jiho terbangun karena alarm handp

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet