and so it begins.

C I N E M A T I C

Getar Jiwa Aerodive adalah seorang bassist salah satu band yang bisa dibilang belum terlalu terkenal di kalangan umum namun cukup terkenal di kalangan anak muda khususnya yang mendapat lebel 'gaul'   

Getar Jiwa Aerodive adalah seorang bassist salah satu band yang bisa dibilang belum terlalu terkenal di kalangan umum namun cukup terkenal di kalangan anak muda khususnya yang mendapat lebel 'gaul'. Semacam Band Yang kerjaannya mengisi pensi anak sekolahan, acara kampus, acara festival musik radio, dan sejenisnya. makanya mereka cukup terkenal di telinga anak SMP, SMA, Kuliah, dan Anak-anak Gaul zaman sekarang.

Getar Jiwa Aerodive biasa dipanggil Ero oleh teman-temannya. Ero diambil dari kata Aerodive dari namanya. Well, sebenarnya Ero tidak terlalu suka dipanggil 'Ero'. Katanya lebih suka dipanggil Adiv seperti bagaimana keluarganya memanggilnya.

Kata teman-temannya, Ero itu pemikir, pendiam tapi asik, pendengar yang baik, bisa memberi solusi, dan teman yang selalu traktir kalau yang lain lagi krisis moneter. Tapi menurut Ero, mereka hanya menilai dirinya sebagian saja. Karena sebagian lagi dari diri Ero itu egois, susah diatur, urak-urakan, abstrak, semaunya sendiri, dan kelewat jutek. Tapi kayaknya semua sisi negatif dari diri Ero bisa termaafkan ya? Iya, berkat tampangnya yang kelewat ganteng dan membuat cewek-cewek jejeritan kalau sedang menonton cowok itu memetik bassnya dipanggung.

Nah iya karena tampangnya yang kelewat ganteng itu, Ero jadi salah satu alasan kenapa tiket acara yang ada Equator 4ㅡnama band milik Eroㅡselalu laku habis. Karena selain tampangnya yang ganteng berlebihan, penampilan Ero diatas panggung juga bagus dan sangat totalitas.

Seperti sekarang, Ero dan anggota Equator 4 yang lain sedang dalam perjalanan menuju tempat manggung mereka hari ini. Mereka diundang untuk mengisi acara Festival musik lokal yang diselenggarakan di Kemang.

"Anjir penuh banget! Ini mah fansnya Ero semua anjir!" Celetuk Diero yang langsung membuat Ero menengok kebelakang. "Berisik lo, kelabang."

"Ye si pak bos baper. Tapi emang bener anjir. Ini mah fans lo semua, Ro! Liat deh, liat gak lo yang cewek pakek jaket item, rambut panjang? Liat gak? Itu yang nonton kita 2 hari lalu di Senayan terus neriakin nama lo. Emang deh bukan nama lo aja yang Geter, Ro, tapi muka lo juga bisa geterin hati perempuan tuh." Sahutan Diero yang ini langsung mendapat lemparan kotak tisu dari Ero dan bonus Jitakkan dari Gio yang baru bangun dari tidurnya.

"Berisik lo, monyet. Gue lagi tidur jadi kebangun 'kan. Please lah, Di, lo gak usah bacot sekali aja gitu, bisa gak? Mulut lo udah kayak akun instagram yang adminnya suka bilang hengpong jadul, tau gak?!!!"

"Itu Lambe Turah, Gi." Ralat Diero.

"Ya itu lah, whatever."

"What happened sih today? Kok pada sensi abis? Gue ngomong ini salah, ngomong itu salah. Lo semua lagi menjelma jadi cewek yang baru dapet tamu dari bulan ya?!!?" Diero melipat kedua tangannya di depan dada. Emang dia gak tau diri. Harusnya kan yang lain yang marah, malah dia yang marah. Gini nih kalo lahirnya pakek JavaScript sama CSS.

"Lo ngomong sekali lagi gue tendang keluar mobil ya? Berisik tau gak." Kali ini Nael yang ada di belakang ikut buka mulut. Emang kalo masalahnya udah soal Diero, pasti gak cuma satu dua orang yang ribut sama dia. Hampir semua ribut pasti. Soalnya Diero emang super rusuh banget.

"Iya maap, Kapten." Ujar Diero mengakhiri perdebatan.

Ero langsung keluar dari mobil begitu mobilnya sudah terparkir di depan stadium tempat ia dan grupnya akan manggung nanti.

Penonton hari ini sangat penuh. Saking penuhnya dan sebagian adalah penggemar Equator 4, sampe-sampe ketika Ero dan anggota lainnya keluar mobil, mereka sudah disambut oleh teriakkan penggemar yang bener-beneer keras banget! Salut deh! Ini nih yang bikin Ero dan anak Equator 4 lainnya jadi semangat manggung walaupun capek banget dan selalu kebagian stage terakhir menjelang ending.

"Halo! Halo! Haha. Apa kabar nih? Eh lo yang kemaren nonton kita di Senayan yah? Gue masih inget loh!" Diero tuh emang iseng banget. Kerjaannya godain penggemar mulu. Kaya gitu tuh. Nyapa penggemar sambil sekalian modus ke cewek yang tadi dia tunjuk waktu di mobil. Cewek yang ditunjuk sih cuman ngangguk sambil malu-malu di depan. tapi dalam hatinya? Wah, udah gak karuan deh bener.

"Diero, jangan malu-maluin gue. Ayo backstage." Nael menarik tangan Diero. "Kita ke backstage dulu, ya?"

Berbeda dengan Diero, Ero itu tidak pernah tebar pesona pada penggemarnya. Toh ia tidak tebar pesona saja penggemarnya sudah menjamur dimana-mana. gimana kalau ia melakukan hal yang sama seperti yang Diero lakukan kepada fansnya? Tambah banyak dan pasti tambah pusing karena Ero kadang suka terusik dengan penggemar yang terlalu fanatik dan melebih-lebihkan dirinya.

"Kita naik terakhir lagi?" Tanya Ero pada Nael sesaat ia melihat laki-laki itu masuk dengan tangan menyeret paksa Diero.

"Engga. Paling jam 9-an lah kita naik. Alhamdulillah banget gue. Biasanya kita naik jam 10-11an ya? Sampe capek banget, ngantuk, udah gak niat."

"Tumben. Bagus lah. Capek gue. Abis kelar, pulang, terus istirahat. Mantap. Surga dunia." Diero yang mendengar sahutan Ero langsung mencibir, "yeu, giliran tau pulang cepet aja lo semangat! Tadi kemana aja pak muka lo? Ditekuk mulu, bete, terus sensi kaya perawan lagi pms lagi!"

"Diem lo, kambing."

"Sumpah ya, Ro, kalo lo gak lebih cakep dari gue terus fans lo gak lebih banyak dari fans gue, baleho depan panggung udah gue rubuhin ke muka lo. Kesel banget." Ujar Diero tersungut-sungut. Gini nih kalau udah mulai debat, udah deh gak bakal selesai kalau salah satu dari mereka gak ada yang mau ngalah.

"Dih, sekarang jadi lo yang sensi nih? Pms lo?" Ero ngakak sejadi-jadinya ketika melihat Diero kesel setengah mati setelah cowok itu mendengar sahutan dari dirinya.

"Duh, lo berdua bisa berhenti berantem gak?! Berisik banget, woy! Eh, Der, urusin nih dua temen lo. Pusing gue dari tadi di mobil berantem terus sekarang berantem lagi." Ujar Gio sambil melirik Dervan dan menunjuk Ero yang masih ngakak, juga Diero yang menatap kesal Ero.

Dervan hanya menggelengkan kepalanya. Ini sih sudah biasa. Diero memang sifatnya suka ngajak ribut. Sekali gak ribut aja kayaknya mulutnya gatal. Gak cuma dengan Ero, bahkan dengan semua anggota Equator 4 saja Diero pernah. Emang jiwa pemberontak dia padahal sama kecoa takutnya minta ampun.

"Udah lah, gue mau kedepan aja cari angin. Panas disini." Ujar Ero seraya bangkit dari duduknya dan jalan keluar ruangan milik Equator 4.

Ero berdiri di samping kanan panggung sambil menonton penampilan guest star yang sedang tampil.

Wah, Pecah banget nih penampilan Band yang tadi! Gila. Salut banget Ero sama mereka. Pembawaannya enak bikin ia kebawa juga sama arus musik nya. Kalo kayak gini nih, Ero harus totalitas juga tampil di panggung. Jangan sampai ada kesalahan sedikit pun. Ia sama sekali tidak mau membuat penontonnya kecewa.

"Woy, kalian pecah banget! Mantap." Seru Ero sesaat si Vokalis Band tadi turun dari stage.

"Wah haha makasih loh! By the way, gue sama temen-temen nungguin Equator 4 naik nih. Lo sama yang lain kapan naik?"

"Abis 2 band lagi nih. Wah gila Equator 4 ditungguin udah berasa kayak apaan aja coba." Jawab Ero lalu ia menepuk bahu cowok di depannya itu. "Sukses terus ya lo sama temen-temen lo!"

"Makasih. Lo juga."

Ero kembali ke ruangan Equator 4 setelah mengakhiri perbincangannya dengan Vokalis tadi. Ia akan bersiap-siap untuk tampil karena setelah 2 band tampil, Equator 4 akan dipanggil untuk naik ke atas panggung. Karena itu Ero langsung balik keruangannya ketika tau sebentar lagi ia naik panggung. Karena Ero masih suka grogi berdiri di depan banyak orang. Ia butuh waktu untuk menenangkan dirinya sebelum naik keatas panggung. Padahal sudah 1 tahun mereka debut menjadi Band. Sudah puluhan kali bahkan lebih mereka berdiri di atas panggung. Tapi tetap saja Ero masih merasakan nervous dan menyebabkan tangannya berkeringat.

"Kalem, Ro. Jangan nervous. Kayak anak baru manggung aja lo." Ada benarnya juga kata-kata yang keluar dari mulut dosa Diero. Ero masih saja grogi padahal mereka bukan baru manggung kemarin.

"Maklum, Di. Gue gak bisa ketemu sama orang banyak banget." Nael dari samping menepuk bahu Ero pelan. "Santai, brother. Posisi lo bassist. Gak bakal jadi trade center kayak Vokalis kok." 

Sebelum naik ke panggung, mereka selalu berkumpul membuat lingkaran seperti saat ini. Berdoa dan menepuk bahu satu sama lain. Kalau kayak begini, biasanya Ero sudah bisa lebih relax.

Mereka naik ke atas panggung dan disambut dengan teriakan para penonton. Semua anggota berdiri di posisinya masing-masing. Derio berdiri di paling depan dengan di sebelah kirinya ada Gio yang memegang gitar, di barisan kedua ada Dervan di sebelah kanan dan Ero di sebelah kiri, dan yang terakhir di paling belakang ada Nael bersama drumnya yang bertuliskan 'Equator 4's'.

Ero mulai memainkan bassnya. Memainkan instrumen dari lagunya. Lalu disusul dengan suara Diero yang muncul di tengahnya. Penonton bersorak riuh dan ikut meloncat seiring nada. Ini yang paling Ero suka. Keantusiasan orang lain terhadap karyanya.

Ero bergerak mengikuti nada seraya memetik bassnya. Ini yang Ero suka dari musik. Ketika ia memainkan musik, jiwanya terbawa. Musik itu memabukkan dan membuat ia lupa akan masalahnya. Musik itu segalanya, musik itu hidup, musik itu dunianya.

Untuk lagu kedua, mereka mengcover lagu berjudul R U Mine dari Arctic Monkeys. Itu adalah salah satu band kesukaan Ero dan Nael. Mereka fans berat Alex Turner sampai ruang latihan mereka dan kamar mereka penuh dengan poster Arctic Monkeys. Bahkan koleksi album Arctic Monkeys mereka sangat lengkap. Emang pengabdi Alex Turner banget mereka.

And I can't help myself
All I wanna hear her say is are you mine?
Are you mine?
Are you mine?
Are you mine?

Petikan bass Ero dan dentuman drum Nael mengakhiri lagu. Ero menarik nafasnya. Lega. Penampilannya sudah selesai dan ia bisa langsung pulang dan istirahat.

Tepuk tangan para penonton masih terdengar. Memang kalo Equator 4 yang tampil mantap banget tepuk tangannya. Soalnya mereka ganteng, lagunya easy listening, dan penampilannya totalitas banget. Coba, gimana cewek-cewek gak teriak ngeliatnya? Malah udah ada yang pengen pingsan aja gara-gara tos-an sama Nael.

Saat Mereka turun dari stage, mereka disambut dengan tepuk tangan dan lompatan riang dari seorang cewek.

"KALIAN PECAH BANGET ASLI! AKU SPEECHLESS! KEREN BANGET! AKU SAMPE NGELIATNYA SENYUM TERUS!" Ujar cewek itu dengan riang. Heboh banget deh sumpah. Ero ngeliatnya sampe ngangkat satu alisnya sambil mouthing ke Nael 'ni cewek kenapa?'.

"Wah makasih!" Ini Gio yang jawab. Sambil senyum terus agak sedikit bungkukin badannya ke cewek ini.

"Haha! Sama-sama kak Gio! Oiya kenalin, GueㅡAk" belum cewek ini selesaikan kalimatnya, Nael langsung memotong. "Pakek Gue-Lo aja. Santai. Kita gak galak."

"Iya. Gue Kiandra dari Paradox fm. Gue salah satu anak Paradox yang disuruh buat ngewawancarainㅡbukan ngewawancarain sih cuman gimana ya? Kayak talk sessions gitu sama guest stars. Nah if you guys don't mind, gue mau interview beberapa hal ke kalian. Semacam get closer with Equator 4." Jelas Kiandra kepada 5 anggota Equator 4 ini.

"Boleh. Di backstage aja yuk?" Ajak Diero. Kiandra mengiyakan. Lalu Diero dan yang lain berjalan ke backstage duluan. Sementara Kiandra mengambil tripod dan cameranya dahulu di bangku yang tadi ia duduki.

Sebenarnya Ero tidak ikut teman-temannya ke backstage. Ia menemui salah satu staff dulu. Namun saat ia mau ke backstage untuk menyusul teman-temannya dan sudah siapkan permintaan maaf karena mungkin interviewnya tertunda sebentar karena dia belum datang, yang ia liat di jalan lorong tempat ruang para guest stars adalah Kiandra yang membawa tripod yang super gede serta camera yang dikalungkannya di leher.

Ero sempat bertanya kepada dirinya, ini bener nih si Kiandra gak punya temen buat bantuin interview? Gila aja bawa tripod segitu gedenya sendirian. Mana badannya kecil. Ero yang ingin langsung menyusul teman-temannya jadi berpikir ulang, bagaimana kalau dia samper Kiandra lalu membantu cewek itu membawa tripodnya? Heh, tapi ngapainsih Ero peduli banget sama orang yang bahkan dia baru kenal 15 menit lalu? Males banget.

Tapiㅡpeduli sama orang lain itu gak memandang siapa dia dan seberapa lama kita kenal dia?

"Mau gue bantu bawain gak? Kayaknya lo kesusahan ya?" Kiandra reflek menoleh ketika ia mendengar suara dari belakangnya.

Kaget setengah mati dia. Bukannya tadi Ero ikut teman-temannya ke backstage ya? Terus kok ada disini? Ero membelah diri ya? Eh, apaansih yang ada di pikirannya? Memangnya ia kira Ero sejenis Amoeba?

"Loh? Kok ada kak Ero? Bukannyaㅡ" belum Kiandra menyelesaikan kalimatnya, Ero langsung memotong. Emang nih anak Equator 4 kayaknya emang demen banget motong pembicaraan orang.

"Mau gue bantu bawain gak nih? Kalo gak mau yaudah gue duluan."

Ngeselin. Kampret banget sih Ero. Sinis banget kalo ngomong. Kalo
Dari awal udah gak niat bantuin yaudah gak usah nawarin bantuan. Kalo begini 'kan Kiandra jadi kesel banget.

"Gak usah. Gue bisa sendiri. Lo nyusul temen-temen lo aja." Masa bodo mau dibilang gak sopan, jutek, atau baperan, yang jelas saat ini Kiandra super kesal.

"Berisik. Udah sini gue bawain." Ero langsung mengambil paksa tripod dari tangan Kiandra.

"Ngeselin banget sih lo."

"Apa lo bilang?"

Kiandra kaget lagi sesaat Ero yang sudah berjalan di depannya beberapa meter menengok ke arahnya. Ternyata cowok itu mendengar apa yang dikatakannya. Mati lo, Kiya.

"Gue? Gue bilang lo ganteng." Kiandra langsung berjalan cepat mendahului Ero. Sedangkan Ero hanya tertawa kecil karena ia sungguh mendengar apa yang diumpat Kiandra akan dirinya. Namun saat diatanya? Cewek itu bilang ia mengatakan Ero ganteng? Woy.

Kiandra langsung meminta maaf setelah ia sampai di ruangan Equator 4. Bener-bener nih, akibat perdebatannya dengan Ero tadi, ia jadi telat menginterview. Padahal sehabis ia selesai menginterview Equator 4, ia berencana pulang lalu istirahat di kasur kesayangannya. Namun kayaknya semua rencananya itu harus dia ikhlaskan karena sepertinya ia akan pulang tengah malam.

"Oh? Kalian bareng?" Tanya Gio sambil menatap Kiandra. Ha? Bareng? Kiandra langsung menengok ke belakang. Oh, bareng dengan Ero.

"Iya tadi gue ketemu dia." Kiandra ngangguk dengan jawaban Ero.

"Yaudah ayo jadi interview gak? Keburu malem." Kiandra langsung buru-buru mengambil paksa tripodnya yang dipegang oleh Ero setelah mendengar pernyataan Nael yang sepertinya ingin pulang cepat-cepat.

Kiandra langsung berdiri di belakang kameranya lalu mencoba mencari fokus yang pas.

"Ok, 1, 2, 3, action!" Seru Kiandra.

"So, please introduce yourself. One by one." Ujar Kiandra.

"Gue Nardian Gardiel. Known as Nael. I'm drummer of  Equator 4." Kiandra memfokuskan kameranya kepada Nael.

"Gue Dervan Sedano. Known as Dervan. I'm bassist of  Equator 4." Sekarang Kiandra mengganti fokus kameranya kepada Dervan.

"Gue Diero Ginanzi. Known as Diero. I'm vocalist and moodbooster of  Equator 4." Sekarang fokus kamera Kiandra berpindah pada Diero.

"Gue Gionandra Edgar. Known as Gio. I'm guitarist of  Equator 4." Kiandra memindahkan lagi fokus kameranya kepada Gio.

Yang terakhir ini, Kiandra degdegan.

"Gue Getar Jiwa Aerodive. My friends called me Ero. But i'd like to be called Adiv, actuallyBtw, i'm bassist of Equator 4. Same as Dervan." Kali ini jari tangan Kiandra yang memegang kamera agak bergetar. Jantungnya agak berdebar saat giliran Ero. Duh, ia masih malu ketawan mengumpat oleh Ero.

Sejak kapan sih gue kena tremor? Kiandra sibuk merutuki dirinya. Sepanjang Ero mengenalkan diri, tangan Kiandra bergetar. Memang bukan cuma namanya yang Getar, tapi orangnya juga jago membuat hati wanita tergetar.

Pertanyaan yang diajukan oleh Kiandra itu standar. Hanya sekitaran apa kesibukan Equator 4 kali ini, apa yang harus orang tau tentang Equator 4, apa kelebihan Equator 4 dibanding yang lain, kenapa memilih Indie, dan sekarang waktunya pertanyaan terakhir.

"Kenapa musik?" Tanya Kiandra.

Ero langsung membuka mulut. "Karena gue dilahirkan buat jadi pecinta musik. Gue gak tau bakal jadi kayak gimana if music doesn't exist. Gue sama musik itu udah kayak bakso sama kuahnya. Kalo dipisah kayaknya bukan bakso. Nah gue juga gitu. Kalo gue sama musik dipisah, kayaknya gue bukan seorang Getar Jiwa Aerodive."

Boleh ngaku nggak sih? Kalau sebenarnya pernyataan yang dilontarkan oleh Ero sukses membuat Kiandra mengagumi sosoknya. Pintar, bertalenta, dan ganteng. Asli itu mah kombinasi martabak spesial deket rumah Kiandra yang enak banget. Serius, susah dilewatin kalo lewat martabak itu. Sama kayak Ero. Susah kayaknya buat gak jatuh kagum sama cowok itu kalo liat langsung aslinya.

"BUNGKUS!" Seru kiandra mengakhiri interview.

"Makasih banget ya kalian. Buat Equator 4, sukses terus ya! Semoga kariernya bagus. You guys did a great job." Ujar Kiandra dengan semangat sembari mengacungkan kedua jempolnya.

"Makasih."

"Eh, eh, foto dulu yuk! Buat dokumentasi aja. Nanti gue share di instagram. Rame deh nih nanti komen instagram gue karena kalian. Haha!"

Kiandra melepas asal nametag yang sedaritadi dikalungkannya lalu ia berlati menuju kameranya untuk mengatur timer.

Setelah mengatur timer, Kiandra langsung berlari ketempat asalnya. Ia berdiri diantara Nael dan Ero. Eh, Ero...haduh tambah grogi deh. Kiandra usahain agar dia bisa senyum biasa aja karena woy, sebelah dia Nael dan Ero...mau pingsan aja ditengah-tengah cowok ganteng begini.

Setelah selesai foto, Kiandra langsung pamit pulang. Katanya ingin langsung istirahat agar besok bisa ngedit video interview mereka dan langsung naik.

Setelah Kiandra pulang, Ero langsung beres-beres barang-barangnya dan dibawa ke mobil. Akhirnya ia pulang juga.

Saat Ero akan mengambil tasnya yang ada di sofa, tiba-tiba ia menemukan sebuah nametag.

Kiandra Langit Esok.

Oh, ternyata nametag milik Kiandra ketinggalan. Lebih baik Ero bawa pulang lalu kambalikan atau biarkan saja? Nametag itu tidak terlalu penting 'kan? Bisa lah dibuat lagi. Jadi lebih baik Ero tinggalkan saja.

Tapiㅡmenolong orang tidak ada salahnya 'kan?

Well, sebenarnya baru kali ini seorang Getar Jiwa Aerodive peduli kepada orang yang baru dikenalnya. Terhitung sudah dua kali loh dia menolong Kiandra. Ada apa sih dengan hari ini? Gak mungkin kan Ero menabrak tiang listrik atau sejenisnya? Aneh.







 

•|•

21 Desember 2017.

Constehuntion.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
constehuntion
Hello!
This isn't my first time to write an Exo lokal story. But it's my first time to write on Asian fanfics. Hope u guys like it and if you guys don't mind, please leave a comment!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet