>β™‘

Dunk Shot

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

Aku ingin bersamamu lebih lama lagi.

Aku ingin park chanyeol bahagia selamanya.

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-Β 

Dia masih saja tertawa seperti orang idiot.-atau memang idiot?

Dia memantul mantulkan bola oranye itu tanpa memikirkan dunia, menolakku yang mengajaknya pulang dan sibuk bermain dengan orang lain yang jauh lebih tinggi dan lebih laki-laki darinya. Maaf saja, tapi itu memang kenyataanya.Β 

Aku duduk dengan gelisah di bangku menonton. Memperhatikan setiap keringat dan kulitnya yang semakin memutih.Β 

Bodoh. Apa dia pikir "mati di tengah lapangan karena bermain basket" itu hal yang keren? Yang benar saja!

"Baekhyun-ie!!" Teriakku membuatnya menoleh dan menatapku dengan tatapan "iya, ada apa?"

Dia berhenti ditengah lapangan,yang lain terus bermain basket dan menabrak Baekhyun-ie ku. Dia mendengus kesal saat yang lain menyenggolnya, dia bahkan memekik Lucu. "Ya! Jong-in sshi!!"

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak berdiri dan menghampirinya, mencubit pipi mochinya dan tertawa terpingkal-pingkal saat melihat pipinya memerah merona, mulutnya terus mendengus dan mata kecilnya berputar-putar sebal.Β 

Ya, Baekhyun-ie ingat, kau sudah sma. Bukan anak TK.

"Ayo pulang, sudah jam 4. Kau belum makan siang kan?"Β 

Baekhyun mengangkat kepalanya untuk melihatku. Matanya berbinar-binar saat menatapku. "Jam 4?"

"O" jawabku singkat.Β 

"Apa?" Baekhyun tiba-tiba memandang langit. Dan aku tidak tahu kapan waktu pasti Sehun dan Jong in datang, tapi, yang jelas mereka telah merangkul kami dan mulai bertingkah lagi.

"Eomma Baekhyun, memanggil pulang eoh?" Kata Jong in sambil meniup Leher Baekhyun.Β 

"Jong in!!" Seru Baekhyun kesal.

Baekhyun mengerjab-ngerjabkan matanya dan bertanya polos.Β 

"Eomma-ku?"

Aku akan memukul Jong in andai saja Sehun tidak ikut-ikutan meniup leherku.

"Anakmu sudah besar ya!"Β 

Aku mendorong kepala sehun. "Urusi Β saja hidupmu sendiri. Ayo baek."

Aku menarik Baekhyun, namun dia terus saja meronta padahal dia sudah jelas-jelas terseret olehku.

"Chanyeolllie.. sakit. Ya! Sakit! Aduuuuhh..!"

"Aku masih ingin main! T^T" chanyeollieeeee... lepaskan! Lepaaaasssss...!!"Β 

Aku akan terus menariknya tanpa menjawabnya sama sekali andai saja aku tidak muak dengan suaranya yang seperti cicitan tikus. Maaf saja, itu kenyataanya.

"Baek. Kita pulang sekarang. Eommamu nanti khawatir. Arrachi?"

Baekhyun mempoutkan bibirnya dan aku bersumpah ingin menarik bibirnya -ralat mencium bibirnya-ralat. Ya! Memangnya aku dan dia sudah tidak lurus?

Maaf saja. Tapi itu kenyataanya.

Kembali ke pout an tadi.

Baekhyun kembali mencicit dan aku memotongnya dengan tidak sabaran.

"Nanti kita beli ice cream."

"Aku tidak suka Ice cream!" Balasnya sewot. "Tanganku sakit bodoh. Lepaskan!"

Baekhyun tidak suka ice cream? Kebohongan dunia macam apa itu!Aku terkekeh. Lalu mengajak Baekhyun masuk ke mini market. "Yakin tidak suka?"Β 

Wajah Baekhyun memerah. "Tentu saja."

"Tidak."Β 

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

Kami keluar dari mini market setelah kantungku kehilangan setengah isinya.Β 

Baekhyun sudah sibuk menjilat ice creamnya saat aku mulai membuka bungkus milikku.

"Baek, pelan-pelan. Nanti kau tersedak."

Baekhyun menatapku dengan puppy eyesnya.

"Masa?"

Baekhyun masih sibuk memakan ice creamnya di perjalanan kami.Β 

Aku juga.Β 

Catat untuk dirimu sendiri. Hanya ada satu cara membuat "Byun Baekhyun" diam dan menurut padamu.Β 

"Traktir dia ice cream"

Baekhyun terlalu sibuk dengan ice creamnya sampai mendahului ku di depan. Dia terus saja berjalan tanpa memperhatikan jalan-maksudku. Dia hanya memperhatikan ice creamnya.Β 

Dia bahkan hampir tersandung beberapa kali dan bayangkan betapa khawatirnya aku T^T.Β 

Aku tau itu berlebihan,tapi aku tidak sanggup mendengar raungan tangis Baekhyun lagi. :v

"Baek" kataku pada akhirnya.Β 
"Hidup kita sangat menyedihkan ya?"

Aku..

Yaa.. jujur saja. Hidup kita memang terlihat indah. Tapi,orang bilang. "Jangan pernah menilai buku dari sampulnya."

Nyatanya, aku masih sering menangis setiap hari. Dan alasanya hanya Baekhyun.

Menyebalkan.

"Anniyyoo~~" Baekhyun menghentak-hentakan kakinya dan itu membuatnya terlihat seperti anak ayam. "Hidup kita menyenangkan 'kok "

Ada perasaan menggelitik di hatiku saat Baekhyun mengatakan "kita"

Aku kenapa 'sih?

"Bukankah kita adalah orang yang beruntung?" Β Lanjut Baekhyun tanpa menoleh padaku.

"Kita dilahirkan di negara yang sama,bahasa yang sama. Baek bisa melihat Chan dan chan bisa melihat Baek^^ "

Aku benar-benar terkejut saat Baekhyun menoleh padaku. Wajahnya sangat pucat.Β 
Omona, dia sakit lagi?

Dia berjalan gontai ke arahku.
"Aku lelah chan."

"Mwo? Kau capek? Hey. Ya! Ayo kita pulang sekarang!"Β 

Aku lalu membungkuk di dekatnya. "Ayo naik!"Β 

Baekhyun nampak mengangguk lemas. Dia lalu naik ke punggungku dan aku membawanya bersamaku.

Kau tau kan? Piggy back >\\\<

Kurasa aku terlalu cepat berlari. Karena Baekhyun memukul kepalaku.

"Pelan-pelan saja bodoh. Aku semakin pusing."

"Arraseo, aku pelan-pelan ya." Aku memperlambat jalanku. Walau aku bersumpah aku sangat ingin mengantar Baekhyun secepat mungkin. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya.

Baekhyun meletakan kepalanya di bahu kiriku dengan lemas. Tanganya telah sempurna memeluk leherku.dan dia mulai meracau kemana-mana.

"Chanyeollie aku pusing T^T "

"Tidurlah." Bisikku pelan. "Saat kau sudah bangun.kau sudah ada dirumah."

Aku merasa ada yang mengangguk di bahu kiriku.

Aku lalu merasa perlu menasihatinya :V

"'Kan sudah kubilang Baek. Jangan terlalu banyak bermain. Kau tau kondisi mu kan?"

"Tentu saja aku tau."

"Sekarat dan mati sebentar lagi."

"Katakan itu sekali lagi dan aku tidak akan pernah menemuimu lagi." Potongku kesal.

"Aku percaya kau akan sembuh. Titik. Jangan rusak kepercayaanku.arrachi?"

Baekhyun merasa tiba-tiba ada yang meremas-remas hatinya tapi dia malah tersenyum tipis, kehilangan seluruh minatnya untuk bicara, dia lalu mengangguk sedikitΒ 

Baekhyun menghela nafasnya sebentar. Seluruh moodnya hilang sekarang.Β 

Semuanya nampak tidak adil untuknya. Sungguh.Β 

Baekhyun tidak pernah merasa sangat-sangat bahagia, tapi dilain sisi, tiba-tiba dokter mengatakan kalau dia mengidap kanker otak.

Tentu saja dia terpukul, hidupnya bisa saja berakhir kapan saja.Β 

Tubuhnya melemah dan dia tidak bisa melakukan apa saja yang dia lakukan dulu.Β 

"Apa salah jika aku berharap kalau aku bisa lahir sebagai orang lain 'chan?"

"Mwo?"Β 

"Aku ingin lahir menjadi dirimu. Tinggi,tampan,bahagia dan sehat.
Sedangkan Baekhyunnie, pendek,jelek,menyedihkan dan penyakitan T^T "

"Baek,kau tidak boleh bicara seperti itu." Β Potongku cepat.

Tapi,Baekhyun malah tidak menghiraukanya.

"Aku takut. Aku takut aku tidak bisa melihatmu,eomma ku,appa ku, Semuanya chanyeollie. Aku menyayangi kalian dan suatu saat, aku tidak akan bisa bersama kalian lagi."

"...."

"Aku tidak bisa melihatmu,lagi"

"...."

"Aku tidak bisa mendengarmu,lagi"

"..."Β 

"Aku tidak bisa menyentuhmu.lagi"

"..."

"Seberapa besarpun, aku ingin kembali, aku tidak akan bisa."

"...."

Baekhyun membuang nafasnya berat.

"Gerakan ku akan melambat dan aku hanya akan merepotkanmu."

Aku lalu berteriak keras-keras.

"Kau Tidak akan kemana-mana Baek. Kau akan tetap disini. Semuanya akan baik-baik saja."

"Tapi, Chan. Aku akan lumpuh aku tidak akan bisa berjalan lagi.. aku.. aku.."

"Aku akan menggendongmu baek. Seperti saat ini. Aku akan memastikanmu aman di punggungku. Aku akan melakukanya Baek. Aku akan melakukanya."

Baekhyun terdiam. Dan kurasa dia sudah tertidur-atau pingsan? Tapi,bayangkan bagaimana perasaanku saat menyadari kalau ada cairan yang mengalir di sekitar Bahuku.

Itu darah.

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

Aku punya kabar baik dan kabar buruk sekaligus.

Kabar baiknya. Baekhyun tidak apa-apa. Dia masih bisa bernafas sampai sekarang. Dan kabar buruknya.

Penyakitnya semakin parah.

Mungkin stadiumnya naik lagi.

Dan tuan Byun -appa Baekhyun-

Tidak ingin mengambil resiko.
Dan pada akhirnya, Baekhyun harus tinggal di rumah sakit untuk perawatan yang lebih intensif lagi.

Baekhyun berhenti sekolah, maksudku, dia tidak sekolah di sekolah kami lagi. Appa nya memanggil guru privat untuk mengajarinya. Dan dia menghabiskan 90% waktunya di atas tempat tidur rumah sakit dan itu artinya, waktu tanpaku.

Selama 16 tahun. Aku dan Baekhyun selalu bersama-sama dan sekarang, semuanya berubah.

Aku selalu ingin menjenguknya,tapi, ujian akhir semester sudah dekat dan eomma melarangku kemana-mana di siang hari.

Jadi,aku datang seminggu kemudian. Setelah aku menyelesaikan semua ujian-sialan-akhir semester itu.

Aku datang dengan sebungkus Strawberry shortcake. Ku harap Baekhyun menyukainya.

Aku masuk keruang rawat Baekhyun setelah membaca namanya di pintu masuk.

Dia sedang duduk diatas tempat tidurnya saat aku masuk. Dia nampak menggambar sesuatu di atas kertas gambar. Dia menatapku dengan tatapan berbinar.

"Baekhyun-ie maaf aku baru datang." Aku menghampiri dan duduk di samping tempat tidurnya.

Memperhatikan tangan kecilnya yang terpasang jarum infus dan bagian atas lenganya yang tertanam jarum lainya yang terhubung dengan kantung darah.

"Kau sendirian?"

"Eomma pergi. Mencari cemilan."

"Pasti sakit. Arra?"

Dia mengerjab sebentar. "Anni."

Dia lalu mempoutkan bibirnya. "Disini membosankan chanyeollie. Baekkie ingin segera pulang."

Aku mengacak-acak rambut coklatnya. "Oleh karena itu. Cepatlah sembuh."

Aku menarik tanganku setelah menyadari kalau rambut Baekhyun tidak seperti rambutnya dulu.

Rambutnya tidak selembut dulu dan itu membuatku sadar kalau cepat atau lambat,semuanya akan berangsur berubah.

Aku tidak tau bagaimana perasaanku saat itu. Tapi yang pasti,aku lebih senang dikubur ditanah daripada merasakan hal seperti ini. Sungguh.

"Baek, aku membawa kue untukmu."

"Jinjja?" Tiba-tiba Baekhyun bersemangat lagi dan itu membuat jutaan sel dalam diriku kembali bahagia.

"Tentu saja. Aku tidak pernah membohongimu kan?"

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

Akan sangat beruntung jika saat aku membuka pintu kamar Baekhyun, dan aku menemukanya duduk di kasurnya dan tersenyum padaku.

Tapi, itu jarang terjadi. Aku lebih sering menemukan Baekhyun sedang larut dalam mimpinya. Dan itu artinya bisa hampir seharian.


"Chan. Aku ingin keluar." Kata Baekhyun sambil menunjukan aegyo nya. "Aku bosan disini terus."

Aku menatap wajah pucatnya, sudah 3 bulan dia disini dan dia semakin kurus saja. Dia sudah tidak terlihat seperti mochi lagi T^TΒ 

"Baek.sabar. arra?"

"Kalau kau sembuh. Kau akan pulang dan kita akan bersama lagi."

Baekhyun mengerucutkan bibirnya kesal. "Aku tidak perduli chan. Aku ingin keluar T^T "

Aku menatapnya sebentar. 3 Bulan bukan waktu yang singkat,dan wajar saja Baekhyun bosan karena selama 3 Bulan dia tidak pernah keluar dari ruang rawatnya.

Dalam 3 bulan itu, keadaan Baekhyun semakin memburuk,rambutnya bahkan sekarang tidak ada lagi. Sekarang dia memakai penutup kepala dan dia bahkan tidak bisa berjalan lagi,setengah tubuhnya lumpuh dan dia kadang-kadang kehilangan penglihatanya.

Jangan tanya tentang perasaanku.

Rumit kau tau? Mencoba terlihat bahagia padahal di dalam hati aku meraung-raung seperti orang gila.Β 

Pura-pura bahagia juga perlu tenaga. Aku lelah. Sungguh :')

"Baek, kumohon mengertilah. Eomma mu melarang kan? Kau ingin sembuh kan?"

"Chaan.. kumohon.. sekali ini saja."
Baekhyun menyatukan tanganya di depan dadanya. "Kumohon Chan. Chanyeolllieee kumohooooon.."

Aku mendesah pelan.

"Terserah kau saja."

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

Aku mendorong kursi roda Baekhyun keluar gerbang rumah sakit. "Sebentar saja oke?"

"Saat perawat-perawat itu menemukan kita. Kita harus pulang."Β 

Baekhyun menoleh padaku dan menunjukan v sign padaku "tenang saja."

Aku mendorong kursi rodanya ke arah yang Baekhyun tentukan. Lapangan basket.Β 

Terletak 500 m setelah rumah sakit.

Aku menghentikan kursi rodanya di dekat lapangan itu, disana sunyi dan hanya ada kami berdua.Β 

"Seandainya aku masih bisa berlari. Aku akan mengajakmu duel chan." Candanya.

Aku sudah duduk di tanah disamping kursi roda Baekhyun saat dia memintaku berdiri lagi.

"Kau tidak akan memintaku menggendongmu dan bermain basket bersama kan?"Β 

Baekhyun tertawa dan aku senang mendengarnya. "Tentu saja tidak."

"Lalu?"

Baekhyun nampak tersenyum. Walau bibirnya hanya terlihat seperti lengkungan putih sangking pucatnya. Dia nampak sangat lemah apalagi dia sedang lepas infus sekarang.

"Aku ingin kau membuat 'Dunk shot' untukku."Β 

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

"Chan. Ada yang harus kusampaikan padamu."

Aku menatap mata Baekhyun penasaran. "Apa?"Β 

Baekhyun malah terkekeh. "Aku akan mengatakanya saat kau berhasil membuat 'dunk shot' untukku."

Aku memainkan kedua bola mataku frustasi."memangnya itu apa 'sih?"

"Istilah Basket." Baekhyun lalu menyipitkan matanya karena cahaya matahari mulai menusuk matanya.Β 
"Ya! Silau sekali!!"

Aku tertawa lepas. Menarik kursi rodanya ke tempat yang lebih teduh.

"Princess kepanasan huh?"Β 

Baekhyun mengerucutkan bibirnya lagi. "Mau tau tidak 'sih?"

Aku lalu bersedekap serius.Β 

"Kajja! Jelaskan Baekhyun-saem ^^ "

"Itu istilah basket. Saat kau bisa memasukan bola ke ring tanpa melompat sedikitpun."

"Aku tidak pernah bisa melakukanya kau tau? T^T "

"Menyebalkan."

Aku terkekeh sekali lagi. "Ya! Jadi,untuk apa kau memintaku melakukanya?"

Baekhyun terlalu bersemangat sampai aku pikir dia akan jatuh dari kursi rodanya.

"Itu melambangkan keberuntungan kau tau? Tidak semua orang bisa melakukan itu. Sama seperti bintang jatuh. Kau boleh membuat permintaan. Bedanya, di bintang jatuh. Kau mengatakan permintaan setelah bintangnya jatuh. Dan di 'dunk shot' kau mengatakan permintaan sebelum melempar bola. Kalau masuk. Permintaanmu akan dikabulkan. Jika tidak, ya tidak."

Aku menelengkan kepalaku. "Memangnya ini sungguhan? Pasti terkabul? Dan memangnya aku pasti bisa membuat dunk shot?"

Baekhyun berkata walau itu lebih terdengar seperti bisikan yang menyedihkan.

"Memangnya, aku bisa apa lagi,selain berharap?"

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

"Baiklah.aku akan melakukanya untukmu. Apa permintaanmu?"tanyaku pada akhirnya.

Baekhyun menjawab dan membuat hatiku hancur berkeping-keping.

"Aku ingin park chanyeol bahagia selamanya."

"Baek. Aku serius."

"Aku juga serius chan."

Aku mendesah pelan.Β 

Setelah beberapa lama, aku mencoba Menggenggam bola basket itu dan mencoba membuat dunk shot.

Dan aku gagal.

Dengar,aku tidak pernah main basket sebelumnya.Β 

Tidak semua orang tinggi suka main basket. Kau tau?

Tapi Baekhyun terus memintaku untuk terus mencoba dan akhirnya. Aku membuat dunk shot untuknya.

Ya,baek. Impianmu akan jadi nyata.

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

"Chanyeol turunkan aku. Aku ingin duduk disampingmu." Rengek Baekhyun saat aku duduk di rumput di dekat kursi rodanya.

"Ya! Awas jatuh!" Seruku.

Saat itu ,matahari sudah hampir tenggelam. Dan langit sudah sepenuhnya berwarna jingga. Keringat terus mengalir di kulitku dan itu menyenangkan.

Aku menggendong Baekhyun agar dia bisa turun dan duduk di sampingku. Tanpa kusangka dia malah memelukku saat kami baru saja duduk bersebelahan.

"Aku menyayangimu chan. Terimakasih untuk semuanya."

Apa.

"Hei, Baek! Kau kenapa sih?"Β 

"Tadi kukatakan ada yang ingin kusampaikan padamu kan?"

Baekhyun menghela nafasnya pelan.

"Terapiku gagal chan."

"Terimakasih sudah menuruti permintaan terakhirku. Kau janji ya? Bahagialah terus. Kumohoon.."

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak frustasi.

"DIAM!"

"Kau akan baik-baik saja Baek. Buktinya, sekarang kau ada dihadapanku."

Saat aku mengatakan itu. Tiba-tiba darah mengalir dari hidung Baekhyun. Aku benar-benar ingin melakukan sesuatu. Tapi Baekhyun melarangku dan mulai membersihkanya sendiri.

"Aku akan pergi Chan. Aku lelah.rela kan aku ya?"

"Tidak Baek. Tidak!" Rengekku. Aku bahkan tidak perduli pada air mataku. Aku memeluknya, tak perduli darahnya yang terus mengalir.

"Jangan tinggalkan aku baek."
"Kumohon."

Aku tidak mendapat jawaban apapun. Tapi,tubuh Baekhyun melemah dalam pelukanku.

Dia.. pergi.

Aku menghapus air mataku kasar.

Dan mulai menangis seperti seorang Bayi.

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

"Tidak apa-apa chan."
"Sampai jumpa lagi di surga."

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

EndΒ 

-πŸ’™πŸ’œπŸ’™-

Kenawhy gak ada sedih-sedihnya sama sekali :'v w jijik sama ketikan sendiri πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Sebelum ada yang protes, w ngaku kalau alurnya memang cepet banget. Padahal awalnya w mau nambahin pho gitu, biar ky 10080 πŸ˜‚πŸ˜‚ plak* tapi w gak tega ah nyiksa Baekhyun πŸ˜₯πŸ˜₯

Baek mati πŸ˜‚πŸ˜₯Β 

Bukan Baekhyun EXO yaa..

Tapi Baekhyun yang 16 tahun πŸ˜‚πŸ˜‚

Haha..

W tau ini ceritanya klise + gak jelas pakai banget-banget. But ..

INI PANJANG LHO! β™‘

Lol, lebih dari 2k word.

Begitu saja, mohon krisarnya, voment juga kalau memungkinkan.

Pai πŸ’™πŸ’œ

Niscaya akan ff lain disini :'

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet