Tell Me You Love Me (chapt. 1)

Namjoo & Sanghyuk Short Story

Bolbbalgan4 – Tell Me You Love Me

 

Kegiatan kuliah dari pagi hingga petang memang membuat para mahasiswa merindukan kata ‘pulang’. Tak terkecuali Namjoo, seorang mahasiswa jurusan farmasi di salah satu Universitas di kotanya. Pagi sampai siang kuliah dan melanjutkan praktikum sampai sore hari. Tapi apa daya demi menggapai cita-cita yang sudah setengah jalan, Namjoo harus bertahan di rumah keduanya (read: kampus) dengan sisa sisa semangat yang ada hingga menuju wisuda.

“Ya, sekian kuliah dari saya, apakah ada yang ditanyakan?”

Entahlah, kalimat tadi bagi Namjoo adalah sebuah alarm bahwa dia harus memasukkan barangnya ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.

Seperti biasa, kelas akan hening tanda ingin bergegas merebahkan badan mereka di tempat tidur masing-masing. Setelah dosen keluar, Namjoo langsung berdiri dan menghampiri kursi Seunghee untuk mengajak pulang bersama.

“Hee, ayo pulang bersama”.

“Maaf Namjoo, aku ada acara. Jadi aku dijemput ayah”, jawab Seunghee.

“Ohh oke, aku duluan ya. Hati-hati dijalan”.

“Kamu juga, Namjoo-ya”.

 

Namjoo kini sedang berjalan santai ke arah halte bis dan sesekali melihat ke arah toko di sebelah kirinya. Sampai di halte, 5 menit kemudian bisnya datang. Namjoo langsung naik dan duduk di kursi favorit yang ajaibnya selalu kosong setiap ia menaiki bis tersebut.

“Oh! Annyeong!”, ucap Namjoo dengan tersenyum menyapa pria yang selalu duduk dibelakangnya.

Dan tak ada jawaban, seperti biasa. Sebenarnya mendengar tetapi pura pura tak mendengar. Namjoo sudah biasa dengan hal ini karena memang sifat lawan bicaranya yang dingin namun peduli dalam diam.

Namanya Sanghyuk atau lebih akrab dipanggil Hyuk. Pria ini satu jurusan dengan Namjoo tetapi di kelas yang berbeda. Mereka hanya sebatas teman jurusan dan teman yang hanya bertemu di bis saat pulang. Bisa dikatakan Sanghyuk termasuk mahasiswa yang cukup populer di jurusannya, terutama dikalangan semester bawah. Sifatnya yang dingin namun peduli dalam diam ini memang menjadi senjata dalam menarik wanita di sekitarnya. Tapi jangan salah paham, sifat dinginnya masih diatas segalanya.

Setelah duduk, Namjoo teringat akan kejadian dikampus tadi siang. Tanpa basa basi Namjoo menoleh ke belakang, “Hyuk-ah, terima kasih tadi sudah membantuku di perpustakaan”.

Ya, benar. Tak ada jawaban. Hanya mengangguk kemudian melihat ke arah jendela disampingnya.

“Waaahh, benar benar. Apakah dia sedang tebar pesona dengan sifat dinginnya? Apa benar itu daya tariknya? Tidak bisa dipercaya”, kata Namjoo dalam hati sambil mendengus kesal dan kembali ke posisi semula.

Sebenarnya ada kejadian kecil terjadi di perpustakaan tadi siang. Namjoo memiliki tugas mata kuliah kosmetik yang mengharuskannya pergi kesana untuk mencari referensi. Bisa dikatakan Namjoo bukan tipe mahasiswa yang sering mengunjungi perpustakaan. Terlebih lagi petugas perpustakaan yang kurang bersahabat, dan itu terjadi pada Namjoo. Saat sedang mencari buku referensi, Namjoo bertanya pada petugas perpustakaan dimana letak rak buku yang membahas tentang kosmetik. Apa jawaban yang diterima Namjoo?

“Cari terlebih dahulu, baru bertanya”, jawab petugas perpus.

Daripada terjadi perdebatan, Namjoo memilih untuk diam dan mulai berkeliling mencari buku tentang kosmetik. Hampir 30 menit mencari, Namjoo mulai kesal dan akhirnya duduk dan menutup wajahnya frustasi.

Tiba-tiba ada kurang lebih 3 buku mendarat mulus di hadapan Namjoo,  dengan judul buku yang sesuai temanya. Tanpa diduga, ternyata Sanghyuk yang membantunya. Namjoo tersenyum senang saat melihat Sanghyuk. Namun belum sempat mengucapkan terima kasih, Sanghyuk langsung pergi meninggalkan Namjoo.

Kembali ke bis. Bis Namjoo dan Sanghyuk sudah sampai. Kebetulan rumah mereka satu arah, tetapi tidak pernah sekalipun pulang bersama atau sekedar mengobrol. Sanghyuk selalu berada beberapa meter dibelakang Namjoo. Terkadang Namjoo merasa sedikit aman ketika Sanghyuk ada dibelakangnya, takut-takut ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi Namjoo bisa teriak dan didengar oleh Sanghyuk.

Namun tidak kali ini, Namjoo merasa sedikit cemas. Seperti ada yang mendekatinya. Apa kalian pernah merasakan ketika kalian sedang sendirian dan merasa ada orang yang mendekati tapi tak ada wujudnya? Itulah yang dirasakan Namjoo.

“Kenapa jantungku berdetak kencang? Apa karna aku takut pulang sendirian? Tapi aku sudah biasa pulang sendiri dan ada Sanghyuk yang selalu dibelakangku. Ah sudahlah, mungkin aku hanya cemas tanpa sebab”, ucap Namjoo dalam hati.

Tiba-tiba...

“Namjoo”.

Namjoo menghentikan langkahnya karena terkejut mendengar namanya dipanggil dari arah belakang. Dengan ragu Namjoo menoleh dan ternyata Sanghyuk sedang berdiri tepat dibelakangnya.

“K..k..kenapa hyuk-ah?” tanya Namjoo yang tergagap karena masih dalam keadaan terkejut.

Bukannya menjawab, Sanghyuk terlihat menundukan kepalanya. “Namjoo”, ucapnya.

Hening.

Sanghyuk mendongakan kepalanya dan menatap langsung mata Namjoo.

“Aku menyukaimu”, ucap Sanghyuk lalu menunjukkan senyum tipisnya sepersekian detik, kemudian melanjutkan perjalanannya tanpa memperdulikan Namjoo yang terkejut untuk kedua kali dan berusaha mengontrol detak jantungnya.

“Apa maksudnya?”.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DEERDEWI
#1
Chapter 3: Bahasanya udah bagus kok cuma kayaknya kurang detail jadi perasaannya belum sampe ke reader kaya nanggung gitu gpp kok masih enak dibacanya hehe fighting ya