PROLOG - Faithfullness

Stop It.
Please Subscribe to read the full chapter

The Story Start Here.

 

            Kim Hyoyeon, seorang wanita cantik berambut blonde yang sangat populer. Siapa yang tidak kenal dengan wanita yang satu ini? Wanita cantik yang memiliki senyum yang luar biasa menawan, memiliki sifat ke-ibuan, ahli dalam bidang memasak dan juga dance. Dance? Ayolah jangan bicarakan seberapa ahli wanita yang satu ini dalam bidang dance. Kim Hyoyeon akan terlihat lebih cantik, ah coret itu, dia akan terlihat jauh lebih cantik dan juga y saat dia menari. Percaya lah kau akan langsung jatuh cinta saat melihatnya menari.

 

            Tidak kah kita melewatkan 1 hal dari wanita goddess ini? Cinta. Siapa yang tau tentang percintaan Kim Hyoyeon? Tak ada satupun orang yang mengetahui tentang percintaan wanita cantik ini. Tidak mungkin alasannya karna tak ada pria yang ingin bersamanya, kalian bercanda? Jutaan pria ingin bersanding dengannya. Mungkin kata ‘trauma’ sudah cukup untuk menceritakan kenapa Hyoyeon tidak terlihat memiliki hubungan dengan pria mana pun. Tidak hanya trauma akan percintaan, tapi Hyoyeon juga masih ragu untuk memberikan kesetiaannya-lagi-.

 

Flashback

 

            Dinginnya angin malam di kota Seoul berhembus, membuat seorang wanita yang memiliki nama Kim Hyoyeon itu mengusap kedua lengannya. Hyoyeon tengah berada pada balkon dorm-nya.

            “Eonnie, jika kau terus disana, kau bisa sakit” cemas sang maknae.

            “Aku akan baik-baik saja Seohyun-ah” balas Hyoyeon tanpa mengalihkan pandangannya. Tangannya menggenggam ponsel miliknya, menunggu telfon atau paling tidak pesan singkat masuk kedalam ponsel itu sepertinya.

            “Eonnie makan lah dulu” ucap Seohyun lagi. Seohyun sudah sangat mencemaskan Hyoyeon yang sejak tadi berdiam diri di balkon.

            “Kau makan saja duluan, aku akan menyusul nanti” jawab Hyoyeon. Kini ia menunjukan sebuah senyuman pada Seohyun untuk menunjukan padanya bahwa ia baik-baik saja.

            Seohyun menghembuskan nafasnya lalu menganggukan kepalanya lalu pergi meninggalkan Hyoyeon sendiri.

            “Aku saja yang bodoh masih setia menunggu telfon dari-nya. Ayo lah Kim Hyoyeon, Jong In sudah memiliki Krystal sekarang, untuk apa dia menghubungi mu?” tanya-nya pelan pada dirinya sendiri. Dalam hati ia merutuki ke-bodohannya untuk terus menerus mengganggam ponsel menunggu panggilan masuk dari seorang Kim Jong In. Hyoyeon meletakan ponselnya di kursi yang sejak tadi ia tempati, lalu ia pergi menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

 

            2 jam sudah berlalu, jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Tapi tak satu-pun member SNSD yang terlihat sudah tertidur, mereka semua masih berkumpul didepan televisi kecuali 2 orang, Im Yoona & Choi Sooyoung. Tak lama kemudian terdengar langkah kaki memasuki dorm SNSD ini. Mungkin 2 orang yang belum pulang, atau mungkin manager mereka.

            “Demi Tuhan Kim Hyoyeon!” terdengar suara Sooyoung saat ia memasuki ruang tengah.

            “Mwoya?” tanya Hyoyeon dengan mulut penuh ramen. Entah lah, padahal dia sudah makan sebelumnya. Tapi ia ingin makan ramen malam ini.

            “Aku menghubungi mu puluhan kali! Pantas saja kau tak membalasnya, kau tinggalkan ponsel mu disini eoh?!” kesal Sooyoung sembari memegang ponsel Hyoyeon yang ia temukan tergeletak di kursi yang ada di balkon.

            Hyoyeon langsung membuang pandangan dari Sooyoung dan kembali fokus menghabiskan ramen milik-nya.

            “Ada missed-call dari Kai”

            Hyoyeon langsung hendak mengambil ponsel miliknya yang ada di tangan Sooyoung.

            “Kau hanya peduli jika ada panggilan dari Kai huh?”

            “Tsk, Tidak bisa kah kau tidak membawa nama Kai jika ingin mengerjai ku?”

            “Mengerjai apa? Oh.. tentang missed-call itu? Aku tidak berbohong” Sooyoung langsung mengembalikan ponsel milik Hyoyeon kepada pemiliknya.

            Hyoyeon pun langsung memeriksa ponsel itu, dan benar saja yang Sooyoung katakan. Nama Kim Jong In terselip di antara nama Choi Sooyoung di kotak missed-call.

 

            Jadi dia masih ingat untuk menghubungi ku? Meskipun hanya sekali. Batin Hyoyeon seraya menuju kamarnya sekaligus menggenggam ponselnya. Sesampainnya Hyoyeon dikamar yang ia gunakan bersama Seohyun pun, ia langsung menghubungi Jong In.

            “Yeoboseyo” terdengar ada jawaban dari sebrang.

            “Eoh, ada apa kau menghubungi ku?”

            “Kau terdengar tidak senang aku menghubungi mu” protesnya.

            Aku tidak senang bukan karna kau menghubungi ku, tapi karna kau hanya menghubungi ku sekali. Batin Hyoyeon “Iya, aku tidak senang kau menghubungi ku. Ada apa? Tentang Krystal kah?” kumohon katakan tidak, katakan tidak. Hyoyeon memohon dalam hatinya.

            “Kau benar-benar tau aku noona-ya” Hyoyeon tau betul, pasti saat ini Jong In tertawa kecil.

            Iya, aku memang terlalu mengetahui dirimu Jong In-ah, dan aku berharap aku tidak mengetahui mu sama sekali Batin Hyoyeon. Entahlah tapi setiap kali sedang Menelfon Jong In, Hyoyeon akan selalu bicara pada dirinya sendiri, membatin dan merutuki dirinya sendiri karna mau menanggapi Jong In yang selalu saja membahas Krystal.

            “Noona? Kau masih disana?” suara Kai menyadarkan Hyoyeon dari lamunannya.

            “Iya, jadi apa yang ingin kau katakan pada ku?”

            “Kau sedang kelelahan ya noona? Atau sedang kesal?”

            Aku kesal pada mu, aku sangat kesal pada mu. “Sedikit lelah mungkin”

            “Benarkah? Kalau begitu kau istirahatlah noona. Aku tidak mau kau sakit”

            Benarkah kau tidak mau aku sakit? Benarkah kau mengkhawatirkan ku? “Lucu sekali kau mengkhawatirkan ku. Oh mungkin aku harus bilang pada Krystal bahwa kau mengkhawatirkan ku”

            “Ah... Noona-ya! Kau tidak bisa melakukan itu! Kalau Krystal marah pada ku bagaimana?”

            Oh ya, bodohnya aku untuk benar-benar berfikir bahwa Kim Jong In masih sempat benar-benar mengkhawatirkan ku. “Lalu jika Krystal marah pada mu, ada urusannya dengan ku? Demi Tuhan, aku tidak akan pernah memperdulikan itu Kim Jong In”

            “Eii jadi kau tidak peduli jika adik tampan mu ini bersedih eoh?”

            “Aku bahkan baru tau aku memiliki 2 adik laki-laki”

            “Jadi kau tidak pernah menganggap ku sebagai adik mu? Noona, aku marah pada mu”

            Bagaimana mungkin aku menganggap mu adikku sementara aku memiliki perasaan pada mu? “Untuk apa aku peduli jika kau marah pada mu, sementara kau tidak pernah peduli saat aku marah pada mu?”

            “Noona... Jadi kau marah pada ku? Jadi sikap mu yang tiba-tiba berubah ini karna kau marah pada ku? Katakan pada ku kenapa kau marah pada ku”

            Karna aku lelah harus terus mendengar kau bercerita tentang hubungan mu dan Krystal! Tak bisa kah kau mengerti itu? “Kau pikir saja sendiri. Sudah aku mau tidur”

            “Noona! Tunggu dulu, bilang dulu kau kenapa? Kau patah hati?”

            Itu kau tau! Tapi tetap saja terus membahas hubungan mu pada ku! Dasar bodoh! “Kalau iya kau mau apa?”

            “Menyatukan hati mu mungkin?” jawab Jong In dengan nada tak yakin.

            “Aku rasa aku memang harus mengatakan ini pada Krystal”

            “Noona...”

            “Sudah ya” Hyoyeon langsung memutuskan panggilan itu. Untuk beberapa saat ia masih menatap layar ponselnya, berharap Jong In kembali menelfonnya. Tentu saja hasilnya nihil, akhirnya Hyoyeon memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur dan membiarkan ponselnya tergeletak di atas meja yang terletak di dekat kasur yang ia gunakan.

Ayolah Kim Hyoyeon.. mau sampai kapan kau terus bertahan dengan kesetiaan mu ini? Sudah 7 bulan kau biarkan hati mu tersakiti demi mempertahankan kesetiaan ini. Jelas-jelas kau sudah tau, bahwa Jong In hanya mencintai Krystal dan hanya mengganggap mu sebagai noona-nya, apa lagi sih yang kau harapkan? Kau masih ingin disakiti oleh Jong In? Kau masih ingin mendengar ocehan Jong In tentang Krystal? Kau masih ingin berkhayal hal-hal bodoh tentang mu dan Jong In? Demi Tuhan Kim Hyoyeon kau bodoh sekali. Batin Hyoyeon merutuki dirinya sendiri sebelum ia benar-benar tertidur.

 

Next Day

 

            Hyoyeon berjalan sendirian di tengah SM Building. Tidak, ia tidak ada jadwal latihan dengan member SNSD hari ini, apa lagi meeting sendirian dengan salah satu orang penting di SM Entertaiment, rasa-nya sulit baginya untuk mengalami hal semacam itu. Hari ini Hyoyeon tidak memiliki jadwal kecuali perform bersama para member nanti malam, jadi dirinya memutuskan untu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hedayuredzuan #1
Chapter 2: Thanks for update.. Waiting for next chapter..?