Out Of The Woods

Out Of The Woods

Out Of The Woods
Request dari Dea , maafin de , gue lama banget bikin ini ff , feel gue ilang muncul ilang muncul mulu , tapi makasih juga udah minta gue bikin ff , padahal ff gue biasa biasa aja , makasih de , gue terharu :’

Story Begin …

1.

Jika ada yang mengatakan padaku ‘Dunia baru yang baru saja kau masuki (masuk Universitas) adalah hal yang menyenangkan’ aku akan menampar orang itu.Menyenangkan apanya ? Teman satu kelasku banyak yang terlalu bergantung padaku , mengerjakan tugas , satu soal tidak menemukan jawaban , bergeser ke arahku dan menawarkan ‘iming-iming’ yang mereka anggap pantas untuk membayar jasaku.

Sunguh , Tuhan ,  memberi mereka otak digunakan untuk berpikir , bukan untuk membujuk atau menawarkan hadiah agar kau mau mengerjakan tugasnya.Cih !

Aku masih saja menggerutu saat sampai di kursi panjang dekat koridor utama , ini membuat mood ku buruk , sungguh , seseorang memberitahu kepadaku , laporkan saja , atau jangan memberi mereka jawabannya.

Ide bagus , tapi aku tidak mau sampai lulus nanti menjadi seorang diri , berjalan sendiri dan dianggap tidak ada , karena aku sekarang hidup di dunia dimana saling ‘bekerja sama dalam ujian’ adalah hal yang mutlak dan sah secara pandangan pertemanan.

Terkadang aku berpikir jika memliki kekasih akan membuatku sedikit merasa lebih baik.Setidaknya ada yang kuajak bicara masalah ini.Bukannya aku tidak punya teman dekat yang bisa diajak berbicara tapi satu satunya teman dekatku yang bisa kuajak berbicara itu , menyaranku hal yang mustahil untuk dilakukan tadi.

Sebaiknya aku pulang saja , hari ini tidak akan berjalan dengan baik jika aku terus menggerutu sendirian , setidaknya lampiaskan pada sesuatu , makan atau yang lain , yah itu lebih baik.

“Hei , maaf , apa aku bias pinjam pena ? , milikku jatuh entah dimana”

Aku terdiam , siapa orang ini , aku tidak pernah melihatnya , dia anak dari salah satu dosen ?

“hei , hallo , kau masih disana ?”

“ah , ya , ya , ini”

“tunggu kau mau kemana ? aku hanya ingin meminjamnya sebentar”

“bawa saja , aku masih punya”

“terima kasih”

Setelah dia berlalu , aku baru menyadari efeknya padaku.

He’s cool ! Kalau mau tahu cool seperti apa yang kumaksud , cari di kolom google dan ketikkan “Park Chanyeol” yah dia , laki-laki peminjam pena tadi kurang lebih seperti itu walaupun tidak terlalu tinggi seperti Park Chanyeol , artis yang sering kulihat di televisi.

“kuharap dia akan masuk Universitas ini”

2.

“Kau lebih banyak menatap kedepan hari ini”

“hah ? apa ?”

Teman dekatku , menunjuk wajahku dengan gelas kopinya “kau juga terlihat’berbeda’ hari ini , ada apa ?”

“apanya ? aku ?”

“iya bodoh , siapa lagi yang kuajak berbicara disini ?”

“ah … entahlah”

“kau punya pacar rahasia ?”

Aku menatapnya , walaupun tidak benar , tapi itu hampir benar , yah , memang bukan pacar , tapi rasanya seperti menemukan cinta sejati di antara lautan manusia.

“apa kita kedatangan anak baru ?”

Temanku itu terlihat mengingat , lalu menggeleng “kurasa tidak , ada apa ? kekasihmu anak baru disini”

“Ya Tuhan , bukan kekasih , dia entahlah dia meminjam penaku kemarin saat aku sedang menggerutu sendirian didekat koridor pertama”

“Percayalah , dia akan menemukanmu”

What ?”

“namamu ada di setiap pena bahkan di make up pun ada , dan hanya kau diangkatan kita yang terkesan ketakutan sekali alat tulis atau make up nya hilang”

“gawat ! ini gawat”

“apa lagi ?”

Aku memegang lengan temanku itu dan setengah berbisik “aku belum siap bertemu dengannya lagi”

3.

Dimulailah hari-hari bagai ninja , entah , aku hanya belum siap bertemu dengannya lagi.Kurasa setiap anak gadis tahu alasannya , mereka pasti punya rasa malu-malu saat akan bertemu dengan orang yang disukai.Seperti akan bertemu cinta pertama , nervous , and little bit uncontroll heartbeat.Dan aku salah satu yang belum siap bertemu dengannya lagi , aku terlalu takut jika tidak bisa menyembunyikan wajahku yang tersipu , dan juga takut jika dia akan menganggapku aneh karena kegugupanku.

Tapi jujur saja mau aku ‘bermain ninja’ atau tidak , aku tidak melihatnya.Dimana pun , dimanapun dalam arti sebenarnya.

Apa dia bukan seangkatan denganku ? lebih tua ? atau memang dari jurusan yang berbeda ?

Oh , Tuhan , sekarang aku ingin tahu !

Menghela napas dengan berat , sambil menatap kearah mahasiswa lain , sebenarnya ini salah satu upaya untuk ‘menemukannya’.Walaupun aku akan segera bertingkah seolah tidak melihatnya , atau yang lebih menantang lagi , aku akan segera melarikan diri.

Tapi sudah beberapa lama aku duduk disini , ditempat yang sama saat dia meminjam penaku , tidak ada tanda-tanda dia akan muncul –lagi-.Yah memang mungkin dia hanya cameo yang hadir didalam hidupku kemarin sore.

Aku tersentak saat pundakku terasa disentuh ,

“apa kau punya pena ?”

Bukan , bukan laki-laki itu , bukan laki-laki yang berhasil merubahku menjadi ninja dan mata-mata , sungguh kali ini bukan dia , yang sekarang berdiri dihadapanku , seorang anak laki-laki berambut panjang , dan bermata sipit.Sejenak aku berpikir kalau laki-laki yang kusukai itu menyamar , tapi jika iya , samarannya sungguh mengecewakan.

“hallo ? hallo ?”

Sial ! aku segera menggeleng “tidak , aku sudah meminjamkannya pada seseorang kemarin”

Dan aku melarikan diri , senjata yang harusnya kupakai saat menemukan laki-laki pena-ku , tapi justru kupakai sekarang , sial , dasar sial.

4.

Esoknya aku memutuskan untuk tidak bermain ninja dan mata-mata lagi.Melelahkan , sungguh ! dan lagi kau jadi mudah terkejut , yang paling penting , aku terbawa perasaan setiap ada orang lain atau aku sendiri yang dipinjami pena.

“kau mau ikut denganku ?”

“kemana ?” tanyaku , sejak sebenarnya tadi teman dekatku ini membiarkanku masuk lebih dalam dalam bayang pikiranku sendiri.Singkatnya dia membiarkanku menikmati lamunan panjang.

“mengambil buku yang dipinjam temanku , dari kelas informatika”

Aku menggangguk “oke”

Dia menghela napas , terlihat kesal , sepertinya , “dengar ya , aku tahu kau sedang terpesona , tapi jangan terlihat bodoh begini”

“aku ?”

“oh lupakan , aku sedang berbicara dengan ‘invisible woman’”

“baiklah aku mengerti , terima kasih sudah mengingatkan orang bodoh ini sobat”

“astaga , sudahlah , ayo ikut aku sekarang , bukunya sudah harus diambil”

Aku hanya diam saat temanku itu sibuk mencari teman yang ia pinjami bukunya , kalau tidak ada ditempat , kenapa merepotkan orang , memang tidak bisa esok hari ? aku tidak suka menunggu , sungguh , itu melelahkan dan membuat mood mu berantakan.

Aku menoleh dan temanku itu sudah tidak ada disana , kemana lagi orang itu ? aku menunggu disini dan dia sibuk kesana kemari , kenapa tidak meminta teman peminjam itu menunggu disuatu tempat saja , itu berkali-kali lipat lebih mudah.

“Oh ! kau , gadis pena”

Saat itu aku sudah hampir saja mengeluarkan jantung dari mulutku terlalu terkejut dengan orang yang ada dihadapannya sekarang.Orang yang membuatnya bermain ninja dan mata-mata selama dua hari berturut-turt , dan juga orang yang membuatnya curiga pada setiap orang yang meminjam pena padanya , ya ! ini dia laki-laki itu.

“sedang apa disini ? kelasmu disini juga ?”

“dia benar-benar tidak menyamar …”bisikku pada diri sendiri saat tiba-tiba mengingat laki-laki berambut panjang dan bermata sipit yang ingin meminjam penanya juga.

“kau bilang apa ?”

“oh tidak , bukan apa-apa ?”

Dia mengangguk “lalu ?”

“aku ?” tunjukku pada diri sendiri.

Dia terlihat menggangguk lagi “kelasmu juga disini ?”

“oh tidak , aku kelas kimia”

Laki-laki itu terlihat terkejut dan menatapku “wow”

“kenapa ?”

“kau gadis kimia pertama yang pernah kukenal”

“jadi banyak gadis dari jurusan lain ?” bodohnya aku , pertanyaan apa ini ? kelihatan sekali jika kau sedang mencoba menahan rasa ingin tahumu , dasar bodoh.

Dia tertawa , dan aku adalah pihak yang akan meminta pada Tuhan untuk tidak melupakan suara tawa laki-laki yang sukses membuatku gila in i.

“tidak banyak hanya kakak perempuanku , ibu , teman kelasku dan kau , the one and only

“hei , ayo pulang sampai kapan kau berdiri disana ? Oh My God !!!” temanku yang sepertinya sudah selesai membawa bukunya kembali itu menutup mulutnya saat tiba didekatku , see ? bukan aku yang satu-satunya bereaksi begitu , walaupun saat itu reaksinya kusimpan dalam pikiranku sendiri.

Temanku menggerakkan matanya , dan memakai bahasa tubuh , seolah bertanya ‘ini laki-laki yang membuatmu melamun dan menjadi ninja ?’ dan aku mengangguk seraya berharap semoga memang itu maksud temanku ini.

“hai , kau yang meminjam penanya kan ? salam kenal , aku teman dekatnya”

Bagus , seharusnya tidak kubiarkan dia berbicara , mengatakan hal semacam itu sama saja membuka kedokku selama ini ,  membicarakannya secara diam-diam.

“ah ya , penanya masih ada denganku , kau mau mengambilnya ?”

Aku menggeleng “kau terlihat masih membutuhkannya”

Dia kembali tertawa , “kau benar-benar lucu”

“terima kasih , kami harus pulang , sampai jumpa”

see ya

Dan perasaanku mengatakan jika dia masih menatap kami walaupun aku tidak kembali menoleh kebelakang.

5.


*Pheromones , kau akan melamunkannya dan memikirkannya terus menerus

*Oxytocin , kau terus merindukannya

*Vasopressin , kau terlihat setia

*Norepinephine , dia membuatmu selalu tersenyum sepanjang hari

Aku menggaris bawahi kata-kata itu semua dengan pena berwarna merah , dan tanpa sadar coretannya membentuk lambang cinta.Oh , ini menjadi sedikit menyebalkan , aku tidak bisa fokus pada hal lain sekarang.

The one and only

Bagus , kata-katanya masih teringat jelas sekali.Apalagi suara tawanya , kenapa juga aku berdoa pada Tuhan untuk tidak melupakan tawanya ? ini menyusahkan diriku sendiri.Belum lagi saat teman dekatku itu mengatakan hal yang cukup membuatku kesal.

‘Kurasa dia sudah punya kekasih’

Ingin sekali aku melemparkannya ke kutub utara , darimana dia bisa tahu , dia bahkan baru bertemu dengan laki-laki itu kemarin.

‘dia terlalu tampan menurutku , jadi orang tampan macam mana yang tidak punya kekasih ?’

Ada , lihat saja Park Chanyeol , Gong Yoo , Jo In Sung , Do Kyungsoo , jung Woo Sung , mereka semua orang yang kelewat tampan tapi tidak punya kekasih atau sebenarnya ada tapi mereka menyembunyikannya , entahlah tapi yang terlihat dari luar mereka ‘single’.

‘tapi kurasa dia mengangapmu menarik’

Yah , kurasa itu bisa membantuku untuk tertidur dengan lega malam ini.

6.

“Hai ! kita bertemu lagi”

Aku menoleh dan menarik napas diam-diam , mengangguk “hai”

“kau ada tugas juga ?”

“ha ?”

“aku kesini untuk mengerjakan tugas , kau ?”

Aku mengangguk , lalu teringat jika dia kemari untuk membaca novel keluaran terbaru dari novelis favoritnya , beberapa aku menggeleng.Dia , laki-laki itu menatapku bingung , mungkin merasa bingung dengan sikap anehku barusan.

“sebenarnya aku tidak ada tugas , hanya membaca”

Kata-katanya tidak keluar dari mulut laki-laki itu saat seorang gadis lain masuk dan menyapanya “apa sudah lama ? maaf aku harus mengajari anak lain bermain lagu baru”

Aku menaikkan alisku tanpa sadar , manatap gadis ‘baru’ ini dari atas sampai bawah , dan setuju pada diri sendiri jika gadis ini cantik , cantik yang anggun , sangat feminim.Maksudnya definisi cantik yang seperti putri.

“Tidak apa aku baru saja datang , oh ini temanku , kalian belum saling mengenal , kan ?”

Aku menggeleng , dan mengulurkan tangan pada gadis ini , Demi Tuhan , tangannnya lembut sekali , astaga tahan dirimu , tahan dirimu , jangan terlihat berlebihan , dia terlihat menyukai laki-laki penamu juga.

“kau anak baru ?” Tanya gadis itu

“tidak aku anak kimia”

“oh” satu jawaban singkat dan gadis itu kembali ‘menempel’ dengan laki-laki pena-ku.Ini bukanlah hal yang menyenangkan.Sungguh menyebalkan , sangat.Jika tadi aku mengatakan jika dia definisi seorang putri , ya , dia putri , putri dari Ibu tiri Cinderella.

“ayo duduk” laki-laki itu mengajakku , tapi entah kenapa gadis ‘baru’ itu yang terus melakukan hal-hal yang ditujukan untukku.Memangnya dia ini stuntman ? kalau iya aku tidak membutuhkannya.Aku bisa melakukan semua peranku sendiri.Gadis pemeran kedua tidak dibutuhkan disini , mereka pengganggu.

“ayo” ajak laki-laki pena-ku lagi.

Aku menggeleng “aku bisa mengganggu kalian nanti”

“kami hanya mengerjakan tugas , dan aku juga yakin kau tahu ini perpustakaan , kau tidak akan membaca buku keras-keras” ucapnya dengan tersenyum.

Sekarang aku ada di antara perasaan senang dan kesal.Senang karena dia memperhatikan dan menganggapku ada disana , kedua kesal dengan ucapannya yang menyebutnya dan gadis pemeran kedua itu ‘kami’.Seolah-olah tidak ada kosakata lain selain kami.

“baiklah”

7.

Hal yang membuatku senang berikutnya adalah saat aku melihatnya menulis tugasnya menggunakan penaku.Ya , pena yang kupinjamkan pada pertama kali padanya.Kembali kesal saat si pemeran kedua itu sengaja melambat-lambatkan suaranya , sengaja mencari perhatian laki-laki pena-ku.

“kau sudah selesai ?” Tanya laki-laki pena-ku.

Aku menggeleng “aku akan meminjamnya” lagipula msiapa yang tahan melihat ‘pemeran kedua’ ini bersikap berlebihan.Membuatku mual , jujur saja aku ingin muntah jika berhasil keluar dari sini.

“kita belum makan , kan ?”

Aku menunjuk diriku sendiri “aku ?”

“iya , ayo makan bersama , sebentar lagi tugasnya selesai”

Aku mendesah lega saat tidak mendengar kata ‘kami’ lagi darinya , dan perlahan aku mengangguk dan kembali duduk ditempatku , mengabaikan tatapan tidak suka dari si ‘pemeran kedua’.

“bisakah kau mengantarkanku membeli not piano , milikku hilang” Tanya si pemeran kedua , laki-laki pena-ku mengangguk , dan menatapku , dia mengatakan

“setelah makan , aku akan mengantarmu”

“aku belum lapar , setelah ini saja , bagaimana ?”

“tapi aku lapar , ayo cepat selesaikan ini , lau segera makan , dan aku bisa mengantarmu membeli not piano”

Aku menatap pemeran kedua itu dengan wajah kemenangan , dan hadiahnya tentu saja pandangan menusuk darinya.Kenapa pula aku melakukannya tadi ? balasannnya membuatku semakin ingin menelannya hidup-hidup.

“aku selesai , bagaimana dengan tugasmu ?” Tanya si aktor utama , laki-laki pena.

“kurasa aku juga selesai , kita berangkat sekarang ?”

“ya setelah makan , hei gadis pena , ayo makan”

Aku mengangguk dan mengikutinya bersama dengan gadis pemeran kedua itu , aku hanya bisa berdoa semoga ini tidak semakin menyabalkan.Lihat saja , bagaimana si pemeran kedua it uterus berusaha mendapatkan perhatian pemeran utama laki-laki , dan nasib pemeran utama wanita ? menunggu kesempatan lain yang datang sambil terus menggerutu , berharap pemeran utama laki-lakinya ‘berlari’ padanya.

“apa kau sakit ?”

Aku mendongak dan mendapati si laki-laki pena menatapku “tidak , ada apa ?” lalu aku mencari sosok pemeran kedua tadi.

“dia sedang memesan , ayo kita duduk”

“aku curiga padamu”

“hm ?” tanyaku dengan menatapnya.

“kau sakit kan ? tidak apa-apa katakan saja padaku”

Aku menggeleng , “sunguh aku baik-baik saja”

“lalu kenapa kau lebih sering diam dan melamun”

Aku membuka mulutku akan menjawabnya , saat dia kembali berbicara “aku terus memperhatikanmu jadi aku tahu”

Astaga , jadi … Ya ampun , laki-laki ini , dia membuatku tidak bisa menegakkan kepalaku lebih lama lagi.Rasanya sedikit tertolong saat pemeran kedua itu datang , dengan membawa pesanannya.Keadaanku sedikit terselamatkan.

8.

Suka ,

Tidak ,

Suka ,

Tidak ,

Suka ,

Tapi mana mungkin dia menyukaiku , siapa tahu dia hanya ingin mengakrabkan diri , sebagai teman , yang sepetti itu sudah hal biasa sekarang.Jika tidak hati-hati , kalian sendiri yang akan terjebak dalam situasi ‘pertemanan’ semacam itu , dan berakhir menjadi sakit hati sendirian.

‘aku akan terlambat , Prof Kim menahanku lebih lama’ aku menghela napas lelah , teman dekatku itu akan datang terlambat , jadi aku akan sendirian di perpustakaan selama entah berapa waktu.

“apa itu neraca massal ?”

Aku menghentikan aktifitas abstrakku yang hanya membolak-balikkan halaman buku.Menatap pada sumber suara didekatnya , seorang laki-laki yang sangat ia tahu.Laki-laki pemeran utamanya , laki-laki penanya , tengah duduk dihadapannya , membaca tulisannya dengan ekspresi wajah yang terlihat kebingungan.

“aku tidak tahu semua istilah ini , oh ada , *Pheromones

Aku mau tidak mau tersenyum melihatnya , “yah , itu bukan bagian dari tugasku”

“kau tidak mempelajari ini ?” tunjuknya kata *Pheromones tadi.

“hanya sambil lalu saja , ada apa ?”

Dia menaikkan bahunya , “kurasa aku sedang mengalami proses kimia itu”

“apa ? Pheromones ?”

“hmm”

“kau terlihat menguasainya , terlihat kekasihmu akan tersipu setiap hari”

“aku tidak punya kekasih” jawab laki-laki pena itu , sambil membaca buku tentang proses kimia pada  tubuh.

“kurasa gadis piano itu akan marah jika mendengarnya”

Si Laki-laki pena mendongak , menatapku “oh dia , dia hanya teman satu kelasku , dan kebetulan dia satu kelompok denganku”

“dia terlihat menyukaimu”

“Tapi Pheromones ku tidak bekerja padanya , tidak ada efek apa-apa saat bersamanya”

Dia menambahkan , “Pheromones ku bekerja seolah datang seribu kali lipat saat berada disini”

“kau menyukai bibi penjaga perpustakaan ini ?”

Laki-laki pena itu tersenyum “aku menyukai seorang gadis lucu yang meminjamkanku pena saat sore hari dimana ia sedang duduk menahan kesal”

Aku terdiam , gadis itu , aku ?

“jangan bercanda”

“aku tidak suka candaan yang bertemakan menyakiti perasaan orang lain”

“tunggu , tunggu” aku mencoba tenang dengan mengatur napas , menarik napas lalu menghembuskannya lagi panjang-panjang.Menatapnya yang masih serius disana.

“kalau ini bagian dari prank kamera atau sejenisnya , aku akan memukulmu dengan ensiklopedia ini” ucapku dengan mengangkat ensiklopedia besar.

Pemeran utamanya tersenyum “sudah kubilang , aku bukan penyuka candaan seperti itu”

“oke , baiklah”

“so , Pheromones ku tepat sasaran”

“ya , karena kurasa aku mengalami efek Norepinephine

“kau membuatku tersenyum sepanjang hari”

“kau membuatku tersenyum sepanjang hari” ucap kami bersamaan ,

Ya , bagai efek Norepinephine dan  Pheromones yang membuatnya saling memikirkan satu sama lain dan saling menghibur , kami , kami yang sesungguhnya ,kami si pemeran utama , gadis pena dan laki-laki pena tersenyum bersama.


***

Prolog

3 years later

“apa yang kau lakukan ?” tanyaku pada laki-laki pena-ku.

“mengerjakan sesuatu”

“kenapa sedari tadi hanya tertulis ‘once upon a time’ ?”

“karena aku menunggumu menuliskan ‘and they live happily ever after’ kau merupakan awal yang indah bagiku , jadi aku juga ingin kau menjadikan kita ‘happy ending story’”

“deal , hei , Pheromones pastikan hanya aku yang bisa menuliskan ‘happy ending story’ untukmu”

***

END

Untuk para anak kuliahan yang jurusannya teknik kimia saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kalau ada salah-salah kata , atau yang menurut kalian ‘ih ga gitu’ saya minta maaf , saya sudah berusaha mempelajari hal-hal apa yang kalian pelajari tapi karena satu dan banyak hal jadi banyak yang buyar kemana-mana , oh iya ini sengaja cast nya tidak bernama , karena sudahlah , hehe , sekali lagi saya meminta maaf baik disengaja atau tidak , semoga menikmati karya abal-abal ini , sampai jumpa di lain waktu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet