|ω・) : ᴇᴠᴇʀʏᴛʜɪɴɢ ᴀʙᴏᴜᴛ ᴀᴅᴇʟʏʀᴀ ᴅ. ᴀ.!

Description

A

ADELYRA

D

DANIKA

A

ADORA

latar belakang!

x

Siapa sangka, ketika riuhnya petasan memenuhi hampir seluruh pelosok bumi yang tengah merayakan tahun baru, seorang wanita malah menjerit kesakitan di sebuah rumah sakit yang terletak di ibu kota Jawa Barat? Wanita tersebut adalah ibu dari sepasang bayi kembar yang hanya terpaut dua menit usianya. Ya, pada 31 Desember 2000 (23:59) dan 1 Januari 2001 (00:01), Alfian Zaid Mahendra dan Adelyra Danika Adora terahir ke dunia. Sayangnya, kehadiran kedua bayi kembar itu ternyata malah menjadi kabar buruk bagi seseorang, yaitu kakak tiri mereka, Azulion Pratama.

 

Lion merupakan saudara beda ibu dari si kembar, dengan ibu kandung Lion sebagai istri pertama dari sang ayah. Sedangkan ibu kandung si kembar hanyalah seorang wanita simpanan, pihak ketiga, perusak rumah tangga orang. Ibu kandung Lion yang tak sanggup hidup dengan rasa sakit hati yang begitu mendalam, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya karena stres berlebihan yang dialaminya. Ketika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit, barulah diketahui bahwa almarhumah tengah mengandung. Janin berusia tiga bulan tersebut pun mengikuti jejak sang ibunda ke alam baka. Kalau situasinya seperti itu, rasanya tak heran bagi Lion untuk membenci eksistensi selingkuhan ayahnya itu, beserta dengan kedua buah hatinya. Lion menganggap bahwa ibu dari si kembar adalah penyebab kematian ibu kandungnya dan adik yang seharusnya ia miliki.

 

Tak lama setelah kejadian tersebut, ayah mereka pun menikahi ibu dari si kembar secara sah. Secara otomatis, mereka semua pindah ke kediaman sang ayah dan menetap di sana, di bawah atap yang sama dengan Lion. Suasana di rumah sudah bagaikan neraka di bumi, karena Fian dan Lion yang tiada henti-hentinya adu mulut hingga tinju. Ayah bahkan sudah tidak tahu lagi harus bagaimana melerai kedua putranya itu.

 

Kira-kira begitulah cerita dari keluarga yang sedikit bermasalah itu. Sudah saatnya kita masuk ke cerita mengenai sang tokoh utama, yaitu si bungsu Adel.

 

Adel, begitu orang-orang memanggilnya, merupakan putri kesayangan dari sang ayah. Hal itu sepertinya tidak mengherankan kalau mengingat posisinya sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dan juga satu-satunya putri di keluarga tersebut. Apalagi, hanya sang dara yang tidak mempercepat proses penuaan sang ayah dengan bertengkar nyaris 24 jam sehari. Meskipun demikian, Adel tidak tumbuh menjadi sosok yang manja ataupun pencari perhatian. Toh, tanpa dicari, atensi kedua orangtuanya juga sudah cukup ia rasakan. Hehe.

 

Sang dara juga amat dekat dengan kakak kembarnya, Fian, mengingat hanya Fian yang mau main dengan Adel saat ia masih balita hingga sekarang. Adel sudah berkali-kali berusaha untuk membuat Lion mau berbicara dan main dengannya, namun apa daya, hasil dari usaha yang dilakukan nyatanya nihil. Untung saja ada Fian, kalau tidak, pasti hari-hari sang dara sangatlah sepi.

 

Adel kecil yang dulu pendek dan ompong, kini tumbuh menjadi sosok gadis yang kuat dan cerdas – meskipun masih tetap pendek. Untuk urusan tinggi badan, sang dara sudah menyerah. Tidak apa-apa pendek, yang penting IQ-nya tinggi, kira-kira begitulah kalimat penghiburan yang sering digumamkan oleh sang dara dalam hati.

 

Sejak kecil, Adel memang lebih suka sesuatu yang mengasah otak. Di saat anak-anak seusianya bermain dengan boneka barbie atau mobil-mobilan, Adel kecil lebih memilih puzzle atau sudoku. Atau ketika teman-temannya yang lain sibuk mewarnai buku bergambar, Adel kecil jauh lebih tertarik dengan buku bacaan. Tentu saja, saat mengetahui hal tersebut, kedua orangtua sang dara seringkali memberikan puzzle serta buku-buku bacaan bagi putri bungsunya itu, yang tentunya disambut dengan senyuman khas milik Adel dan sebuah pelukan hangat. Begitulah cara Adel menyampaikan rasa terima kasihnya.

 

Jadi, tak mengherankan kalau sang dara lambat laun harus mengenakan kacamata. Mengingat kebiasaan buruk yang dipeliharanya hingga sekarang, yaitu membaca buku dalam gelap atau sambil tiduran. (Biasanya Adel hanya memakai kacamata saat ia sedang belajar atau membaca. Sehari-hari, ia memilih untuk menggunakan lensa kontak.) Dan tak mengherankan pula kalau sang dara masuk ke dalam deretan murid paling cerdas di sekolahnya. Baik SD maupun SMP. Hal yang paling membuat Adel bangga kalau ditanya masalah prestasinya itu, adalah kenyataan bahwa sang dara bukan hanya cemerlang di bidang akademik, namun juga non-akademik. Seperti catur, bola voli, bahkan musik. Tak jarang Adel mewakili sekolahnya untuk mengikuti berbagai macam olimpiade, dan tak jarang juga sang dara berhasil membawa pulang berbagai macam penghargaan.

 

Dengan berbagai prestasi yang berhasil diukir oleh sang dara, tak heran bahwa akan amat mudah bagi dirinya untuk memilih ke mana ia ingin melanjutkan pendidikannya. Tak terasa, Adel kini sudah lulus dari SMP, dan sudah saatnya bagi sang dara untuk memilih sekolah barunya. Sempat terbesit keinginan di hati sang dara untuk masuk ke salah satu SMAN favorit di Bandung. Namun keinginan tersebut harus pupus karena tepat setelah Adel lulus SMP, ayahnya mengajak mereka semua pindah ke Jakarta.

 

Sebenarnya alasan sang ayah cukup logis; mengingat pekerjaan ayahnya sebagai CEO Indo Mobil, dan juga bisnis butik sang ibu, yang mengharuskan mereka bolak-balik Bandung-Jakarta secara rutin. Pindah ke Jakarta sepertinya merupakan pilihan terbaik. Mereka pun pindah ke salah satu kawasan perumahan elit di Jakarta.

 

Sang ayah pun merekomendasikan Adel dan Fian untuk masuk ke Gamaswara High School, sekolah milik kenalannya, yang merupakan mantan anggota BIN. Tanpa ragu, Adel pun menyetujui tawaran sang ayah. Selain karena rekomendasi sang ayah, sebenarnya sang dara memiliki alasan lain untuk memilih Gamaswara, yaitu Lion. Ya, kakak tirinya itu juga merupakan murid di Gamaswara. Adel merasa ia mempunyai kesempatan untuk memulihkan hubungan yang renggang antara dirinya, Fian, dan juga Lion. Maka dari itu, kesempatan seperti ini tak mungkin ia sia-siakan. Serta ada satu hal lagi yang menarik perhatiannya, yaitu surel yang diterima oleh sang dara yang menyatakan bahwa ia merupakan salah satu dari anak yang terpilih untuk menjadi anggota pelatihan dari BIN. Hal yang satu ini ia rahasiakan dari kedua orangtuanya, bahkan Fian.

 

Kini sang dara sudah menjadi siswi kelas XI di Gamaswara, dan ia bisa dengan senang hati mengatakan bahwa ia tidak menyesali pilihannya untuk masuk ke sekolah tersebut.

kepribadian!

x

Adel merupakan sosok yang ceria, ramah dan penuh energy – bagaikan serpihan surya. Pribadinya yang supel dan murah senyum membuat sang dara mudah bergaul. Sebuah senyum khas milik sang dara nyaris selalu tampak di wajah manis miliknya, membuat orang-orang di sekitarnya seolah terinfeksi oleh aura positif yang dipancarkan olehnya.

 

Adel juga merupakan sosok yang ambisius dan pantang menyerah. Kata ‘menyerah’ seakan haram bagi sang dara. (Kecuali tentang tinggi badan, tentunya.) Begitu sang dara sudah menetapkan tujuannya, maka ia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, sesulit apapun caranya. Tapi tenang, sang dara tidak akan pernah memakai cara licik untuk mendapatkan keinginannya. Bukan, Adel bukanlah sosok yang seperti itu.

 

Meskipun Adel tergolong cerdas, sesungguhnya ia adalah seseorang yang ceroboh. Bukan hal aneh bagi sang dara untuk melupakan barang-barangnya, atau jatuh karena tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri. Bahkan pernah sekali, Adel lupa membawa tasnya ke sekolah, yang menyebabkan teman-temannya geleng kepala melihat tingkah sang dara.

 

Adel juga merupakan seorang tomboy, yang sepertinya tampak jelas dengan bagaimana cara ia berpakaian dan berperilaku. Kaos longgar, celana pendek, sandal jepit. Kurang lebih seperti itu penampilan Adel kalau sang ibu tidak melihat. Bayangkan betapa frustasinya sang ibu yang merupakan pemilik butik ternama melihat kelakuan putri bungsunya itu. Karena hal inilah, sang ibu yang bertugas untuk memilihkan pakaian bagi sang dara. Jaga-jaga kalau Adel berpenampilan seperti itu lagi. Selain itu, Adel juga amat suka olahraga, terutama voli. Tak jarang sang dara pulang sore, bersimbah peluh ditambah dengan kulit yang terbakar, gara-gara menghabiskan waktunya di lapangan.

 

Sabar dan pemaaf, dua poin tersebut tampaknya tidak dimiliki oleh Adel. Sang dara paling tidak suka menunggu, dan sulit untuk melupakan kesalahan yang dilakukan orang terhadapnya, ataupun orang-orang yang ia sayangi. (Adel amatlah protektif terhadap orang-orang yang ia sayangi. ) Maka dari itu, jangan pernah buat Adel marah. Atau, akhirnya mungkin tidak secerah senyum manis milik sang dara.

 

sekilas info!

x

NAMA LENGKAP: ADELYRA DANIKA ADORA.
 

TTL: BANDUNG, 01/01/2001.

 

ZODIAK: CAPRICORN.

 

TINGGI: 164 CM.

 

BERAT: 48 KG.

 

PEKERJAAN: PENYANYI KAFE.

 

relasi!

x

Saudara kembar:
Alfian Zaid Mahendra

Kakak tiri:
Azulion Pratama

Teman masa kecil:
Valerio Alterio Arvano

Teman sebangku:
Aura Diamanta Aucoin

???

???

 

selamat! kamu telah berhasil membuka "trivia"!

1. Adel lebih suka nasi yang sudah dingin ketimbang yang masih hangat.

2. Adel menyukai kopi dan teh.

3. Adel lebih sering menghabiskan waktu luangnya dengan membaca, tidur atau menonton serial anime.

4. Adel sangat menyukai makanan pedas.

5. Adel senang menggonta-ganti warna rambutnya.

6. Adel senang mengambil swafoto dengan ekspresi lucu bersama dengan bonekanya.

7. Buah kesukannya adalah apel. An apple a day, keeps the doctor away!

8. Adel menyukai musik dari berbagai genre dan bahasa, terutama Korea dan Jepang.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet