First Portal and Dark Fog

Another World : The Seeker of The South Castle
Please Subscribe to read the full chapter

“Seorang berdarah panglima raja agung, pemilik kekuatan bumi, bulan dan matahari dilarang keras memiliki hubungan dengan penyihir rendahan. Kau ini adalah keturunan Pugnator murni, mars. Kau tidak bisa seenaknya menyukai makhluk yang penuh dengan kebencian, keserakahaan. Suri adalah penyihir”

Berulang kali mars mengingat perkataan temannya. Beban baginya karena ia adalah putra seorang pasangan Pugnator murni. Sembari berjalan menuju pondok suri ia berupaya menghapus pikirannya, mengosongkan pikirannya agar suri tidak membaca isi kepalanya.

 Sudah hampir seminggu kaum Pugnator berperang melawan kaum penyihir, dan mars diam-diam menyembunyikan suri di sebuah pondok. Baginya suri bukan penyihir jahat, suri hanya diperintah oleh dark witch hingga ia terluka parah. Beruntung mars yang bisa melihat sifat seseorang menolong suri.

Mars melihat suri, menepuk-tepuk lembut perutnya yang cukup membesar, tidak lupa ia bernyanyi kecil dan melayangkan jari-jari ajaibnya pada kuali masakan. Senyum bibir suri menyambut mars yang dilihatnya di pinggir pintu. Tatapannya sedih sekaligus bahagia melihat suri.

“aku tau apa artinya itu.” Suri merengkuh mars kedalam dekapannya.

***

 

Hampir satu abad berlalu setelah perang antara kaum Pugnator dan dark witch. Raja hans 3 membuang para kaum Pugnator menuju dunia fana dengan portal para peramal agar supaya mempelajari keserakahaan mereka. Disana mereka akan terlahir kembali dan melupakan apa yang pernah dialaminya. Karena itu kaum Pugnator bersumpah agar mereka di ingatkan kembali dan kembali menempati posisi sebagai panglima raja di south castle.

“hoaaahhhh” Ray menguap di depan Dante salah satu peramal tua yang baru saja menceritakan sepenggal sejarah untuk ray anak didiknya.

“besok akan aku ceritakan mengenai symbol-simbol penjaga! Kau harus hadir di hutan ini sebelum matahari terbit.”

“oh ayolah, besok aku harus berenang di danau jingga bersama Bi dan Lisa. Lagi pula bukankah kau harus menemui pertemuan para peramal di kerajaan?”

Dante menepukkan perkmen tebal kearah dahi Ray, hingga Ray meringis kesakitan. “sebelum matahari terbit, atau kau tak kubiarkan berubah menjadi singa besar.”

Dante pergi meninggalkan Ray dengan jubbah merah keemasannya. Ray menarik nafasnya dan berubah menjadi rajawali besar. Ia mengepakan sayapnya sembari melihat pemandangan south castle dari atas. Awan senja bercampur dengan istana dan sekitarnya merupakan lukisan terindah bagi ray. Ia tidak pernah mempercayai cerita-cerita konyol Dante guru tuanya jika dibandingkan dengan tentramnya south castle. Raja Hans 16 beserta keluarganya merupakan pemimpin yang baik bagi ray.

Ray yang berwujud rajawali menepiskan sayap kananya untuk berbelok sedikit. Ia melihat Harph, sedang bersama Tandler dan Nala. Rasa penasaran mengusik tubuh ray hingga ia kembali merubah wujudnya menjadi manusia dan mengageti Harph.

“berhentilah bersikap kekanakan ray.” Keluh harph yang terlanjur berteriak karena terkejut seekor ungags hinggap di kepalanya. Membuat harph kewalahan malu karena nala dan tandler tertawa lepas di hadapannya.

“sebaiknya kau harus lebih sering mengikuti pelajaran bersama sylvian. Mana ada makhluk berdarah dingin sepertimu ketakutan oleh seekor ungags.” Ray tak berhenti terkikik melihat temannya mengeluh kesal.

“sudahlah, aku tidak mau membahas hal itu, sudah tau aku benci sesuatu menempel di badanku.”

“dasar tuan perfectionist.” Cemooh nala tersenyum manis. “tapi, kau kenapa berada disini ray? Bukankah kau sedang berguru dengan pak tua dante?”

“baru saja selesai. Kalian sendiri sedang apa?”

Tandler mendekati ray danmemberikan sebuah perkamen cantik dihiasi permata di pinggirnya.

“aku baru saja membaca cerita aneh, dalam buku ini ada suatu mantra yang dapat membuka portal ke negeri yang berbda dari soutcastle, negeri dimana kita bisa menemukan keajaiban, lalu nala bilang aunt nya pernah melihat negeri tersebut.” Ujar tandler yang notabennya adalah seorang pangeran kedua south castle sangat antusias menceritakannya pada ray.

“lalu untuk apa kau membawa harph?” ray menatap harph dengan tawa kecil membuat harph harus mendengus kesal.

“dibuku ini dikatakan bahwa yang dapat membuka portal adalah makhluk berdarah dingin dan seorang keturunan shin, seorang pembaca pikiran.”

“ya dan hanya prince james yang keturunan shin di south castle.” Nala menyahut.

“kalau begitu kau saja pergi menghampiri james, kau kan tunangannya.” Tandler menatap nala senang.

“dan kamu adalah adiknya, tandler.” Nala kembali menyahut kali ini dengan nada kesal.

Nala memang tunangan james, tapi james tidak begitu menyukai rencana tersebut. Pasalnya diduga prince james menyembunyikan sesuatu.

“tunggu-tunggu, jadi kalian disini berkumpul untuk membuka portal tersebut? Kalian gila?” ray menatap tandler tidak percaya.

“ray, kapan lagi kita bisa melihat negeri itu. Kau tau aku tidak mungkin ddperbolehkan ibu atau ayah untuk bermain jauh, nala pun auntnya tidak mungkin memperbolehkannya. Kami tidak seperti kalian pemilik kekuatan.”

Ray menatap harph yang mengiyakan ide gila tersebut.

“jangan menatapku seperti itu, aku sudah menasihati mereka.” Ujar harph membela dirinya sebelum ray kembali memprotesnya.

“aku tidak tau tandler, tapi aku tidak mau dante melarangku berubah wujud menjadi singa besar atau joy kembaranku menguncikanku di luar rumah. Resikonya terlalu besar. Bagaimana kalau kita tidak bisa kembali? Sebaiknya kita pulang matahari sudah mau terbenam”

Baru saja ray akan melangkah untuk kembali berubah menjadi rajawali, sebuah portal besar berbentuk tidak beraturan muncul di hadapan tandler nala dan harph. Portal tersebut membentuk suatu gambaran dan muncul seorang gadis dengan wajah pucat mengenakan pakaian aneh dan sangat pendek. Ray menatap harph dengan tatapan terkejut sedangkan harph menggelengkan kepalanya seakan menjawab apa yang ada dalam pikiran ray, bahwa dia bersumpah bukan dirinya yang membaca mantera untuk membuka portal tersebut.

Gadis itu menatap tandler nala harph dan ray aneh.

“kalian siapa?”

***

 

Apa yang dilihat dari sebagian orang hanya bagian luar saja. Siapa yang tidak mengenal Sera, siswi serba bisa dan terkenal di sekolah. Jika arin nomor satu untuk bidang akademik, sera nomor satu di kalangan siswa lain. Seorang captain cheerleader, anggota paduan suara, wakil organisasi sekolah, dan merupakan siswi kaya di sekolahnya. Tapi siapa sangka dibalik itu semua sera tidak memiliki orangtua dan hanya tinggal bersama paman satu-satunya, Harold Hale. Pamannya berkata kalau sera memiliki saham kecil di perusahaan asing milik ayahnya. Dan satu yang tidak diketahui semua orang kecuali pamannya, sera dapat menggerakan benda sesuai keinginannya, layaknya penyihir.

Sera menyandarkan kepalanya begitu selesai membereskan beberapa perabot paduan suara seusai latihan. Dan arin lari terbirit-birit menuju sera. Arin dan sera memang tidak cukup dekat seperti arin dengan kei atau rose, tapi semenjak sera menjadi temansatu asramanya arin lebih banyak bercerita dengan sera.

“sera.. sera.. kau tidak tau apa yang baru saja aku lihat di kamar!” katanya sedikit ketakutan.

Sera menegadahkan kepalanya lalu menatap arin dengan lesu.

“aku sedang tidak ingin mendengar cerita anehmu atau sepotong cerita drama yang baru saja kamu tonton.” Celetuk sera.

“bukan bukan! Ini benar-benar aneh sera, aku melihat dua orang laki-laki berpakaian kuno dan satu perempuan cantik di sebuah lingkaran seperti cermin.”

“sudah kubilang arin.. kamu terlalu banyak menonton drama tv pagi ini, lebih baik kau meneruskan artikel impianmu.”

Mendengar kata impian, wajah arin menjadi sangat lesu. Sera tidak tau bahwa sepenggal kata tersebut membuat arin sedih. Arin memang seorang anak impian para orangtua. Arin selalu mendapat peringkat pertama di sekolah, menuruti kata orangtuanya untuk mengikuti les, dan menjadi kebanggan ayahnya. Tapi dibalik itu semua, orang-orang terdekat arin bahkan orangtuanya tidak tau bahwa arin sangat tertekan. Ia terbebani karena menjadi anak tuggal yang selalu di banggakan ayah dan ibunya. Padahal menurut arin ia tidak sesempurna itu. Bahkan arin tidak tau apa impiannya setelah semua yang orangtuanya pinta terlaksana. Memasuki sekolah terpandang, lalu mendaftar di universitas sulit dan sebagainya. Arin bahkan terkenal sangat pemalu di sekolahnya. Dan karena sifat itulah, arin selalu membual, termasuk pada sera.

“ada apa? Bukankah kamu bilang memiliki banyak impian, dan akan dengan mudah menyelesaikan artikelmu?” tambah sera yang sedikit bingung melihat raut wajah arin yang berubah drastic.

Arin menunjukan rentetan giginya tersenyum. “ok, kau juga jangan terlalu lelah. Kamu harus berterus terang kalau lelah membereskan barang-barang paduan suara kepada temanmu yang lain, aku pergi dulu.” Lalu arin membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan sera dengan langkah berat.

Sera menatap arin yang meninggalkan ruangan paduan suara. Ia tidak menyangka arin mengetahui penyebabnya kelelahan, padahal ia belum menceritakannya. Sera kembali berdiri dan membereskan barang sisa-sisa yang belum tertata. Muncul keinginan kecilnya, ia menatap sekeliling ruangan dan luar ruangan, memastikan tidak ada seseorang. Senyum sera muncul, lalu ia menggerakan jemarinya memindahkan beberapa barang sisa. Jika pamannya tau mungkin sera akan dikurung dirumah dan tidak diperbolehkan kesekolah. Tapi lelahnya sudah sampai dipuncak.

Barang-barang berterbangan dan bergerak dengan sendirinya menuju tempat yang sudah ia sebutkan. Sera tersenyum melihat beberapa sound system berjalan seperti gajah dengan beban berat, dan para kabel yang menggeliat seperti cacng di tanah.

“se..” ward yang sudag berdiri di dekat pintu ruangan hanya bisa menganga melihat barang-barang berterbangan dan berjalan dengan sendirinya.

Sera membelalakan matanya melihat ward di depan pintu.

“waaaaa… aaaaaaaaaa! Ward.. ward… tolong-tolong, semua barang disini bergerak sendiri, sepertinya di ruangan ini ada hantu.. ayo  kita harus menemui penjaga sekolah.” Sera menepukkan tangannya hingga barang-barang tersebut berhenti bergerak dengan kecepatan tinggi, dan menarik lengan ward untuk meninggalkan ruangan tersebut.

“yang kita lihat tadi benar benar nyata bukan?” ward menatap sera bingung sembari berlari.

“aku juga tidak percaya kenapa semua benda bergerak dengan sendirinya.” Sera tersenyum di belakang ward. “tapi kenapa kamu mencariku?”

“tadinya aku mau mengerjakan soal latihan, lalu joe membayarku makan malam untuk mengajakmu makan malam bersama.” Ujar ward polos.

Sera menghentikan kakinya untuk berlari. “kau bilang apa? Dasar! Sudah aku mau kembali ke asrama.” Sera menepuk kepala ward.

“tapi.. tapi.. kau tidak jadi melaporkan kejadian ini ke penjaga sekolah?”

“besok saja. Aku sedang tidak bersemangat.” Ujar sera melambaikan tangannya.

Sementara itu, arin yang duduk di ranjangnya memeluk boneka teddy bear seukurandengannya menatap kosong ke beberapa catatan artikelnya. Arin terbisaa mengingat kejadian-kejadian memalukan atau pahit sehingga ia serasa tidak beruntung. Ia selalu memikirkan ‘kenapa aku melakukan itu?’ atau ‘kenapa aku mengatakan itu’. Ia selalu menyesal dan sulit untuk berdiri.

Untuk yang kesekian kalinya arin mengela nafas. “oh apa yang ha

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
strssdm
#1
Is there any english version of this ;()