BRUNETTE CHAPTER 2

Brunette Chapter 1

Tittle : Brunette

Author : Sargocarhyun

Lenght : Chaptered

Genre : , Romance, Drama, family

Rating : T

Main cast : Chanyeol, Baekhyun

Summary : Rasanya Chanyeol mendapatkan kejutan, ayahnya menikahi eomma Baekhyun dan kini mereka bersaudara. Bukan hanya itu, mereka juga sekamar dan dari situlah cerita dimulai. Baekhyun si ‘pendiam’ dan Chanyeol si ‘sempurna’.

Disclaimer : ff ini hasil karyaku menggunakan otak dan tangan.

Author’s note : Plagiat itu dosa loh…no plagiat. MERDEKA!.?

 

Brunette Chapter 2

Clek

Namja bertubuh mungil itu menoleh, matanya menatap datar seorang di dekat pintu.

“kau...” geram orang tersebut. Matanya menatap mata sipit Baekhyun dengan tajam.

Baekhyun tidak peduli, dengan itu ia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang empuk miliknya. Ibu dan ayahnya pasti sudah tiba, terbukti dengan’adiknya’ yang sudah datang.

“kenapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau itu anak istri appaku” tutur Chanyeol. Tubuhnya perlahan mendekati Baekhyun yang sedang terbaring.

“buat apa?” tanya Baekhyun. Ia bertanya dengan mata tertutup. Ia sepertinya sangat tidak peduli dengan keberadaan Chanyeol.

“sudahlah. Aku lelah-“

Clek

Baekhyun dan Chanyeol serentak menoleh kearah pintu. Seseorang membuka pintu dengan pelan.

“eomma” ujar Baekhyun. Melihat eommanya yang masih menggunakan make up tebal, ia menghela nafas.

“Baek, kalian sudah saling mengenal?” tanya wanita yang sekarang sudah terganti marga menjadi nyonya Park.

“yak ahjumma. Kami ini satu kelas.” Chanyeol dengan dinginya berujar. Seakan wanita di depanya itu tidak ada apa-apanya.

Sedangkan Mendengar Baekhyun yang mendengar Chanyeol berkata agak kasar langsung melototinya.

“diam kau” sambil berdiri merapikan rambutnya, Baekhyun berucap tak kala dingin. Handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut ia lempar kearah ranjang dengan kasar.

“kau yang diam. Kau tau, di kelas aku sungguh menganggapmu sosok pendiam yang polos, nyatanya, sama saja dengan yang lain”

Bruk

Tubuhnya yang tinggi menjulang langsung ia hempaskan ke atas kasur bergambar rilakuma, kesukaanya.

“dan lagi, orang sepertimu tidak pantas tinggal denganku” lanjut Chanyeol 

Jujur, Baekhyun ingin memberikan pukulan kepada Chanyeol, namun ia urung, karna ibunya ada di sampingnya. Dan yang paling membuatnya sedih adalah ibunya mendengar semua perkataan kasar Chanyeol.

“eomma, bisakah kau keluar?” sopan Baekhyun. Wajahnya terlihat memelas, sedangkan ibunya sudah lebih dulu menahan air mata yang sedikit lagi akan jatuh.

“ma-maafkan eomma” jantung Baekhyun lagi berdenyut sakit. Melihat ibunya yang bersedih mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun silam.

“sudahlah eomma. Eomma sendiri yang menginginkan ini. jadi kumohon jangan seperti ini”  

Tanpa mereka sadari Chanyeol tengah menatap mereka dengan diam, tak lepas dengan tatapan matanya yang menajam.

Drama queen ujarnya dalam hati.

“bisahkah kalian diam, aku ingin tidur. Kalau kau ingin main drama di luar saja” tangan Baekhyun terangkat untuk memberikan sebuah pukulan kepada seseorang yang benar-benar membuatnya jengkel.

“mati saja kau” gagal, tangan Baekhyun ditahan oleh ibunya dengan cepat. Walau mulutnya tak bisa ia kontrol.

“ada apa?” seseorang datang, yang Baekhyun tau adalah appa Chanyeol.

Tuan Park terlihat mengerutkan keningnya kala melihat suasana mencengkram dalam kamar putranya.

“Chanyeol” tuan Park menatap tajam anaknya. Seolah tau apa yang terjadi, seolah yang salah di sini adalah Chanyeol.

“apa yang terjadi?” tanyanya dengan suara dingin.

“Yeochun ah, tidak ada apa-apa. Ini-“

“ahjussi, anakmu itu sungguh keterlaluan. Mulutnya seperti tidak di sekolahkan” darah Chanyeol mendidih. Tubuhnya berusahan melawan amarahnya.

“yak! Diam kau” tunjuk Chanyeol kepada Baekhyun.

“sudah-sudah. Chanyeol ah, maafkan Baekhyun ne. Sekarang kalian istirahat”

“cha, ayo kita pergi Yeochun” Tuan Park benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi, namun ia tau, kedua putranya itu sedang bersekutu.

“Chanyeol, appa harap kau tidak membuat masalah. Dan Baekhyun, maafkan kelakuan Chanyeol ne?” tubuh Baekhyun membungkuk pendek kearah Tuan Park tanpa suara.

“selamat malam sayang” ibu Baekhyun memberikan kecupan di kening putranya, setelahnya ia mengelus surai Chanyeol, walau sempat mendapat penolakan dari Chanyeol.

 

...........................

 

 

Baekhyun benar-benar tidak bisa tidur, musik yang mengalun dari earphonenya benar-benar keras. Sudah menjadi kebiasaan di kala ia sedang marah, ia akan mendengar musik dengan sangat keras, seperti saat ini.

Baekhyun sesekali menoleh ke arah Chanyeol yang sedang berbaring membelakanginya.

Hah...Baekhyun tidak tau kalau seorang Chanyeol bisa berbicara seperti itu.

Ia kira seorang Park Chanyeol akan menerima dengan iklas pernikahan orang tua mereka.

Nyatanya Chanyeol sama saja dengannya.

Dan hal yang paling Baekhyun takutkan adalah ibunya, ibunya pasti sangat bersedih akan perlakuan Chanyeol.

Hah...

Tubuh Baekhyun berbalik menghadap punggung Chanyeol. Matanya memandang namja di depannya itu dengan tatapan sayu.

Ranjang mereka hanya terpisah oleh sebuah meja kecil, yang di atasnya hanya sebuah lampu yang memancarkan cahaya kuning lembut.

Deg

Tubuh Chanyeol berbalik menghadap Baekhyun. Mereka berhadapan. Walau Chanyeol masih memejamkan mata, Baekhyun bisa melihat bahwa kening Chanyeol tengah mengerut, yang artinya namja itu tidak tidur nyenyak.

Perlahan Baekhyun melepas earphonnya. Keheningan langsung menyapanya. Dan ia benar-benar merasa hampa.

Matanya yang sayu masih belum melepaskan tatapanya dari namja di depanya,

 

FLASH BACK

“hey” merasa seseorang memanggilnya, Baekhyun mendonggak.

“tugasmu sudah selesai?” tanya orang itu. Baekhyun menggigit pelan bibir ranumnya lalu menggeleng pelan.

“aku hanya bingung, mengapa kau tidak bertanya kalau kau tidak bisa?” tanya orang itu lagi.

“hah...nomor berapa yang belum?” namja itu Chanyeol. Ia begitu baik sehingga menyodorkan diri untuk membantu Baekhyun,

“nomor 3” jawab Baekhyun. Jantungnya mulai berdetak tidak karuan kala Chanyeol mendudukkan dirinya di sampingnya.

Bukan, Baekhyun yakin ia tidak jatuh cinta. Jantungnya berdetak bukan karna itu. Tapi karena baru kali ini ada orang yang mengajaknya bicara, apalagi orang itu duduk di di sampingnya.

Hari itu Chanyeol terus mengajarnya tentang soal yang belum ia paham, dan hari itu juga Baekhyun sadar bahwa Chanyeol adalah namja yang hampir mendekati kata sempurna.

Tampan, hangat, baik dan kaya. Dan hal itu membuatnya iri.

FLASHBACK OFF

........................

“Apa?” suara serak khas orang bangun tidur menyapa gendang telinga Baekhyun.

 Ia tengah kedapatan menatap Chanyeol, dan itu membuat Chanyeol agak bingung.

Ia kemudian mengambil handphone di atas meja hendak melihat jam.

‘Jam 2’ gumamnya dalam hati. Ia kemudian melirik Baekhyun yang masih setia menatapnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran namja mungil itu.

“Chanyeol...” panggil Baekhyun. Perlahan ia mendudukkan dirnya dan menoleh menatap Baekhyun yang sedang berbaring.

“em?” jawab Chanyeol sewot. Sepetinya ia masih marah.

“mian” lembut, lembut sekali Baekhyun menyahut. Sampai-sampai jantung Chanyeol berdetak tak karuan.

“cih. Sepertinya kau sudah sadar” Chanyeol berusaha menutupi kegugupanya dengan cara menggeram.

“aku ingin kau tidak kasar dengan eommaku” minta Baekhyun, matanya masih sayu menatap Chanyeol yang sedang terduduk.

“maksudmu?” sepertinya Chanyeol masih agak ngantuk, sampai-sampai ia kurang memahami ucapan Baekhyun.

“eommaku...jangan kasar dengannya. Aku tidak suka” jelas Baekhyun, setelah mengucapkan hal itu, ia juga ikut mendudukkan dirinya dan menatap Chanyeol langsung.

“aku sebenarnya tidak ingin kasar sama eommamu. Tapi saat melihamu, aku jadi tidak menyukainya”

“mengapa kau tidak menyukaiku?” sadar atau tidak, Baekhyun tidak suka kala mendengar Chanyeol tidak menyukainya.

“karna kau adalah saudaraku”

“maksudmu?” lagi, Baekhyun bertanya.

“aku tidak suka punya saudara tiri. Karna aku yakin, appa akan selalu berpihak kepadamu”

“kalau begitu...aku akan...akan...em-“

“sudahlah, kau tidur saja. Ini sudah tengah malam”sergah Chanyeol. Namja tinggi itu membaringkan tubuhnya, mengabaikan Baekhyun yang masih terlihat berpikir.

“...”

“aku akan menjauhi kalian” tiba-tiba Baekhyun berucap. Matanya terlihat berbinnar saat mengucapkanya.

“tidak perlu. Aku sekarang hanya ingin kau tidur. Kau sungguh mengganggu” bibir Baekhyun maju beberapa senti. Terlihat sangat imut.

Tanpa berucap protes, Baekhyun mulai membaringkan dirinya menghadap langit-langit kamar. Kelopak matanya tertutup perlahan, dan juga bibirnya sedikit tertarik, menampakkan senyum tipis, sangat tipis.

...................

Baru kali ini Baekhuyun sarapan dengan seorang ayah dan juga seorang adik. walaupun tiri, entah mengapa Baekhyun sedikit bahagia. Eantahlah. Mungkin karena Chanyeol terus berdebat dengan ayahnya. Lihat saja.

“appa, mengapa appa tidak membelikan aku uang jajan lebih hari ini?” Chanyeol bertanya dengan nada protes. Pagi-pagi sekali ia langsung ngotot karena uang jajanya dipotong oleh ayahnya. Padahal hari ini ia ingin membeli sepatu.

“Chanyeol, appa hanya ingin menyamakan uang jajan kalian. Lihat Baehyun, daridulu ia menghemat. Sedangkan kau, sangat pemboros” nasihat tuan Park. Ia tersenyum melirik Baekhyun ynag menunduk sambil makan rati berselai kacang.

“Appa, aku bukan Baekhyun. Aku juga tidak harus menjadi sepertinya” ucap Chanyeol. Mendengar itu Baekhyun merasa bersalah, ia merasa perkataan Chanyeol semalam ada benarnya.

“Yeochun, benar kata Chanyeol, ia pasti belum terbiasa dengan semuanya. Termasuk uang jajan. Kau juga tidak perlu menyamakan uang jajannya dengan Baekhyun, kasihan dia”. Ibu Baekhyun ikut menimpali. Ia merasa tidak enak dengan Chanyeol.

“aku selesai” tiba-tiba Baekhyun berdiri dan mengambil tasnya untuk berangkat ke sekolah. Mengabaikan perdebatan keluarga barunya di pagi hari.

“tunggu, kau berangkat dengan Chanyeol” Tuan Park ikut berdiri melihat Baekhyun yang ingin pergi begitu saja.

“aku tidak mau appa” protes Chanyeol lagi. Tentu saja, ia tidak ingin naik motor dengan Baekhyun, nanti satu sekolah gempar karennanya.

“aniyo ahjussi. Aku tidak suka naik motor” tolak Baekhyun halus. Pemuda manis itupun membungkuk hormat sebelum benar-benar pergi ke sekolah.

“kau dengar kan appa, Baekhyun itu tidak suka dengan motor” tambah Chanyeol sebelum meminum susu coklat yang sudah di sediakan eomma barunya untuknya.

“kalau begitu aku pergi dulu” pamitnya. Sebelum ia pergi, Chanyeol melirik eomma Baekhyun lalu kemudian ayahnya yang tengah menatapnya seolah mengatakan –pergi sana.

...............

Keadaan kelas Baekhyun begitu ramai, seperti hari-hari sebelumnya. Namun tidak untuk Baekhyun. Namja mungil itu terlihat menunduk kala Chanyeol memasuki kelas dan disambut oleh beberapa siswa di kelasnya.

Chanyeol juga meliriknya, dan berakhir ia menundukkan kepala kembali setelah sebelumnya ia mendonggakk manatap Chanyeol.

“good morning Chan” Jongdae, namja berwajah kotak itu menyapa Chanyeol dengan suara emasnya. Chanyeol hanya membarikan senyuman ramah andalanya.

“kudengar hari ini ada murid baru” ucap Jongdae. Lantas ia duduk di samping Chanyeol. Sedang Baekhyun yang tidak sengaja mendengar terlihat tertarik dengan percakapan Jongdae dan Chanyeol.

“jinja?” tanggap Chanyeol. Matanya membola dengan lucu. kemudian Jongdae mengangguk-

“tunggu saja. Ia akan datang sebentar lagi” ternyata benar, tak lama seseorang datang – sebut saja guru yang datang dan diekori oleh namja bertubuh tinggi menjulang, tak lupa kulitnya yang terlihat putih, ani- ralat. Sangta putih malah.

“aku yakin, kalau kalian semua sudah tau kalau hari ini akan ada murid baru, iyakan?” guru Song menebak, dan tebakanya memang benar, seluruh muridnya terlihat mengangguk bersamaan.

“cha, kalau begitu perkenalkan dirimu adeul” sontak semua mata tertuju kepada namja yang dimaksud guru Song. Namja itu-

“anyyeonghaseo. Oh Sehun imnida” Sehun, namja itu membungkuk hormat dan jangan lupa bibirnya yang entah bebrapa kali ia jilat karna gugup.

“nah supaya tidak buang-buang waktu, kita langsung saja biarkan Sehun duduk dan belajar. Nah, Sehun, kau duduk di samping Baekhyun” semua mata kembali menatap Baekhyun, sedangkan Baekhyun menegakkan tubuhnya dan melirik bangku kosong di sampingnya.

Tak bisa menyangkal, ia juga gugup saat ditatap oleh murid lainnya. Apalagi Chanyeol.

Bow

Sehun membungkuk kearah Baekhyun saat meletakkan tasnya diats meja. Setelah itu ia mengeluarkan perlengkapan belajarnya dengan gugup, pasalnya Baekhyun terlihat menatapnya dengan wajah mengintidasi.

“ekhm” Baekhyun berdehem. Ia masih menatap Sehun dengan tatapan bertanya.

‘sepertinya aku sudah bertemu dengan bocah ini, tapi di mana yah?’ Baekhyun bertanya dalam hati. Sungguh, wajah Sehun benar-benar asing di otaknya.

“anyyeong hyungnim” sapa Sehun, dan Baekhyun melototkan matanya. Tunggu, anak ini-

“kau-“

“Aku atlet hapkido. aku juga adik kelas hyung waktu JHS. Hyung ingat?” tanya Sehun. Wajah Baekhyun benar-benar mudah dibaca, jadi Sehun memutuskan untuk menjelaskan siapa dia dari pada menunggu Baekhyun bertnya.

“ah, benar. Adik kelas yang cadel itu kan?” tebak Baekhyun dan ternyata memang benar, ekspresi Sehun benar-benar lucu di mana ia memajukan bibirnya dan menyayukan matanya.

“aigoo...kau tambah tinggi eoh, dan juga di mana behelmu?” cerocos Baekhyun, ia terlihat berbinar mantap Sehun.

“aish hyung lupakan masa lalu” sergah Sehun, ia semakin memajukan bibirnya, dan Baekhyun yang melihat itu langsung mencubit bibir Sehun.

“hyung...” rengek Sehun.

“hehehe” Baekhyun menampakkan eye smile ynag sangat cantik, dan tanpa ia sadari Chanyeol tertegun melihatnya.

‘yeppo...’ gumam Chanyeol. Lalu ia langsung sadar dan melupakan jantungnya yang mulai berdesir aneh.

....................

Sehun dan juga Baekhyun terlihat sedang berbincang asik dalam kelas, mengabaikan tatapan aneh dari beberapa murid. Pasalnya, baru kali ini mereka semua melihat Baekhyun bercerita panjang lebar. Biasanya namja itu hanya duduk, diam dan dongo.

“hyung masih tidak percaya kau begitu pintar. Dan sekarang...aigoo, kita satu kelas” dari tadi Baekhyun terus menerus mewawancarai Sehun tentang bagaimana mereka sekelas, dan jawabanya adalah Sehun itu lompat kelas selama 2 tahun saking pintarnya.

“wah...hyung masih ingat dulu, waktu kau datang ke kelas hyung untuk menangis” Baekhyun kembali berdecak kagum. Namun di lain sisi ia juga tersenyum kecil kala mengingat masa lalunya dengan Sehun.

“hyung sudahlah, itu sudah lama sekali” tanpa sadar Sehun mengeluarkan aegyo dan membuat Baekhyun gemas sendiri.

“hahaha kau sungguh lucu Sehun-ah” semua mata langsung tertuju pada Baekhyun. Yah, mereka semua terlampau kaget mendengar suara tawa Baekhyun, dan itu semua sungguh luar biasa aneh.

Kalau biasanya kelas sungguh ribut karena seluruh murid bermain ataupun bergosip, lain halnya hari ini. kelas Baekhyun terdengar sunyi dan tenang, hanya terdengar suara Sehun dan Baekhyun yang tengah asik berbincang.

Mereka seolah tidak peduli dengan sekitarnya, berbeda dengan Chanyeol yang terlihad badmod di bangkunya. Beberapa kali ia menoleh kebelakang, tepatnya ke arah Baekhyun dan Sehun. Entah mengapa ia tidak enak-cemburu eoh?.

Tangan Chanyeol mulai terkepal di bawa meja, ia menggeram untuk ke sekian kalinya. Dan entah keberanian dari mana ia berjalan menuju bangku saudara barunya itu.

“Baekhyun” ucap Chanyeol. Sedang Bakhyun yang dipanggil mendonggak menatap wajah Chanyeol yang tengah memerah.

Baekhyun tidak menjawab panggilan Chanyeol, melainkan ia menaikkan alisnya seolah bertanya –apa?

“kita pulang bersama” otomatis mata Baekhyun langaung membulat, sedangkan Sehun terlihat bingung dengan keduannya.

“em...” Baekhyun menggumam seakan berfikir. Ia kemudian melirik Sehun yang tengah menatapnya bergantian dengan Chanyeol.

“tidak ada penolakan” setelah mengatakan itu, Chanyeol berlalu pergi ke luar kelas, entah ke mana.

“hyung, dia pacar hyung?” tanya Sehun to the poin.

“eh, bukan. Dia itu saudara baru hyung” jelas Baekhyun. Ia tidak ingin Sehun salah paham kepada hubunganya dengan Chanyeol.

“eomma hyung sudah menikah?”

“sudah”

“kapan?”

“kemarin”

“mengapa aku tidak tau hyung?”

“karna aku malas memberitahumu”

“mengapa hyung malas?”

“diam”

“hyung-

“diam” titik Baekhyun. Ia tersenyum puas kala melihat Sehun tengah memajukan bibirnya lagi, petanda ia merajuk. Aigoo lucunya.

“kau tidak pernah latihan hapkido lagi?” tanya Baekhyun. Ia kasihan melihat Sehun ynag tengah merajuk.

“aku sering latihan. Tapi karna aku harus pindah, aku ingin cari tempat latihan baru” jawab Sehun. Wajahnya kembali berbinar saat diajak bicara oleh Baekhyun.

“kau boleh latihan di tempat hyung, kalau kau mau” Baekhyun menaik turunkan alisnya saat menawar Sehun. Ia harap Sehun mau bergabung, karna ia tahu kalau Sehun bisa dikategorikan jago dalam urusan belladiri hapkido. Walau sifatnya terlalu childish.

“jinja? Aku mau hyung”

“kalau begitu persiapkan dirimu. Aku akan memberitahu tempatnya nanti”

                                                          TBC

...................

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet