Two Liars

Suara bunyi ban mobil yang berdecit nyaring ketika bearadu dengan aspal jalan seketika menyita perhatian orang-orang disekitar tempat itu. Dengan tergesa Siwon keluar dari mobil yang dikendarainya malam itu. Dan ia hanya dapat melebarkan matanya ketika melihat sosok perempuan yang tergeletak tak berdaya dihadapannya.

Dia baru saja menabrak seseorang…

“ Bagaimana keadaannya dok ? “

“ Pasien tidak mengalami luka serius dan mungkin beberapa saat lagi ia akan sadar. Dan oh ya beruntung juga kandungannya tidak apa-apa..”

“ Apa ? kandungan ?”

“ Ia, pasien sedang mengandung. Oh anda bukan suaminya ?”

Siwon hanya dapat tertegun ketika mendengar pernyataan perempuan yang saat ini sedang terisak diatas tempat tidur itu. Apa perempuan itu gila ?. Apa kepalanya terbentur dengan keras ?

“ Iya, appa ! eomma ! dia.. ya dialah pria yang sudah menghamiliku ! “

Siwon ingin angkat bicara tapi tatapan tajam yang mengintimidasi kini sudah mengarah padanya.

Apakah ia sedang sial malam ini..

“ Kumohon, kekasihku pergi meninggalkanku. Dia sangat jahat.. dan aku tidak mau membuat orang tuaku semakin marah dengan kehamilan ini. Kumohon bantu aku ! aku akan melakukan apa saja !”

Siwon bingung dia harus bagaimana. Dia tentu suka apabila dapat menolong orang lain tapi kalau untuk yang satu ini perlukah dia berbaik hati ?

“ Siwon ! aku tau kau orang baik, dan aku tau  kalau aku sangat tidak tau malu. Kita bahkan tidak saling mengenal sebelumnya. Tapi kumohon bantulah aku, setidaknya sampai anak ini lahir.. tidak ada siapapun lagi yang bisa membantuku..” isakan perempuan itu semakin membuat Siwon bimbang.

Akan tetapi Siwon akan tetaplah menjadi pria baik hati. Dan demi perempuan yang tak sengaja ditabraknya ini dia bahkan rela merasakan panas tamparan ayahnya.

*

Rentetan kejadian beberapa bulan lalu itu kembali hadir dan berputar dibenak Siwon bagai kaset rusak. Hidupnya mengalami naik turun yang sangat drastis. Beberapa tahun dia sangat bahagia tapi beberapa tahun kemudian dia begitu terpuruk luar biasa hingga beberapa bulan yang lalu semuanya berubah karena tanggung jawab yang sudah diambilnya. Tanggung jawab yang bahkan tidak seharusnya dibebankan kepadanya.

Siwon salah, dia pikir mungkin ini sudah jalan tuhan. Untuk melepaskannya dari segala keterpurukan . Siwon mencoba menjalaninya dengan serius meskipun rasanya sulit untuk menghadirkan cinta didalamnya. Tapi bukankah cinta akan hadir seiring dengan berjalannya waktu dan kebersamaan. Siwon bahkan rela untuk pindah kerumah ini tinggal dan hidup bersma seorang perempuan asing. Tapi ternyata tidak.

Malam ini Siwon hanya bisa kembali melamun seperti beberapa malam sebelumnya. Sudah sebulan lebih sejak kejadian itu. Siwon hanya mampu Meratapi, menyadari dan mungkin menyesali akan dosa yang telah dibuatnya. Sebuah kebohongan besar. Yang kini begitu menyiksanya.

Jauh dalam lubuk hatinya Siwon merasakannya. Dia tau Cintanya pada pemuda itu tak akan pernah hilang. Siwon masih sangat mencintai Kyuhyunnya. Bahkan selama ini ia hanya mencoba untuk menuruti keinginan Kyuhyun untuk tak pernah berhubungan lagi dengan pemuda itu.

Bohong jika dia terlihat sudah bahagia dan menemukan kembali hidupnya. Tidak, itu semua tidak benar hingga detik ini Siwon tidak pernah bisa melupakannya. Dia masih terjebak dengan masa lalunya. Mungkin dia hanya lebih kuat dari Kyuhyun tapi sebenarnya mereka sama. Bahkan dia pikir Kyuhyun lah yang mungkin saat ini sudah bahagia. Mungkin dia sudah menemukan pasangan lain yang sesuai dengan keinginannya. Tapi nyatanya semua itu hanya khayalannya saja. Kyuhyun nyatanya menangis memohon padanya. Mengatakan yang sebaliknya.

Dan dengan semua ini Siwon mencoba melupakannya. Tapi ternyata itu semua sama sekali tidak berhasil. Ditambah dengan kejadian sebulan lalu. Saat tak diduganya Kyuhyun hadir dihadapannya setelah 3 tahun lebih mereka kehilangan kontak. Sebenarnya bisa saja bertemu tapi mereka sendiri  yang menutup jalan itu. Namun Kyuhyun datang padanya. Menangis pilu dihadapannya.

Dan Siwon si pria baik hati itu ternyata sangat munafik. Entah apa yang ada dalam pikirannya.