One and Only

By

WuZhangFamily

Selamat membaca^^

Gedoran dan teriakan keras dari luar pintu kamar kos yixing membuat yixing yang tengah tidur tengkurap beralaskan selembar karpet berwarna merah membuatnya terusik. Iya yixing benar-benar tidur dengan selembar karpet karena kasur beserta dipannya sudah ia jual sejak lama. Ketika berhasil membuka kedua matanya yang masih mengantuk yixing tersadar bahwa ia sekarang berada di kos mungilnya setelah semalam memutuskan untuk keluar dari kediaman keluarga Wu karena mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya.

“KITA TAU LO DI DALAM JADI KELUAR ATAU PINTU REOT INI KITA HANCURIN!” teriak salah seorang yang berada di luar.

Yixing bergegas bangun dan menyambar kemeja yang menggantung di sisi lemari yang merupakan satu-satunya perabot yang masih tersisa di kamarnya dan ia buru-buru memakai kemejanya. Oke yixing sekarang akan segera keluar tetapi bukan lewat pintu. Yixing membuka satu-satunya jendela yang berada di dalam ruangan sempit tersebut dengan
membawa ranselnya, ia berusaha melompat keluar dan sialnya badannya kembali merasakan nyeri. Sekedar mengingatkan semalam yixing dilempar ke lantai plus bonus tendangan jadi
bisa dibayangkan betapa remuknya badan yixing saat ini.

“Arghh!” Yixing menahan pekikan kesakitan di sekujur tubuhnya dan berusaha berlari meski harus tertatih-tatih.

Percuma juga yixing menemui renternir-renternir tersebut. Saat ini yixing sudah tidak memiliki uang untuk membayar cicilan, yang ia miliki sekarang hanya tubuhnya. Jika mereka sampai menemukan yixing mungkin mereka akan membawa yixing ke bar untuk dilelang, itu bukan hanya dalam bayangan yixing tapi mereka benar-benar mengancam hal tersebut saat
terakhir kali bertemu. Astaga yixing tidak mau hal itu terjadi. Yixing tidak bermaksud untuk lari dari tanggung jawab, hanya saja ia benar-benar tidak memiliki apa-apa saat ini. Yixing
tetap akan membayarnya nanti jika sudah memiliki uang meski yixing tidak tau harus mendapatkan uang dari mana.

==

Sudah satu minggu sejak yixing memutuskan kabur dari kosan mungilnya dan dia tinggal di studio band milik chanyeol yang biasa digunakan untuk latihan. Sebenarnya chanyeol
menyarankan yixing untuk tinggal dirumahnya tetapi yixing menolak. Rumah chanyeol memang besar dan dia tinggal bersama dengan kedua orang tua dan kakak perempuan
satu-satunya ya meski mereka jarang tinggal di rumah tetapi yixing merasa tidak enak hati jika terus saja merepotkan orang lain terlebih yixing sekarang bekerja di cafe yang berada dekat dengan studio band ini jadi dia tidak perlu membuang ongkos untuk transportasi menuju tempat kerjanya tinggal jalan beberapa langkah beres.

Yixing bersyukur dalam keadaan yang memprihatinkan dia masih memiliki segelintir orang yang peduli dengan dia. Selain chanyeol masih ada jongdae yang merupakan anggota band nya juga, jongdae pun sempat menawarinya untuk tinggal bersamanya hanya saja jongdae di kota ini juga menumpang di tempat kakaknya yang sudah berkeluarga jelas yixing
menolaknya karena itu akan lebih merepotkan.

Singkat cerita band ini terbentuk atas saran chanyeol yang diberi nama olehnya yang sampai saat ini bertujuan untuk menyalurkan hobi bermusik, mereka tidak berfikir untuk serius karena pada dasarnya mereka belajar dalam management bisnis seperti chanyeol yang dari awal memang dipersiapkan untuk meneruskan bisnis ayahnya. Dan untuk yixing meski cenderung memiliki minat yang kuat terhadap musik tetapi ia hanya berfikir jika bisnis akan menghantarkan dia menjadi orang yang menghasilkan banyak uang. Meski pada kenyataan sekarang yixing merasa tidak mampu untuk melanjutkan. Yang terpenting saat ini yixing sudah memiliki tempat tinggal sementara juga pekerjaan yang bisa digunakan untuk kesehariannya, untuk masalah yang lain yixing akan pikirkan nanti.

Dan masih ada baekhyun, yang satu ini yang lebih sering menempel pada yixing. Meskipun baekhyun itu berisik dan tidak bisa diam, yixing bisa tahan dengan itu semua karena
menurutnya baekhyun itu cukup menghibur dan bisa membuatnya tertawa. Terlebih baekhyun itu perhatian, ketika pertama kali yixing mengungsi di studio band ini, baekhyun yang menyadari yixing tidak memiliki celana dalam juga peralatan mandi dan baekhyun membawakan itu semua untuk yixing. Dan seperti saat ini baekhyun yang akan berangkat menuju kampus sempat-sempatnya membawakan sarapan untuk yixing.

“jangan berfikir kemana-mana, aku ini hanya berinvestasi”

Yixing hanya mengerutkan dahi. Yixing sudah sangat hafal akan semua perkataan baekhyun yang kadang terlalu berlebihan.

“kalau di kehidupan mendatang aku terlahir menjadi pengemis, kamu akan jadi dermawan yang akan menolongku karena di kehidupan sekarang aku sering ngebantu kamu”

Nah kan..

“ih emang ada aturan kayak begitu?” Yixing terdiam. Kalimat yang begitu familiar. Yixing teringat anson ketika mengutarakan kalimat tersebut. Yixing merindukan sosok mungil
tersebut. Sosok yang satu minggu ini terus berada di dalam pikirannya. Sebenarnya anson mengingatkannya pada seseorang yang pernah ada dalam kehidupan yixing. Seseorang yang memiliki mata indah sama seperti milik anson. Seseorang yang sudah begitu lama yixing simpan dalam ingatannya. Seseorang yang merupakan separuh hidup dari zhang yixing.
Seseorang yang..

“heh malah ngelamun.. mikirin apa sih?” sergah baekhyun sambil melambai-lambaikan tangan pada wajah yixing dan yixing hanya menggeleng.

“kamu yakin tetep tinggal disini? Apartemenku lebih nyaman biar tidak mewah paling tidak kan ada ranjangnya”

“lagian aku udah kebiasa juga tidur tanpa ranjang, di kosan ku dulu cuma tidur make selembar karpet, terakhir juga tidur di ranjang gede eh yang ada akhirnya aku dilempar
juga ke lantai, udah lah baek disini udah yang paling nyaman buat aku” yixing merebahkan tubuhnya di sofa yang memang ia gunakan untuk tidurnya selama ia tinggal di studio band
ini.

==

Yixing bersiap-siap akan pergi bekerja, baekhyun sudah pergi dari 1 jam yang lalu. Yixing baru saja menutup pintu tiba-tiba dirasakannya ada yang menarik kerah baju belakangnya
dan menyeretnya tanpa perasaan. Yixing berteriak memberontak berusaha melihat siapa orang yang berani-beraninya melakukan hal seperti ini.

Dan

Dia

Dia

Dia orang yang pada saat malam itu melempar tubuhnya ke lantai. Yixing masih tetap berusaha untuk melepaskan diri tetapi cengkeraman orang ini terlalu kuat. Hingga sampai yixing dipaksa masuk ke dalam mobil.

“jika kamu berani keluar dari mobil ini saya patahkan kaki kamu!” perlahan yixing menarik tangannya yang berniat untuk membuka pintu mobil.

“diam dan dengarkan omongan saya!”

“...”

“mulai sekarang kamu tinggal di ruma