Without You

Description

Kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama, we're not meant to be. 

Perasaan indah yang datang telah kembali pergi. 

Tidak untuk disesali, rasa syukur yang pantas mewakili. 

Sejenak... yang indah. 

Saat... yang mustahil kembali. 

Kita, kau dan aku. 

Putih yang hitam. 

Terang yang gelap. 

 

Foreword

Perasaan kosong yang memenuhi hati. Kekosongan yang memang telah ia duga akan datang, namun tidak ia kira akan secepat ini. Perasaan... tidak bisa merasakan apa-apa tengah menghampirinya. Mengucapkan selamat tinggal pada senyum cerah 3 hari lalu, mengatakan "jaga dirimu" pada rasa jatuh cinta, dan menutup semua lubang tanda tanya.

Kosong seperti dompet butut yang tidak ada uangnya, seperti lupa semua materi yang dihapalkan sehari sebelum ulangan, seperti rumah yang ditinggalkan penghuni bertahun-tahun. Kosong. Seperti dirinya saat ini. 

Langit siang yang cerah, berwarna biru muda dihiasi dengan awan putih bergerombol. Indah namun menyengat, suhu diluar ruangan mencapai 39celcius, suara deruan kendaraan bermotor menjadi latar tak terelakkan. Sembari merubah posisi duduknya mendekati jendela kayu nan besar dikeluarkannya catatan kertas berlipat, 

"Ayah menunggumu, putri ayah yang cantik." sebaris kalimat sederhana namun membuat ia menyunggingkan seulas senyum tulus. 

Perempuan ditengah umur 25 tahun itu merogoh kantung celananya, mengambil ponsel dan menggerakkan jarinya lincah dilayar lalu dimasukkannya kembali. Tak lama kemudian ponselnya bergetar, perempuan itu mengamati tulisan dilayar ponselnya. "JIYOUNG Oppa". Tangannya terasa membeku, iris matanya bergetar dan hatinya berdegup kencang. 

2 menit berlalu 6 buah panggilan tak terjawab memenuhi notifikasi ponselnya. 

Bukan, bukan karena ia tidak mau mengangkat dan menyambut panggilan suara jiyoung diseberang sana ia hanya takut. Takut yang tidak bisa ia bendung jika ia mendengar kembali suara jiyoung.

Suara Jiyoung yang ia coba untuk sisihkan bukan lupakan.

Disapunya debu yang menghiasi jendela kayu, kotor.

Drrtdddrrrt

Ponselnya kembali bergetar, aah! syukurlah.

"Yeobboseyo?..... O.. eum... arraseo na jigeum kalge"

Jiyoung oppa, kau tau semua tentang aku.

Suara terakhir yang ingin ku dengar darimu 3 hari lalu itu sudah cukup. Jangan membuat ku mengingat kata lain dari mu.

Yang ingin kudengar adalah yang ingin ku ingat. 

-aku masih mencintai mu, lee chaerin-

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet