END

Someone Special

ATSUKO POV

“Maaf merepotkan. Terimakasih atas tumpangannya, aku berangkat!”

“Tidak apa-apa, hati-hati di jalan.” Aku melaimbaikan tangan kepada temanku. Semalam aku terpaksa menginap dirumahnya karena ada sesuatu yang terjadi antara aku dan Jurina. Mengingat namanya aku tidak tau harus bagaimana ketika berhadapan dengannya nanti.

Flashback~

“Acchan aku ingin memberimu sesuatu?”

“What is that?” Jurina mengeluarkan sebuah cincin lalu dia memasangkan cicin itu di jari manisku..

“Woah kirei! Jadi barusan kau membeli ini untukku?”

“Hai, itu sangat cocok untukmu. Kau menyukainya?”

“Hai, padahal kau tidak perlu repot-repot membeli ini, harganya pasti mahal!”

“Harga tidak masalah yang terpenting kau menyukainya.”

“Arigatou! Ngomong-ngomong, maksudmu membeli cincin ini atas dasar apa?”

Dia menatapku sesaat dengan menyimpan kedua tangannya di bahuku lalu berbungkuk dan terjadi sesuatu yang membuatku terkejut bukan main. Dia mencium bibirku dengan lembut sampai hingga membuat tubuhku tidak bisa bergerak. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan hal ini. Perlahan tangannya bergerak memeluku dan semakin lama aku terdiam ciumannya menjadi lebih agresif.

Ini tidak bisa dibiarkan!

Mengingat hatiku bukanlah untuknya aku mendorongnya jauh.

“C-CUKUP!” Teriakku dengan terengah-engah.

“A-atsuko... W-watashi...”

“Sumimasen!” Aku membungkuk lalu berlari meninggalkannya dengan kencang.

End flashback~

 

Setelah kejadian kemarin aku tidak pulang ke rumahku melainkan pulang ke rumah Miichan dan menginap disana. Aku sudah menebak Jurina pasti datang mencariku ke rumah. Semalaman dia terus menerus menelponku namun aku enggan mengangkatnya. Aku berpikir maksud dia melakukan itu apa karena dia menyukaiku? Entahlah.

TING!

Aku meraih ponselku.

Midget148: Aku terluka T_T

Potts_100: What happend?

Midget148: Semuanya sudah berakhir... Pria itu memenangkannya dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri x_x

Potts_100: MAJI?! Bersabarlah, mungkin takdir tidak bisa menyatukan kalian berdua. Aku tidak tau harus berbicara apa untuk menghiburmu, hari ini aku dalam keadaan tidak baik :x

Midget148: Don’t worry, kau tidak perlu menghiburku! Terimakasih atas kesetiaanmu menjadi teman curhatku. Aku harus berangkat sekarang dan semoga aku kuat menghadapinya ^_^

Potts_100: Kau pasti kuat, semangat!

Aku mendesah lalu melanjutkan perjalanan menuju universitas. Sesampainya disana aku berjalan menaiki anak tangga dengan malas, dan saat itu mataku tidak sengaja melihat Jurina yang baru saja keluar dari mobilnya. Sedikit cemas buru-buru aku berlari menuju kelas musik untuk menemui Minami.

 

NO ONE POV

Berlari dengan kencang, Atsuko akhirnya sampai di depan pintu kelas dengan terengah-engah. Dia langsung menghampiri Minami yang sedang melamun bangku pojok.

“Takamina, apa kau bisa menemaniku bolos hari ini?”

“Hah?!”

“Hora, aku harus pergi sekarang sebelum Jurina menemukanku!”

“M-memangnya kenapa?”

“Jangan banyak bertanya. Aku tidak ingin bertemu dengannya dulu.” Dia mengguncang-guncang tangannya sembari melihat ke arah pintu.

“B-baiklah!” Minami bangkit dari kursinya.

“ATSUKO!!!”

OH-MY- GOD!

Atsuko menepuk dahinya lalu perlahan berbalik ke arah orang yang memanggilnya.

“J-jurina... Ada apa?”

“Aku minta maaf atas kejadian kemarin. Semalam aku mencarimu, kau juga tidak mengangkat teleponku! Kita perlu bicara?”

“B-bicara apa? Gomen aku ada janji dengan Takamina!” Atsuko menarik tangannya untuk pergi namun Jurina segera menahannya.

“Aku bilang kita perlu bicara.”

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan!”

“MAKSUDKU MENCIUMMU KEMARIN KARENA AKU MENCINTAIMU!!!” Akhirnya Jurina berani mengatakannya.

“Takamina, bisa tinggalkaan kami berdua?”

“H-hai.” Dengan perasaan sakitnya Minami meninggalkan mereka berdua.

Its over!

Minami berjalan sempoyongan menuju tempat yang bisa menenangkan hatinya.

Sementara di dalam kelas, Atsuko enggan menatap Jurina hingga akhirnya Jurina mengangkat dagunya.

“Aku mencintaimu sudah sejak lama.”

“Jurina a-aku...” Dia menarik Atsuko ke dalam pelukannya.

“Aku serius dengan perasaanku dan kau tidak perlu menjawabnya sekarang.” Dia semakin mempererat pelukannya hingga sebuah dering telepon memisahkan mereka.

“Ah gomen, aku permisi keluar sebentar.” Atsuko mendesah dengan memijat pelipisnya.

“Apa yang harus aku katakan padanya, aku tidak mencintainya!” Dia kembali memijat pelipisnya dan matanya melihat sebuah buku dari bawah meja Minami. Sembari menunggu ia meraih buku itu dan membukanya. Di pertengahan halaman ia menemukan sebuah foto yang menarik perhatiannya.

“Kore?! Dari mana dia mendapatkan ini?” Dia mengerutkan kening melihat foto tersebut adalah dirinya sendiri.

“Apa dia diam-diam mencurinya dari ponselku? Sejak kapan?” Dia tertawa pelan lalu melihat sebuah tulisan dibalik foto itu.

“Someone special! Ijinkan aku untuk memilikimu!” Tanpa sadar hatinya berdenyut kencang.

“Apa maksudnya ini? Apa dia... M-menyukaiku?!” Sekali lagi hatinya bedenyut kencang hingga matanya menemukan sesuatu yang lebih menarik perhatiannya lagi. Dia terdiam ketika melihat tulisan kecil yang tertera disana.

“Midget148?! B-bukannya ini...?!” Atsuko membuka aplikasi linenya.

“SAME?!! DIA T-TAKAMINA?! J-JADI SELAMA INI...” Mengingat semua percakapan mengenai seseorang yang selalu dibicarakan, Atsuko baru menyadari sesuatu yang tidak ia sadari. Dia sadar bahwa selama ini gadis yang dibicarakan temannya adalah dirinya dan orang yang menceritakannya itu adalah Minami.

“Betapa bodohnya aku tidak menyadarinya. Selama ini orang yang selalu dia ceritakan adalah... Aku?!” Buru-buru Atsuko mengetik sesuatu dengan menitihkan air mata.

Potts_100: Where are you? Aku ingin bertemu denganmu, right now!

Midget148: Kau serius? Aku tidak dalam keadaan baik untuk bertemu denganmu, aku patah hati, semuanyasudah berakhir... Aku tidak bisa memilikinya T_T Pria itu baru saja menahannya dan mengatakan cinta padanya T_T

“Tidak salah lagi ini memang dia!”

Potts_100: Katakan kau dimana, aku tidak mau tau?!

Midget148: Akihabara cafe!

“Ku mohon semoga itu memang dia!” Atsuko meraih tasnya lalu berlari keluar.

“ATSUKO!” Dia mengabaikan teriakan Jurina dengan terus berlari.

“Whats wrong with her?” Merasa cemas Jurina mengejarnya dari belakang.

 

Di depan cafe Minami berdiri menunggu temannya dengan mengepalkan kedua tangannya sembari memejamkan mata.

“Ku mohon semoga dia secantik Acchan!”

TING!!!

Minami membuka ponselnya.

Potts_100: Kau dimana?

“Dia sudah sampai? Piuh mengapa aku jadi gugup begini!”

Midget148: Aku menunggumu tepat di depan cafe. Aku mengenakan jaket berwarna pink ^_^

Dari sebrang jalan Atsuko melihatnya dengan tersenyum bahagia.

“Itu memang dia!” Dia berlari menghampirinya lalu berhenti dengan jarak satu meter dihadapan Minami.

“Takamina!” Minami mengangkat kepalanya.

“A-acchan!” Dia terdiam menatapnya sampai akhirnya Atsuko mengeluarkan air matanya.

“Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau menangis? Apa Jurina melakukan sesuatu padamu?”

“Aku disini untukmu! Midget148, is that you?”

“Line? H-hai. Bagaimana kau tau?” Atsuko menyeka air matanya.

“Satu lagi, gadis yang kau cintai yang selalu kau ceritakan kepada Potts apa itu... Aku?!” Minami menelan ludahnya.

“Chotto, m-maksudmu? Aku tidak mengerti bagaimana kau tau?!“

“Jawab aku sekarang!” Atsuko menatapnya dengan serius.

“Thats right! Gadis yang aku cintai, itu adalah kau dan hanya kau seorang Maeda Atsuko-san. Sayangnya aku sudah terlambat mengatakannya. Funny, aku benar-benar tidak mengerti mengapa kau bisa tau.” Sekali lagi Atsuko menatapnya dengan serius hingga akhirnya ia berlari dan mendaratkan ciuman dibibirnya. Kedua tangannya memeluk punggung Minami dan bibir merahnya sibuk melumat bibir Minami dengan lincahnya. Minami yang terkejut bukan main perlahan menenangkan dirinya dengan menikmatinya. Tangannya bergerak memeluk erat pinggang Atsuko dan membalas ciumannya. Tidak peduli apa yang sedang terjadi, Minami hanya menikmatinya sampai akhirnya kedunya memecahkan ciuman panas mereka.

“Ciuman yang luar biasa. Aku harus bertanya mengapa kau melakukan ini dan apa maksud dari semua ini?!” Atsuko tersenyum dengan memandang wajahnya.

“Jawabanku, pria imut yang aku cintai yang selalu aku ceritakan itu kau! Aku mencintaimu Takamina!”

“P-potts?! Itu... K-kau?!” Kini Atsuko tertawa.

“Yes it’s me! Aku memang bodoh, ceritamu selalu sama dengan apa yang terjadi dengan kita berdua dan selama ini kita berdua tidak menyadarinya. Bodoh bukan?!” Kini Minami yang tertawa.

“Aku benar-benar tidak tau bagaimana aku harus bereaksi. Jadi selama ini kita berdua...”

“Hmm, untungnya aku melihat tulisan di balik foto yang ada di dalam bukumu, jadi aku tau semuanya!”

“Ah aku ingat aku meninggalkan itu di bawah meja. Aku masih tidak percaya apa ini benar-benar nyata?!” Keduanya tersenyum bahagia lalu kembali berciuman. Kali ini ciuman mereka begitu manis dan lembut hingga keduanya enggan menghentikannya dan tidak peduli jika ada orang lain yang melihatnya, namun tak lama sebuah telepon harus menghentikan mereka.

“Gomen!” Atsuko meraih ponselnya lalu menatap Minami.

“Apa itu Jurina? Bicaralah padanya.”

“Hai.” Atsuko mengangkat teleponnya.

“Mengapa kau lari dariku huh? Urusanku denganmu belum selesai.”

“Sumimasen!”

“Aku ingin bertanya sesuatu. Apa kau mencintaiku?” Atsuko menggenggam kuat tangan Minami.

“Sumimasen, aku mencintai orang lain.”

“Takamina? Tanpa perlu dijawab aku sudah tau dia orangnya. Semoga kau berbahagia dengannya.”

“Are you okay? I’m really sorry, sejak awal bertemu aku memang menyukaimu tapi itu tidak lebih dari seorang teman. Kau pria yang sangat baik, kau selalu memperlakukanku dengan baik seperti pasanganmu tapi itu tidak cukup membuatku untuk mencintaimu. Aku minta maaf, semoga kau mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku.”

“Daijoubu, cinta tidak bisa dipaksakan! Jadi kita putuskan, mulai hari ini kita berteman baik!”

“Hmm, tentu.”

“Ok, aku akan menutup teleponnya sekarang.” Jurina mematikan teleponnya.

“Piuh... Aku lega sekarang!”

“Jadi, mulai hari ini kita memulai hubungan baru kita?” Atsuko mengangguk.

“Selanjutkan apa yang kita lakukan?”

“Aku ingin menemui adik dan ibumu!”

“Untuk apa?”

“Meminta restu!”

“Hahahaha tanpa perlu meminta mereka sudah merestui kita. Mereka pasti senang setelah tau hubungan kita.”

“Aaaaaaaaa... Aku jadi memikirkan pernikahan hehe”

“Tunggu sampai kita berdua lulus. Ah aku baru ingat, kebetulan hari ini ibuku pergi menemui ayahku di luar kota. Hanya ada aku dan Haruka dirumah, aku ingin malam ini kau tidur bersamaku!”

“Eeeeeee... No! Bagaimana jika kau berbuat macam-macam?”

“Aku anak baik-baik, lagi pula ada Haruka. Kau harus tau sudah lama aku sangat ingin memelukmu di dalam dekapanku.”

“Mmmmmm... Baiklah!”

“YES!!!” Minami mengecup singkat bibirnya kemudian keduanya pergi dengan bergandengan tangan. Tanpa mereka sadari sedari tadi Jurina berdiri memandang mereka dari sebrang jalan dengan menitihkan air matanya.

“Aku kalah!”

“Dasar cengeng!” Jurina menoleh ke belakang.

“Rena! Kau mengikutiku?”

“Begitulah! Rasanya pasti menyakitkan karena dia lebih memilih Takamina.”

“Sangat!”

“Jangan khawatir, masih ada aku yang siap menjadi penggantinya. Kita bahkan memiliki marga yang sama dan siapa tau kita di takdirkan berjodoh.” Jurina menatapnya dengan bingung.

“What? Kau tidak menyukaiku? Oke... Aku tau seleramu seperti apa.” Rena melepas pengikat rambutnya dan menggeraikan rambut panjangnya, kemudian ia melepas jubahnya yang besar hingga menyisakan dress putih mini dengan memperlihatkan paha mulusnya dan belahan dada yang cukup terbuka. Terakhir, dia melepas kacamatanya yang bulat dan tersenyum memandang Jurina.

“See, real me!” Jurina mematung melihat kecantikannya.

“Your so b-beautiful!”

“Hahahaha lihatlah dirimu. Kau terpesona dengan kecantikanku huh?!” Godanya dengan melilitkan kedua tangannya di leher Jurina.

“Lupakan dia, jika kau berniat membuka hatimu aku sudah siap. Selama ini diam-diam aku mencintaimu Jurina.”

“Mengapa kau tidak mengatakannya dari awal?”

“Karena kau sudah mencintai orang lain. Jadi bagaimana, kau bersedia membuka hatimu untukku? Aku sangat mencintaimu!” Jurina hanya tersenyum dan memberinya jawaban dengan ciuman liar.

Mungkin kau satu-satunya gadis yang bisa menggantikan Atsuko! Aku tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

***

 

Sembari menikmati angin malam di depan jendela, Minami memeluk erat kekasihnya dari belakang, memandang bulan yang begitu terang. Sudah berjam-jam mereka dalam posisi itu dan Minami enggan melepas Atsuko dari pelukannya.

“Takamina!”

“Hmm.”

“Aku rasa kita harus tidur sekarang.”

“Cepat sekali, aku baru saja menonton kalian!”  Keduanya menoleh ke arah Haruka yang tersenyum kagum melihat kemesraan kakak dan calon kakak iparnya.

“Keluar sana, kau menngganggu suasana romantis kami.”

“Yada! Aku masih ingin melihat kalian. Ini pertama kalinya melihatmu seperti ini Onii, so sweet!”

“Sudah berjam-jam kau menonton kami dan kau masih belum puas? Sepertinya aku harus menelpon Yui untuk mengusirmu dari sini.”

“Yui? Jika aku yang menelponnya untuk menemaniku dan melakukan hal yang sama seperti kalian, apa kau akan melarangku?”

“Mmmm... Karena ibu sedang tidak ada aku ijinkan.”

“YES!!!” Haruka bangkit dan berlari menuju kamarnya.

“Kakak macam apa kau, bagaimana jika mereka melakukan sesuatu?!”

“Hahahaha jangan khawatir, aku sudah tau Yui begitu juga denganmu. Mari kita tidur!” Mereka memisahkan diri lalu menutup jendela. Keduanya berbaring di atas tempat tidur dan Minami menarik Atsuko ke dalam dekapannya.

“Goodnight sayang!” Atsuko mengangkat kepalanya lalu mencium singkat bibir Minami.

“Goodnight Takamina!” Keduanya memejamkan mata.

Dan pada akhirnya, seseorang yang spesial ini milikku dan dalam dekapanku sekarang!

 

END

   

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet