"Amber Jeno diam!" teriak donghae dari ruang kerjanya. Sedangkan Amber dan Jeno disebelah ruang kerja donghae "Ya Appa noona yang memulai duluan" gerutu Jeno yang dibalas oleh Amber. "Bukan aku appa, Jeno yang memulai duluan" terang amber. "Yak! noona kau memutar balikkan fakta" dan sebuah stick psp mendarat diperut Amber. Dengan geram amber meraih tangan Jeno dia sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan adiknya itu sedangkan Jeno, mukanya berubah pucat dia menelan saliva dan bergidik ngeri melihat wajah menyeramkan kakaknya. Dengan ketakutan Jeno bersuara. "Noona apa yang kau lakukan?" dan tangan mulus amber hampir saja mendarat dipipi mulus Jeno kalau saja Donghae sang ayah tidak muncul tiba - tiba didepan pintu kamar Jeno. Donghae menggertak membanting pintu kamar Jeno. Amber dan Jeno menunduk takut. Pasalnya baru kali ini ayah mereka semarah ini dengan emosi yang menyulut Donghae membentak. "Kalian ini sehari saja tidak bertengkar bisa tidak?!" Donghae sudah kewalahan menghadapi putra dan putrinya yang setiang hari selalu membuat onar tidak dirumah tidak juga disekolah. Terhitung sudah berapa kali Donghae dipanggil kesekolah Amber juga Jeno untuk mendengarkan ceramah para guru atas tingkah yang mereka lakukan. Donghae dengan amarah meluap meninggalkan Amber dan Jeno yang mematung setelah ayah mereka pergi Amber dan Jeno kembali beradu mulut. "Itu gara - gara kau, lihat ayah marah besar" Amber menuding - nuding Jeno. "Ya ya aku lagi aku lagi. Itu semua gara - gara kau kau saja noona tidak bermain curang. Ayah tidak akan marah. Lagipula kau itu seorang kakak kenapa tidak pernah mau mengalah dariku!" jelas Jeno panjang lebar dengan bersungut - sungut. "Sudah - sudah tidak ada gunanya berdebat dengan bocah ingusan sepertimu lebih baik aku pergi" gerutu Amber "Oh itu lebih baik. Kalau perlu pergi saja yang jauh dan jangan kembali !" Baru saja Amber ingin membalas Jeno tapi suara ayahnya menginterupsi agar ia lebih baik diam. Jeno menjulurkan lidahnya dan Amber keluar dari kamar Jeno membanting pintu kamar Jeno.