My Complicated Life

Description

Sudah lama sejak aku menulis note seperti ini. Biasanya aku akan menulis ketika aku dalam sebuah dilemma yg besar. Begitu pula sekarang. 

9 bulan sudah kami menjalani hubungan ini. Saya kerap bertanya2 kepada diri saya. Apa benar saya mencintainya. Apa benar saya sudah berubah. Apa benar saya bisa menerima dan mau hidup serta meninggalkan smua keburukan yang saya punya. Apa benar dia akan membuat saya berubah suatu saat nanti. 
9 bulan yg lalu ketika kami bertemu. Saya memang tertarik dengannya. Tetapi saya juga mengerti, ketertarikan itu hanyalah sebatas suka melihat. Tidak pernah terpikir oleh saya untuk menjalankan sebuah pernikahan. Untuk menjalankan suatu hubungan yg intim dengannya. Saya tidak tau apakah ini adalah sebuah kesalahan yang saya buat. Saya senang bs mengenal dia dan kluarganya. Tetapi dibalik kesenangan itu terdapat sebuah kekesalan akan diri saya. Kekesalan itu justru datang karena mereka terlalu baik terhadap saya. Dan saya tidak pernah mrasa diperlakukan sebaik itu oleh orang lain. Mereka benar2 menyayangi saya. 
Saya tidak mengerti kenapa papa malah menyetujui hubungan kami ketika seharusnya papa tau siapa saya sebenarnya. Mengapa papa masi menyayangi dan mengenalkan saya kepada semua teman dan kluarganya sebagai calon menantu. Jujur saya merasa malu. Jujur saya merasa tidak punya otak dan tidak tahu diri. 
Tetapi saya diam. Saya diam karena saya terlalu penakut. Saya diam karena saya plin plan. Saya diam karena saya tidak berani mengambil resiko. Saya diam karena saya benar2 tidak tahu apa yg harus saya perbuat. Jelas2 saya mengerti, jika saya tetap melanjutkan hbgn ini, saya akan melukai semua keluarganya. Atau, saya akan menyakiti diri saya sendiri. Saya tidak pernah mencoba dan menerima kekurangan diri saya. Saya selalu berlindung di zona aman. Tetapi ketika saya memutuskan untuk break dan comes out. Yg saya pikirkan. Bagaimana dengan perasaan kedua pihak kluarga kami. Bagaimana image keluarga saya ketika org2 tw anaknyah seperti ini. Bagaimana nasibku kelak. Apakah saya dapat menemukan seorg pasangan kelak dan tinggal bahagia sampai tua? Bagaimana respon org tua terhadap saya? 
 
Ketika dibandingkan. Tentu jelas bahwa pilihan yg terbaik akan jatuh ketika saya menikahinya. Tidak akan kekurangan suatu apapun. Kecuali cinta dan keinginanku. 
 
Tetapi mengapa hati dan pikiran ini tidak pernah tenang?
 
Padahal, tidak ada seorangpun dari mereka yg menganggap serius diriku. Pengorbanan ini sangat besar. Usaha yg dilakukan. Pekerjaan yg di pertaruhkan. Smua hidupku dan semua hal yg saya capai selama 26tahun saya pertaruhkan.
 
Tetapi  d dlam hati, saya terus bertanya. Sampai kapan saya harus menjadi seorang yg tidak saya kenal. Sampai kapan saya harus berpura2 menjadi manusia yg sempurna?

Foreword

Ini adalah kisah hidupku

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet