“ Selamat Joy, semoga kamu bahagia, cepet berikan aku keponakan, hahah siapa tau jika suamimu setampan Yook Sungjae?, kuharap kalian mendapat banyak anak,.....”

“ apa aku harus mengabulkan permintaan itu sekarang?” kata Sungjae, entah darimana pria itu muncul, tapi itu mengagetkan Joy karena tiba tiba muncul di belakangnya. Joy otomatis menutup surat dari Yerin dan dapat dipastian wajahnya merah total. Ia menunduk malu. Benar benar bungkam diatas ranjang tempatnya membaca. “apakah kita harus mengabulkannya? ku pikir aku membutuhkan persetujuan darimu, tapi bisakah aku memintanya paksa? Itu hakku?” nada suara Sungjae benar benar membuat Joy merapal mantra dalam hati, ia takut sekarang, bahkan untuk membuka matanya, ia tak sanggup, jantungnya seakan memompa seluruh darah menuju wajah,