WISH

WISH

WISH

 

Saat kau menyukai seseorang tapi kau tidak sanggup untuk mengutarakannya. Maka

 Doakan saja dia. Hari ini aku akan melakukannya. 

- Kim Hanbin 

Mengapa hati ku jadi sedih melihat nya  berdoa. Aku seperti ikut mendengar doa nya .- Yoo Daemi

 

  

"Yoo Daemi, kau sudah bangun? Kau bilang ingin pergi ke kuil hari ini? Matahari sudah tinggi "

Daemi pov

Ini hari libur ibu. Aku tak akan bangun pagi dan menyapa matahari. Aku hanya ingin..kuil? Tunggu apakah ibu bilang kuil? Siapa yang akan ke kuil pada hari libur? Tentu bukan..oh tuhan!! Orang yang akan ke kuil hari libur adalah aku.

Daemi bangkit dari tempat tidurnya dan segera bergegas untuk mandi. Bagaimana dengan kasur dan selimutnya? Siapa peduli.

"ibu kenapa baru bangunkan aku jam segini?" omel Daemi sambil berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya saat memakai sepatunya.

"aku tak akan sarapan bu, aku akan beli kue beras di dekat kuil. Aku berangkat " 

Daemi mengayuh sepedanya dengan cepat. Jalanan masih sepi pagi itu. Tentu hanya orang yang sangat rajin yang mau berkeliaran pagi-pagi dihari libur. Yah! Daemi adalah anak yang rajin bukan?! Hari ini Daemi pergi ke kuil bukan tanpa alasan. Alasannya adalah dia ingin punya pacar tahun ini hahaha sungguh, kuno J

Akhirnya Daemi pun sampai di kuil. Keadaan kuil masih sangat sepi.

Untung masih sepi jadi aku tak perlu menjadi perhatian orang-orang . Pikir Daemi

"selamat pagi Biksu Kim. Apakah tidur mu nyenyak?" sapa Daemi kepada salah satu biksu yg sedang menyapu dihalaman kuil.

" aigo, Daemi-ah. Selamat pagi. Ne aku tidur dengan nyenyak walau kau tau demi di kuil banyak sekali nyamuk" canda Biksu Kim

" apa yang membuat mu datang sepagi ini ke kuil Daemi? Berdoa untuk ujian mu? 

" ah ani-imnida Biksu Kim. Aku mendapatkan nilai yang bagus untuk ujian ku hehehe"

" ahh arraso. Kalo begitu kau berdoa untuk seseorang Daemi? Seperti anak muda itu" tempat saat Daemi menoleh ke arah yang ditunjuk Biksu Kim. Daemi melihat anak laki-laki sedang berdoa.

" baiklah Biksu Kim. Aku berdoa dulu ya. Sebelum matahari semakin tinggi aku sudah harus sampai dirumah. Anyeong. Semoga harimu menyenagkan Biksu Kim :)" Daemi pun beranjak meninggalkan Biksu Kim menuju tempat doa.

Daemi pov

Anak laki-laki itu berdoa dengan khusyuk. Kira kira apa yang dia minta? Mengapa hati ku jadi sedih melihat nya  berdoa. Ya tuhan apakah tidak sarapan membuat nya menjadi sedikit emosional pagi ini. 

Pov end

Belum sempat Daemi kembali ke dimensi nyata. Anak laki-laki itu berjalan menghampiri Daemi.

"kau menangis?" suara anak laki-laki itu berhasil menarik Daemi kembali kedunia nyata

"hah? Menangis? Siapa?" Daemi meraba-raba daerah disekitar matanya. Dan Daemi merasakan pipinya basah oleh air yang entah berasal dari mana.

" oh yaampun. Kau benar aku menangis. Haha maafkan aku telah menganggu doa mu" namun ketika hendak pergi. Sebuah tangan menahan pundak Daemi membuat Daemi mengurungkan niat nya untuk pergi.

"tunggu, kau belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa kau menangis?" anak laki-laki itu menatap Daemi seolah Daemi adalah seorang yang baru saja menerobos lampu merah dan sekarang dia sedang di introgasi oleh seorang polisi tampan.

Benarkah dia tampan? Dia bermata tidak terlalu sipit. Alis yang tersusun rapih tidak tebal tapi tetap cantik. Hidung yang tidak terlalu besar dan mancung. Bibir yang tipis. Cukup tampan pikir Daemi.

" tak berniat menjawabku lagi nona?" katanya dengan nada yang terdengar sarcastic. 

"ah mian. Entah lah melihat mu bedoa dengan tenang membuat ku seperti yahh terbawa suasana aku merasa aku bisa ikut mendengar doa mu. Haha semoga orang itu juga bisa mendengar doa mu tuan "

"dari mana kau tau aku berdoa untuk seseorang? Kau bilang cenayang dari kuil ini kan?" tuduhnya dengan tetap terdapat nada sarcastic yg terdengar jelas. Dia menatap Daemi dari atas sampai bawah. Scanning? 

"mwo? Aku ini pengunjung sama seperti mu tuan. Biksu Kim memberitahu ku  dan apakah kau sedang men-scanningku tuan?" tanya Daemi dengan nama yang cukup terdengar menyebalkan.

"ah mian. Haha aku hanya sedikit menyebalkan saat bertemu dengan orang baru. Nama ku Hanbin. Kim Hanbin:)" seraya mengulurkan tangannya di depan Daemi.

Daemi tidak bereaksi, sangat aneh menurutnya berjabat tangan dengan orang yang 1 menit lalu menuduh mu sebagai cenayang. 

" ya kau cukup menyebalkan untuk seukuran orang baru tuan Hanbin" "aku Daemi.  Yoo Daemi" Daemi akhirnya  menyambut uluran tangan Hanbin. 

" dan tuan Hanbin. Apakah kau benar-benar berdoa untuk seseorang?" Hanbin menatapnya Daemi datar. " aku sih hanya mau memastikan saja. Jika kau tidak mau jawab ya tak apa" lanjut Daemi dan mencoba mengacuhkan tatapan Hanbin .Hanbin hanya menatap Daemi dengan ekspresi yang sulit dikaji. Sialan orang ini memang tahu cara membuat orang merasa terintimidasi pikir Daemi.

 

Hanbin pov

Pagi ini aku akan pergi ke kuil. Leluhurku dulu bilang saat kau menyukai seseorang tapi kau tidak sanggup untuk mengutarakannya. Maka

 Doakan saja dia. Hari ini aku akan melakukannya. 

Pagi itu kuil masih sangat sepi hanya ada Biksu Kim. Aku menyapanya dan dia bertanya mengapa aku ada di kuil sepagi ini. Aku bilang aku berdoa untuk seseorang. Biksu Kim hanya tersenyum. Ku rasa dia juga tahu nasihat para leluhur.

Aku mulai berdoa. Berdoa untuk nya. Wanita yang ku sukai hampir 1 tahun. Walaupun banyak 

Orang yang berkata aku tampan dan berkharisma aku hanya akan menjadi seekor bayi tikus yang takut bila bertemunya. Dia sangat ceria dan  penuh percaya diri.  Aku berdoa agar dia selalu sehat dan  segera menyadari kehadiranku hahaha sungguh klise kau kim Hanbin.

Ketika sedang berdoa. Kurasakan seseorang sedang menatapku. Hmm Bagus? Seseorang baru saja merusak konsentrasi ku. Namun ketika aku mencoba menoleh ke arah gangguan. Deggapakah aku salah lihat atau apa?  mengapa dia ada disini? Apakah tuhan telah mengabulkan doa ku sebelum aku berkata amien? Daebak!! Tapi tunggu kenapa dia menangis? Lalu tanpa kusadari kakiku melangkah mendekati dia.

"kau menangis?" aku memberanikan dir untuk bertanya padanya saat kusadari dia benar-benar menangis.

" oh yaampun. Kau benar aku menangis. Haha maafkan aku telah menganggu doa mu" dia meraba raba daerah matanya .  Namun  dia bergerak seakan hendak pergi.

Tidak!! tuhan telah mengabulkan doa ku. Aku tidak akan membiarkannya pergi.
" tak berniat menjawabku lagi nona?" kataku dengan nada yang terdengar sarcastic.

Sialan mengapa mulut dan otakku tidak bisa bekerjasama dengan baik.

"ah mian. Entah lah melihat mu bedoa dengan tenang membuat ku seperti yahh terbawa suasana aku merasa aku bisa ikut mendengar doa mu.Haha semoga orang itu juga bisa mendengar doa mu tuan "

Aku tidak tuli kan? Dia bilang dia seperti mendengar doaku? Tuhan akan selalu ku ingat karuniamu  hari ini.

"dari mana kau tau aku berdoa untuk seseorang? Kau seorang cenayang dari kuil ini kan?"

 tuduhku dengan tetap terdapat nada sarcastic yg terdengar jelas. Yatuhan aku bersumbah aku menyesali apa yang baru saja ku katakan. Baik lah kim Hanbin salahkan saja mulut mu jika Daemi akan menamparmu.

"mwo? Aku ini pengunjung sama seperti mu tuan. Biksu Kim memberitahu ku  dan apakah kau sedang men-scanningku tuan?" tanya Daemi dengan nada bicara yang cukup terdengar menyebalkan.

Pabbo kim Hanbin. maafkan aku Daemi-ah.  Aku harus melakukan sesuatu jangan sampai percakapan ini selesai dengan sebuah tamparan

"ah mian. Haha aku hanya sedikit menyebalkan saat bertemu dengan orang baru. Nama ku Hanbin. Kim Hanbin:)" seraya mengulurkan tanganku di depan Daemi.

Ayo Hanbin. Nasip mu hanya dua, tamparan atau sambutan uluran tangan.

" ya kau cukup menyebalkan untuk seukuran orang baru tuan Hanbin".

Aku hanya sedang gugup Daemi.

 "aku Daemi.  Yoo Daemi" Daemi akhirnya  menyambut uluran tangan ku.

Off  course aku tahu nama mu Yoo Daemi. Selamat tinggal tamparan.
" dan tuan Hanbin. Apakah kau benar-benar     berdoa untuk seseorang?" aku menatap Daemi bingung.  Maksudku, apakah Daemi serius dengan pertanyaan  itu. Dia ingin tau aku berdoa untuk siapa?  " aku sih hanya mau memastikan saja. Jika kau tidak mau jawab ya tak apa" 
haruskah aku jawab" iya aku berdoa untuk seseorang yang bernama Yoo Daemi? 

Pov end

"iya aku berdoa untuk seseorang. Aku menyukainya hanya saja kau tau aku tidak tahu bagaimana harus menyapanya. Kau tau aku agak.." Hanbin tidak melanjutkan kalimatnya.

"agak menyebalkan saat bertemu dengan orang baru?"

"haha ya Daemi.kau benar"

"doa seperti apa yang kaupanjatkan untuk nya Hanbin"

Ups Daemi menyadari kesalahannya. Kesalahan melontarkan pertanyaan yang harusnya ditanyakan polisi kepada perampok. Pertanyaan ingin tau.

Daemi sudah siap karena sebentar lagi dia akan dihadiahi tatapan mengintimidasi ala Hanbin. Tapi, Hanbin malah tersenyum dan menjawab

" aku harap dia bisa melihat ku dan aku harap kita bisa berbica layaknya kau dan aku sekarang. Aku terlalu pengecut untuk memulai pembicaraan dengan nya"

"apa kau pernah mencobanya. Walau hanya sekali?"

"belum, dia sangat populer di sekolah. Dia anak yang ceria dan ramah. Aku takut jika aku mulai menyapanya dia tidak seceria saat orang lain menyapanya. Kau tau aku sangat buruk saat.. Yah kau tau kelanjutanya kan Daemi" Hanbin menunduk seraya tersenyum kecut.

“ kau tidak seburuk itu kok buktinya aku suka berbicara dengan mu. Maksud ku suka dalam artian aku merasa nyaman walaupun kita baru kenal 10menit yang lalu. Setidaknya kau harus mencobanya Hanbin. Walaupun nanti gagal kau harus tetap mencoba."

"baiklah saat masuk sekolah nanti akan ku coba" tekad Hanbin.

Obrolan panjang keduanya membuat matahari naik semakin tinggi. Dan Daemi sepertinya melupakan sesuatu.

" Hanbin sepertinya aku harus kembali. Senang berkenalan dengan mu. Aku pergi dan ingat coba untuk menyapanya kurasa dia pasti akan menjawab sapaan mu. Hanbin fighting J " Daemi bersiap-siap mengayuh sepedanya. Mereka sudah sampai digerbang kuil. Daemi mulai mengayuh sepedanya meninggalkan kuil.  Hanbin hanya terdiam melihat kepergian Daemi. Sampai Hanbin hanya melihat siluet Daemi yang mulai menjauh  tapi sebuah senyuman terukir diwajahnya.

" terima kasih tuhan kau mengabulkan doa ku dengan cepat. Daemi-ah sampai bertemu disekolah aku akan menyapa mu ".

End 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet