Still

Description

-When we aren't one anymore-

 

"Hallo, masih ingat Aku?" Aku melambaikan tangan sambil tersenyum hangat. Menyalurkan kerinduan yang telah lama terpendam lewat mata ini.

" Tentu saja. Aku juga merindukanmu. Sangat!" Jiyong tersenyum saat radar itu tersambung ke dalam pikirannya. Jiyong selalu tahu apa yang hati ini rasakan. Garis matanya yang melengkung membuatku tersenyum.

"Lama sekali kamu pergi dan tak pernah mengabariku. Sekarang kita bertemu lagi di sini. Aku kira ini mimpi." Sedikit candaan aku pecahkan agar tak canggung.

"Ini sungguhan. Sakit kan?" Aku terkejut saat jari besar Jiyong mencubit pipiku. Sial! Pertemuan pertama ini berhasil membuatku membeku. Senyuman di wajahku pun luntur seketika.

"Aku senang membuatmu malu." Kata Jiyong lagi, menyadarkanku.

"Dasar Iblis!" Jiyong berlari menghindari pukulan yang siap meluncur di kepalanya.

Malam itu, ratusan bintang menjadi saksi kegembiraanku menyambutmu di sini. Tetapi, bibirku seakan tak memberikan kesempatan untukku bercerita, bahkan untuk sebuah lelucon lagi. Ingin sekali berteriak kalau aku masih menginginkan Jiyong. Namun rasanya tak perlu, karena yang Aku tahu, Jiyong pun tahu. Semoga mimpi indah, Kwon Jiyong.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet