Airport, you and me

A Guy's Popularity

 


Jihoon dengan buru-buru keluar dari rumahnya, mengeluarkan sepedanya dengan segera ketika membaca isi pesan ‘Angel, aku sudah menunggumu di depan rumahmu’

Seungcheol sedikit tertegun melihat gaya pakaian Jihoon yang mirip dengannya, kaus polos dengan jacket jeans lengan panjang namun Seungcheol memakai celana jeans dan Jihoon memakai celana hitam selutut.

“Eum… Pagi…” Sapa Seungcheol dengan canggung dan dibalas oleh Jihoon dengan anggukan. Jihoon kemudian meneliti apapun itu dan menemukan kesamaan mereka.

“Couple?”

Seungcheol menoleh dan menatap Jihoon. Hal itu sukses membuat Jihoon salah tingkah “Eum… Aku tadi salah bicara”

“Jadi?  Apakah aku harus mengiyakan perkataanmu?” Dan Jihoon menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Seungcheol hanya tersenyum dan mengusap kepala Jihoon, lalu mengajak Jihoon agar segera berangkat. Semilir angin yang membawa dingin pun membuat Seungcheol merasakan sensasi baru di Busan dan Jihoon tersenyum melihatnya. Sesampainya disana Seungcheol membeli tiket dan memberikannya ke Jihoon.

“Jihoonie… Tanganmu dingin” Ucap Seungcheol dan dengan refleks mengambil tangan Jihoon, mendekatkan dekapan tangan angel-nya itu ke mulutnya dan menghembuskan napas agar pria mungil itu tidak membeku tangannya.

“Hyung… Aku tidak apa-apa”

“Begitukah? Ayo!” Seungcheol dan Jihoon pun masuk dengan tangan mereka saling bertautan. Jihoon mencoba merendam panas di wajahnya namun itu sepertinya tidak berhasil.

‘Hanya sekali ini saja…’ Gumam Jihoon dalam batin dan Seungcheol mengeratkan gengamannya seiring waktu mereka menghabiskan waktu disana.

“Tempat yang indah…” Tanggap Seungcheol dan Jihoon mengangguk tanda setuju, pergi mengunjungi suatu tempat dengan seseorang yang kau kenal biasanya tidak akan senyaman ini bukan?

Mereka terus menelusuri lorong aquarium itu dan Jihoon terpana melihat berbagai hewan laut yang berbeda bentuk maupun warnanya. Sesekali mengeluarkan senyum manisnya dan menunjuk beberapa ikan yang dianggapnya menarik untuk memperlihatkannya kepada Seungcheol. Mereka pergi melihat pertunjukan ‘Jackass Penguin Family’ yang berisi aksi pemberian makanan kepada penguin. Jihoon tersenyum melihatnya dan membuat Seungcheol pun tersenyum melihatnya.

Penguin yang lucu” Gumam Jihoon dan Seungcheol menyetujuinya. “Dia mengingatkanku kepada seseorang”

“Hm… Apakah dia benar-benar mirip dengan penguin?” Tanya Jihoon penasaran. Ada apa yang dipikirkan oleh Jihoon pun tidak diketahui isinya, mungkin hanya sekedar penasaran.

“Dia benar-benar mirip dengan penguin, matanya yang bulat, mungil bahkan orang-orang tidak percaya bahwa dia lebih tua dariku” Kekeh Seungcheol dan Jihoon terus fokus menatapnya.

“Apakah dia seseorang yang penting bagimu?”

Seungcheol menganggukkan kepalanya “Dia adalah orang yang menjagaku, membantuku saat aku mengalami masalah dan orang yang kusayangi juga tentunya. Dia adalah orang yang baik”

Jihoon tersenyum dengan ekspresi yang tidak bisa dibacakan, namun ekspresi murung lah yang dapat dengan mudah terbaca oleh siapapun itu “Begitukah…”

Seandainya itu adalah diriku’ Batin Jihoon dan mengepal kedua tangannya, menahan apa yang dia rasakan. Cemburu? Dia tidak berhak memilikinya, merasakan hal seperti itu hanya membuatnya pusing. Dia menatap kebawah, tidak berani menatap kembali Seungcheol. Bahkan tautan tangan mereka belum terlepas karena Seungcheol tetap mengenggamnya dengan erat.

“Hyung… Kapan kita akan pulang?” Tanya Jihoon ketika waktu menunjukkan pukul enam sore, mereka saat ini sedang berada di kolam berang-berang. Seungcheol menatap pria mungil itu dengan intens

“Kenapa?”

“Tidak, hanya bertanya…” Jawab Jihoon pelan dan Seungcheol mengusap lembut wajah Jihoon. “Aku hanya ingin bersamamu lebih lama sebisa mungkin. Karena sepertinya aku akan sedikit sibuk besok hingga aku akan kembali ke Seoul nanti”

Jihoon menganggukan kepalanya, raut wajah murung terlihat dengan sangat jelas. Mengingat bahwa Seungcheol hanya berlibur di Busan menyakitkan untuknya. Apa ini yang disebut sebagai rasa takut kehilangan?

“Tapi…” Potong Seungcheol dan Jihoon mendongakkan kepalanya “Sebisa mungkin aku akan mengunjungimu angel” Dan membuat Jihoon tersenyum cerah kepadanya.

“Kita ke pantai Haeundae ya Jihoon?” Pinta Seungcheol.

 


 

Waktu menunjukkan hampir pukul tujuh malam di pantai Haeundae yang sepi. Tentu saja sepi, pantai hanya dikunjung biasanya saat musim panas bukan? Tetapi tidak berlaku bagi sebagian orang. Jihoon membuka sepatunya dan merendam kakinya di air laut yang dingin. Merasakan dingin yang menusuk ke tulang-tulangnya namun dia memilih untuk terus menikmatinya. Seungcheol menatap Jihoon yang terlalu menikmati kegiatannya itu selama lebih dari 15 menit. Seungcheol juga mendekati Jihoon.

“Jihoonie… Apakah kau sudah selesai bermain-main?” Langsung dibalas dengan gelengan kepala Jihoon. “Ini terlalu menyenangkan, jadi aku ingin lebih lama menikmatinya” Balas Jihoon dan Seungcheol menatapnya dengan cemberut ―Bahwa Jihoon melupakannya karena bermain air.

“Kalau begitu…” Seungcheol melepas kedua sepatu yang melekat di kakinya. Mencoba mendekati Jihoon yang sibuk memainkan kakinya didalam air laut.

“Hyung?” Refleks Jihoon terkejut dengan adanya dua tangan yang melingkar di pinggang Jihoon. Dia tidak melawan maupun menerimanya dan begitu juga Seungcheol yang terus menikmati apa yang sedang dia lakukan.

“Kau tidak mau berhenti bermain?” Tanya Seungcheol dan Jihoon terdiam. Seungcheol melanjutkan “Kau akan masuk angin jika bermain terlalu lama didalam air”

“Aku tau hyung…” Balas Jihoon yang terus menatap laut didepannya, menyembunyikan wajah meronanya, bahkan dia berani tidak memutar tubuhnya dan menghadap Seungcheol.

“Baguslah kau tau” Ucap Seungcheol dan kemudian melonggarkan pelukannya. Jihoon kemudian berani memutar badannya dan membalas genggaman kedua tangan Seungcheol.

Mari pulang’ Gumam Seungcheol pelan dan sedikit rasa tidak terima karena waktu mereka hari ini harus berakhir begitu saja.

 


 

‘Aku sudah sampai di bandara’

Seungcheol membalasnya ‘Baiklah hyung, aku akan menjemputmu’ kemudian segera memanggil taksi. Sebelumnya, dia mengirimkan pesan ke pria mungil itu ‘Jihoonie, my angel... Maafkan aku,hari ini aku sibuk dan tidak bisa menghabiskan waktu dengan mu *cry* jika ada waktu, aku akan segera mencarimu’

Seungcheol menekan tombol send dan segera dibaca oleh Jihoon yang menunjukkan raut wajah lesu di depan cermin di kamarnya itu. Menghela napas dan memakai sweater­-nya itu dengan malas. Namun, layar smartphone-nya.

Yo! Your funny cousin kembali! Hey cutie! Maafkan aku yang terlambat mengirim pesan. Aku sedang di bandara dan seperti biasanya, kau harus menjemputku cutie. Aku akan menunggumu ya! Sampai jumpa disana produser zi!’

Mata Jihoon mebelalak membaca pesan dari sepupunya itu. Dengan buru-buru Jihoon keluar dari kamarnya dan melewati ayah maupun ibunya yang sedang sarapan.

“JIhoon-ah… Kau mau kemana?” Tanya ayahnya yang sedang membaca koran dan mengalihkan atensinya ke anak tunggalnya itu.

“Hansol datang! Aku akan menjemputnya!” Pekik Jihoon dan melesat keluar.

Kyungsoo melirik ke segala arah sambil menarik kopernya yang berukuran sedang itu, sambil mencari sosok adiknya itu dia mencari tempat duduk, dan menemukan satu yang kosong. Dengan cepat Kyungsoo mendudukinya.

“Hai…” Seseorang disebelah Kyungsoo menyapanya dan sukses membuat Kyungsoo terbelalak melihat siapa sosok itu. Dengan parasnya yang mirip Leonardo Di Caprio, Kyungsoo langsung mengenalinya.

“Vernon?”

“Ya… Ini aku. Kau manajernya Seungcheol kan? Choi Seungcheol” Kyungsoo menganggukan kepalanya menatap Vernon. Dia tidak terkejut mendengar Vernon berbahasa Korea, sebelumnya Seungcheol sudah mengatakannya, hanya saja dia masih tidak percaya dan terkejut melihat Vernon di Busan.

Untuk apa dia disini?’ Batin Kyungsoo dan sepertinya Vernon bisa membaca apa yang ada di isi kepala Kyungsoo. “Aku datang ke sini untuk mengunjungi sepupuku” Ucapnya dan Kyungsoo menganggukkan kepalanya.

“Dia adalah produser musik terkenal di internet, namanya Woozi” Lanjut Vernon dan membuat Kyungsoo kembali ingat dengan lagu yang pernah Seungcheol tanyakan kepadanya.

“Begitukah? Apakah kau tau lagu ini?” Tanya Kyungsoo dan mengeluarkan smartphone-nya. Menunjukkan lagu yang Seungcheol berikan kepadanya setelah Seungcheol menanyakannya tentang hal itu. Dia tau bahwa adiknya itu pasti akan lupa dengan rasa penasarannya, karena dia tau bahwa Seungcheol itu pelupa. Ditambah lagi ada makhluk mungil yang berhasil menarik perhatiannya.

Vernon tersenyum melihat lagu apa yang ditanyakan oleh Kyungsoo “Itu lagu buatan sepupuku dan aku sendiri juga mengambil bagian di part rapping lagu ini”

Mata Kyungsoo membulat seperti burung hantu “Kau bercanda kan?” Dan dibalas oleh kekehan Vernon.

“Astaga!” Gumam Kyungsoo dan Vernon bertanya “Kenapa?”

“Ini adalah lagu favorit Seungcheol sebenarnya. Bahkan dia penasaran dengan siapa yang membuat lagu ini”

Vernon mengangguk tanda mengerti dan bertanya “Apakah kau mau mempertemukan Seungcheol kepada sepupuku?”

Kyungsoo tersenyum mendengarnya “Terima kasih Vernon. Kalau begitu aku akan mengabari Seungcheol nanti”

“Jika dia mau, dia hanya perlu menghubungiku oke?”

“Baiklah… Aku akan segera pergi, kenalanku sudah menungguku disana. Sampai bertemu lagi” Ucap Vernon yang menunjuk ke arah seseorang dan meninggalkan Kyungsoo. Kyungsoo melihat layar smartphone-nya dan menggerutu “Sudah setengah jam aku menunggumu”

“Menunggu siapa?” Tanya Seungcheol yang tiba-tiba muncul dihadapannya. “Kau mengejutkanku Cheol…” Jawab Kyungsoo dan Seungcheol tersenyum mendengarnya.

“Hyung, apakah kau sudah menunggu terlalu lama?” Tanya Seungcheol dan Kyungsoo menjawabnya “Tentu saja aku menunggumu sangat lama. Ah, tadi aku bertemu dengan Vernon”

“Vernon? Dia datang ke Busan? Dia bahkan tidak mengabariku!” Ucap Seungcheol dan Kyungsoo menatapnya dengan bingung.

“Begitukah? Ah! Aku ingin pergi ke rumah yang kau bilang dulu! Nanti saja kita bicara! Ayo!” Perintah Kyungsoo dan Seungcheol melongo melihat hyungnya yang sedang moody itu.

“Baiklah hyung. Sini, kubawakan kopermu” Jawab Seungcheol dan menarik koper manajer hyungnya itu.  Tanpa ragu-ragu Seungcheol merangkul dan melempar candaan, tawa maupun senyuman kepada manajer hyungnya itu.

“Hyung… Mari kita bersenang-senang dan akan ku kenalkan kepadamu seseorang yang mirip denganmu, seorang angel”

 


 

“Hansol!” Pekik Jihoon dan sang pemilik nama pun menatap ke segala arah, kemudian menunjuknya dan mendekati Jihoon.

“Kenapa kau lama sekali?” Tanya Vernon yang sudah berdiri di depan Jihoon. Jihoon terdiam dan tidak mengalihkan atensinya kepada sepupunya yang blasteran Korea-Amerika itu.

“Jihoon hyung?” Panggil sepupunya itu dengan ekspresi khawatir dan sedetik kemudian dia menatap hyungnya itu.

“Kenapa?”

“Kau melamun… Memangnya ada apa?” Tanya Vernon dan Jihoon menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Ibu dan ayahku sudah menunggumu di rumah! Ayo!” Ucap Jihoon yang mulai berjalan dan Vernon tersenyum sambil menarik kopernya. Mereka keluar dari bandara itu dan disambut angin musim semi yang terkesan dingin itu.

“Jihoon hyung, aku ingin berjalan saja sampai ke rumah!” Pinta Vernon dan mulai berjalan meninggalkan Jihoon dibelakangnya. Sepupu mungilnya menatap dengan kebingugan dan mengejarnya, menyamakan langkah mereka “Tumben sekali kau mau berjalan ke rumah”

“Aku ingin menikmati suasana Busan dan berjalan hanya memerlukan waktu 30 menit kan?” Tanya Vernon dan Jihoon mengangguk.

Vernon membuka percakapan setelah mereka berjalan “Hyung… Apakah kau masih sependiam itu?” Tanya Vernon to the point dan Jihoon terdiam mendengar pertanyaan sepupunya. Dia memilih mengalihkan atensinya ke ombak-ombak yang berlari menuju tepi pantai Haeundae.

“Aku… Tidak tau” Jawab Jihoon setelah sepersekian detik terdiam dan Vernon menghela napas “Hyung kau harus―”

“Aku mengenal seseorang” Potong Jihoon.

“Dia adalah seseorang yang kukenal selama 3 minggu ini dan dia membuatku nyaman… Tapi aku tau dia akan kembali ke Seoul 9 hari lagi karena tujuannya ke sini adalah berlibur… Ada sedikit rasa kecewa tentu saja dimana orang yang dapat kau anggap teman pergi meninggalkanmu karena alasan waktu” Jihoon bercerita dan Vernon terdiam, mencoba untuk menyimak apa yang dikatakan sepupunya dengan perasaan campur aduk.

“Aku ingin menemuinya tapi… Untuk beberapa hari ini mungkin dia akan sibuk hingga dia pulang ke Seoul terlebih aku mengetahui ada seseorang yang penting baginya dan dia sangat bahagia saat bersamanya…” Jihoon memutuskan pembicaraannya dan melihat sepupunya dengan tatapan murung.

‘Seungcheol hyung sangat senang dengan seseorang di bandara tadi’ Batin Jihoon.

Namun, berbeda dengan Vernon, dia malah tersenyum mendengarnya “Hyung… Aku ingin pergi ke pantai Haeundae”

“Apa?”

“Aku ingin ke sana, ke tempat biasanya kau menyanyikan lagu sekarang!” Pinta Vernon dan menarik tangan JIhoon untuk berjalan lebih cepat mencapai tujuannya.

“Eh? Bagaimana dengan kopermu?”

“Dorong saja ke sana, apa susahnya?  Aku ingin cepat-cepat ke sana” Jihoon menatap dengan bingung kepada sepupunya yang memiliki sifat 4D itu. Setelah sampai disana, Jihoon duduk diatas bebatuan dan Vernon melambaikan tangannya menghadap laut luas dam menikmati sensasi pantai Haeundae di musim semi.

“Hyung… Kau masih tetap sama saja… Hanya senang mengatakan isi hatimu kepadaku, bukan orang lain” Vernon membuka suara dan Jihoon terus menunggu kelanjutannya.

“Boleh kusimpulkan tentang ceritamu tadi?”

“Apa?”

“Kau jatuh cinta” Jawab Vernon dengan tersenyum sarkastik dan mata Jihoon membulat, tidak percaya dengan apa yang dikatakan sepupunya.

“Tidak mungkin…”

“Apanya tidak? Kau tidak rela dia meninggalkanmu, kau ingin menemuinya tetapi kau terlalu takut untuk menemuinya dan point terpentingnya, kau terlalu nyaman dengannya. Apa fakta itu tidak cukup untuk Lee Jihoon? Jika kau seperti ini terus, yang hanya dapat bicara dengan sepupumu ini kau akan menyesal” Omel Vernon panjang lebar dan Jihoon membulatkan matanya. Jarang sekali ia melihat Vernon berbicara sepanjang itu untuk menjaga image cool-nya.

“Aku― aku―” Ucap Jihoon dengan gugup. Dia sendiri tidak tau mau menjawab apa sedangkan Vernon menatapnya tanpa berkedip.

“Hyung… Kau jangan terlalu keras kepala untuk masalah kali ini” Pinta Vernon dan melihat Jihoon.

“Astaga hyung!” Dengan cepat dia meletakkan kedua ibu jarinya dan mengusap air yang keluar dari kedua mata Jihoon.

“Dia… Dia sudah memiliki orang lain… Aku melihatnya bersama orang lain…” Ucap Jihoon dan Vernon mengangguk tanda mengerti, sedikit kasihan melihat sepupunya mengalami patah hati sepihak.

“Hyung… Tenanglah” Vernon memeluk pria mungil itu dan Jihoon terdiam, mencoba menghentikan tangisannya.

“Jadi menurutmu bagaimana?” Tanya Jihoon dan Vernon menatapnya cukup lama.

“Kau harus menyatakannya Lee Jihoon… Meskipun itu akan cukup menyakitkan” Dan Jihoon menganggukan kepalanya.

“Terima kasih Hansol”

 


 

Malam yang dingin tidak mengurung niat Seungcheol  untuk terus menatap laut lepas di atas balkon rumah pantainya. Hatinya sedang berkecamuk mengingat apa yang terjadi tadi siang dimana Jihoon dipeluk oleh seseorang.

Aku ingin mencari angel-ku dan mendapatinya sedang di peluk oleh orang lain? Ayolah Choi Seungcheol, tidak mungkin dia memiliki kekasih bukan?’ Runtuk Seungcheol dengan mengepal kedua tangannya.

Seungcheol mencoba untuk menemui Jihoon dan meninggalkan Kyungsoo di rumah itu. Dengan buru-buru dia pergi menuju pantai Haeundae dan mendapatkan pemandangan yang menyakitkan hatinya. Dia melihat dengan kedua matanya itu dan terkejut bahwa angel mungil itu dipeluk oleh seseorang yang tidak dia kenal. Seungcheol tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan meninggalkan tempat itu sesegera mungkin.

“Cheol…”

“Cheol…”

“Cheol…”

Seungcheol menoleh dan melihat Kyungsoo memanggilnya sejak awal.

“Hyung?” Tanya Seungcheol dan Kyungsoo mendengus kesal “Kau melamun saja dari tadi, aku ingin keluar”

“Kemana?” Tanyanya lagi dan Kyungsoo menjawab “Aku ingin minum sebentar…”

“Aku ikut” Jawab Seungcheol dan segera mengambil jacket berwarna hitamnya itu.

 


 

Dengan perlahan Kyungsoo membopong Seungcheol berjalan keluar kedai. Seungcheol sendiri pun sudah tidak stabil untuk berjalan.

“Dasar anak ini… Sudah tidak bisa meminum soju, malah meminumnya 2 botol” Omel Kyungsoo dan Seungcheol sendiri juga merancau tidak jelas semenjak dia mabuk. Bersyukurlah mereka tidak pergi jauh-jauh dari rumah yang disewa oleh Seungcheol, hanya dengan 5 menit mereka akan sampai kerumah dan 5 menit ‘olahraga’ spesial yang Seungcheol berikan kepada Kyungsoo.

Sesudah mereka sampai disana, Kyungsoo meletakkan Seungcheol di atas tempat tidurnya dan Seungcheol masih saja bergumam tidak jelas, bau alkohol menyebar dari tubuhnya dan Kyungsoo tidak menyukainya.

“Jihoon…” Kyungsoo terdiam, mencoba mendengar kelanjutannya “Good night, Angel…” Dan pria itu masuk ke dalam alam mimpinya.

Kyungsoo kemudian memeriksa kantongnya, membaca isi pesan dari Vernon

‘Bagaimana dengan Seungcheol?’

‘Aku belum sempat menanyakannya dan Seungcheol mabuk… Sepertinya dia sedang stress’

‘Stress? Begitukah? Atau kita lakukan saja rencana ini besok?’

‘Itu tidak menganggu waktumu bukan? Jika tidak besok tentukan saja tempat dan waktunya’

Kyungsoo menghela napasnya dan melihat adiknya itu, ada sedikit rasa kasihan melihat Seungcheol seperti itu. Biasanya dia hanya begitu kalau ada yang tidak disukainya terjadi. Hari-hari yang di impikan oleh Kyungsoo sepertinya harus di undur dulu. Dia melihat keluar jendela, laut luas menyambutnya dan mengingatkannya kepada seseorang, lalu menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk menutup matanya.

 


 

Vernon terkejut pada pagi hari saat dia menemukan kamar Jihoon kosong.  Mencari ke seisi rumah dan hanya menemukan paman dan bibinya yang sedang menikmati sarapan.

“Ahjumma… Dimana Jihoon?” Tanyanya dan ibunya menggelengkan kepalanya “Sepertinya dia ada di studio dan tidak pulang kemarin malam”

Vernon yang mendengar itupun langsung berlari keluar, menuju studio dan mencari sosok kecil itu.

“Jihoon hyung”

“Kenapa?” Tanya Jihoon dengan wajahnya yang pucat, sepertinya dia menghabiskan malam itu tanpa tidur untuk membuat lagu.

“Kenapa kau disini? Dan tidak pulang ke rumah? Kau berbohong kepadaku bahwa kau akan pulang lebih lama?” Tanya Vernon bertubi-tubi dan Jihoon terdiam.

“Aku akan pergi ke pantai Haeundae… Aku ingin sendiri” Vernon menggelengkan kepalanya.

“Kau harus tidur dulu, setelah bangun kau boleh pergi kemana pun yan kau mau” Ucap Vernon dan membawa Jihoon keluar dari studionya. Jihoon menolaknya dan Vernon menatapnya dengan kebingungan.

“Aku akan tidur disini saja”

“Tidak… Kau harus pulang hyung”

“Sekali ini saja… Eomma akan panik melihat wajahku sepucat ini” Dan Vernon menghela napas.

“Baiklah hyung… Tidurlah dengan nyenyak… Aku akan berjalan-jalan sebentar dulu” Kemudian dibalas anggukan oleh Jihoon.

Jihoon mengirimkan pesan kepada Seungcheol ‘Seungcheolie hyung… Maaf hari ini aku tidak dapat pergi ke pantai Haeundae’

Lima menit kemudian Jihoon mendapatkan balasan dan dengan cepat dia membacanya

‘Jihoon… Aku tidak akan ke sana lagi hingga aku kembali ke Seoul… Kau juga tidak perlu mengirimkan pesan kepadaku’

Bagaikan sebuah sayatan mengiris perasaan Jihoon dan lukanya pun mengeluarkan tangisan dari seorang Lee Jihoon. Pria mungil itu terus terisak setelah membaca isi pesan yang diberikan Seungcheol kepadanya. Jihoon bahkan mencoba menutup matanya, menganggap itu semua hanya mimpi. Namun matanya tidak mau tertutup setelah membaca isi pesan itu. Apa yang dirasakan Jihoon pun campur aduk.

 


 

Vernon membatalkan janji mereka hari ini dan Kyungsoo menghela napas, tidak dapat membuat adik kesayangannya sedikit lebih senang. Namun, Vernon mengatakan besok mereka pasti dapat bertemu dan Kyungsoo mengerti.

“Seungcheol…”

“Hm?” Tanyanya dengan murung. Ditangan kanannya terus mengenggam smartphone itu dengan erat.

“Kepalamu masih pusing?”

“Sedikit” Balas Seungcheol dan Kyungsoo melanjutkan “Apakah kau masih ingat dengan lagu kesukaanmu?”

Seungcheol mengangguk dan Kyungsoo tersenyum “Aku mendengar dari Vernon bahwa dia juga termasuk didalam lagu itu, eum katanya di part rapping, pembuat lagu ini adalah sepupunya. Besok dia akan mengenalkannya kepadamu”

Mata Seungcheol berbinar-binar mendengarnya “Benarkah? Besok? Baiklah… Aku tidak sabar menunggu”

“Baguslah kalau begitu Cheol. Semenjak aku datang ke sini wajahmu murung. Memangnya ada masalah?” Tanya Kyungsoo hati-hati.

“Tidak hyung… Aku hanya sedang patah hati” Jawabnya sambil tersenyum pahit.

 


 

Seungcheol dan Kyungsoo duduk disebuah café yang sudah diputuskan oleh Vernon. Siang itu cukup terik, namun tidak mengalahkan dinginnya angin musim semi. Kyungsoo sendiri sembari melihat jam dan Seungcheol yang duduk disebelahnya terus meminum Lemon tea yang sudah dia pesan itu.

“Maaf aku terlambat” Ucap Vernon dan duduk didepan mereka berdua.

Seungcheol menatap Vernon dan dia sendiri juga sudah menunggu kehadiran produser lagu itu. Dengan tatapan heran dia bertanya “Dimana dia?”

“Dia akan sedikit terlambat katanya… Eum, kau mungkin tidak mengenalnya… Namanya di internet adalah Woozi” Vernon membuka suara dan Seungcheol mendengarnya dengan seksama.

“Dan nama aslinya Lee Jihoon”

Seketika detak jantung Seungcheol berhenti begitu saja, menatap Vernon dengan tidak percaya dan otaknya mencoba untuk meluruskan satu hal

Lee Jihoon

“Woozi hyung sudah sehat!”

Produser musik

 

 “Sebentar… Kau sampai ke Busan dengan waktu yang bersamaan dengan Kyungsoo hyung bukan? Namun kau pergi duluan karena sudah ada yang menjemputmu? Dan kau pergi ke pantai dengan membawa kopermu juga setelah sampai disini dengan sepupumu?”

Vernon mengangguk dan tentu saja ekspresi shock menghiasi wajah Seungcheol.

‘Choi Seungcheol bodoh!’ Umpat Seungcheol.

“Ah ya kenapa kau mendadak menanyakan hal itu?” Tanya Vernon heran.

“Sepupumu ada dimana?” Potong Seungcheol dan Vernon menjawabnya “Dia ada di pantai Haeundae― Kenapa kau―”

“Ya! Choi Seungcheol! Kau mau kemana?” Pekik Kyungsoo yang terkejut melihat adiknya keluar.

‘Maaf hyung… Akan kujelaskan itu nanti… Jihoon harus mendapatkan penjelasan lebih dulu dariku’ Batin Seungcheol dan berlari menuju ke pantai Haeundae.

Jihoon sendiri menatap laut didepannya dengan tatapan kosong. Dia tau bahwa Vernon akan memperkenalkan dirinya kepada patner modelnya saat berada di New York sebulan yang lalu. Tentu saja Jihoon senang jika ada orang yang mendengar lagunya. Tetapi saat ini yang paling penting adalah Choi Seungcheol, pria yang berhasil menarik hatinya dan membuatnya menjadi menyedihkan.

‘Seungcheolie hyung… Kau ada dimana? Apakah kau akan datang?’

Jihoon mulai menutup matanya dan menyanyikan bait demi bait lagu yang pernah dia dengar

 

Cold season has been passed

The spring came again

We endured well against the cold winter

We have a lot of things to do in the future

But we can overcome with warmth of the season

 

Remember that

A very long time has gone

I hope to forget the memories of yesterday

I’m walking with a heavy tread

 

“Lee Jihoon!” Pekik Seungcheol dan Jihoon membuka matanya, mencari sumber suara yang sudah membuatnya tidak bisa tidur selama beberapa hari ini.

“Jihoonie!” Jihoon kembali memutar kepalanya lalu beranjak turun dari bebatuan tempat dia duduk dan mendapati Seungcheol yang berjarak sekitar 20 meter darinya.

“Hyung?”

“Jihoon… Maafkan aku atas pesanku yang terakhir kumohon Ji―”

“Aku menyukaimu Choi Seungcheol!” Pekik Jihoon dengan keras dan sukses memotong kalimat Seungcheol, lututnya serasa lemas dan dia terduduk diatas pasir.

“Jihoon…” Panggil Seungcheol dan kemudian dia berlari mendekati pria mungil itu.

“Seungcheolie hyung?” Tanyanya ketika merasakan tubuhnya didekap dengan erat oleh Seungcheol.

Seungcheol megusap wajah Jihoon dengan kedua tangannya, terlihat jelas wajahnya yang sembab karena menangis. Kedua mata mereka bertemu “Maafkan aku Jihoon… Kupikir ini hanya kurasakan secara sepihak… Maafkan aku yang telah membuatmu menangis… Maafkan aku atas pesan terakhirku… Maafkan aku atas kesalahpahaman ini… Aku tidak menyangka itu dapat membuat kita menjauh maafkan aku…”

“Aku mencintaimu…” Ucap Seungcheol dengan hangat dan kembali memeluk angel-nya. Jihoon hanya dapat kembali terisak karena tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi kepadanya. Jika itu adalah mimpi tolong jangan bangunkan Jihoon.

“Hyung… Aku juga…” Balasnya dengan nada terisak dan Seungcheol berusaha untuk menenangkannya.

“Hyung… Bagaimana dengan―”

“Aku akan menjelaskannya nanti okay?” Dan Jihoon mengangguk tanda mengerti.

Seungcheol kemudian menyeka air mata Jihoon dan bangkit, dengan mengulurkan tangan kepada Jihoon yang belum berdiri “Ayo!”

Dengan senang hati Jihoon menerima uluran tangan pria tampan itu.

 


 

Mereka kembali ke café itu tanpa melepaskan genggamannya dan itu membuat mata Vernon maupun Kyungsoo membelalak melihatnya.

“Kalian?” Tanya Vernon ambigu.

“Kyungsoo hyung, Vernon… Maaf aku terlalu lama dan maafkan kami atas kesalahpahaman ini” Ucap Seungcheol setelah mereka berdua mendudukkan diri mereka masing-masing.

Jihoon kemudian menyadari sesuatu hal “Eh… Seungcheolie hyung… Jangan-jangan kau―”

“Hm? Apa? Fans Woozi? Lagu Still Lonely? Aku adalah teman Vernon yang menyukai lagumu okay? Aku adalah Choi Seungcheol, model yang sedang terkenal. Baiklah maafkan aku sebelumnya sudah menyembunyikan identitas asliku, angel” Jawab Seungcheol santai sambil memandangi makhluk mungil yang wajahnya sudah terlalu merona ini.

“Eh? Hyung… Kau bercanda kan?” Tanya Jihoon gugup. Tidak menyangka seseorang yang disukainya adalah artis. Seungcheol tersenyum dan kemudian memberikan smartphone-nya dengan membuka layanan browser

Choi Seungcheol, TIME Magazine America, Agensi: Pledis Entertaiment

“Baiklah setelah kau sudah mengetahuiku adalah model dan kau adalah produser zi kan?” Tanya Seungcheol dengan nada menggoda. Mencoba menangkap tatapan mata Jihoon yang masih tidak percaya dengan kenyataan yang ada.

“Seungcheol… Kau harus menjelaskan sesuatu kepada kami…” Ucap Kyungsoo dan Seungcheol tersenyum. Dia menceritakan apa yang terjadi selama tiga minggu ini dan kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka.

“Kupikir Vernon adalah kekasih Jihoon dan juga sebaliknya hyung adalah kekasihku” Ucap Seungcheol di akhir dan Jihoon sudah menundukkan kepalanya, menyembunyikan rona merah yang sangat disukai Seungcheol.

“Jadi kau pikir Kyungsoo hyung adalah kekasih Seungcheol? Demi apa kau berpikiran seperti itu Jihoon? Lihat kau begadang dan menangis terus” Tanya Vernon membelalak dan Jihoon hanya dapat menganggukan kepalanya. Seungcheol hanya tersenyum kemudian mengusap kepala orang didepannya itu “Maafkan aku Ji… Sudah membuatmu salah paham”

“Dan kau, Choi Seungcheol. Sepertinya kau melihatku memeluknya saat di pantai Haeundae dan semakin menimbulkan kesalahpahaman bukan?” Tanya Vernon.

Seungcheol hanya menganggukan kepalanya dan Vernon menghela napas.

“Baguslah kesalahpahaman ini sudah selesai” Ucap Kyungsoo.

“Ingat Ji… Dia hanya manajerku” Ucap Seungcheol dan Jihoon mengatakan iya.

“Ngomong-ngomong karena kalian sudah saling mengenal untuk apa kita disini?” Tanya Vernon sukses membuat Seungcheol dan Kyungsoo tertawa.

“Baiklah ayo kita ke studio! Aku merindukan mereka” Kata Vernon.

 


 

Jihoon masuk dengan dirangkul oleh Seungcheol dan dibelakangnya terdapat Vernon dan Kyungsoo.

“Dino-ya, Chanyeol hyung halo” Sapa Jihoon dan Chanyeol membalasnya “Hai―”

“Hai hyung” Balas Dino.

“DO KYUNGSOO!” Pekik Chanyeol dengan suara bass-nya dan Kyungsoo menoleh melihat siapa yang memanggilnya.

“Yeol?” Tanyanya tidak percaya “Bagaimana bisa kau?”

“Kau menghilang kemana saja? Aku sudah mencarimu selama 5 tahun. Hampir gila aku mencarimu Kyung…” Keluh Chanyeol dan memeluk Kyungsoo. Pria mungil yang dipeluknya hanya bisa tersenyum.

“Kau cinta pertamaku bagaimana aku dapat melupakanmu? Saranghae” Jawab Chanyeol dan mengecup puncak kepala Kyungsoo.

Kyungsoo hanya dapat tersenyum, hatinya terlalu berbunga-bunga setelah menemukan cinta pertamanya kembali “Ya… Aku juga. Saranghae”

“Terlalu banyak pasangan bermesraan didepanku hari ini” Sarkas Vernon dan mereka hanya dapat tertawa.

“Jihoon dan Seungcheol kemana?” Tanya Kyungsoo dan semuanya menggeleng tanda tidak tau.

Seungcheol mengenggam tangan Jihoon dengan erat. Membawanya entah kemana. Dan lagi-lagi Seungcheol membawanya ke pantai Haeundae kemudian menghentikan langkah mereka didepan pemandangan sunset.

“Aku lupa mengatakan sesuatu?” Ucap Seungcheol dengan tersenyum lebar.

“Ada apa hyung?” Tanyanya heran.

“Aku tidak peduli sebentar lagi aku akan pulang ke Seoul dan apapun yang akan terjadi. Dan dengarkanlah aku Lee Jihoon” Jihoon memandanginya dengan mimik wajah serius

“Jihoon… Jadilah kekasihku… Be mine Jihoney… Memang terdengar lucu bagiku yang memiliki image cool… Hanya untukmu aku berani menggombal… Mengucapkan kalimat dan ucapan manis… Bertingkah kekanak-kanakan… Ingin memelukmu, mengenggam tanganmu bahkan menciummu bahkan kau membuatku gugup saat pertama kali kita bertemu… Semua ini hanya”

“Tentangmu…”

Untuk pertama kalinya Jihoon melihat wajah Seungcheol yang sedikit merona dan Jihoon menarik napasnya dalam-dalam, mencoba untuk menjawabnya “Aku menerimanya… Seunghaengseol… Kau membuatku merasakan semuanya dalam waktu pertama kalinya… Dan aku senang dapat merasakannya karenamu”

Seungcheol kemudian mendekatkan dirinya ke puncak kepala Jihoon. Jihoon menutup matanya merasakan apapun yang Seungcheol lakukan dan Seungcheol mengecup puncak kepalanya yang kemudian turun ke pipi kirinya dan menyapu lembut bibirnya. Jihoon menikmatinya dan kemudian membuka matanya.

“Jihoon…”

“Ikutlah denganku ke Seoul”

Dan Seungcheol dapat mendengarkan tawa renyah Jihoon kemudian pria mungil itu harus berjinjit dan menyatukan kedua bibir mereka sedikit lama. Setelah kontak itu selesai, Jihoon hanya dapat tersenyum dengan rona wajah yang sedikit memerah.

 

“Kita lihat saja nanti”

 

- kkeut -

 


 

seunghaengseol: apa yang selalu dibuat seungcheol selalu mendebarkan

AYEE TAMATTT makasih yang udah baca

endingnya 4.1k duh saya lelah/?

makasih buat yang komen, yang nyuruh gua cepetan update, yang nyuruh bagi jadi 3 shoot xD thakyouu 

ini udah cukup kan? iyakan? /eh

see you next time xD

Author's note: ga perlu sekuel lagi kan? :p

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Balalala1717 #1
Chapter 5: Aku jadi pengen makan muffin yang pake choco chip :< entah kenapa aku seneng kalo cheol manggil jihoon "honey" wkakak padahal yang dipanggil jihoon bukan akuu :<
swagxxo #2
Chapter 5: AAAAA LUCUUU♡♡♡
lakeofwisdom
#3
Chapter 5: udah favorite banget mah kalo jealous!jihoon hihi lucuuu ♡ akhirannya kayak dari komik miiko xD
Balalala1717 #4
Chapter 4: Ku diabetes baca nya yhaaaa manis banget gakuaaat bikin iri kyaaaa ><
Altariaaa #5
Chapter 4: Cutie parah ya Tuhaaann
lakeofwisdom
#6
Chapter 4: HUUUUUU LUCU BANGEEEET HFKSPSBHISNSN
swagxxo #7
Chapter 4: FEELSNYA YAAMPUN;^;
swagxxo #8
Chapter 3: aww cubangg! suka banget karakter hansol disiniiii. SEQUEL DONGGG tentang cerita jihoon ke seoul gituu wkwkkw
Balalala1717 #9
Chapter 3: Aaaaaaaaaaaaaaaaa so sweet hiks jihoonie lucu bangeet. Dipeyuk peyuk dedek enoon gituuu. Kalo ada sekuel nya aku bahagia bahagia ajaaa kook hihihi