Dono
Flower Boys Angkringan AbadiDONO (alias Jang Dongwoo)
Lahir di Semarang tapi punya turunan Sunda, sering dipanggil Ujang. Adik kelas Sugeng di SMA (loh kok adek kelas? Iya, ternyata Sugeng pernah setahun tidak naik kelas). Orangnya baik banget, murah senyum, malah cenderung sering ketawa sendiri hingga sering dikira orgil.
Saking baiknya, waktu perjalanan ke jogja, Dono meminta ayahnya untuk menghentikan mobil ketika ia melihat ada Sugeng di jalan (edit: di pinggir jalan).
Dono keluar dari mobil dengan senyum yang lebar dan tangan yang terbuka.
Dono: "Mas Sugeeeeng!!"
Sugeng: "Donooo! !!"
Dono: "Mas Sugeng kok ndangdutan di jalan???"
Sugeng sempat bingung, kok dibilang ndangdutan, oh ternyata karena jempolnya yang digoyanggoyang.
Sugeng: "Kamu mau kemana Don?"
Dono: "Mau ke jogja Mas, aku kan keterima kuliah di sana.."
Sugeng: "wah, pas banget ini! Aku jg mau ke jogja, boleh nebeng nggak? "
Dono : " Wooo ya boleh buanget! Mo sekalian nyupir juga boleh lho Mas..".
Sugeng: "Masalah nya aku ga bisa nyupir Don..."
Dono: "HAHAHAHAHA iya tau kok Mas.."
Sugeng manggut manggut, udah biasa dengan kelakuan Dono.
Setelah sampai di jogja, Bapaknya Dono menawarkan Sugeng untuk tinggal bersama Dono di sebuah rumah kontrakan dekat kampus Dono.
Sugeng: "Iya, terima kasih banyak ini Pak.. tapi saya tidak punya uang buat patungan bayar kontrakan.."
Bapaknya Dono : "Wo lha gapapa, nanti biar Om yang bayar.. Ntar mau keperluan apa aja tinggal bilang ke Dono, nanti dibelikan"
Ternyata pepatah "buah tidak jatuh jauh dari pohonnya" itu benar, Bapaknya Dono juga ga kalah baiknya.
Sejak itu, Sugeng tinggal bersama Dono di sebuah rumah kontrakan kecil di pojok gang samping kuburan. Sugeng mengutarakan keinginannya untuk buka angkringan.
Sugeng: " Don, halaman depan kontrakan itu dibuat buka angkringan aja ya?"
Dono: "boleh Mas, boleh banget! Tapi terus mau jualan apa? Mas Sugeng kan ga bisa masak. Lha kemarin goreng telur aja gosong.."
Sugeng: "wah kamu cupu Don.. namanya bisnis tu ga harus jual produk sendiri.. bisa jual punya orang.."
Dono: "Ooo gitu ya, wah Mas Sugeng tu memang pinter! Pantes sekolahnya empat tahun!"
Dono ngomong sambil ngangkat dua jempolnya, Sugeng cuma bisa menghela napas.
Dono : "Tapi mas, jual punya orang tu orangnya siapa?"
Sugeng: "Nah itu Don, tugasmu yang nyari siapa orang yang bisa nyetok makanannya! "
Sugeng ngomong sambil ngerangkul Dono, sok akrab.
Setelah beli gerobak angkring bekas,Dono membantu Sugeng menatanya di halaman.
Sugeng: "Don, geser kiri sedikit"
Dono: "Siaaap! "
Saking semangatnya digeser banyak banget sampe miring.
Sugeng :"Sedikit aja Don, ini kebanyakan, geser ke kanan lagi.."
Dono :"Siaaap! "
Masih dengan semangat, Dono ngegeser kebanyakan lagi.
Sugeng :"Don, sedikit aja gesernya! Geser kiri lagi! "
Dono: "Siaaap! "
Gitu terus dari pagi sampe maghrib.
Setelah gerobak siap, Sugeng tanya lagi ke Dono tentang penyetok makanan angkringannya.
Sugeng: "Don, udah ketemu yang mau nyetok angkringan?"
Dono : " Maap banget Mas belum sempet, tugas kuliah banyak, plus kemarin kan nyari gerobak juga.."
Sugeng: "Lah gimana to Don, kalo ga cepet dicari angkringannya ga buka buka, cepet dicari ya maksimal besok udah harus ketemu!"
Sugeng seenaknya nyuruh Dono, padahal dianya aja nganggur.
Segera setelah kuliah Filsafat Dasar selesai, Dono langsung pergi ke kantin untuk menanyakan apakah ada yang mau stok untuk angkringan. Salah satu penjaja kantin menawarkan tetangganya yang berjualan nasi kucing.
Ibu Kantin: "Tetangga saya ada Mas, dia jualan nasi kucing.. tapi rumahnya jauh banget di lereng Merapi sana, ga tau mau nganter ke sini apa ga.."
Dono : "Gapapa Bu, nanti diganti uang transport nya.."
Ibu Kantin : "Yaudah, ditulis aja alamat rumahnya biar nanti sore dianter.."
Dono: "Waduh! Saya ga tau alamat rumah saya Buuuu"
Setelah menelepon Sugeng untuk menanyakan alamat rumah mereka, dan ternyata Sugeng juga tidak tau alamat rumahnya dan harus ke rumah Pak RT untuk bertanya, akhirnya Dono memberikan alamat rumah mereka ke Ibu Kantin.
Dan sore pun tiba, Sugeng dan Dono sudah H2C alias HaraHap Cemas akankan penyetoknya jadi datang atau tidak.
Sugeng: "Gimana ini Don, udah jam 8 ini kok yang nyetok belum datang? "
Dono: "Mungkin nyasar Mas.."
Sugeng: "Waduh lha gimana ini kita ga jadi buka dong hari ini"
Dono: "Sabar Mas.. orang sabar disayang Tuhan"
Sugeng cuma bisa menghela napas
Mereka berdua pun ketiduran, hingga pukul sebelas malam ada yang mengetuk pintu.
Dono bangun dan membangunkan Sugeng. Sugeng masih ngantuk namun dipaksa Dono untuk menemaninya ke depan pintu.
Dan pelan pelan pintu pun dibuka.
Kreeeeeeetttttt
"Kulo nuwun, ini stok nasi kucing nya" ucap seorang pemuda dengan poni lempar dan senyum yang sangat berminyak.
-to be continue. .......
Comments