Butterfly Dream

Butterfly Dream

Prologue :

Pictures im living through for now

Trying to remember all the good times

Our life was cutting through so loud

Memories are playing in my dull mind

I hate this part paper hearts

And i’ll hold a piece of yours

Dont think i would just forget about it

Hoping that you wont forget.

I live through pictures as if i was right there by your side

But you’ll be good without me and if i could just give it some time

I’ll be alright

Goodbye love you flew right by love

___________________________________________________________________

“Uri keumanhajja” 

“Mworago?” Tanyaku ulang

Kita akhiri saja semeua ini Kim Eunhae

“Yaaa, apa kau sedang mengerjaiku?

“Anniya”

“Wae? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?”

“Ooo. Jangan menemui aku lagi”

Terdiam. Sekujur tubuhku terasa membeku termasuk pikiranku. Kesulitan untuk membingkai kata yang akan aku balaskan terhadap pernyataannya. Apa aku sedang bermimpi? Ya Tuhan tolong bangunkan aku saat ini. Aku mohon padamu.

“Gomawo, untuk semuanya, annyeong!” Katanya sambil melambai mulai menjauhiku yang terdiam mematung dipinggir sebuah jalan sunyi tempat kami biasa bertemu secara diam-diam.

Aku dan dirinya adalah seorang idol, sehingga menyulitkan kami kalau ingin bertemu tanpa diketahui oleh fans kami. 

Akupun mulai memandangi punggung pria itu dari belakang. Kakipun terasa sangat lemas tidak bertenaga, akupun terjatuh sembari menahan air mataku. Apakah ini nyata? Apakah ia benar-benar memutuu? Beribu pertanyaan terlintas dipikiranku dan air mata mulai berjatuhan dari mataku. Perlahan namun pasti, hujan pun turun membasahi bumi ini. Akupun mengutuk diriku sendiri saat hujan itu mulai membasahi diriku.

“YAAAAAAAAAAAAAAAAA WAEEEEEEEEEEEEEEEEE” teriakku frustasi

“YAAAA KIM EUNHAE IRREONA !!!! apa yang kau lakukan? Ayo kita pulang!” Kata seseorang tiba-tiba mencoba membangunkanku

“LEPASKAN AKU! DUNIA INI SANGAT TIDAK ADIL BUKAN? AKU BENCI HIDUP INI AKU BENCI DIRIKU AKU MAU MATI SAJA!!!!” 

EUNHAE-YA JANGAN SEPERTI INI TERUS, AYO KITA PULANG!”

“ANNIYOOOOO AKU INGIN MATI SAJA OPPA BIARKAN SAJA AKU MATI OPPA” Teriakku

“YAAAA KIM EUNHAE IRREONA, IRREONA !!!” Teriak oppaku Kim Jinhwan

Akupun makin terisak ditengah hujan deras yang menerpa. Oppaku pun akhirnya menggendongku dan segera membawaku kedalam mobil.

“Pakailah ini, setidaknya kau akan sedikit lebih hangat” Katanya menyodorkan jaketnya yang kering

“Gomawo” Kataku cepat

“Lupakan dia Eunhae-ya, kau hanya akan tambah menyakiti hatimu bila kau meneruskan hubungan itu”

“Kenapa oppa tau aku disana?”

Terlihat oppaku menarik napas panjang lalu menjawab “Ia meneleponku untuk menjemputmu”

“Jinjja? Kenapa ia mau putus denganku?” 

Hening. 

Aku tau oppaku hanya tidak ingin menjawab pertanyaanku. Aku tau sejak awal orangtua ku tidak menyetujui hubunganku dengan pria itu. wae? Karena ia lebih muda 3 tahun dariku? Karena masa depannya meragukan? Tanpa kusadari, air mata itupun jatuh lagi.

Jinhwan oppa pun tidak menginterupsiku sepanjang perjalanan kembali ke dormku. 

“Kau yakin tidak mau menginap di apartemenku bersamaku malam ini?” Tanyanya setelah kami tiba didepan dormku

“Hm,aku yakin, gomawo Oppa, jaljayo” Kataku singkat

“YAAA KENAPA DENGAN MATAMU KIM EUNHAE?” Tanya Irene eonnie saat sarapan

“Gwenchana eonnie, aku masih kenyang. Terima kasih makanannya aku akan siap-siap pergi latihan” Kataku sambil masuk ke dalam kamarku meninggalkan ke 5 memberku yang lain dengan tatapan heran.

Eunhae-ya waeyo?” tanya Irene eonnie memasuki kamarku 

“Gwenchanayo eonnie, jeballlll percayalah padaku”

“Oke, arraseo, bersiaplah kalau begitu, Manager-nim akan segera menjemput kita”

“YAAAA KIM EUNHAE BISAKAH KAU BERKONSENTRASI DENGAN TARIANMU????” Bentak pelatihku padaku saat kami memulai latihan dance 

“Mianhae ssaem, aku hanya lelah” Jawabku seadanya

“KITA MULAI LAGI DARI AWAL! KIM EUNHAE PERHATIKAN TARIANMU!” Katanya seraya menyalakan kembali musik.

Tak sampai ditengah lagu, kepalaku terasa sangat berat dan tanpa ku sadari akupun sudah terjatuh dilantai sampai akhirnya aku tidak sadar.

Mataku mulai terbuka dan aku melihat sosok Irene eonnie disampingku. Wajahnya terlihat sangat cemas, begitupun dengan Wendy, Seulgi, Joy dan Yeri yang berdiri di belakang Irene eonnie.

Eunhae-ya, kau sudah sadar? Gwenchanayo?” Tanyanya

“Oo eonnie, apa eonnie memberitau oppaku kalau aku pingsan?” Tanyaku mulai cemas

“Anniya, Wendy mengusulkannya tapi aku mengurungkan niatku, aku rasa ada yang kau sembunyikan dan sudah saatnya kau memberitahu kami apa yang terjadi?” Tanya Irene eonnie

“Aku putus dengan Jungkook” Jawabku singkat

“Mwo?????? Tapiiiiii bagaimana bisa????” “Heol!!!” “Eonnie jinjjaro?” Tanya seluruh memberku bersamaan

“Yaaaaa bisa kalian menginterogasiku satu-satu?” 

“Yakk keundae eonnie, eotokkhae? Jungkookie sangat menyukaimu, bagaimana mungkin ia memutuskanmu?” Tanya Joy

“Joy-a, menyukai saja tidak cukup, kau harus mencintai, mungkin Jungkook tidak merasakan hal yang sama seperti perasaanku padanya, lagipula......” Kalimatku pun mulai terpotong

“Lagipula apa eonnie?” Tanya Yeri penasaran

“Aaaaaa, anniya, itulah intinya.” 

Eunhae-yaaaa, kami mencintaimu kok, gwenchana, karena kami berlima akan selalu ada untukmu, yakan yakan?” Tanya Wendy kepada yang lain sembari memelukku dengan erat disusul dengan Irene eonnie, Seulgi, Joy dan Yeri

“Arraaa, gomawoyoooooo” Kataku tulus

Eunhae-ya, eomma ingin menjodohkanmu dengan anak teman eomma,ia sangat pintar, ia juga seorang dokter lulusan Harvard University, bagaimana? Apa kau mau mencoba bertemu dengannya?” Tanya eommaku ketika kami sedang makan malam bersama

“Anniya, aku bisa mencari pria yang aku sukai sendiri” Jawabku singkat

“Yaaa, turuti kemauan eommamu, appa tidak percaya pilihanmu, sudah cukup dengan anak muda itu dulu, kau tidak kapok? Kau mau mempermalukan appa lagi dengan mengencani pria yang lebih muda darimu dan berasal dari keluarga biasa itu? kau sangat tidak selevel dengannya sayang” 

“Appa keumanhae, aku tidak nafsu makan, terima kasih untuk makan malamnya” Kataku cepat dan segera berdiri hendak beranjak dari meja makan namun eomma memegang erat lenganku

“Duduk! Sampai kapan kau mau seperti ini hah? Kalau kau tidak berubah, eomma akan segera menikahkanmu saja dengan pria yang eomma pilih. Apa kau masih mau seperti ini hah? Apa perlu eomma singkirkan Jungkook? Kau mau melihat Jungkook terluka? Atau perlu eomma membuat orangtua nya tidak memiliki pekerjaan lagi? Hah? Jawab eomma!” Bentak eomma padaku

Aku tidak langsung duduk namun masih mencoba mencerna perkataan eommaku tadi. 

Apa perlu eomma singkirkan Jungkook? Kau mau melihat Jungkook terluka? Atau perlu eomma membuat orangtua nya tidak memiliki pekerjaan lagi?

Eomma keterlaluan. Pikirku geram. Namun aku hanya bisa duduk kembali di meja makan.  Aku tidak ingin membuatnya terluka apalagi sampai membuat orangtuanya tidak bekerja.

“Eomma, aku akan mengenalkan Eunhae dengan temanku bagaimana? Namanya Oh Sehun, appa tau Tuan Oh bukan?” Jinhwan oppa mulai berbicara

“Ah, ia yang memiliki perusahaan real estate itu? appa kenal dengan tuan Oh, boleh juga, bagaimana yeobo? Kau setuju dengan ide Jinhwan?” Tanya appa pada eomma

“Boleh juga, ajaklah makan bersama kami besok siang, bagaimana? Eomma ingin melihatnya dulu”

“Aaaa, arraseo eomma” Aku Cuma diam melihat seluruh anggota keluargaku. Aku bagaikan sebuah barang yang ingin mereka jual. Tapi, tapi aku sangat mempercayai Oppaku, tapi kenapa ia malah menusukku dari belakang? Aku pun memberikan pandangan sinis padanya. aku tau ia melihatnya namun ia berpura-pura mengacuhkanku. Tamatlah riwayatku.

“Annyeong haseo, Oh Sehun imnida, panggawo”ujar  sosok pria berambut Coklat pirang dengan sederet gigi putihnya dengan ramah

“Ah, annyeong haseo, ayo duduklah bersama kami Sehun, Oh iya Sehun, perkenalkan ini anak perempuanku satu-satunya, Kim Eunhae” Kata eomma memperkenalkanku

“Ah, Kim Eunhae, ternyata kau jauh lebih cantik dilihat langsung daripada dilihat di televisi, Oh Sehun imnida” Katanya sembari mengulurkan tangan

“Kamsa hamnida” Kataku menyambut uluran tangannya.

“Sehun-ah, bagaimana menurutmu makanannya? Kau menyukainya?” Tanya appaku

“Ah nde paman, hmm ngomong-ngomong, apakah boleh aku mengajak Eunhae kencan berdua paman?” Tanyanya to the point

“Yaaaaa hahahahahahaha tentu saja Sehun-ah, ajaklah ia berkencan daripada ia membusuk dirumah karena ia sedang libur 1 minggu, bawalah ia sesukamu asal ingat jangan pulang terlalu larut” Kata appa bersemangat

“Ndeee, terima kasih paman” Katanya sembari tersenyum melirikku.

Apa ia sudah gila? Siapa juga yang mau berkencan dengannya? Batinku.

Eunhae-ya, cepatlah ganti bajumu, jangan membuat Sehun menunggu terlalu lama” kata Appa 

“Apakah semua idol memakai masker dan kacamata untuk pergi keluar? Kenapa kau tidak memakai pakaian yang lebih layak untuk kencan pertama kita?” Tanya Sehun setelah kami berada didalam mobil.

Mwo? Kita? Ia sudah gila rupanya.

“Apa tidak bisa menjawab pertanyaanku nona Kim?” Ulangnya

“Ah, apa kau begitu merindukan Jeon Jungkookmu?” Tanyanya

“Seberapa jauh kau mengetahui tentang diriku? Apa Oppaku yang menceritakannya?” Balasku sengit

“Yak, ternyata kau memang harus dipancing baru ingin menjawab ya. Oppamu hanya ingin menyelamatkanmu, ia menyuruhku berpura-pura menjadi pacarmu agar kau bisa bebas menemui Jungkook. Puas?”

“Mwo????? Oppaku???? Heollllll....................................................... kau bercanda?” 

“Anni, kau bisa bertanya padanya bila kau tidak percaya, hmmm jadi kau ingin menemui Jungkook dimana?” Tanyanya kemudian

Akupun tak langsung menjawab pertanyaannya. Semua tidak semudah yang Sehun dan Oppaku bayangkan. Aku bahkan tidak memiliki kepercayaan diri untuk kembali menemuinya. Aku teramat takut mengetahui fakta bahwa ia tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Aku tau sifat Jungkook, Jungkook pada awalnya tidak tertarik dengan hal “dating” atau sejenisnya. Menurutnya itu hanya membuang waktu dan tidak berguna. Akupun lupa bagaimana akhirnya kami berdua dulu berpacaran yang pastinya berpacaran dengan Jungkook aku harus extra bersabar padanya. ia bukanlah pria dengan tipe yang suka diganggu. Ia hanya mengabariku atau memberiku pesan apabila ia sedang merasa bosan, separuh waktunya ia gunakan untuk latihan dance atau vokal, tidur, exercise atau berkumpul bersama membernya. Kami pergi bersama apabila ia memiliki waktu senggang, dan kencan kami hanya berlangsung beberapa kalinya karena kesibukan kami berdua. Dengan semua kenyataan itu membuat harapanku akan hubunganku dengan Jungkook menjadi seperti kabut.

“Kita bisa pergi kemanapun, aku tak akan menghubunginya ataupun menemuinya” Jawabku asal

“Ah....... baiklah kalau begitu, tapi bisakah kita mengganti dulu pakaianmu?”

“Kau merasa terganggu jalan bersamaku dengan penampilanku seperti ini?” Tanyaku

“Aku tidak keberatan tapi kau harus liat penampilanmu itu bagaikan teroris, jaket dengan topi dengan masker dan kacamata hitam, yaaaa aku sangat takut melihatmu”

“Ah, baiklah kalau begitu, tapi bagaimana bila ada yang mengenaliku?”

“Kau percaya diri sekali”

“Terserahlah”

Kamipun berjalan keluar dari sebuah butik setelah aku selesai mengganti pakaianku dengan mengenakan blouse putih dengan rok hitam polos lengkap dengan sebuah topi fedora.

“Sehun-ah, kau lihat tidak sih orang-orang  seperti aneh melihatku. Apa ada yang salah dengan penampilanku? Atau mereka mengenaliku?”

“Mereka hanya kagum melihat kecantikanmu terlebih lagi karena kau berjalan disampingku, maka auramu akan sangat terpancar bahkan dari jarak 5km”

“Heolll...... omong kosong macam apa lagi itu”

Eunhae-ya, coba lihat disana sepertinya menarik kenapa banyak sekali orang berkumpul disana, ayo kita lihat!” Katanya sembari menarik lenganku dan berjalan menuju kerumunan orang tersebut

“Yaa chakkaman, aku rasa itu bukanlah hal penting Sehun-ah,aku tidak suka berkumpul dikerumunan, ayo cari tempat lain saja” bukan aku tidak suka, hanya saja........ aku merasa perasaan aneh mulai menyelimutiku, dan aku ingin menjauh dari tempat itu.

Yaa kajja, hanya 5 menit aku janji, aku penasaran sekali Eunhae-yaaa, kajja!” 

Akupun melihat 7 pria sedang berada di atas panggung. Ah mungkin acara fanmeeting. Akupun mulai acuh tak acuh saat Sehun menarik lenganku menuju kedalam kerumunan orang itu.

“Sehun-ah, aku ... aku tunggu disana saja ya, aku tidak mau maju ke paling depan, nanti orang mengenaliku” Kataku mulai panik

“Anniyaa, aku ingin lihat mereka siapa, ayolah setelah itu kita mundur ke belakang” Ajak Sehun

Sayup sayup terdengar suara mereka meneriaki nama band yang kukenal dan aku melihat mereka membawa banner bertuliskan “BTS”. Jantungkupun mulai berdetak tak karuan, adrenalinku pun mulai bekerja dan aku menjadi sangat panik. Aku harus lari, ya aku harus melepaskan diriku dari Sehun. Saat kami hampir sampai menuju barisan terdepan panggung, aku mulai mencoba melepaskan pergelangan tanganku yang Sehun pegang. Namun sepertinya usahaku sia-sia hingga akhirnya kami sudah berada dibarisan terdepan.

MC pun mulai mengucapkan kata pembuka dan mempersilahkan seluruh member BTS masuk. Kakiku mulai terasa lemas dan aku tidak mau Jungkook melihatku. 

“Sehun-ah ayo kita pergi, kita kan sudah tau mereka BTS, ayo kita pulang”Ajakku dengan nada mengiba

“Yaaa, percayalah padaku Jungkook tidak akan mengenalimu, ayolah Eunhae-ya, aku hanya ingin melihat mereka secara langsung, jeballll.....” Pintanya

“Hana Dul Set, annyeong haseo Bangtanseonyundan imnida” 

“Ok ok ok Eunhae-ya?” Tanyanya lagi

“Arraseo, tapi hanya 10 menit dan kita keluar dari tempat ini.” Kataku singkat sambil melirik sekilas kearah panggung. Melihat Jungkook menundukkan badannya saat memberikan salam, membuatku teringat lagi akan tubuh atletisnya. Yaaaaa mengapa otakku tidak pernah bisa berhenti memikirkan Jeon Jungkook. Secara tak sadar aku mulai melihat ke arahnya. 

“Annyeong haseo, BTS maknae Jungkook imnida” katanya sambil memberikan senyum indahnya ke seluruh fans. Saat Jungkook melihat ke arahku, aku sengaja memutar badanku agar tidak terlihat olehnya. Namun Sehun segera merangkulku sehingga badanku kembali menghadap ke arah panggung. Aku tidak yakin apakah Jungkook melihatku atau tidak, namun sepertinya tidak karena dengan sangat bersemangat mereka memulai lagu pertama mereka I NEED U.

“Sehun-ah ayo keluar dari sini, aku mulai sesak” Kataku memohon padanya. aku merasa supply oksigen yang masuk ke paru-paruku mulai menipis dan sejak 5 menit yang lalu, seluruh fans dengan sangat agresif mendorongku sampai kedepan sehingga Sehun harus turun tangan menjaga dibelakangku agar aku tidak terlempar kedepan. 

“Baiklah kalau begitu, lagipula lagu pertama juga sudah hampir selesai, ayo kalau begitu” Ajak Sehun sembari menggenggam tanganku dan berusaha menembus kerumunan fans BTS itu. hingga akhirnya kami terbebas dan aku bisa menghirup oksigen dengan bebas.

“Yaaaa chakkaman chakkaman!” Kataku berlari hingga berhasil menahan pintu lift di KBS yang akan tertutup dengan menggunakan tanganku. Begitu ingin melangkah masuk aku melihat sosok Jungkook didalam lift sendirian. Tubuhku tak mampu bergerak dan pintu akan segera menutup, Jungkook meraih tanganku dan menarikku cepat ke pelukannya ketika aku hampir terjepit dilift. Ya Tuhan apakah ini mimpi? Kalau ini mimpi tolong jangan bangunkan aku dari mimpi ini. 

“Neo miccheoseo? Kenapa kau hanya terdiam saat lift ingin menjepitmu?” Tanyanya sembari melepaskan pelukannya dan menatap tajam mataku.

“Nado mollaseo” Jawabku lemah

Jungkook hampir melepaskan pegangannya padaku namun aku malah hampir kehilangan keseimbangan karena seluruh tubuhku terasa lemas dan ia segera meraih kembali tubuhku dalam rangkulannya.

Eunhae-ya, apa kau sakit?” Tanya Jungkook mulai panik

“A-a-anniya, gwenchanayo jinjja” jawabku tergagap

Chukkhae, kudengar kau dijodohkan” 

“Mwo? Nugu? Choyo?” Tanyaku seperti orang bodoh

“Oh, pria bernama Oh Sehun, benarkan?” Tanyanya

“Ah? Sehunnie?” tanyaku kembali

“Hmm.... bukankah kau datang bersamanya saat aku mengadakan fanmeeting di Gangnam beberapa minggu lalu?”

“Mwo???” Tanyaku tak percaya. Jadi................... jadiiii Jungkook melihatku waktu itu????? tapi kenapa ia terlihat baik-baik saja? Apa ia betul-betul tidak pernah menyukaiku????

“Apa kau melihatku? Heol...... bagaimana mungkin kau bisa mengenaliku?” Tanyaku lagi

Belum sempat ia menjawab, lift terbuka dan seseorang melangkah masuk. Ternyata orang itu adalah appaku dan Sehun.

“Appa, apa yang kau lakukan disini?” Tanyaku 

“Hmmm, appa hanya ingin melihat anak ayah tampil, ini juga adalah idenya Sehun, benarkan Sehun?”

“Ah, nde paman, aku hanya ingin menyemangatinya” Kata Sehun sambil merangkulku membuat suasana ini menjadi kikuk. Aku sangat ingin melepaskan rangkulan Sehun saat ini tapi pasti appa akan memperhatikanku. Akupun hanya bisa menunduk berharap lift ini segera terbuka dilantai yang aku tuju.

Aku dan member Red Velvet lain akhirnya merampungkan syuting kami sehingga kami bisa makan dan beristirahat. Saat itu appa-pun sudah pulang menyisakan Sehun yang tetap tinggal di waiting room kami. Setelah kurasa aman, aku pun mengajak Sehun keluar ketempat yang sunyi agar kami dapat berbicara.

“Yaaa kenapa kau membawaku ketempat sepi ini? Yaaaa, kau ingin aku menciummu nonaKim?” Godanya

“Yaaa berhentilah menggodaku Oh Sehun, aku merasa sangat tidak nyaman bila kau memperlakukanku seperti tadi” kataku jujur

“Tadi??? Tadi itu aku melakukan apa? aku tidak ingat”

Aku tidak ingin kau merangkulku seperti tadi” 

“Wae? Apa karena ada Jungkook?” Tanyanya

“Hoo, aku tidak suka membuat Jungkook merasa tidak nyaman”

“Tidak nyaman? Apa ia bilang begitu padamu? Karena setauku tadi Jungkook tidak berbicara sepatah katapun padaku dan aku rasa tidak ada salahnya bila aku merangkul calon tunanganku” belanya

“Mwo? Bukankah kau bilang kita hanya berpura-pura?”

“Yup! Dan aku rasa aku menginginkanmu lebih dari sekedar pacar palsuku karena aku sangat menyukaimu Kim Eunhae, jauh sebelum kau bertemu dengan Jungkook” Katanya sambil mendorong tubuhku perlahan ke arah tembok. Aku mulai mencerna setiap perkataan Sehun tadi. 

“Oh Sehun sadarlah, kau hanya menyukaiku kau tidak mencintaiku, dan kau tau bahwa aku tidak bisa memberikan hatiku padamu, kau tau bahwa aku sangat mencintai Jungkook! Kumohon sadarlah” Pintaku padanya

Ah.............. apa semua akan selesai bila aku membunuh Jungkook? Supaya aku bisa menggantikan tempatnya di hatimu nona Kim?” ancamnya terlihat serius

“Yaaaaaa Oh Sehun................................. aku pikir kau berbeda, aku pikir kita dapat menjadi sahabat? Kenapa kau sama saja dengan appaku! Kenapa tidak ada yang menginginkanku hidup bahagia” Tangisku pun pecah didepan pria ini. 

“Mianhae Kim Eunhae, tapi aku sudah membulatkan tekatku untuk memilikimu seumur hidupku dan tidak ada yang bisa menghentikanku” katanya sambil menyentuh wajahku. 

“Yaaaa keumanhaeee, Oh Sehun keumanhaeeee!!!” Teriakku ketika Sehun mulai mencoba untuk menciumku

“Aku tidak akan melepaskanmu Kim Eunhae” Katanya tambah mengencangkan tangannya diwajahku. Akupun lemas, wajahku tak bisa bergerak, aku hanya berusaha minta tolong dengan suara parauku walau aku tau tidak akan ada yang bisa mendengarku karena ruangan ini berada sangat jauh dari keramaian. Aku hanya bisa berdoa supaya Sehun berhenti menciumiku. Ia mulai memberanikan diri untuk menggerayangi tubuhku, akupun segera menggigit lengannya dan akupun dilemparnya ke lantai. 

“YAKKK apa kau berani melukaiku hah?” Katanya sambil menarik rambutku

“Lepaskan aku Oh Sehun tolong lepaskan aku” pintaku 

“Anniya, kau akan menjadi milikku malam ini”

“Aku yakin managerku dan memberku akan datang menolongku, tamatlah riwayatmu Oh Sehun” Kataku tak kalah sengit

“HAHAHAHAHAHA mereka tidak akan pernah datang sayang, aku sudah menyuruh mereka pulang, jadi bersiaplah untuk menjadi milikku malam ini” katanya mulai menciumi tubuhku. Akupun berteriak sebisaku mengharapkan ada yang dapat menolongku.

Tiba-tiba aku mendengar suara pintu didobrak paksa dan aku melihat Jungkook dan Jimin didepan pintu.

“Yaaaa lepaskan Eunhae, jebal” pinta Jungkook yang mulai memasuki ruangan bersama Jimin

“Wah wah wah, ternyata pangeran kesianganmu ini telah datang Kim Eunhae, eotokkhae?” Kata Sehun perlahan mengangkatku berdiri namun tetap berada dalam pelukannya

“Lepaskan dia sekarang juga Oh Sehun, kalau tidak aku akan menghajarmu sekarang juga!” Ancam Jimin

“Whoaaa, berani juga ya temanmu bicara begitu denganku. aku rasa kau terlalu percaya diri rambut orange, dan kau Jeon Jungkook, apa kau tega melihat keluargamu dan karirmu berantakan setelah ini hah?” Ancamnya

“Aku tidak peduli dengan karirku, kembalikan ia padaku” Pinta Jungkook

Tanpa berpikir panjang, aku kembali menggigit lengan Sehun dan dengan cepat aku berlari ke arah Jungkook. 

“Jimin-ah pergilah, bawa Eunhae denganmu, aku akan mengurus ini” ujar Jungkook. Akupun dengan berat hati meninggalkan Jungkook namun dengan segera aku dan Jimin menghubungi security untuk menghentikan perkelahian mereka.

“Jimin-ah, aku takut!” tangisku pecah didalam rumah sakit

Eunhae-ya gwenchana, dokter bilang Jungkook akan sadar sebentar lagi, tenanglah!” Katanya mencoba membuatku sedikit tenang. 

“Ini semua adalah salahku, yaaa Kim Eunhae pabooo, paboooo!!!!! Kenapa hanya aku yang tidak bisa menerima kalau aku sudah putus dengannya dan kenapa jadi ia yang terluka karena diriku??? Yaaaaa harusnya aku saja yang mati bukan Jungkook!” 

“Kim Eunhae berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, Jungkook lebih menderita karena ia putus denganmu” Ujar Jin Oppa

“Mwo?” Tanyaku bingung

“Jungkook tidak pernah berniat memutuskan hubungannya denganmu, eommamu bertemu dengan Jungkook dan meminta Jungkook memutuskan hubungannya denganmu. Aku ingat selesai fanmeeting kami di Gangnam, Jungkook menangis di kamarnya semalaman, ia menjadi sangat pendiam dan ia hanya berbicara ketika kami mengajaknya bicara,  Kami hanya berpura-pura bodoh melihatnya seperti itu Eunhae-ya”

“.....k-k-keundae wae... Jungkook terlihat sangat cuek padaku? Jungkook bilang ia hanya menyukaiku, ia tidak pernah mengatakan ia mencintaiku?”

“Itu karena Jungkook tidak ingin menunjukannya, Jungkook tidak pandai merangkai kata-kata indah dan manis, Jungkook menyimpannya semua dalam hatinya. Kalau ia tidak mencintaimu tidak mungkin ia akan mau mengorbankan banyak hal untukmu, pergi berkencan denganmu namun pulangnya ia harus berlatih sampai pagi, Jungkook tidak akan mungkin mengatakan hal itu padamu Eunhae-ya, percayalah padaku, Jungkook tulus mencintaimu” Kata Jimin.

Air mataku pun jatuh tiada hentinya. Jeon Jungkook kenapa kau tidak pernah memberitahuku? Kau juga menderita saat kita putus? Tetes demi tetes airmata ku mengalir bagaikan sungai yang mulai membasahi jemari Jungkook.

“Kookie-ya, irreona, mianhae jeongmal mianhae aku tidak pernah tau, aku selalu meragukan perasaanmu padaku, mianhae mianhae” Kataku sambil menggenggam erat tangannya

“Apa sekarang kau sudah percaya padaku?” Tanyanya tiba-tiba

“Mwo? Kapan kau sadar?” Tanyaku heran

“Tepat sejak kau bilang kau takut” Katanya sambil memamerkan senyum indahnya

“Yaaa!!!!!!!!! Neo jinjja!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Kataku sambil memukul bahunya

“Arghhh appo.......” katanya meringis

“Ahhh mian, aku terlalu keras ya memukulmu?” Sesalku.

“Yaaaa kalian ini kalau direkam sudah seperti adegan drama saja” Kata J-Hope menginterupsi

Tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka dan aku melihat eomma appa dan oppaku masuk ke dalam.

“Yaaa eomma appa apa yang kalian inginkan?” Tanyaku sambil merentangkan kedua tanganku supaya ia tidak melihat Jungkook

“Kami hanya ingin meminta maaf pada kalian berdua, appa betul-betul marah pada Sehun apa tidak menyangka ia akan menyakitimu sayang, appa merasa sangat bersalah pada Jungkook dan appa ingin merestui hubungan kalian berdua, kalau kalian mengizinkan tentu saja” Kata appa 

“Nde, eomma juga minta maaf, Jungkook-ah, aku minta maaf sudah mengancammu dan eomma minta maaf padamu karena sudah bersikeras akan menjodohkanmu Eunhae-ya”

“Nado, aku minta maaf dongsaeng-ah, aku pikir Sehun betul-betul akan menolong kalian berdua, aku dibodohi olehnya. Aku minta maaf karena sudah membahayakan kalian berdua” Ujar Jinhwan Oppa

“Aku sudah memaafkan kalian semua, asalkan kalian mengizinkanku berpacaran dengan Jungkook dengan damai” kataku tersenyum

“Gomawo sayang! Jungkook bagaimana?” Tanya eommaku

“Ah, tentu saja tuan dan nyonya Kim, aku merasa sangat berterima kasih apabila kalian mengizinkan kami berpacaran” Jawab Jungkook

“Kookie-ya, apa kau akan membuatkan lagu untukku? Ayolah aku dengar sekarang sedang tren kalau namchin membuatkan yeochin-nya lagu. Yayayayayayayayayayaya????” Pintaku dengan aegyoku 

“Bukankah itu terlihat norak?” 

“Aish, kau memang tidak pernah mengerti perasaan wanita, setidaknya menyanyilah untukku” rengekku

“Ah, dengar-dengar suaraku ini sangat mahal Kim Eunhae, dan suaraku sedang serak jadi aku tidak bisa bernyanyi untukmu”

“YAAAAAAAAAAAA JINJJAAAAAAA NAMCHIN MACAM APA ITU!!!!” kataku dengan kesal sambil memasuki sebuah exhibition. Exhibition untuk album terbarunya, kami pun mulai memasuki ruangan itu, terlihat tulisan “Butterfly Dream”.

Aku pun mulai mengamati foto-foto yang tertempel di dinding namun aku merasakan ada kejanggalan dalam foto-foto itu. akupun mulai bingung. Jungkook mengerti tatapanku dan ia meneruskan 

“Hmmm.... lihat lah perlahan-lahan, mulai dari sini” Jungkook menunjuk hasil fotonya dari ujung kiri atas sampai ke kanan bawah. Ya, semua adalah hasil potretan Jungkook, dan yang paling mengejutkan adalah semua adalah foto diriku yang Jungkook foto diam-diam, foto di ujung kiri atas adalah foto saat aku melakukan rehearsal di acara debut stage. Ternyata Jungkook mulai memperhatikanku sejak aku debut. 

“Yaaa, ige mwoya? Apa kau pengagum rahasiaku?” Tanyaku kaget

“Arghhh aku tau kau pasti akan bertanya hal ini bila aku masukkan foto ini, hmmm bisa dikatakan aku sedikit terpesona padamu saat pertama kali kita bertemu” Akunya

“Yaaaa Kookie-yaaaa kenapa tidak ada foto kita bersama?” Kataku setelah puas melihat-lihat hasil jepretannya

“Yaaa kau ini banyak sekali bertanya ya, tidak sabaran sekali” Jungkook pun akhirnya menunjukanku ke arah lain dimana terdapat jepretan foto kami berdua sejak kami mulai bersama.

Kupikir ia tidak pernah menyimpan foto kami. Bahkan fotobox pertama kami ternyata ia scan. 

“Yaaaa hahahahahahahaha kau ingat foto jelek ini? Saat kau meminta es krimku hahahahaha, yaaaa Kookie ini sangat lucu” akupun tak dapat berhenti tertawa melihat foto itu.

“Ya keumanhae, aku hanya memperlihatkan foto ini karena hari ini adalah hari yang spesial bagiku”

“Mwo? Special? Hari ini bukan tanggal 1 September berarti bukan hari ulang tahun kita berdua, hari ini bukan tanggal anniversary kita, hari ini juga eommaku dan eommamu tidak berulang tahun, hari ini juga bukan tanggal anniversary BTS, jadi spesial bagaimana?” Tanyaku bingung

“Karena .............. karena aku ingin kau menonton video ini “ Kata Jungkook menekan tombol play disebuah proyektor 

Kim Eunhae, annyeong! Aaaa, apa yang harus aku katakan? Hmmm aduh pasti akan terasa canggung sekali, hmmm nae ireumeun Jeon Jungkook, lahir di Busan tanggal 1 September 1997,  aku tidak pandai disekolah, aku paling bodoh dalam matematika dan bahasa Inggris, aku pindah ke Seoul untuk mengikuti audisi di BigHit Entertainment karena aku sangat suka menyanyi. Aku akhirnya debut bersama 6 member BTS lainnya. Tekatku adalah untuk membanggakan kedua orangtuaku dan aku tidak ingin berpacaran. Aku benci hal-hal seperti itu karena menurutku itu sangat membuang waktuku. Namun, suatu hari aku melihat seorang wanita yang menarik hatiku, untuk pertama kalinya jantungku berdegup keras begitu ia berjalan melewatiku, diam-diam aku memperhatikannya, ia terlihat seperti gadis yang sangat baik namun eommanya datang dan menamparnya sangat keras. Akupun terlihat seperti pria jahat yang hanya dapat melihatnya tanpa bisa membantunya, aku berkata dalam hatiku kalau aku akan mulai berkenalan padanya bila kami bertemu tanpa sengaja 3 kali. Dewi fortuna menyambutku, kami bertemu kedua kalinya didepan toilet, ia menjatuhkan nametagnya. Lalu pertemuan ketiga kami saat aku menunggu Taetae hyung di mini market tanpa ada yang mengenaliku, namun ternyata ia dengan cepat menghampiriku dan menawariku ramyun instant. 

Kamipun berkenalan dan alangkah terkejutnya kami kalau hari ulang tahun kami sama. Aku tau ia lebih tua 3 tahun dariku, namun aku selalu memandangnya lebih muda dariku karena sikapnya yang seperti anak-anak. Semua berjalan dengan sangat baik sampai akhirnya ia menyatakan bahwa ia tertarik denganku. akupun bingung karena aku tidak pernah menyatakan cinta pada siapapun seserius ini sebelumnya. Hingga akhirnya aku berbohong dan mengatakan bahwa aku menyukainya-hanya menyukainya. Kami setuju untuk mencoba berpacaran, aku merasa aku adalah pacar yang sangat buruk, saat ia senang aku hanya mengucapkan selamat, saat ia sedih aku hanya bisa berkata jangan sedih, saat ia menangis aku hanya diam diujung telefon. Tau mengapa? Karena aku sangat bingung, aku tidak seperti pria lain yang dengan mudah akan melindungi wanita tercintanya. Namun ia selalu percaya padaku, ia tidak pernah mengeluh kalau aku hanya membalas teksnya singkat, kalau aku selalu menggunakan waktuku untuk hal lain. 

Kemudian suatu hari datang sebuah masalah besar menimpa kami, dengan berat hati aku mengatakan aku tidak mencintainya lagi dan aku meminta putus. Lalu aku berbalik berjalan menjauh darinya yang aku tau saat itu ia menangis keras. Aku mulai merasa semua kenyataan hidup sangatlah pahit. Aku mencoba menjalani kehidupanku tanpa gadis itu, apa yang ku dapat? Hidupku 1000x lebih buruk tanpanya. 

Dunia seakan menertawakanku saat ia datang ke acara fanmeetingku. Ia datang bersama dengan pria lain yang aku tau pria itu menyukai gadisku, ia menantangku dengan melingkarkan tangannya di punggung gadis itu, gadis itu tak menyadari bahwa aku memperhatikannya sejak awal, jantungku hampir copot saat aku lihat ia terdorong-dorong oleh fans, aku lihat wajahnya mulai memerah, kesulitan bernapas. Aku sangat takut dan hampir berniat meloncat membawanya pergi dari kerumunan itu, namun saat lagu pertama selesai, aku tak dapat menemukan sosok dirinya. Pulang, aku hanya melamun didorm dan saat kupikir semua orang tertidur aku mulai meluapkan perasaanku, aku tidak mau hyung-hyungku mengkhawatirkanku. 

Namun akhirnya cerita ini berujung happy ending, kami kembali berpacaran dan sekarang pada tanggal 30 November 2015 ini, aku ingin menyanyikanmu sebuah lagu untukmu :

Dont think of anything

Dont say anything, not even a word

Just give me a smile

 

I still cant believe it

All of this seems like a dream

Dont try to dissapear

 

Is it true is it true

You you

You’re so beautiful, that im scared

Untrue untrue

You you you

 

Will you stay by my side

Will you promise me

If i let go of your hand, you’ll fly away and break

Im scared scared scared of that

 

Will you stop time

If this moment passes

As though it hadnt happened

Im scared scared scared i’ll lose you

 

Tiba-tiba video terhenti dan seluruh lampu tertuju pada Jungkook.

“Kim Eunhae, aku takut untuk kehilangan dirimu, aku tidak ingin melepasmu, aku tidak ingin kau menjadi butterfly yang tidak dapat aku gapai, jadi.............. aku ingin ...... *sambil berlutut dan mengeluarkan sebuah kotak serta membuka kotak tersebut* aku ingin kau menikah denganku. maukah kau menikah denganku Kim Eunhae?” Tanyanya penuh harap

Apakah aku sedang bermimpi? Jungkook melamarku???? Aku sangat terkejut sampai sampai aku ingin menangis. Akhirnya tangisku pun pecah

“Yaaa, Kim Eunhae uljimaaaaa, apa kau tidak suka dengan proposalku?” Tanya Jungkook cemas

“Anniya, neo pabo-ya? Aku sangat tersentuh dengan caramu melamarku!” 

“Hmmm kau belum menjawab pertanyaanku, apakah kau mau menikah dan menghabiskan seluruh sisa hidupmu bersama denganku Kim Eunhae?” Tanya Jungkook lagi

“HMM.......................................................................................................

TENTU SAJA JEON JUNGKOOK, AKU MAU MENIKAH DENGANMU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Kataku sambil memeluknya erat.

 

-THE END-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet