The Real Reason We Broke Up

The Real Reason We Broke Up

 

     ... Hal yang telah berlalu. Memikirkan tentang alasan sesungguhnya dari sebuah perpisahan.

-Musim Gugur, Korea. 2015.

 

   "Jongin-ah, putus."

 

      Dan aku terus memikirkan alasannya, karena waktu itu kau hanya berujar tanpa menjelaskan kenapa. Jadi, aku ingin tahu, apakah kau sudah mengetahuinya? Tapi kulihat kau baik-baik saja. Sebaiknya begitu, ini sudah tiga tahun kan? Aku juga semakin memahamimu, namun sayangnya kita sudah semakin menjauh.

 

   "Eun Ri-ya, mian oppa tidak bisa keluar denganmu hari ini, gwaenchana?"

   "Mmm...arra."

 

      Kau tidak akan menyukai sifatku yang seperti ini, aku yakin jika keesokan harinya kau akan marah denganku, tapi nyatanya kau bahkan tidak marah seperti dulu. Entah karena aku yang kurang mengerti bagaimana memperlakukanmu sebagai seorang wanita sekaligus pacarku, atau kau yang menuntut banyak hal padaku. Tapi semakin kita mencoba untuk memahami satu sama lain, semakin kau dan aku bosan. Hingga puncaknya kau mengatakan kalimat itu, lalu pergi, dan keesokan harinya kulihat kau tengah bersama yang lain. Cih, hatiku sungguh terluka kala itu, dan aku menyadari bahwa hanya debaran yang kau inginkan, hanya awal saja kau memandangku. Kau hanya menyukai debaran sesaat yang berdegub di hatimu itu tanpa bisa membedakan apakah itu debaran yang sesungguhnya. Bodoh!

 

 

 

Uriga heeojin jinja iyun eobso

Niga nal saranghaju anhasseul ppun

Dareun iyun eobso

Nal saranghanjeok eobseuk ppun

 

Tidak ada alasan sebenarnya mengapa kita putus

Kau hanya tak mencintaiku

Tak ada alasan lain

Kau tidak pernah mencintaiku

 

-Musim dingin, Seoul. 2015.

 

      Putih, hanya pemandangan salju tebal yang menutupi jalan serta rumah dan bangunan lainnya yang terlihat, ketika kulangkahkan kaki ini keluar dari coffe shop setelah membeli secangkir espresso hangat. Seperti musim dingin yang dingin dan beku, hatiku juga perlahan-lahan membeku, toh sekarang segalanya telah jelas tentang dirimu, masa laluku.

      Aku ingat di dalam coffee shop tadi, kau bertanya alasan sesunhguhnya aku mencintaimu, kau tentu saja tidak tahu. Ya, jika kau tahu kau tidak akan pernah meninggalkanku dengan sangat mudah, seperti dulu.

 

Saeroun sarang kkumeul kkudeon neo

Yeongwonhan sarangeul kkumkudeon na

Baraboneunge neomu dallatdeon neowa na

 

Kau memimpikan cinta yang baru

Aku memimpikan cinta yang abadi

Kau dan aku sangat berbeda dalam memandang cinta

 

      Sekarang cintamu dan cintaku tertulis berbeda, akhir kau dan aku memyisakan hal berbeda. Aku sama sekali tak perlu melupakanmu seperti yang kau coba lakukan, meski kau tidak menyadarinya tapi aku dapat dengan jelas melihatnya dan menangkap arti dari pertemuan kita tadi. Kau menjelaskannya, tapi toh bagaimanapun juga aku yang menjadi pihak ditinggal, ditinggal sendiri di tempat ini. Aku akan bertahan sedikit lebih lama untuk meredam rasa benciku atau untuk mengingat hal tentang kita lalu melupakannya tanpa bekas. Sehingga jika kita bertemu lagi, aku akan menganggapmu sebagai seseorang yang tidak akan pernah menjadi masa depanku.

 

 

 

      Aku terbangun ketika kudengar dering pesan masuk dari ponselku, ini nomor asing kenapa mengirim pesan pada nomorku.

 

From: 010-053-xxx

 

  Jong In -ah, I love you.

 

     Mataku terbelalak melihat pesan masuk itu, hatiku kembali merasakan euforia padahal aku tak tahu siapa pengirimnya tapi aku meyakini, neorul (it's you).

     Pagi ini kulihat kembali senyummu yang hanya untukku, kau terlihat manis dengan rambut ekor kuda serta ponimu itu, meski aku sedikit merasa risih melihatnya. Kita kembali berkencan seperti dulu, lalu ketika sore menjelang aku mengantarmu kembali ke rumahmu sebelum aku kembali pulang. Namun tidak, aku tidak pulang ke rumahku karena temanku mengajak berkumpul untuk latihan di sore hari ini.

 

   "Wohoooo aku menang darimu Jong, sesuai kesepakatan kau harus mentraktir kita makan."

   "Yeah, I know." aku dengan malas menanggapi perkataan dari temanku itu yang memiliki tubuh tinggi bertelinga lebar -Chanyeol, hitung-hitung sekalian merayakan kembalinya aku dengannya -Eun Ri.

 

   "Jong kau tahu tidak, Sehun teman mainmu itu ternyata sudah memiliki kekasih." ini menarik kelihatannya, batinku.

   "Sehun, Oh Sehun?" dan si Park Chanyeol mengangguk-anggukkan kepala layaknya orang idiot.

   "Kau tahu tidak siapa pacarnya? Eun Ri si pendiam itu, kalau kupikir-pikir mereka cocok juga."

 

     Tanganku mengepal memahan emosi yang siap meledak seusai mendengar apa yang Chanyeol ucapkan, kutinggalkan dia di lapangan tanpa peduli protesnya tentang perjanjian tadi.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

 

Nappeun kkumeul kkwosseo

Dasi doraon neoge daai banhan na

Meotdawri doraon neorul tto badajudwon na

 

Aku bermimpi buruk

Bahwa aku jatuh cinta lagi padamu dan kembali padamu

Bahwa aku menerimamu yang datang kembali sesuka hatimu

 

Musim semi, Korea.2013.

 

 

 

 

 

 

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet