An Explanation

Best (Boy)friend

Old memories that could makes us smile

 

Baik Jongin dan Chanyeol sama-sama menatap Ga Eun tidak percaya karena gadis itu berteriak seolah-olah dirinya baru saja melihat penampakan gaib. Jongin tertawa sebelum menyapa Ga Eun.

“Hai Nona Aneh, senang bertemu dengan mu.” Jongin menyapa Ga eun terlebih dahulu. Ga Eun tidak terima disapa oleh Jongin dengan sebutan ‘Nona Aneh’ berjalan cepat dari ruang tengah ke pintu apartemen.

“Apa kau bilang? Nona Aneh? Kau lah Tuan Aneh dengan Percaya Diri yang Sangat Tinggi. Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau bisa tahu alamat apartemen ku? Apa kau peramal? Bukan—apakah kau pencuri? Atau kau adalah seorang yang pandai dalam hal hipnotis? Ya! Apa maksudmu—“

“Wow! Ga Eun-ah! Ada apa dengan mu? Kenapa kau menghantui lelaki tampan ini dengan pertanyaan aneh. Sudahlah kau masak sana.” Chanyeol berhenti mendiamkan Ga Eun yang mulai cerewet. Ga Eun menatap Chanyeol tidak percaya karena sahabatnya tersebut lebih membela lelaki aneh tersebut.

“Jongin-ah, ayo masuk saja, banyak hal yang harus kita bicarakan.” Chanyeol mempersilahkan Jongin masuk ke dalam apartemen Ga Eun. “Terima kasih, Chanyeol hyung.” Jongin memasuki apartemen Ga Eun. Tentunya Jongin berjalan melalui Ga Eun yang menganga tidak percaya dengan apa saja yang baru dilakukan oleh Chanyeol.

“Chanyeol-ah, apa maksud mu—“

Telunjuk Chanyeol mendarat di bibir Ga Eun dan berhasil membuat gadis itu terdiam. “Cerita nanti saja Ga Eun-ah. Aku sangat lapar sekarang, jadi aku mohon kau membuatkan aku sarapan sekarang"

“Tetapi—“

“Tidak ada tetapi Ga Eun-ah, ayolah,” pinta Chanyeol dengan wajah memelas. Tentu saja wajah memelas Chanyeol berhasil meluluhkan perasaan Ga Eun.

“Baiklah, tetapi kau berhutang cerita padaku,” ucap Ga Eun kemudian berlalu meninggalkan Chanyeol di pintu apartemen. Chanyeol tersenyum melihat Ga Eun yang mudah menurut dengannya pagi itu.

Langkah Ga Eun berlalu menuju dapur dan melewati Jongin yang sedang duduk diruang tengah dengan senyumnya yang sumringah. Tetapi yang ada Ga Eun membalas Jongin dengan tatapan sinisnya.

Setelah menutup pintu apartemen Ga Eun, Chanyeol kembali berjalan ke ruang tengah untuk menemui Jongin disana.

“Jongin-ah~ sudah lama kita tidak bertemu, tunggu dulu—, apa kau lapar?” tanya Chanyeol sebelum melanjutkan pembicaraannya.

“Tadinya aku sudah makan, tetapi karena mendengar gadis aneh itu berkicau, aku menjadi lapar lagi,” balas Jongin dengan tangannya yang sibuk mengusap perut.

“Ga Eun-ah, buatkan omelette tiga dan roti tiga. Tamu ku juga kelaparan disini,” teriak Chanyeol dari ruang tengah. Tentunya teriakan Chanyeol tersebut ditangkap oleh pendengaran Ga Eun. Dengan geram, Ga Eun membalas ucapan Chanyeol, “Ya! Kau kira aku siapa? Pembantu mu?”. Tetapi tetap saja Ga Eun membuatkan tiga omelette dan tiga roti bakar mengingat dirinya tidak ingin ada pertengkaran kecil yang akan timbul nantinya.

Chanyeol dan Jongin mendengar suara Ga Eun yang melengking dari dapur hanya bisa tertawa. Bagaimana Ga Eun berteriak dan cara gadis itu membalas ucapan Chanyeol dengan nada menyindir adalah suatu hal yang lucu bagi Chanyeol maupun Jongin.

“Jadi Jongin, sudah berapa lama kau disini? Kau tidak memberitahuku sama sekali? Ya! Apa-apaan kau ini—“

Hyung, kau jangan cerewet dulu! Aku baru saja sampai di Korea 3 minggu yang lalu dan kembali mulai berkuliah 2 minggu yang lalu, selama aku di Korea aku hanya baru bertemu Baekhyun hyung di klub teater Universitas Kyunghee,” jelas Jongin.

“Tunggu dulu—jadi kau sekarang melanjutkan studi mu di Kyunghee? Dan kau tidak memberitahu ku sama sekali?” tanya Chanyeol tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Jongin.

“Aku bahkan belum memberitahu siapapun karena aku ingin memberi kalian kejutan, bahkan saat bertemu Baekhyun hyung di klub teater dengan sulit aku mencoba menutup mulut cerewetnya itu, hingga sekarang kau juga sudah tahu bahwa aku telah berada di Korea. Rencanaku benar-benar gagal,” ucap Jongin tidak lupa memajukan bibirnya.

“Ah! Seperti itu. Jadi sekarang kau melanjutkan studi yang sama dengan ku dan yang lainnya, sengaja tidak memberitahu kami lalu aku dan Baekhyun tahu akan keberadaan mu lalu sekarang kau sudah mendapatkan tempat di klub teater—bukankah ini berarti kau kenal Ga Eun karena kalian satu klub teater?” tanya Chanyeol penasaran setelah mendengar penjelasan Jongin.

“Kau benar hyung, dan tentang pertemuan ku dengan gadis aneh itu.” Jongin berhenti berbicara lalu tertawa kecil. “Gadis itu mengataiku saat hari pertama rekrutasi anggota baru. Disanalah aku mulai tertarik untuk mengetahui gadis tersebut.” Jongin menjelaskan Chanyeol bagaimana pertemuannya dengan Ga Eun.

“Oh, seperti itu rupanya, lalu—apa? Kau tertarik dengan Ga Eun?” Chanyeol terlihat menganga setelah mendengar Jongin tertarik dengan sahabatnya tersebut.

“Pertanyaan mu nanti akan ku jawab, lalu bagaimana dengan mu? Apa hubungan mu dengan gadis aneh tersebut? Semalam kau menjawab ponselnya dan pagi ini kau berada di apartemennya. apa jangan-jangan kalian berdua?” Jongin menyeringai seperti mencurigai hubungan Chanyeol  dengan Ga Eun.

“Jangan-jangan apa? Ya jangan berpikir yang macam-macam!” dengan segera Chanyeol berusaha menjauhkan pikiran Jongin dari hal-hal yang buruk.

“Jadi kau tidak tertarik dengannya? Jujur, awalnya aku tidak hanya tertarik tetapi perasaanku lebih kepada ingin tahu dan ingin dekat dengan gadis aneh tersebut, tetapi mengetahui hyung dekat dengan gadis itu, baiklah, aku akan mundur,” ucap Jongin terdengar pasrah. Tentunya Jongin bukanlah tipe taman pagar tanaman.

“Aku bukannya tidak tertarik, hanya saja…” Chanyeol berhenti berbicara sejenak lalu kembali berkata “Kita bersahabat, sudah lama,” ujar Chanyeol dengan suara yang pelan dan terdengar sedikit ragu.

“Hyung? Serius? Kau hanya bersahabat dengan gadis secantik itu?” tanya Jongin tidak percaya.

“Apa katamu? Bukannya tadi kau menyebutnya dengan gadis aneh?” Chanyeol penasaran dengan pernyataan Jongin yang berubah mengenai Ga Eun.

“Gadis aneh? Benar dia aneh. Sangat aneh. Tetapi keanehan gadis itu lah yang membuatku tertarik dan juga…rindu. Aku tahu jika ini terlalu cepat dan konyol, tetapi—“

“Sarapan sudah siap! Jika ada yang ingin memakannya dipersilakan ke meja makan karena aku bukanlah pembantu,” teriak Ga Eun dari dapur.

“Sarapan sudah siap, ayo kita ke dapur.” Chanyeol mengajak Jongin ke dapur untuk sarapan bersama.

Ga Eun yang sudah sangat lapar tidak menunggu kehadiran Jongin dan Chanyeol di meja makan dan langsung menyantap sarapan yang dia buat tadi. Chanyeol dan Jongin yang sudah berada di dapur langsung mengambil posisi duduk mereka.

“Terlihat sangat istimewa sekali masakanmu, tentu saja ini karena aku lapar,” ujar Chanyeol sebelum menyantap sarapan miliknya.

“Aku akan makan dengan baik,” ucap Jongin sebelum memakan sarapannya.

Tidak perlu memakan waktu yang lama bagi Chanyeol, Ga Eun dan Jongin untuk menyantap sarapan mereka. Ga Eun yang sudah selesai menyantap sarapannya langsung berjalan ke dapur untuk membersihkan piring, disusul dengan Chanyeol kemudian Jongin. Chanyeol awalnya ingin membantu Ga Eun mencuci piring tetapi tidak jadi karena dia merasa mulas.

“Ga Eun-ah, aku ke kamar mandi dulu, Jongin kau tolong Ga Eun ya,” ujar Chanyeol kemudian berlalu meninggalkan Jongin dan Ga Eun.

“Karena kau adalah tamu Chanyeol, kau duduk saja, aku akan membereskan ini semua,” ucap Ga Eun dengan suaranya yang pelan. Senyum membelah di waja Jongin saat mendengar Ga Eun yang mulai melemah terhadapnya.

“Baiklah jika itu mau mu.” Jongin berlalu meninggalkan Ga Eun dan kembali duduk di ruang tengah. Chanyeol yang sudah selesai dengan urusan pencernaannya di kamar mandi pun bergabung dengan Jongin di ruang tengah dan disusul kembali oleh Ga Eun yang sudah selesai dengan cuciannya. Mereka bertiga duduk dan saling diam hingga Ga Eun memberanikan diri untuk menanyakan apa hubungan Chanyeol dengan Jongin, “sebenarnya apa hubungan kalian?” tanya Ga Eun.

Baik Chanyeol dan Jongin menjawab pertanyaan Ga Eun dengan heboh dan sejuta memori mereka tentang persahabatan mereka yang memiliki 10 anggota lainnya. Ga Eun menangkap beberapa informasi mereka adalah teman semenjak SMA, perkenalan mereka yang berbeda satu sama lain, tetapi perbedaan mereka lah yang menghasilkan persahabatan yang solid. Hingga mereka lepas dari masa SMA, disaat itulah mereka mulai berjalan masing-masing, tentunya tidak saling lupa memberi kabar satu sama lain. Tawa yang menyelip diantara cerita mereka berdua hingga cerita harus terhenti karena ponsel Jongin yang berbunyi.

“Oh iya? Dari jasa ekspedisi? Kalian sudah disini? Benar apartemen dengan nomor 2402, baiklah saya akan kesana, terima kasih,” Jongin menutup sambungan telepon yang sangat singkat tersebut.

“Tunggu dulu? Apa maksudmu menyebut apartemen sebelah ku—“

“Benar, aku akan menjadi tetanggamu, kenapa? Menyenangkan bukan? Aku tidak bisa lama-lama lagi, jadi sampai bertemu!” Jongin berlari keluar meninggalkan Chanyeol dan Ga Eun yang terlihat bingung.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pikahbajet #1
Chapter 1: kesian ga eun