One-shot 1 : Fan Meeting

Kumpulan Fanfic/ One-shot/ Scenario : VIXX

      Aku menunjukkan pesan yang dikirimkan ke handphoneku seminggu yang lalu kepada staff yang menjaga pintu masuk kesebuah ruangan pertemuan. Sebuah pesan yang menunjukkan kalau aku berhasil terpilih menjadi 100 orang yang beruntung dan berkesempatan untuk mendapatkan tanda tangan VIXX. Aku tersenyum sambil memasukkan handphoneku kedalam tas. Aku mendapatkan tempat duduk yang cukup strategis, tidak terlalu belakang dan pas dekat tangga menuju panggung. Tas yang aku bawa terasa berat karena berisi album yang akan ditandatangani dan juga beberapa hadiah yang aku bungkus satu persatu untuk idolaku.

Suara musik terdengar mengisi segala ruangan ditempat ini sampai kesudutnya, Aku menarik napas. Tidak ada yang aku kenal diruangan ini, lagipula sepertinya hanya aku saja yang bukan orang Korea di ruangan ini. Aku berniat untuk segera pergi begitu aku mendapatkan tanda tangan mereka. Suara kamera seketika terdengar saling berebut mengambil gambar, para idola masuk dan menaiki panggung. Mereka masuk dari pintu yang berada tepat disebelahku. Aku hanya bisa membelalakan mataku dan menatap mereka satu persatu masuk dan menaiki panggung. Dia muncul!!! Dengan rambut hitam dan kemeja putih serta aroma tubuhnya yang sampai kehidungku membuatku hampir lupa bagaimana caranya menghembuskan napas, karena yang aku lakukan adalah terus menghirup aromanya.

      "Ah! Memalukan!" aku bergumam sambil memukul kepalaku.

      "kwiyowo..."

     Tunggu, aku mendengar seseorang mengatakan sesuatu, aku mengangkat kepalaku dan melihat punggung Ravi yang terlihat naik turun, sepertinya dia sedang tertawa. Apa dia menertawakanku? Aku mengerutkan dahi.

      Enam orang lelaki yang memiliki tinggi 180cm keatas itu berdiri sambil melambaikan tangan mereka memberi salam kepada para 100 fans yang beruntung hari ini. Aku ikut balas lambaian tangan mereka sambil tersenyum. Ha, akhirnya hari yang aku tunggu datang juga. Setelah memberi salam mereka mengadakan sesi tanya jawab, dari 100 fans yang ada mereka mengambil sekitar 10 nomer untuk dipilih. Aku mendapatkan nomer 15. Tapi sayang sampai kartu ke 10 nomerku tidak disebut. Ah, lagipula aku tidak punya pertanyaan untuk mereka. Tujuanku kesinikan hanya untuk mendapatkan tanda tangan mereka. Kataku menghibur diri.

      Pertanyaan yang diajukan beragam, rata-rata mereka bertanya tentang keseharian para member ataupun meminta nasehat kepada member. Lucu, kadang mereka memberi jawaban yang serius, kadang mereka hanya menjawab dengan humor mereka. Aku terus menatap Ravi dari tempat dudukku sambil terus tersenyum. Kadang Ravi melirik kearahku tapi aku pikir dia sedang melihat kearah kamera yang ada didepanku atau yang ada dibelakangku. Tapi aku terus tersenyum kearahnya, paling tidak ini kesempatan bagus karena dia sedang melihat kearah dimana aku berada, kan?

      Aku tak berniat untuk ikut sibuk mengambil foto mereka, karena Handphone yang aku bawa tidak akan menghasilkan gambar yang memuaskan. Sekitar 30 menit melakukan tanya jawab, kini saatnya para staff memanggil urutan nomer untuk mendapatkan tanda tangan mereka. Tanganku mulai bergetar, aku mengecek kembali kado yang akan aku berikan kepada mereka satu persatu. Dilihat dari urutannya berarti aku akan berhadapan dengan Hongbin, Hyuk, Ken, Ravi, Leo, dan N. Aku menaruh kedua tanganku ke pipi berusaha untuk membuatku sedikit tenang. "Ini akan segera berakhir ST☆RLIGHT... tenanglah..." Aku menarik napas beberapa kali sambil menutup mataku.

      "Nomer 10 sampai 20 silahkan berdiri didepan tangga"

      Aku menelan ludahku lalu berdiri dengan 10 orang lainnya. Jantungku berdetak tak karuan tetapi aku berusaha sebisaku untuk tidak tampak ketakutan. Satu persatu naik keatas panggung, aku memegang albumku dan membuka halaman yang menunjukkan foto Hongbin.

      "Halo" Hongbin menyapaku duluan sambil menerima album yang aku bawa, "ST☆RLIGHT?" Dia memanggil namaku setelah melihat kertas yang di cover album terbaru VIXX.

      "Halo" balasku sambil berusaha mencari hadiah untuknya.

      "Kau manis"

      "Ya?" Aku antara tidak percaya dengan ucapannya barusan karena aku sibuk mengambil hadiah untuknya didalam tasku. "oh..oh..." Aku tersenyum malu kepadanya sambil menyerahkan hadiah untuknya.

      "Wah, kau punya lesung pipi juga!" kata hongbin sambil menerima hadiah dariku, tak sengaja tangan kami bersentuhan, "Oh! Tapi aku punya dua..." katanya lagi.

      Untuk beberapa saat kami terdiam masih dengan tangan yang bersentuhan. Aku langsung tertawa dan memegang lesung pipiku sendiri. "Hahaha... iya aku hanya punya satu"

      "Tapi tetap saja manis. Kapan-kapan kita bertemu lagi ya..." katanya.

      "Ah, iya terima kasih..." Aku berpindah kearah Hyuk yang juga sudah siap menunggu hadiah dariku, kedua tangannya ditangkup sambil menatap mataku, Fans yang masih duduk ditempatnya berteriak dan tentu saja tak mau kehilangan momen ini dengan mengambil foto Hyuk.

      "Halo... Aku Nuna fans" kataku sambil memberikan hadiah yang sama seperti yang aku berikan untuk Hongbin.

      "Nuna? Tak tampak seperti nuna..." Goda Hyuk, aku menggaruk kepalaku yang tak gatal sambil menjelaskan pada Hyuk bahwa aku seumuran dengan Hongbin dan Ravi.

      "Ah sungguh? Kalau begitu...ST☆RLIGHT..Nuna?!" katanya sambil menandatangani album yang tadi langsung diberikan oleh Hongbin. "Terima kasih ST☆RLIGHT Nuna, Terima kasih juga hadiahnya..." Hyuk terus tersenyum kearahku sampai aku berdiri didepan Ken.

      "Halo Oppa..." kataku sambil memberikannya hadiah.

     "Oh! Ini tulisannya untuk N..." protes Ken saat melihat hadiah yang aku namai bukan miliknya, aku sedikit panik dan kembali mencari hadiah milik Ken, "Duh...aku biasanya tidak seperti ini" gerutuku. "memangnya kau biasanya seperti apa?" tanya Ken setelah mendapatkan hadiah miliknya. "oh...aku... aku tidak memalukan seperti ini" jawabku sambil menunggu Ken menandatangani albumku. "Mau aku gambarkan berapa hati?" tanya Ken. "Gambarkan aku satu clover" jawabku. "Aku lebih suka clover" jawabku sambil tersenyum. "Baiklah, satu clover keberuntungan buat ST☆RLIGHT" Ken menggambar dengan semangat.

     Hongbin dan Hyuk yang mendengar percakapan kami langsung berkomentar, "Yah! Kenapa tidak bilang? Kan aku juga bisa menggambarkan satu untukmu?!" kata Hongbin yang langsung dibalas dengan anggukan Hyuk. "Sudah...sudah... jangan dengarkan mereka" kata Ken, aku berterima kasih kepadanya lalu pindah kedepan Ravi. Aku sedikit terkejut berada sedekat ini dengan Ravi, sampai membuatku mundur beberapa langkah.

     "A...Anyeonghaseyo..."

    "hahha... kwiyowo..." katanya sambil melihat namaku di cover album. "ST☆RLIGHT?!" Ravi kembali menatapku dengan tatapan yang aku sendiri tidak mengerti. "Namanya keren sekali, hyung" kata Ravi kepada Ken, Ken setuju sambil tersenyum kearahku.

     "Ini...hadiah untukmu..." kataku sambil memberikan bungkusan yang sedikit lebih besar daripada bungkusan hadiah untuk member yang lain. "ada cookie yang aku buat, kau bisa membaginya dengan member yang lain" kataku. "lalu, karena ini mungkin pertemuan pertama dan terakhir kita, aku juga ingin mengatakan kalau aku ingin sekali menikah dengan orang sepertimu, aku suka dengan orang yang punya dunianya sendiri dan sepertinya kau juga tipikal orang yang tidak akan terlalu ikut campur dengan dunia pasanganmu... wahh... aku benar benar menyukaimu..." aku akhirnya mengakhiri ungkapan perasaanku yang memalukan ini dan diakhiri dengan mengucapkan terima kasih padanya.

     "Mwoya..." Ravi menahan tanganku ketika aku hendak pindah kedepan Leo. "Kenapa bisa bilang ini pertemuan pertama dan terakhir??" entah kenapa suasana menjadi sepi, fans lain yang tadinya sibuk mengambil gambar tiba-tiba berhenti melihat perlakuan Ravi. "Jangan bilang begitu... Kita pasti akan bertemu lagi..." Ravi sadar dia sedang berada didepan banyak fans. "Kita bisa bertemu lagi kalau kau datang ke konser kami atau kau bisa datang keacara musik bersama fans yang lain... jangan bilang ini adalah pertemuan pertama dan terakhir... kau membuatku sedih" Setelah Ravi menyelesaikan kalimatnya suara kamera kembali terdengar dan dia perlahan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku.

     "Iya, maafkan aku..." kataku sambil beralih kearah Leo yang sudah menungguku. Leo tersenyum lalu mengusap kepalaku. "Jangan pernah berkata seperti itu lagi ya..." aku hanya mengangguk sambil memberikan hadiah untuk Leo. "Oppa... ini..." Leo menerima hadiah dariku sambil tersenyum. "Terima kasih, ST☆RLIGHT..."

     Ketika aku berpindah kearah N dan mengangkat kepalaku untuk menatapnya, N sudah duluan menatapku sambil tersenyum.

    "Anyeong, ST☆RLIGHT" katanya sambil menangkup tangannya menunggu hadiah dariku. "Hadiah untukku mana..." katanya, aku tak bisa menahan senyumanku lalu menggelengkan kepalaku sambil mengambil hadiah untuknya. Saat mengambil hadiah didalam tas, tak sengaja bolpenku terjatuh dan membuatku langsung membungkuk untuk mengambil bolpen.

     "Aigoo...aigoo... apa itu yang jatuh?" tanya N.

     Aku menertawai kebodohanku sambil kembali berdiri. "Bolpenku jatuh" kataku lalu memberikan hadiah padanya. Tangan kami yang berdekatan membuat N terkejut. "Omo! Wah...wah..." katanya membuatku bingung. "Aku suka warna kulitmu, ST☆RLIGHT!" katanya bangga. "Oppa merasa tak sendirian..." katanya membuat moodku kembali lagi.

     "Tuk"

     Leo memukul kepala N dengan botol minum yang sudah kosong. "Ya! Apa salahku?" tanya N kesal.

     "Turunlah" Leo menyuruhku untuk turun dan kembali duduk, Aku mengangguk paham lalu berterima kasih kepada N setelah memasukkan album VIXX kedalam tasku.

    "YA!!YA!! Kau mau kemana!!!" N berteriak membuat semua fans kembali tertawa. Aku buru-buru kembali ketempat dudukku dan menghembuskan napas, 5 menit yang terasa sangat panjang! Batinku sambil melihat kearah layar handphone. Oh! Aku harus pergi sekarang. Aku memeriksa kembali barang bawaanku memastikan tak ada yang tertinggal, kemudian aku berdiri dan berjalan kearah pintu keluar yang berada agak jauh dari tempat dudukku.

    "Ya! Ya! ST☆RLIGHT kau mau kemana?!"

     Aku berhenti berjalan lalu berbalik kearah panggung, menatap N yang sedang memegang mic sambil menatap kearahku, "A...Aku harus pergi... Aku lapar..." Jawaban yang genius ST☆RLIGHT! Umpatku. "Tapikan ini belum selesai... apa kau akan melewatkan acara foto bersama kami?"

    Aku terus diam berdiri, "belum boleh keluar ya?" aku bertanya kepada salah satu fans yang ada didepanku. Mereka hanya menggelengkan kepalanya tidak tahu. Akhirnya aku kembali ketempat dudukku sambil berusaha mencari sesuatu untuk dimakan, untung aku masih mempunyai sebungkus twix. Aku memakannya dalam diam sambil menatap kearah Ravi yang sibuk menandatangani album dan N yang terlihat senang aku kembali duduk ditempat semula.

    "Apa kau kenal dekat dengan Hakyeon Oppa?"

     Salah seorang fans yang duduk disebelahku mengajakku berbicara.

     "Tidak... Aku tidak dekat dengan siapa-siapa... aku juga sama kok hanya seorang fans" jawabku.

     "Johgetta... dia memanggilmu..." katanya, "VIXX Oppa deul sangat baik ya?"

     "Hahaha...iya..."

    Aku senang karena fans yang lain tidak menganggapku sebagai attention seeker seperti apa yang aku takutkan. Selama duduk menunggu acara selesai aku berkenalan dengan beberapa fans lainnya. Mereka semua ramah kepadaku. Mereka sempat bilang kalau mereka iri denganku, hanya sampai disitu saja. Tidak lebih.

     Satu jam terasa sangat cepat karena aku punya beberapa teman untuk berbagi cerita, Setelah VIXX selesai menandatangani album mereka, meja yang ada didepan dipindahkan lalu mereka semua berdiri membelakangi fans. "Kita foto sama-sama ya!!" kata Ken setengah berteriak. "ST☆RLIGHT jangan kabur! ST☆RLIGHT jangan kabur!" godanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku malu.

     Semuanya tampak berjalan sempurna, VIXX, para starlight dan rencanaku. Aku berjalan keluar dari ruangan bersama teman baruku sesaat setelah VIXX berpamitan dan pergi lewat pintu yang berbeda dari pintu ketika mereka masuk tadi.

    "Terima kasih ya untuk hari ini" Kataku kepada teman-teman baruku, kami berpisah di depan stasiun karena aku harus naik bus untuk pulang. Mereka mengangguk lalu melambaikan tangan kearahku sampai mereka masuk kedalam stasiun. Kini aku yang sendirian hanya bisa tersenyum menyadari betapa beruntungnya aku.

"Sepertinya benar, sekali kau masuk fandom ini, kau tak akan pernah menemukan pintu keluar..."

FIN.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hayan_cheonsa
#1
Chapter 1: Wahh, good story. Pas bnget buat q yg lagi blajar hangul... makasih ya, fighting..!!